BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin serta menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

SOSOK GURU IMPARTIALITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah. para siswa yang memiliki kecenderungan untuk meniru.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagaimana dinyatakan pada pasal 1 Undang-Undang No. 20/2003. tentang Sistem pendidikan Nasional, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia mendapat perhatian yang khusus oleh pemerintah. Begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, sehingga pemerintah berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam bidang pendidikan. Undang-Undang RI No 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang maha esa serta bertanggung jawab. 1 Dalam upaya pencapaian tujuan Nasional tersebut seorang guru dituntut mempunyai kompetensi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik. Undang-Undang R.I No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 menyebutkan bahwa Pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu kompetensi itu adalah kompetensi Kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta 1 Undang-Undang RI, Sistem Pendidikan Nasioal, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 8 1

2 didik. 2 Dengan kompetensi kepribadian guru diharapkan menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Tanpa bermaksud mengabaikan salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, kompetensi kepribadian kiranya harus mendapatkan perhatian yang lebih. Sebab, kompetensi ini akan berkaitan dengan idealisme dan kemampuan untuk dapat memahami dirinya sendiri dalam kapasitas sebagai pendidik. Mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi: 1. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial, bangga sebagai pendidik dan konsisten dalam bersikap dan bertindak. 2. Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja. 3. Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. 4. Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. 5. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 3 2 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, (Jakarta:Asa Mandiri, 2006) cet. ke- 1, h. 7 1:31:42. 3 Sudrajat,http://kimia.upi.edu/isiberita.php?kode=15%20May%202007,%20Pukul%201

3 Esensi kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang dimilikinya. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apa pun jenis mata pelajarannya. Oleh karena itu, dalam beberapa kasus tidak jarang seorang guru yang mempunyai kemampuan mumpuni secara pedagogis dan profesional dalam mata pelajaran yang diajarkannya, tetapi implementasinya dalam pembelajaran kurang optimal. Hal ini boleh jadi disebabkan tidak terbangunnya jembatan hati antara pribadi guru yang bersangkutan sebagai pendidik dan siswanya, baik di kelas maupun di luar kelas. Upaya pemerintah meningkatkan kemampuan pedagogis dan profesional guru banyak dilakukan, baik melalui pelatihan, workshop, maupun pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Akan tetapi, hal tersebut kurang menyentuh peningkatan kompetensi kepribadian guru. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan anak didik. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik

4 maupun masyarakat. Sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu(ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru(dicontoh sikap dan perilakunya). Menurut Zakiyah Darajat yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa: Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma nawi) sukar dilihat atau diketahui, secara nyata yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segi dan asfek kehidupan. Misalnya dalam tindakan, ucapan, cara bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan baik yang ringan maupun yang berat. 4 Sikap guru dalam menghadapi segala persoalan, baik dengan anak didik, rekan kerja, kepala sekolah, dan sekolah itu sendiri akan dilihat, diamati, dan dinilai pula oleh anak didik. Sikap pilih kasih terhadap anak didik adalah yang paling cepat dirasakan oleh anak didik, karena semua anak mengharapkan perhatian, dan kasih sayang gurunya. Bila guru mengajarkan suatu pelajaran, ia tidak hanya mengutamakan pelajaran tersebut, tetapi juga harus memperhatikan peserta didik itu sebagai manusia yang harus dikembangkan pribadinya. 5 Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan komulatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 39-40 5 S. Nasotion, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-IV, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 119

5 Menurut Oemar Hamalik mengatakan bahwa: Para siswa menyerap sikap-sikap gurunya merefleksikan perasaan, menyerapkan keyakinan, meniru tingkah laku dan mengutip perkataanperkataannya. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi dan hasrat belajar yang terus menerus itu semuanya bersumber dari kepribadian guru. 6 Jadi betapa besarnya pengaruh kepribadian seorang guru itu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nahl ayat 125 yang berbunyi: Dari ayat tersebut, setidaknya ada gambaran tentang pentingnya seorang guru memiliki kepribadian, terutama dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didik. Disamping kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru, faktor peranan guru juga sangat mempengaruhi keberhasilan siswa. Peranan guru dalam pendidikan sangat penting, oleh karenanya guru harus sadar bahwa ia mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. 7 Sebagai seorang guru hendaklah menganggap tugasnya sebagai tugas 1992), h. 35 6 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, cet. Ke-I, (Bandung: CV. Sinar Baru, 7 Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, cet. Ke II, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1998), h. 135

6 kemanusiaan, bukan untuk menjadi pegawai negeri saja atau mencari keuntungan lainnya, melainkan adalah untuk mengabdi dan menolong terhadap perkembangan anak didik. Seorang guru merupakan contoh ideal dalam pandangan anak didik yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru, disadari atau tidak bahkan keteladanan itu akan melekat pada dirinya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, indrawi maupun spiritual, karenanya kepribadian merupakan faktor penentu baik buruknya anak didik. Jika seorang pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia dan tidak berbuat maksiat maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dengan sifat-sifat mulia. Sebaliknya jika pendidik seorang pendusta, bakhil dan sebagainya, maka kemungkinan besar pula anak akan tumbuh dengan sifat-sifat tercela itu. Berdasarkan uraian di atas dan juga penjajakan awal penulis di MTsN Anjir Muara KM. 20 yang memang banyak diminati oleh masyarakat untuk sekolah anak mereka. Di samping itu sebagian besar dari guru-guru Pendidikan Agama Islam itu mempunyai kemampuan dan pengalaman yang memadai. Namun apakah mereka mampu menampilkan sosok pribadi yang menjadi panutan dan idola bagi anak didik disaat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini. Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan meneliti secara jelas tentang bagaimana kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam bentuk skripsi yang berjudul KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

7 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ANJIR MUARA KM. 20 KABUPATEN BARITO KUALA. B. Definisi Operasional 1. Kompetensi kepribadian. Dalam Kamus Ilmiyah Populer kompetensi artinya adalah kemampuan atau kecakapan. 8 Sedangkan kepribadian ialah Keseluruhan dari sifat-sifat subyektif, emosional, serta mental yang mencirikan watak seseorang. 9 Yang penulis maksud dengan kompetensi kepribadian adalah penampilan/kemampuan pribadi seseorang yang meliputi kepribadian yang mantap dan stabil, kepribadian yang dewasa, kepribadian yang arif, kepribadian yang berwibawa dan berakhlak mulia serta menjadi teladan anak didik. 2. Guru PAI yang dimaksud adalah guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara KM. 20 yang mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqh, SKI, Qur an Hadits dan B. Arab. Dengan demikian yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang kemampuan/penampilan pribadi guru PAI yang meliputi kepribadian yang mantap dan stabil, kepribadian yang dewasa, kepribadian yang arif, kepribadian yang berwibawa dan berakhlak mulia serta menjadi teladan anak didik. 8 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Ilmiyah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 353 9 Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 119

8 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan defenisi operasional di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi kepribadian guru PAI Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara KM. 20 Kabupaten Barito Kuala? D. Alasan Memilih Judul 1. Kompetensi Kepribadian adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik profesional 2. kepribadian guru merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran PAI 3. Mengingat guru merupakan pelaksana pendidikan di sekolah yang berkewajiban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka ia harus betul-betul berpenampilan serta berkepribadian layaknya seorang guru. E. Tujuan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru PAI Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjir Muara KM. 20 Kabupaten Barito Kuala.

9 F. Signifikansi Penulisan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain: 1. Sebagai bahan informasi yang menjadi pertimbangan bagi pihak yang terlibat langsung dalam rangka meningkatkan kualitas guru-guru dalam mata pelajaran PAI, khususnya guru PAI pada Madrasah Tsnawiyah Negeri Anjir Muara KM. 20. 2. Sebagai bahan informasi untuk memperkaya pengetahuan penulis, khususnya yang berkenaan dengan masalah kompetensi kerpibadian guru di sekolah. G. Tinjauan Pustaka Sejauh pengetahuan penulis terdapat individu yang telah melakukan kajian tentang kompetensi guru. Dari karya atau tulisan yang ada penulis banyak mendapatkan informasi yang secara umum membahas tentang kompetensi guru. Dalam hal ini penulis mencoba mengkaji lebih dalam dengan memberikan perbedaan yaitu kompetensi kepribadian guru. Adapun yang telah melakukan penelitian tentang kompetensi guru adalah:

10 1. Kartini NIM 0001213812 jurusan PAI yang menyelesaikan studi pada tahun 2000, dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada MAN 2 Marabahan Kabupaten Barito Kuala. Temuan penelitian ini adalah bahwa dalam hal penguasaan bahan pengajaran adalah baik, penguasaan metode mengajar adalah baik, serta pengelolaan proses pembelajaran dalam hal memahami kemampuan anak adalah cukup. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak pada MAN 2 Marabahan Kabupaten Barito Kuala adalah latar belakang pendidikan adalah baik, pengalaman mengajar cukup dan pendidikan tambahan cukup. 2. Anita NIM 0521216660 jurusan PAI yang menyelesaikan studi pada tahun 2007, dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi Guru dalam proses pembelajaran PAI pada SDN Basirih 8 Kecamatan Banjarmasin Selatan kota Banjarmasin. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam proses pembelajaran PAI pada SDN Basirih 8 dikategorikan cukup, hal ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru yang mendukung, pengalaman mengajar yang kurang mendukung, media pembelajaran yang kurang mendukung dan training keguruan yang kurang mendukung. 3. Muhammad Subhan Lutfhi NIM 0501216872 jurusan PAI yang telah menyelesaikan studinya pada tahun 2010 dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi pedagogik guru PAI di MIN Model Martapura Kabupaten Banjar. Adapun hasil penilitiannya adalah kompetensi pedagogik guru

11 PAI dalam mengelola proses pembelajaran dilihat daari asfek membuka pelajaran, dengan kategori cukup baik, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan kategori cukup baik, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, dengan kategori kurang. Dari tinjauan hasil pustaka di atas, maka penulis menemukan ide untuk membahas dan meneliti tentang bagaimana kompetensi kepribadian guru PAI MTsN Anjir Muara KM. 20 Kabupaten Barito Kuala. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Bab I berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Alasan Memilih Judul, Tujuan Penelitian, Signifikansi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. Bab II Landasan Teori yang berisi tentang Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru PAI, Macam-Macam Kompetensi Guru, Kompetensi kepribadian guru PAI, dan Kepribadian yang perlu dicontoh dalam diri Rasul. Bab III Metode Penelitian yang berisi Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Prosedur Penelitian. Bab IV Laporan Hasil Penelitian yang berisi Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Penyajian Data dan Analisis Data. Bab V Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran-saran.

12