BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan lingkungan dan membantu. kosakata, istilah, dan pemantapan struktur bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI

dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa Standar kompetensi berbicara kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan atau lebih tepatnya hampir mustahil dilaksanakan. Akibatnya guru

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diberlakukan untuk meningkatkan mutu serta hasil pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia bermula. pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Oleh Dwi Budi Mulyono

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan Pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah sistem, proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar dengan harapan menjadi keluaran dengan kompetensi tertentu. Selain itu, proses belajar dan pembelajaran dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan yang menjadi masukan lingkungan dan faktor instrumental yang merupakan faktor yang secara sengaja dirancang unuk menunjang proses belajar mengajar dan keluaran yang dihasilkan. Hal tersebut diharapkan dapat menuntun peserta didik agar mampu mengapresiasi hasil cipta bangsa Indonesia serta menambah atau meningkatkan rasa bangga dan cinta peserta didik terhadap negara Indonesia sehingga muncul pendidik yang berkarakter sesuai dengan nilai moral yang berlaku di negara Indonesia. Pendidikan moral dapat dibangun dengan langkah meningkatkan empat kemampuan berbahasa seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Sistem pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013 edisi revisi jauh berbeda, pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 lebih menekankan kepada sistem penilaian dan lebih mengarah pada pembelajaran berbasis teks. Depdiknas (2002, hlm. 617) mengemukakan bahwa Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Kurikulum merupakan implementasi peme-rintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Pada Kurikulum 2013 khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berbasis pada kemampuan berbahasa serta kemampuan sastra. Metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar agar mampu mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan yaitu pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup 1

2 lingkungan dengan metode Problem Based Intruction pada siswa kelas X IPA SMA Pasundan 3 Bandung. Pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi dalam Kurikulum 2013 terdapat di kelas X semester genap. Metode pembelajaran ini dianggap tepat karena dapat membuat proses pembelajaran berjalan lancar sehingga hasil pembelajaran berhasil mencapai indikator yang telah ditentukan. Salah satu metode pembelajaran yang tepat dalam lingkungan dengan metode Problem Based Intruction. Berdasarkan hasil pengamatan praktik pengalaman lapangan pendidik sering dihadapkan pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam kegiatan berbicara. Hal ini di sebabkan pemilihan metode pembelajaran kurang tepat. Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Intruction diharapkan mampu mengembangkan aspek keterampilan berbicara karena metode tersebut merupakan salah satu cara yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir kritis. Pembelajaran metode Problem Based Intruction dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok dengan memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut penulis mencoba melakukan penelitian tentang pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan berdasarkan kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian tersebut akan dibahas dalam isi skripsi yang berjudul Pembelajaran Menyampaikan Pengajuan, Penawaran, Persetujuan dan Penutup dalam Teks Negosiasi yang Berorientasi pada Permasalahan yang Terjadi di Lingkungan dengan Metode Problem Based Intruction pada Siswa Kelas X IPA SMA Pasundan 3 Bandung Tahun 2016/2017.

3 B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1. Pentingnya peran pendidik dalam meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa. 2. Penggunaan motode dan teknik pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang kurang cocok, kurang bervariasi dan membosankan. 3. Adanya kesulitan menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi. 4. Kurangnya pemahaman siswa terhadap teks negosiasi. Uraian tersebut merupakan gambaran dari permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan, peneliti mencoba menerapkan metode Problem Based Intruction dalam pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan. Penerapan metode di sekolah belum terlaksana dengan baik, sehingga mengurangi motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Dengan demikian, penulis bermaksud memperkenalkan metode Problem Based Intruction dalam pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan bertujuan untuk mengarahkan peserta didik agar lebih mampu berinteraksi secara terbuka dalam pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti dapat mengajukan rumusan masalah sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegia-tan lingkungan dengan metode Problem Based Intruction pada siswa kelas X IPA SMA Pasundan 3 Bandung dengan tepat?

4 b. Mampukah peserta didik kelas X SMA Pasundan 3 Bandung melaksanakan kegiatan pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan dengan tepat? c. Efektifkah metode Problem Based Intruction diterapkan dalam pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan pada siswa kelas X IPA SMA Pasundan 3 Bandung dengan tepat? Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi kemampuan penulis yang diukur, kemampuan peserta didik yang diukur dengan tes tertulis, dan metode yang digunakan dalam penelitian. Pembatasan masalah yang dijelaskan penulis bertujuan untuk membatasi permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Pembatasan masalah yang akan diteliti harus berdasarkan pada alasan yang tepat baik itu alasan teoretis maupun alasan praktis. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian diambil dari rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu; 1. untuk mengetahui kemampuan penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan dengan metode Problem Based Intruction pada siswa kelas X IPA SMA Pasundan 3 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas X SMA Pasundan 3 Bandung dalam pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan dengan metode Problem Based Intruction. 3. untuk mengetahui kefektifan metode Problem Based Intruction pada

5 lingkungan pada siswa kelas X SMA Pasundan 3 Bandung. Dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui kemampuan penulis dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, serta untuk mengetahui keefektifan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Tujuan penelitian yang dipaparkan tersebut dapat memperlihatkan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Dengan demikian, tujuan penelitian merupakan petunjuk arah bagi peneliti untuk mengevaluasi pada akhir penelitian. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari manfaat yang akan diambil. Manfaat merupakan hal yang paling penting dalam setiap kegiatan pembelajaran. Setiap upaya yang dilakukan sudah pasti memiliki manfaat berdasarkan tujuan yang telah ditentukan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, pendidik, peserta didik, peneliti lanjutan dan lembaga. Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis. Manfaat penelitian adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kua-litas hasil pembelajaran. Penggunaan metode Problem Based Intruction dalam lingkungan dapat membantu meningkatkan minat belajar, meningkatkan pemahaman, serta meningkatkan keterampilan berbicara. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Bermanfaat bagi penulis dalam menganalisis kecocokan metode Problem Based Intruction dengan pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada

6 permasalahan yang terjadi di lingkungan pada siswa kelas X SMA Pasundan 3 Bandung. b. Bagi Guru 1) Menjadi bahan masukan dan acuan bagi para pendidik bahasa Indonesia terutama pendidik bahasa Indonesia di SMA Pasundan 3 Bandung pada materi lingkungan. 2) Memperkaya metode dalam pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan. 3) Menciptakan kegiatan belajar yang aktif, kreatif, inovatif dan berbobot sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Bagi Siswa 1) Membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan. 2) Meningkatkatkan motivasi belajar peserta didik. 3) Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif. 4) Menyelesaikan permasalahan menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan. d. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran untuk melakukan penelitian pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup lingkungan. e. Bagi Lembaga atau Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan arsip pada lembaga serta dapat membantu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia.

7 Berdasarkan urian tersebut manfaat yang dijelaskan merupakan salah satu pedoman penulis dalam melaksanakan penelitian. Hasil akhir penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi pendidik bahasa dan sastra Indonesia, peserta didik, bagi peneliti lanjutan, dan bagi lembaga pendidikan. F. Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk menyamakan persepsi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul Pembelajaran Menyampaikan Pengajuan, Penawaran, Persetujuan dan Penutup dalam Teks Negosiasi yang Berorientasi pada Permasalahan yang Terjadi di Lingkungan pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 3 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017. Penulis menggunakan istilah-istilah yang berhubungan dengan judul penelitian sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan idividu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman pribadi dalam interaksi dengan lingkungannya. 2. Menyampaikan adalah proses keterampilan berbicara dari menyimak untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada oranglain. 3. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. 4. Pengajuan adalah proses cara mengajukan, menyampaikan, menyajikan dari satu pihak ke pihak lainnya. 5. Penawaran adalah proses tawar menawar dalam sebuah negosiasi. 6. Persetujuan adalah suatu proses untuk menentukan kesepakatan. 7. Penutup adalah persetujuan dan kesepakatan kedua belah pihak. 8. Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang. 9. Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan diantara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. 10. Metode Problem Based Intruction adalah metode yang menggunakan pendekatan pemebelajaran siswa pada masalah kehidupan nyata.

8 Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa, pembelajaran meningkatkan pemahaman permasalahan yang terjadi dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan dengan menggunakan metode Problem Based Intruction merupakan kegiatan yang mengarahkan pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan komunikator untuk membangun suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif serta berbobot sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan pemahaman materi pada peserta didik di dalam kelas baik secara lisan.