TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III.TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BABHI BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

TATA CARA PENELITIAN

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

Cara Menanam Cabe di Polybag

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan yang berada di desa Padang Siput, Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei 2017. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah bekas tambang timah, bahan organik (pupuk kandang Ayam, Sapi, Kambing dan kompos Eceng Gondok), benih Jagung dan pupuk NPK, EM 4. Sedangkan alat yang dipakai yaitu polybag ukuran 40x35, cangkul, besek, penggaris dan oven. C. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan menggunakan metode percobaan eksperimen dalam polybag yang disusun dalam rancangan lingkungan acak lengkap, di mana pada penelitian ini kondisi lingkungan dianggap homogen, dengan rancangan perlakuan faktor tunggal yaitu aplikasi kombinasi beberapa jenis bahan organik dengan perlakuan sebagai berikut A. Tanpa perlakuan bahan organik, B. 15 ton pupuk kandang Ayam/hektar + 15 ton kompos Eceng Gondok/hektar, C. 10 ton pupuk kandang Ayam/hektar + 20 ton kompos Eceng Gondok/hektar, D. 20 ton pupuk kandang Ayam/hektar + 10 ton kompos Eceng Gondok/hektar, E. 15 ton pupuk kandang Sapi/hektar + 15 ton kompos Eceng gondok/hektar, F. 10 ton pupuk kandang Sapi/hektar + 20 ton kompos Eceng Gondok/hektar, G. 20 ton 19

20 pupuk kandang Sapi/hektar + 10 ton kompos Eceng Gondok/hektar, H. 15 ton pupuk kandang Kambing/hektar + 20 ton kompos Eceng Gondok/hektar, I. 10 ton pupuk kandang Kambing/hektar + 20 ton kompos Eceng Gondok/hektar, dan J. 20 ton pupuk kandang Kambing/hektar + 10 ton kompos Eceng Gondok/hektar. Pada penelitian ini setiap perlakuan diulang 6 kali yang terdiri dari 3 tanaman korban untuk mengetahui laju pertumbuhan vegetatif dan 3 tanaman sampel untuk mengetahui laju pertumbuhan vegettaif serta generatif tanaman, sehingga keseluruhan terdapat 60 unit percobaan. D. Cara Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap persiapan dan budidaya. 1. Tahap Persiapan a. Penyiapan media tanam 1) Pengambilan tanah di lahan bekas tambang timah. Tanah yang digunakan dalam peneilitian ini yaitu tanah tailing sebanyak 600 kg. Tanah tersebut kemudian dikering anginkan selama satu minggu agar homogen dan disaring dengan saringan 2 mm untuk memisahkan pasir dengan kotoran tanah seperti kerikil, kayu, rumput dan lain sebagainya. Tanah tersebut nantinya akan dimasukkan sebanyak 10 kg/polybag. 2) Penyiapan Bahan Tanam

21 Benih yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih jagung manis varietas hibrida bisi tongkol 2. Benih dibeli di toko setempat, setiap polybag ditanam 2-3 benih jagung, sehingga untuk 60 polybag dibutuhkan 120 buah benih jagung manis. b. Pembuatan pupuk kompos Eceng Gondok 1) Tahap persiapan Eceng gondok yang telah diambil di kolam sebanyak 50 kg, dipotongpotong menjadi kecil-kecil dengan ukuran kurang dari 5cm, hal ini bertujuan agar memperluas permukaan perombakan oleh mikroorganisme yang diberikan sehingga dapat mempercepat proses dekomposisi eceng gondok. Setelah dipotong, kemudian dikering anginkan hingga kadar air eceng gondok mencapai 60%. 2) Tahap Pengomposan Metode pengomposan yang digunakan dalam peneitian ini yaitu metode pengomposan takakura. Metode takakura adalah salah satu metode pengomposan yang relatif murah dan mudah untuk dilakukan. Adapun cara pengomposan metode takakura adalah sebagai berikut : a) Menyiapkan keranjang plastik Untuk membuat kompos ukuran panjang 45 cm, lebar 33 cm dan tinggi 43 cm, kardus bekas untuk melapisi sisi-sisi dalam keranjang. Menyiapkan sekam padi dalam wadah plastik, tebal sekam 10-15 cm dari dasar keranjang, Selanjutnya, komposter Takakura siap dipakai. Lalu ambil mikroorganisme cair, tuangkan ke dalam sprayer. Apabila tidak ditemukannya mikroorganisme cair, dapat menggunakan

22 kotoran ternak sebanyak 1 kg sebagai alternatif sumber mikroorganisme pengurai kompos. b) Menyampurkan mikrooragnisme dengan cara menyemprotkan ke bahan organik pupuk kompos dengan sesekali mengaduk dengan tangan. c) Setelah merata memasukkan bahan organik ke dalam keranjang setebal 15-20 cm dari bantalan sekam. Semprotkan kembali mikroorganisme ke dalam keranjang. d) Memasukkan bantalan sekam bagian atas dan tutupi kain tipis agar tidak terganggu oleh serangga. Memaasukkan termometer untuk memeriksa suhu awal, kemudian tutup keranjang dengan rapat. e) Meletakkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung dan memiliki sirkulasi udara yang baik. 3) Pemeliharaan dalam proses pengomposan a) Melakukan pembolak balikan kompos setiap 3 hari sekali selama 12 hari agar suhu yang ada di dalam komposter merata dan kematangan komposter merata. b) Memeriksa kelembaban kompos apabila kompos terasa kering, semprotkan dengan air menggunakan sprayer agar kelembaban tetap terjaga (Nursyakia, 2014). c. Pembuatan pupuk kandang Pupuk kandang yang digunakan pada penelitian ini yaitu kotoran ayam, kotoran sapi dan kotoran kambing. Pupuk kandang tersebut dibeli dari toko saprodi setempat atau langsung ke peternak dalam bentuk pupuk kandang matang

23 100% kotoran ternak. Apabila tidak ditemuka pupuk kandang matang siap pakai, maka dilakukan pembuatan pupuk kandang secara mandiri oleh peneliti sebagai alternatif lain. Adapun tahap pembuatan pupuk kandang menurut Endi, M. dkk (2015) sebagai berikut : 1) Menentukan tempat penampungan di sekitar kebun, bisa di tempat terbuka atau yang teduh. 2) Menumpuk kotoran ternak di tempat yang ditentukan. 3) Mencacah sisa pakan dan campur dengan kotoran ternak, aduk hingga rata. 4) Memasang terpal untuk melindungi dari hujan dan sinar matahari langsung. 5) Mengaduk setiap 3 hari sekali agar proses penguraian merata. 6) Dua minggu kemudian, pupuk siap dipakai jika sudah dingin, berwarna hitam, dan tidak berbau. d. Pengisian media tanam dan perlakuan ke dalam polybag Setiap polybag terdiri dari 10 kg tanah bekas tambang timah, sedangkan untuk kombinasi bahan organik 15:15 ton/hektar sebanyak 375:375 gram, perbandingan 10:20 ton/hektar sebanyak 250:500 gram dan perbandingan 20:10 ton/hektar sebanyak 500:250 gram. Pupuk kandang (ayam, kambing dan sapi) yang telah disipakan sebanyak 20,25 kg/pupuk kandang dan pupuk kompos eceng gondok sebanyak 20,25 kg dicampurkan dengan tanah tailing sebanyak 10 kg, sesuai dengan masing-masing perlakuan. Setelah itu aduk hingga merata,

24 kemudian dimasukkan ke dalam polybag berukuran 40x35cm. (Perhitungan kebutuhan bahan organik dilampirkan dalam lampiran 1) e. Pembuatan sungkup Pembuatan sungkup menggunakan plastik transparan dan bambu, sungkup sebaiknya menghadap ke timur agar tanaman mendapatkan penyinaran yang optimal. Sungkup digunakan untuk menciptakan kondisi homogen selama penelitian. 2. Tahap Budidaya a. Penanaman Penanaman dilakukan di dalam polybag berukuran 40x35cm.Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 2 butir benih. b. Pemeliharaan tanaman 1) Penjarangan dan Penyulaman Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan

25 jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam. 2) Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya, hal yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. 3) Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. 4) Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan 2 tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar) diberikan bersamaan dengan waktu tanam dan pada tahap kedua (pupuk susulan)diberikan setelah tanaman jagung berumur 4 minggu setelah tanam.

26 Adapun kebutuhan NPK pada tanaman jagung yaitu 10 g, 3,75 g dan 3,75 g, yang diaplikasikan dalam dua tahap untuk pupuk N dan K, sedangkan untuk aplikasi pupuk K hanya satu tahap yaitu pada awal tanam (Perhitungan kebutuhan pupuk NPK dilampirkan dalam lampiran 1). 5) Pengendalian OPT Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien. c. Panen Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Tujuan pemanenan untuk budidaya ini untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya oleh karena itu jagung ini dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas. Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Umur panen tanaman jagung 77 hari setelah tanam.

27 E. Parameter Pengamatan Parameter yang diamati terhadap 60 tanaman pada masing-masing polybag dan dilakukan terhadap 6 tanaman sampel pada tiap perlakuan, dimulai sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, sampai panen. Pengamatan perlakuan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Tanaman Sampel a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang/permukaan tanah sampai ujung daun teratas menggunakan meteran, dilakukan setiap seminggu sekali dimulai setelah tanaman berumur 2 minggu sampai panen. b. Jumlah Daun Jumlah daun dihitung dari daun terbawah sampai daun teratas yang sudah membuka sempurna dan dinyatakan dalam satan helai. Perhitungan jumlah daun dilakukan satu minggu sekali, mulai tanaman berumur dua minggu setelah tanam. c. Jumlah Tongkol Dilakukan dengan cara menghitung semua tongkol yang dipanen per tanaman sampel tiap kali panen. d. Panjang Tongkol Berkelobot (cm) Tongkol yang sudah di panen diukur panjangnya dari pangkal sampai ujung tongkol menggunakan penggaris.

28 e. Diameter Tongkol Berkelobot (cm) Tongkol yang sudah diukur panjangnya langsung diukur diameternya pada bagian tengah tongkol menggunakan jangka sorong, dalam satuan cm. f. Berat Tongkol Berkelobot (g) Berat tongkol berkelobot ditimbang saat panen dari tanaman sampel dalam satuan gram. g. Panjang Tongkol tanpa Kelobot (cm) Tongkol dibersihkan dari kelobot dengan menyisakan kurang lebih 1,5 cm kelobot pada pangkal kelobot, kemudian diukur panjangnya dari pangkal sampai ujung tongkol menggunakan penggaris. h. Diameter Tongkol tanpa Kelobot (cm) Tongkol yang sudah dihilangkan kelobotnya dan telah diukur panjangnya langsung dilakukan pengukuran terhadap diameter pada bagian tengah tongkol menggunakan jangka sorong. i. Berat Tongkol tanpa Kelobot (g) Tongkol yang sudah diukur diameternya kemudian di timbang, dalam satuan gram. 2. Tanaman Korban Pengamatan tanaman korban dilakukan pada saat panen, dengan cara mencabut masing-masing 1 tanaman per perlakuan. a. Berat Segar Tanaman (g)

29 Pengamatan berat segar tanaman dilakukan dengan mencabut semua bagian tanaman dan menimbangnya menggunakan timbangan semi analitis. b. Berat Kering Tanaman (g) Berat kering tanaman diperoleh setelah berat segar tanaman ditimbang lalu dikeringkan dengan dijemur di bawah terik matahari selama 2 hari, kemudian di oven pada suhu kurang lebih 80 o c sampai didapatkan berat kering konstan. 3. Hasil Hasil jagung manis diperoleh dengan memanen semua tongkol pada tiap polybag dan dibersihkan klobotnya dengan menyisakan 3 klobot, selanjutnya dikonversikan ke satuan ton/ha dengan rumus: Tan/h = Hasil = Tan/h x Berat hasil/tan Lh = Luasan lahan/hektar (m 2 ) F. Analisis Data Data hasil pengamatan disidik ragam pada jenjang α = 5%. Apabila hasil sidik ragam ada beda nyata pengaruh antar perlakuan dilakukan uji jarak beganda Duncan (Duncan s Multiple Range Test) pada jenjang α = 5%.