BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 24 TAHUN 2006

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Walikota;

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMPEROLEH DISPENSASI MENDIRIKAN BANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA MIKRO

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor 67 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 67 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH TANDA DAFTAR GUDANG (TDG) PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2003

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR OLEH BADAN UNTUK UMUM

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDATAAN DAN PENDAFTARAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN SELAIN UNTUK KEGIATAN LALU LINTAS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 39 TAHUN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 T E N T A N G TATA CARA PENGURUSAN IZIN PENYELENGGARAAN TEMPAT PARKIR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 33 SERI E

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN SECARA ONLINE DAN PERIZINAN 3 JAM

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP PENERBITAN IZIN INSTALATUR KABEL RUMAH/GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BUPATI BIREUEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP PENERBITAN IZIN PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN UNTUK KANTOR AGEN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SURAT IZIN KERJA (SIK) DI TERMINAL BUS KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2016 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR INDUK KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA MIKRO BUPATI SEMARANG,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 13 SERI E

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI, PEMANFAATAN, DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

- 1 - BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 05 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

WALIKOTA MALANG, 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembara n Negara Republik Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 IZIN GANGGUAN

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN, PEMROSESAN, DAN PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 25 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pengajuan Permohonan, Pemrosesan dan Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha. Mengingat : 1. Undang-Undang Gangguan (HO) Staatblats Nomor 226 Tahun 1926 Juncto Staatblats Nomor 14 dan Nomor 450 Tahun 1940. 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 9) ; 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501) ; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3689) ; 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

2 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ; 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 653/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai ; 9. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 07 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pemakaian Tanah di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 25 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 28 Tahun 2002, tentang Retribusi Izin Gangguan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN, PEMROSESAN, DAN PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN TEMPAT USAHA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah kabupaten Ngawi 2. Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Ngawi. 3. Bupati, adalah Bupati Ngawi. 4. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal Kabupaten Ngawi. 5. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya, adalah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Ngawi.

3 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya, adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Ngawi di kecamatan sewilayah Kabupaten Ngawi. 7. Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur Balai Pemeliharaan Jalan Madiun, adalah Balai Pemeliharaan Jalan Madiun di Ngawi. 8. Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha, adalah izin yang diberlakukan bagi orang pribadi atau badan yang akan mendirikan bangunan sebagai tempat kegiatan usaha. 9. Mendirikan Bangunan, adalah pekerjaan melaksanakan bangunan sebagian atau seluruhnya termasuk pekerjaan penggalian, menimbun atau meratakan tanah yang berkaitan dengan pekerjaan mengadakan bangunan. 10. Bangunan, adalah bangunan gedung beserta bangunan-bangunan yang secara langsung merupakan kelengkapan dari bangunan gedung tersebut dalam batas satu kepemilikan. 11. Bangunan Tempat Usaha, adalah bangunan gedung yang peruntukannya sebagai tempat usaha. 12. Bangunan Tempat Tinggal, adalah bangunan gedung yang peruntukannya sebagai tempat tinggal / kediaman. 13. Bangunan Tempat Tinggal dan Tempat Usaha, adalah bangunan gedung yang peruntukannya untuk tempat tinggal sekaligus tempat usaha. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah : a. sebagai pedoman dan landasan operasional pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha ; dan b. menjaga kualitas Bangunan Tempat Usaha untuk keamanan dan keselamatan penghuni bangunan. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah : a. mewujudkan bangunan tempat usaha yang aman bagi masyarakat ; dan b. tercapainya pengaturan Mendirikan Bangunan Tempat Usaha yang terencana, tertib, aman dan nyaman bagi keselamatan jiwa manusia yang memanfaatkannya.

4 BAB III KETENTUAN PERIZINAN Bagian Pertama Nama, Obyek, dan Subyek Izin Pasal 4 (1) Diwajibkan izin atas kegiatan Mendirikan Bangunan Tempat Usaha oleh orang pribadi atau badan dengan nama Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha,. (2) Obyek izin adalah suatu kegiatan Mendirikan Bangunan Tempat Usaha pada lokasi tertentu. (3) Subyek izin adalah orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan Mendirikan Bangunan Tempat Usaha. Bagian Kedua Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Pasal 5 (1) Permohonan izin diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal dengan mengisi formulir permohonan yang telah disediakan serta melampirkan persyaratan, sebagai berikut : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku ; b. foto copy sertifikat tanah atau surat bukti kepemilikan tanah lainnya yang sah ; c. surat izin tertulis dari pemilik tanah apabila bangunan didirikan diatas tanah milik pihak lain ; d. gambar situasi, denah lokasi, gambar bangunan dan perhitungan konstruksi untuk bangunan bertingkat ; e. foto copy surat izin gangguan yang masih berlaku ; f. foto copy Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) untuk bangunan yang luasnya diatas 320 m2 (tiga ratus dua puluh meter persegi) ; g. surat pernyataan tentang barang yang disimpan bagi bangunan gudang ; h. rekomendasi dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan bagi bangunan yang didirikan diatas perairan umum ; dan i. surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang berbatasan langsung dengan lokasi bangunan. (2) Berkas permohonan selanjutnya disampaikan kepada petugas penerimaan Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal untuk didaftarkan. Bagian Ketiga Penerimaan Permohonan Izin Pasal 6 (1) Petugas penerimaan menerima dan meneliti permohonan izin yang diajukan oleh pemohon.

5 (2) Berkas permohonan yang kurang lengkap dan atau salah dikembalikan kepada pemohon untuk segera disempurnakan, paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima. (3) Berkas permohonan yang sudah benar dan lengkap, setelah dicatat dalam buku register penerimaan selanjutnya didistribusikan kepada Seksi Pemrosesan dan Penerbitan, dan pemohon diberikan bukti pengajuan permohonan izin. Bagian Keempat Pemrosesan dan Penerbitan Izin Pasal 7 (1) Petugas pemrosesan setelah meneliti dan mencatat berkas permohonan dalam register pemrosesan, selanjutnya seksi pemrosesan dan penerbitan menggolongkan permohonan Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu : a. Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha yang tidak memerlukan peninjauan lapangan ; dan b. Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha yang memerlukan peninjauan lapangan. (2) Bagi Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha yang tidak memerlukan peninjauan lapangan, seksi pemrosesan dan penerbitan langsung memproses bahan dan data permohonan izin guna penerbitan izin. (3) Bagi Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha yang memerlukan peninjauan lapangan, seksi pemrosesan dan penerbitan selanjutnya membuat undangan kepada dinas/instansi teknis terkait yang tergabung dalam Tim Pertimbangan Perizinan untuk mengadakan pemeriksaan. (4) Dalam pemeriksaan lapangan, setiap anggota Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berwenang menandatangani Berita Acara Pemeriksaan dan melaporkan hasil pemeriksaan kepada Koordinator Tim dalam waktu paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah pemeriksaan lokasi. (5) Petugas pemrosesan dan penerbitan setelah menerima laporan hasil pemeriksaan dari koordinator Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), selanjutnya menghitung dan menetapkan besarnya Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha serta melengkapi rekomendasi yang diperlukan dari Dinas teknis terkait. (6) Berdasarkan kelengkapan bahan dan data permohonan, berita acara pemeriksaan dan ketetapan retribusi serta rekomendasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Seksi Pemrosesan dan Penerbitan memutuskan : a. menyetujui permohonan izin ; atau b. menolak permohonan izin. Pasal 8 (1) Dalam hal permohonan izin disetujui sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6), petugas pemrosesan dan penerbitan segera menyediakan naskah perizinan kepada Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal melalui Kepala Bidang Pelayanan I untuk ditetapkan dan ditandatangani.

6 (2) Seksi pemrosesan dan penerbitan, selanjutnya menyampaikan surat pemberitahuan kepada pemohon untuk segera mengambil izin, plat nomor izin dan membayar retribusi izin dengan menunjukkan bukti pengajuan permohonan izin. (3) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat pemberitahuan dikirim, pemohon belum memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), resiko surat izin rusak atau hilang diluar tanggung jawab petugas. Pasal 9 (1) Dalam hal permohonan izin ditolak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6), Seksi Pemrosesan dan Penerbitan segera menyediakan naskah surat penolakan izin kepada Kepala Bidang Pelayanan I. (2) Setelah surat penolakan ditandatangani oleh Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal, Seksi Pemrosesan dan Penerbitan segera menyampaikannya kepada pemohon. (3) Penolakan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan dasar antara lain : a. rencana bangunan melanggar garis sempadan jalan ; b. rencana bangunan tidak memenuhi ketentuan-ketentuan teknis ; c. lokasi bangunan berada dalam kawasan yang tidak sesuai dengan peruntukannya ; dan/atau d. adanya pertimbangan-pertimbangan khusus sesuai perkembangan yang terjadi. Bagian Kelima Waktu Pemrosesan Izin Pasal 10 Waktu pemrosesan izin paling lama 3 (tiga) hari kerja, sejak permohonan izin diterima secara lengkap dan benar oleh petugas. Bagian Keenam Masa Berlakunya Izin Pasal 11 (1) Izin mendirikan bangunan tempat usaha berlaku selamanya, sepanjang bangunan tidak mengalami perubahan, dan atau penambahan. (2) Apabila terjadi perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemegang izin wajb melaporkan dan mengajukan permohonan perubahan izin secara tertulis kepada Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku ; b. izin mendirikan bangunan tempat usaha yang masih berlaku ; c. foto copy izin gangguan yang masih berlaku ; dan d. keterangan tentang perubahan dan atau penambahan serta gambar bangunan. (3) Dalam hal-hal tertentu dapat diadakan pemeriksaan lapangan oleh petugas.

7 (4) Waktu pemrosesan perubahan izin paling lama 2 (dua) hari kerja, sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh petugas. (5) Dalam hal perlu diadakan pemeriksaan lapangan waktu pemrosesan perubahan izin paling lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh petugas. Bagian Ketujuh Pencabutan Izin Pasal 12 (1) Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha dapat dicabut atau dinyatakan tidak berlaku karena : a. izin dikembalikan oleh pemegang izin kepada Pemerintah ; b. pemegang izin meningggal dunia ; c. pembangunan tidak dilaksanakan setelah enam bulan sejak diterbitkannya izin ; d. peruntukan bangunan tidak sesuai dengan surat izin ; e. pemegang izin tidak melaporkan Perubahan atau penambahan bangunan yang berakibat bentuk bangunan tidak sesuai dengan gambar yang tercantum dalam dokumen izin ; f. lokasi bangunan tidak sesuai lagi dengan peruntukannya sebagaimana Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kecamatan dan atau yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup ; g. melanggar ketentuan yang tercantum dalam surat izin ; atau h. obyek izin dipindahtangankan kepada pihak lain. (2) Dalam hal-hal tertentu untuk kepentingan negara dan atau kepentingan umum dan atau kelestarian lingkungan, Bupati melalui Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal dapat membatalkan sebagian atau seluruhnya izin yang telah diterbitkan. (3) Akibat pencabutan maupun pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) pemegang izin tidak berhak menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun kepada Pemerintah. (4) Dalam hal terjadi pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah berhak menutup lokasi usaha. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 (1) Dalam hal surat izin hilang, rusak dan/atau tidak terbaca, maka pemegang izin wajib mengajukan permohonan penggantian salinan izin kepada Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemegang izin ; b. surat izin lama yang rusak atau tidak terbaca ; dan c. surat Kehilangan dari Kepolisian untuk izin yang hilang.

8 (3) Waktu pemrosesan penggatian salinan surat izin paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh petugas penerima. Pasal 14 (1) Dalam hal hal tertentu yang memerlukan legalisir Izin Mendirikan Bangunan Tempat Usaha, pemegang izin mengajukan permohonan legalisir izin secara tertulis kepada Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Penanaman Modal dengan melampirkan persyaratan, sebagai berikut : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemegang izin ; b. foto copy izin dan menunjukkan aslinya ; dan c. surat keterangan tentang keperluan legalisir izin. (2) Waktu pemrosesan legalisir paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima oleh petugas penerima. BAB V PENUTUP Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ngawi. Ditetapkan di Ngawi pada tanggal 8 September 2006 BUPATI NGAWI, Diundangkan di Ngawi pada tanggal 8 September 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI, HARSONO MAS AGOES NIRBITO MOENASI WASONO BERITA DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2006 NOMOR 24