BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari hari (Depkes, 2013).

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman pada perianus dan inkontinensia

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sehat dalam keperawatan anak adalah keadaan kesejahteraan yang optimal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dari spesimen-spesimen yang diperiksa. Petugas laboratorium merupakan orang

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada dewasa, konsistensi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Kepada Yth: Bapak/Ibu / Saudara(i) Responden di SDN Sungai Bahadangan Kecamatan Banjang Kabupaten HSU.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

Keywords: hand washing demonstration, elementary school students, the incidence of illness.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Kemampuan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup Bersih Sehat (PHBS), saat ini telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lakukan seringkali dekat dengan kuman-kuman yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. kadang-kadang mengakibatkan kematian pada pasien dan kerugian keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Wujud

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu mengharapkan kebaikan, kehidupan yang layak, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya Co Ass ( mahasiswa program pendidikan profesi dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usia prasekolah antaralain mengenal warna, mengenal angka

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam upaya menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat kita tinggal dan berinteraksi, kesehatan bisa diperoleh dengan pola hidup bersih dan sehat, salah satunya adalah menjaga kesehatan diri dengan cara menjaga kebersihan tangan. Dimana mencuci tangan yang baik dan benar adalah salah satu cara mencegah penyebaran penyakit (Departemen Kesehatan Republik Indonesia/Depkes RI, 2010 dalam Zulaicha, 2013). Menurut Hidayat (2005 dalam Mirjal, 2010) Mencuci tangan adalah teknik yang mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit. Perilaku tersebut tentunya berpengaruh besar bagi kesehatan anak yang bisa menyebabkan anak mudah terserang penyakit seperti diare. Oleh karena itu, cuci tangan sangatlah perlu diterapkan bagi anak, khususnya anak usia sekolah, karena cuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan penyakit (Depkes RI, 2010 dalam Zulaicha, 2013). Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam 1

2 melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan (Thota, 2007). Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga (Suraptini, 2008). Anak sekolah menurut definisi WHO/World Health Organization (2007) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun (Santrock, 2008). Berdasarkan kajian WHO (2010), cuci tangan menggunakan sabun dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 47% (Darmiatun, 2008 dalam Sari, 2011). Mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pneumonia hingga lebih dari (50%). Berbagai macam jenis penyakit yang dapat timbul terkait kebiasaan tidak cuci tangan yaitu diare, infeksi saluran pernapasan, Flu Burung (H1N1), dan cacingan (Depkes RI, 2010 dalam Sari, 2011). Menurut WHO (2010), 100 ribu anak Indonesia meninggal setiap tahunnya karena diare. Data yang dirilis oleh Riset Kesehatan dasar/riskedas (2007) menyebutkan diare termasuk salah satu dari dua penyebab kematian terbanyak pada anak-anak usia 4-11 tahun sebanyak (25,5%). Sebanyak 40 hingga (60%) diare pada anak terjadi akibat rotavirus. Biasanya virus masuk mulut melalui tangan yang terkontaminasi kotoran akibat tidak mencuci tangan.

3 Penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2009) menyatakan bahwa faktor motivasi dan perbaikan lingkungan akan perilaku mencuci tangan belum dilakukan. Budiman (2009) juga menyatakan bahwa sehat berkaitan dengan lingkungan sekitar dimana seseorang hidup, pola hidup sehari-hari, dan kebiasaan menjaga kebersihan diri. Menjaga kebersihan tangan merupakan pertahanan awal menjaga kebersihan diri. Upaya untuk menjaga kebersihan tangan salah satunya yaitu dengan mencuci tangan (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Mencuci tangan dengan sabun telah terbukti secara ilmiah untuk mencegah penyebaran penyakitpenyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) (Depkes RI, 2010 dalam Zulaicha, 2013). United Nations Children's Fund/UNICEF (2010), menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan (50%) insiden avian influenza (Depkes RI, 2010 dalam Putri Intan, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Monica (2013), departemen infeksi dan penyakit tropis di London, Inggris, dan menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menekan angka kematian akibat penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan akut hingga (42-47%), dan hal tersebut juga memperkirakan bahwa dengan mencuci tangan dapat mencegah 1 juta kematian anak di seluruh dunia (Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia, 2007). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, secara nasional menunjukkan bahwa sebesar 71,1% penduduk usia 10 tahun keatas mencuci tangan sesuai dengan prosedur mencuci tangan yang benar. Provinsi yang mempunyai presentase tertinggi dalam perilaku higienis adalah DKI Jakarta

4 yaitu sebesar (98,6%), sedangkan provinsi yang presentasenya paling rendah adalah Sumatera Barat (8,4%), Sumatera Utara (14,5%) dan Riau (14,6%). Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sangat penting dalam pencegahan penularan kuman penyebab penyakit diare yang diakibatkan karena tidak mencuci tangan dengan baik dan benar (Darmiatun, 2008 dalam Sari, 2011). Retno (2013), mengatakan bahwa perilaku hidup sehat yang sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan pribadi dan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat, berdasarkan fenomena yang ada terlihat bahwa anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan tidak patuh dan kurang memperhatikan perlunya mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan sekolah, mereka biasanya langsung makanmakanan yang mereka beli di sekitar sekolah tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, padahal perilaku tersebut tentunya berpengaruh dan dapat menimbulkan terjadinya penyakit diare, Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam pencegahan penyakit infeksi (Luby, 2013). Salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat belum berjalan dengan baik bisa dilihat pada tingkat kematian dan banyaknya penyebab penyakit yang berkaitan dengan air. Setiap rumah memiliki sabun, namun partisipasi cuci tangan pakai sabun sebelum beraktivitas masih sangat rendah (Depkes RI, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2007), menunjukkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat mencegah infeksi cacingan, jika tidak mencuci tangan, hal ini dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata,

5 hidung atau mulut, Selain itu juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk common cold, flu, dan diare, Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait infeksi Salmonella dan E.coli (Lestari, 2008). Selain itu Saptiningsih (2013), telah melakukan penelitian di SD Negeri Padalarang, dari penelitian tersebut didapatkan bahwa di SD Negeri Padalarang belum diterapkan pendidikan kesehatan tentang kebiasaan mencuci tangan dengan baik dan benar, serta ditemukan 3 dari 15 anak mengungkapkan tidak mencuci tangan karena sering lupa, kemudian 2 anak mengatakan patuh dalam mencuci tangan sebelum makan dan sesudah bermain, dan sisanya 10 anak mengatakan malas dan tidak biasa mencuci tangan sebelum dan sesudah bermain. Masalah-masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan, kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebiasaan mencuci tangan, mencuci tangan merupakan cara murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular, namun hingga saat ini kebiasaan tersebut seringkali dianggap remeh (Sari, 2011). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah..

6 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan penelitian yang timbul adalah bagaimana kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan setelah dilakukan edukasi? 4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Mencuci Tangan Setelah Dilakukan Edukasi di SD Negeri 153074 Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah. 5. Manfaat Penelitian 5.1. Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi ilmu keperawatan tentang Kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan dan dapat dijadikan sebagai bukti dasar yang dipergunakan dalam pembelajaran keperawatan.

7 5.2. Bagi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat membantu anak usia sekolah dalam meningkatkan kebiasaan mencuci tangan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengetahuan yang terkait tentang Kemampuan anak usia sekolah dalam mencuci tangan. 5.3. Bagi Penelitian Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data awal dan dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.