BAB III METODE PENELITIAN. keadaan secara objektif (Setiadi, 2013). Deskripsi peristiwa dilakukan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran atau

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus. Menurut shields; Rangarajan (2013) didalam (Sinambela, 2014)

BAB III METODE STUDI KASUS. awal suatu penelitian. Setiap penelitian empiris sekurang-kurangnya memiliki

BAB 3 METODE PENELITIAN. deskriptif studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE STUDI KASUS. Metode penelitian deskripti adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi.penelitian deskriptif merupakan salah satu desain penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus deskripsi. Studi kasus deskriptif merupakan penelitian yang

JUDUL PENELITIAN SKRIPSI. Oleh ALKHALIFAAMIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian meliputi desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, identifikasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. untuk melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian yang meneliti

BAB III METODE STUDI KASUS. secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi

BAB III METODE STUDI KASUS. jumlah variable yang diteliti sangat luas (Nursalam, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam. sahih, objektif, akurat serta hemat (Setiadi, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan (data kesimpulan-kesimpulan yang akan dihasikan ) dan pernyataan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. dan dianalisa mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan kasusnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi pada mahasiswa FKIK UMY angkatan yang berjumlah 499 mahasiswa.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif. Studi kasus ini dilakukan dengan cara meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada. Fenomena

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB 3 METODE STUDI KASUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian. yang di gunakan untuk meneliti responden dengan jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Design penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2011).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

BAB III METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untik. mencapai tujuan tersebut ( Setiadi, 2013 ).

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. planning dan pelaksanaan edukasi oleh perawat pada. pasien diabetes mellitus di RSUD Kota Salatiga.

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2013). Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. (Nursalam, 2008). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal di sini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif (Notoatmodjo, 2010). Jenis studi kasus yang digunakan adalah studi kasus observasional yaitu studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan melihat, mengamati, mendengar, dan mencatat yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini peneliti mendiskripsikan mengenai peran keluarga dalam mencegah kekambuan pada pasien skizofrenia. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah orang yang diteliti baik sebagai individu atau keluarga yang diamati secara mendalam, yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini menggunakan 2 keluarga sebagai subyek dalam penelitian atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian (Arikunto, 2006). Pada kasus ini, kriteria subyek penelitian adalah: 1. orang tua, anak dan/atau saudara yang tinggal serumah dengan salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sekurang-kurangnya satu bulan. 2. Usia minimal anggota keluarga 20 tahun. 3. Mempunyai anggota keluarga yang pernah dirawat di rumah sakit jiwa. 4. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent. 5. Dapat berkomunikasi dengan baik. 6. Kooperatif. 3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang di gunakan sebagai ciri, sifat dan ukuran yang di miliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian ini adalah peran serta keluarga

untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada klien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Rampal Celaket Kota Malang denga sub variabelnya adalah 1. Peran keluarga dalam perawatan klien di rumah 2. Peran keluarga dalam pemberian obat 3. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah pasien di wilayah kerja puskesmas Rampal Celaket Kota Malang yang berada di daerah Malang Raya (home visite) pada 13 Maret s/d 18 April 2017. 3.5 Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena Hidayat (2007). Menurut Wasis (2008) definisi operasional adalah suatu definisi dimana variabel peneliti yang semula bersifat abstrak menjadi operasional sehingga memudahkan dalam pengukuran. Menurut Setiadi (2013) definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

Tabel 3.5 No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil 1. Independen Peran Keluarga Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan pada klien skizofrenia meliputi: 1. Peran keluarga dalam perawatan klien 2. Peran keluarga dalam pemberian obat Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan 1. Peran keluarga dalam merawat klien 1) Makan dan Minum a. Mengingatkan makan dan minum b. Membantu (melatih kemandirian) untuk makan dan minum 2) Personal Hygiene a. Keluarga mengingatkan penderita untuk mandi dan berganti pakaian b. Keluarga membantu penderita untuk mandi dan berganti pakaian 3) Aktivitas a. Keluarga memberikan tanggung jawab tugas ringan kepada penderita b. Keluarga mengawasi dan memotivasi penderita untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat 4) Istirahat tidur a. Mengingatkan waktu tidur penderita 5) Keagamaan a. Keluarga membimbing penderita agar dekat dengan tuhannya 2. Peran keluarga dalam pemberian obat a. Mengenal dan memahami obat psikofarmaka Wawancara & observasi Dengan kriteria 1. Baik bila 8 benar 2. Cukup bila 5-7 benar 3. Kurang bila 1-3 benar

b. Mengingatkan/memotivasi untuk minum obat c. Membantu penderita untuk minum obat d. Memberikan obat dengan menggunakan prinsip 5 benar 3. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan a. Kepatuhan keluarga dalam memeriksakan klien di fasilitas kesehatan yang ada b. Keluarga melibatkan klien dalam kegiatan sehari-harinya

3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data (Notoatmodjo, 2010). Peneliti menggunakan instrumen wawancara terstruktur yaitu suatu kontrol pembicaraan sesuai dengan isi yang diinginkan peneliti. (Nursalam, 2009). Penelitian ini mengggunakan instrumen pedoman wawancara dan lembar observasi berupa checklist. Wawancara mendalam (in-depth interview)adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo, 2006). Jenis wawancara ini umumnya dibuat semiterstruktur sehingga akan terdapat interaksi antara pewawancara dan partisipan. Penggunaan metode ini bertujuan agar responden mampu memberikan pendapat-pendapat serta pengalaman-pengalaman responden secara keseluruhan (West & Turner, 2008). Wawancara dilakukan satu kali pada responden dan dilakukan sekitar 30 menit. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai aspek peran yaitu: 1) Peran keluarga dalam perawatan pasien dirumah 2) Peran keluarga dalam pemberian obat 3) Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan Observasi atau pengamatan merupakan prosedur yang terencana dan terstruktur meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas 46

47 tertentu atau situasi tertentu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Observasi dilakukan secara terstruktur, yaitu cara pengamatan dimana peneliti sudah mendefinisikan apa yang akan diamati melalui perencanaan yang matang (Nursalam, 2008). Dalam mengambil data peneliti menggunakan jenis pengamatan observasi partisipatif, yaitu pengamat ikut dalam seluruh aktivitas dan mengamati tingkah laku yang akan timbul (Nursalam, 2008). Observasi dilakukan sebanyak 8 kali observasi dalam waktu kurun 4 minggu. Setiap minggu dilakukan 2 kali observasi dengan setiap kali observasi membutuhkan 15-20 menit. Subjek penelitian tersebut sebelumnya sudah diberikan informasi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dan tidak boleh mengetahui bahwa orang tersebut merupakan observer. Aspek yang diobsevasi adalah peran keluarga dalam mencegah kekambuhan penderita dengan menjalankan fungsi: 1) Peran keluarga dalam perawatan pasien dirumah 2) Peran keluarga dalam pemberian obat 3) Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan Instrumen penelitian disusun oleh peneliti disesuaikan dengan aspek peran keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia pasca hospitalisasi. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan

48 data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner, observasi, wawancara, atau gabungan dari ketiganya (Hidayat, 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: 1. Peneliti meminta surat ijin penelitian kepada Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang ditujukan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Malang. 2. Peneliti mendapatkan ijin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Malang. 3. Peneliti mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. 4. Peneliti mendapatkan ijin di wilayah kerja Puskesmas Rampal Celaket Kota Malang. 5. Peneliti meminta data klien gangguan jiwa di Puskesmas Rampal Celaket untuk mencari subjek penelitian sesuai dengan kriteriayang sudah ditentukan. 6. Peneliti memilih 2 responden penelitian dengan melihat data yang memenuhi kriteria dan dibantu oleh salah satu penanggung jawab klien gangguan jiwa yang berada di Puskesmas Rampal Celaket. 7. Peneliti melakukan kunjungan kerumah responden penelitian dan memberikan penjelasan tentang tujuan,teknik pelaksanaan, kerahasiaan data, maanfaat dari penelitian yang dilakukan kepada subyek. 8. Setelah mendapatkan penjelasan dan responden menyetujui, maka selanjutnya responden menandatangani informed consent sebagai bukti persetujuan sebagai responden.

49 9. Peneliti melakukan kontrak waktu dan perjanjian kepada responden. 10. Melakukan kunjungan kerumah responden dan melakukan wawancara untuk mendapatkan data umum mengenai perawatan klien Skizofrenia yang di derita oleh salah satu anggota keluarga. 11. Setelah itu peneliti melakukan penyuluhan tentang peran keluarga dalam mencegah kekambuhan skizofrenia. 12. Peneliti melakukan observasi peran keluarga dalam perawatan pasien dirumah, peran keluarga dalam pemberian obat, peran keluarga dalam mencegah kekambuhan. 13. Pelaksanaan observasi dilakukan 8 kali dalam waktu kurun 4 minggu. Setiap minggu dilakukan 2 kali observasi dengan setiap 1 kali observasi membutuhkan 15-20 menit. Untuk hasil observasi peran keluarga dalam perawatan klien dirumah, peran keluarga dalam pemberian obat, peran keluarga dalam pencegahan kekambuhan. 14. Setelah selesai peneliti mengelola data yang telah didapatkan dari subyek tersebut dalam bentuk grafik dan diagram, yang disajikan dalam textular (kata atau uraian kalimat) secara naratif. 3.8Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 3.8.1 Pengolahan Data Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

50 penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengolaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-statistik, yaitu pengolahan data dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan melalui cara induktif yaitu pengambilan kesimpulan umum berdasarkan hasil wawancara (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara mendalam dan lembar observasi. Berikut adalah cara pengolahan data: 1. Pengolahan data untuk hasil wawancara Data yang diperoleh dari wawancara berupa teks narasi dari hasil pertanyaan terbuka kepada responden. Terdapat tiga aspek peran yang diteliti menggunakan metode wawancara. Pada dua aspek peran yang diambil datanya menggunakan metode wawancara juga diambil dengan metode observasi. Hal ini dilakukanuntuk mengetahui apakah keluarga benar-benar melaksanakan peran sesuai dengan yang dilakukan ketika wawancara. Jika terdapat perbedaan antara hasil wawancara dan observasi maka peneliti akan mengambil hasil dari metode observasi. Untuk aspek peran yang hanya dilakukan wawancara, untuk pengolahan data langsung dinarasikan. 2. Pengolahan data untuk hasil observasi Pada lembar observasi terdapat beberapa kriteria peran keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia pasca hospitalisasi yang dapat diamati secara langsung. Berikut adalah penilaian dan interpretasi dari lembar observasi.

51 1) Bila keluarga melakukan peran yang sesuai dengan kriteria peran yang terdapat pada lembar observasi, berarti mencentang kolom iya 2) Bila keluarga melakukan peran yang tidak sesuai dengan kriteria peran yang terdapat pada lembar observasi, berarti mencentang kolom tidak 3.8.2 Analisa Data Analisa data merupakan suatu intepretasi data untuk memperoleh makna dari data hasil penelitian yang tidak hanya dengan cara menjelaskan hasil penelitian namun juga menginferensi atau menggeneralisasi data penelitian untuk dapat memberikan kontribusi dan pengembangan keilmuan (Notoatmodjo, 2010). Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis secara induktif dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari data yang telah dikelompokkan. Data diperoleh dari wawancara tertutup dan terbuka, hasil wawancara disajikan dalam bentuk tabel dan teks/narasi. Data yang disajikan dalam bentuk teks/narasi dijelaskan secara rinci disetiap paragraf yang ditulis, sedangkan data yang disajikan dalam bentuk tabel di catat dalam lembar observasi selama intervensi. Aspek yang ada dimasing-masing peran keluarga dalam mencegah kekambuhan pada pasien skizofrenia meliputi: 1. Peran keluarga dalam perawatan 2. Peran keluarga dalam pemberian obat 3. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan 3.9 Penyajian Data

52 Penyajian data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Teknik ini menggunakan proses berfikir induktif, yaitu dalam pengujian hipotesis-hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian ditarik kesimpulan. Proses berpikir ini dimulai dari keputusan-keputusan khusus (data yang terkumpul) kemudian diambil kesimpulan secara umum. Hasil pengumpulan data baik wawancara atau observasi disajikan dalam bentuk diskriptif atau narasi (Notoatmodjo, 2005). 3.10 Etika Penelitian Prinsip etik secara umum menurut Nursalam (2008) adalah dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bagian, diantaranya prinsip mafaat, prinsip menghargai hak subjek dan prinsip keadilan. 1. Prinsip manfaat Pada prinsip manfaat peneliti perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Bebas dari penderita, yaitu pelaksanaan penelitian tidak boleh mengakibatkan penderitaan kepada subjek khususnya jika memberikan tindakan khusus. 2) Bebas dari eksploitasi, yaitu peneliti harus mampu meyakinkan kepada subjek penelitian bahwa keikutsertaan dan informasi yag diberikan tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun. 3) Risiko, yaitu peneliti perlu mempertimbangkan segala kemungkinan (resiko) yang akan timbul dan dapat berakibat negatif pada subjek dalam setiap tindakan. 2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

53 1) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination), yaitu subjek penelitian berhak untuk memaksakan keikutsertaannya dalam penelitian ini. Peneliti tidak boleh memaksa kehendaknya jika seseorang tidak mau menjadi subjek penelitian. 2) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full disclosure), yaitu peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika terjadi suatu hal pada subjek penelitian. 3) Informed consent, yaitu berupa lembaran persetujuan yang diberikan kepada subjek penelitian. Tujuan diberikan Informed consent adalah agar subjek mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian. Jika responden menyetujui maka dia harus menandatangani lembar tersebut dan apabila dalam proses penelitian subjek penelitian merasa diragukan maka subjek berhak menolak dilakuka penelitian pada diri sendiri. 3. Prinsip keadilan(right to justice) 1) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment), yaitu subjek harus diperlakukan secara adil dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. 2) Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy), yaitu subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa identitas atau informasi yag diberikan tidak boleh dipublikasikan sehingga perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality) 4) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full disclosure), yaitu peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika terjadi suatu hal pada subjek penelitian.

54 5) Informed consent, yaitu berupa lembaran persetujuan yang diberikan kepada subjek penelitian. Tujuan diberikan Informed consent adalah agar subjek mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian. Jika responden menyetujui maka dia harus menandatangani lembar tersebut dan apabila dalam proses penelitian subjek penelitian merasa diragukan maka subjek berhak menolak dilakuka penelitian pada diri sendiri.