BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PADEPOKAN DAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

Institut Seni Indonesia di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian Tradisional di Jakarta Varda Amina ( L2B ) BAB I PENDAHULUAN NO PROPINSI KERJA PT NUNGGU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

T U G A S A K H I R 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ichsan Ahmadi

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

Bab 1 Pendahuluan Latar belakang

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Fransiskus Hamonangan-L2B Co-Housing Di Kota Semarang 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan perekonomian akan turut meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Departemen Kesehatan Indonesia

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber:

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

City Bike Center Velodrome & Area Komersial T.A.37 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya tindak kriminal di Indonesia maka sering terjaditindak kriminal yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar, ini sebabkankarena kurang perhatian dari pihak pengamanan di setiap kota. Di Indonesia sendiri, sudah banyak catatan tentang tindak kejahatan baik menggunakan senjata ataupun dengan tangan kosong. Para pelaku berani melakukan hal ini karena terhimpit oleh faktor ekonomi dan secara ketidak sengaja maka timbullah kelompok-kelompok atau geng untuk menguasai daerah-daerah tertentu. Maka untuk mengantisipasi dari tindak kejahatan perlu diri kitauntuk menguasai teknik beladiri atau pencak silat. Kota Semarang sebagai kota budaya di Jawa Tengah yang memiliki beragam potensi kesenian yang mampu menarik para wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Salah satu kesenian yang ada di Semarang adalah Kesenian Tradisional Pencak Silat, yaitu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Pencak Silat adalah salah satu warisan dari kebudayaan Nasional dan merupakan pusaka leluhur budaya asli Bangsa Indonesia semula timbul sebagai hasil pemahaman manusia terhadap alam dan hewan yang ada di sekitarnya, untuk mempertahankan hidupnya, yang kemudian terus berkembang secara teknis. Proses ini terjadi di setiap daerah di Nusantara. Gerakan-gerakan hewan dan kejadian-kejadian di alam yang terekam, dicerna kembali dan diinterpresentasikan ke dalam jurus-jurus yang meniru gerakan-gerakan alam tersebut sebagai jurus pertahanan diri. Ini merupakan proses yang wajar, bahwa untuk mengalahkan sesuatu, manusia belajar mengenali kelebihan dan kelemahan sesuatu itu, dan kemudian berusaha mencari cara untuk mengalahkannya. Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Ada banyak aliran Pencak Silat yang berkembang di sini sebagai akibat dari berbedanya alam dan kebudayaan setemat di mana Pencak silat itu mulai berkembang. Di samping itu juga ada aliran Pencak Silat yang berdiri pada sekelompok sosial tertentu. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987.

Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertunjukkan di skala internasional. Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya. Walaupun dalam perkembangannya telah cukup meluas, namun masih belum semua kalangan bisa menerimanya. Masih banyak orang Indonesia beranggapan bahwa Pencak silat adalah bela diri kampung. Masih banyak yang beranggapan bahwa bela diri dari luar seperti Taekwondo, karate dan yang lain lebih unggul dan tidak kampungan. Padahal kalau dikaji lebih dalam, Pencak silat memiliki perbendaharaan gerakan yang lebih lengkap, tidak hanya menekankan pada satu gerakan kaki atau tangan saja. Pencak silat saat ini telah berkembang di 22 negara di dunia secara resmi, dengan PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa) sebagai wadahnya (makalah IPSI, 1994). Beberapa Kejuaraan Dunia telah berlangsung sebagai ajang pengukur prestasi atlet masing-masing negara. Sejauh ini, Indonesia selalu keluar sebagai juara umum. Kenyataan bahwa ada bangsa lain yang dapat menerima Pencak Silat sebagai sebuah budaya yang patut dipelajari. Sementara di negeri sendiri, sebagai negeri bermulanya Pencak silat, masih banyak orang yang belum bisa menerima sepenuhnya, cukup mengkhawatirkan. Bila hal ini tidak diantisipasi sedini mungkin, bukan tidak mungkin suatu saat nanti ada bangsa lain yang dapat mengungguli Pencak Silat persilat Indonesia. Oleh karena itu setiap warganegara Indonesia berkewajiban untuk mempertahankan, melestarikan, menggali serta diusahakan dengan sekuat tenaga agar pencak silat dapat berkembangdan terus berkembang. Sampai saat ini, hanya ada beberapa padepokan yang cukup besar, dalam arti yang memang dibangun untuk mewadahi kegiatan Pencak Silat. Itu pun hanya berupa Pendopo tempat latihan. Berangkat dari seringnya terjadi kesulitan mencari tempat yang layak untuk atlit melakukan Training Centre. Perguruan-perguruan Pencak silat biasa menyelenggarakan program pendidikannya di tempat-tempat yang sederhana, berupa ruang kelas sekolah, balai RT/RW dan halaman rumah. Belum ada sebuah bangunan yang mampu menampung kegiatankegiatan yang diadakan sehubungan dengan pengembangan Pencak silat baik dalam skala lokal maupun nasional. Kegiatan pertandingan dilangsungkan di gelanggang olah raga lain. Kurangnya sarana tersebut tentunya menghambat pencapaian tujuan untuk memasyarakatkan dan meningkatkan derajad Pencak silat di mata masyarakat Indonesia dan

dunia., dalam rangka melestarikan kebudayaan Nasional Indonesia. Karena itu disadari pentinya pembangunan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat ini. Sejauh ini belum ada padepokan serupa yang dibangun seperti Padepokan Pencak silat Indonesia yang berada dekat dengan Taman Mini Indonesia Indah, khususnya di daerah kota Semarang. Hal ini menyulitkan proses perencanaan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat. Karena tidak ada proyek percontohan yang dapat dijadikan perbandingan dan acuan dalam rangka studi untuk mencari bentuk yang sebenarnya tentang sebuah Padepokan Pencak Silat di Semarang. Sesuai dengan yang tertulis dalam GBHN, Kebudayaan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa, harus teus dipelihara, dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengalaman Pancasila, meningkatkan kualitas hidup, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan Nasional, memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa serta mampu menjadi penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa di masa depan. Maka Pencak Silat sebagai salah satu wujud kebudayaan harus dilestarikan. Maka diperlukan suatu wadah yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan professional dibidang kesenian tradisional bela diri pencak silat sekaligus sebagai usaha pewarisannya kepada generasi muda yaitu sebuah Padepokan pencak silat. Diharapkan padepokan ini dapat menjadi suatu lembaga pendidikan tradional yang merupakan suatu komunitas perilaku pendidikan, dimana selain terjadi kegiatan belajar mengajar didalamnya juga terjadi kegiatan berhuni. Di dalam padepokan, bersama-sama tinggal guru sebagai pemilik dan sesepuh padepokan, serta orang-orang yang datang dengan maksud berguru dan menimba ilmu dalam hal ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kesenian tradisional bela diri pencak silat dengan berbagai macam aliran yang ada di dalam seni bela diri pencak silat lainnya yang mendukung. Dukungan teknologi dalam teknik pementasan dan aspek kenyamanan tempat pertunjukan dan pertandingan bagi para penggunanya akan sangat berpengaruh terhadap minat para penonton, maka Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat ini perlu pula dilengkapi dengan gedung pertunjukan yang representative. Untuk mewujudkan harapan di atas maka perlu sebuah Program Perencanaan dan Perancangan Padepokan. Sesuai dengan fungsi dan tujuan bangunan maka penekanan desain arsitektur neo vernakuler yang menggali nilai arsitektur Jawa yang disesuaikan perkembangan jaman dan teknologi adalah sangat tepat. Padepokan ini merupakan perwujudan dari keinginan masyarakat Pencak Silat yang telah lama terpendam untuk meningkatkan keberadaannya di Indonesia dan dunia. Melalui

perjalanan panjang, rencana mendirikan bangunan yang representatif untuk menampung segala kegiatan yang berhubungan dengan dunia Pencak Silat dapat direalisasikan. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Tujuan dari penyusunan Laporan konseptual Program Perencanaan dan Perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan Kesenian Bela Diri Pencak Silat dengan memberikan wadah pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang professional, kreatif dan inovatif serta memberikan tempat mempertunjukan keahlian yang telah dimiliki dari hasil berlatih yang sesuai dengan kebutuhan pertunjukan seni bela diri agar mampu bersaing dengan jenis pertunjukan seni lain. Serta memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai karakter/keunggulan judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan tersebut. 1.2.2. Sasaran Adapun sasarannya adalah tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) Program Perencanaan dan Perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang melalui aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) dan alur pikir proses penyusunan Laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3. Manfaat 1.3.1. Subjektif Manfaat subyektif dari penyusunan Proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam Desain Grafis Arsitektur (DGA). Sedangkan manfaat obyektif yang dapat diambil yaitu sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang berkecimpung di dunia arsitektur pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 1.3.2. Objektif Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang, selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan menempuh Tugas Akhir maupun bagi mahasiswa arsitektur lainnya dan masyarakat umum yang membutuhkan.

1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup substansial yang membatasi Perencanaan dan Perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang ini termasuk dalam kategori bangunan pendidikan non formal dengan masa jamak. Adapun lingkup spasial Perencanaan dan Perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat ini terbatas pada wilayah kota Semarang. 1.5. Metode Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 1.5.1 Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : studi pustaka/ studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. 1.5.2. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari foto-foto yang di hasilkan. 1.5.3. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap bangunan Padepokan Pencak Silat di suatu kota atau negara yang sudah ada. Dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur bangunan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang. 1.6. Sistematika Pembahasan Kerangka sistematika pembahasan dalam penyususnan laporan Landasan Program perencanaan dan perancangan Arsitektur dengan judul Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode pembahasan, kerangka pembahasan dan alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat serta Gedung Pertunjukkan Pertandingan berdasarkan studi literature pada Padepokan Pencak Silat Indonesia di TMII jakarta. BAB III DATA Berisi tinjauan mengenai kota Semarang serta data-data studi banding yang mendukung dalam Program Perencanaan dan Perancangan Padepokan dan Gedung Pertunjukkan Pertandingan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan, batasan dan anggapan yang didapat dari tinjauan pustaka, studi banding dan tinjauan kota Surakarta yang menjadi acuan untuk melakukan analisa. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PADEPOKAN KESENIAN TRADISIONAL PENCAK SILAT DI SEMARANG Berisi analisis data-data yang diperoleh melalui survey lapangan dan kajian teori dengan pendekatan aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur. BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PADEPOKAN KESENIAN TRADISIONAL PENCAK SILAT DI SEMARANG Berisi rumusan dari kajian atau analisis yang telah dilakukan pada Bab IV serta kesimpulan- kesimpulan yang akan menjadi panduan dalam proses studio grafis.

1.7. Alur Pikir AKTUALITA Kota Semarang sebagai kota budaya di Jawa Tengah yang memiliki beragam potensi kesenian. Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara. Banyak nya kejahatan yang terjadi di kalangan masyarakat. Banyaknya kegiatan anak muda akan seni bela diri. Kota Semarang belum memiliki fasilitas padepokan kesenian tradisional pencak silat yang cukup memadai yang dapat memenuhi kebutuhan tempat untuk menyalurkan kegiatan seni bela diri. URGENSI Dibutuhkan sebuah bangunan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang yang dapat menampung kegiatan seni bela diri dari para masyarakat khususnya kegiatan positif bagi anak muda yang berpotensi dalam bidang olahraga dan permainan seni bela diri agar tersalurkan dengan baik. Dan mampu menfasilitasi kebutuhan kesehatan jasmani untuk masyarakat yang berada di sekitar kota Semarang dengan desain stylish dan unik yang pada akhirnya diharapkan fasilitas-fasilitas tersebut dapat mendukung kemajuan serta melestarikan seni bela diri di kalangan masyarakat Semarang yang berpotensi di bidang kesenian. ORIGINALITAS Perencanaan dan perancangan bangunan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat yang mampu mengakomodasikan masyarakat dengan fasilitas tambahan yang dapat menunjang kegiatan kesenian bela diri di kota Semarang. Tujuan: Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik, sesuai dengan originalitas / karakteristik judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah dasar perencanaan dan perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang, berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (Design Guidelines Aspect). Ruang Lingkup Merencanakan dan merancang Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang termasuk dalam kategori bangunan tunggal beserta perancangan tapak lingkungan sekitarnya. F E E D B Studi Pustaka : Studi Lapangan Studi Banding A Landasan Teori Standar perencanaan dan perancangan Tinjauan Kota Semarang Tinjauan Lokasi dan Tapak Padepokan Pencak Silat TMII C K Kompilasi data dengan studi pustaka sehingga didapat permasalahan serta masukan dari pihak studi banding dan masukan dari audience yang merupakan calon pengguna Padepokan Pencak Silat. Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat di Semarang