BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Misalnya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, pembaharuan kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan formal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada. beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkwalitas, karena matematika merupakan sarana berfikir bagi siswa untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan mengajar. Dewasa ini, sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran. Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas). Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih dan berpusat pada peserta didik (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti menjadi partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Satu hal lagi bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam 1

2 kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis. Guru harus bijaksana dalam menentukan suatu strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Posisi IPS SMP dalam KTSP tidak merupakan pengajaran disiplin ilmu yang terpisah (separated diciplinary approach) tetapi terpadu (integrated approach) yang acapkali disebut dengan IPS terpadu. Sejalan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK/KD) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), mencakup materi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajarannya. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan tanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Melalui pendekatan IPS terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung. Peserta didik dilatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat 2

3 berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar bagi para peserta didik. Namun demikian, pelaksanaan IPS terpadu di sekolah dewasa ini sebagian besar masih dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan materi bidang kajian masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya. Hal ini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan melalui pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Dewasa ini pembelajaran IPS masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian peserta didik. Hal ini dapat terlihat dalam proses pembelajaran IPS di kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. Ketika proses pembelajaran IPS sedang berlangsung masih ada sebagian peserta didik yang tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu, juga masih ada peserta didik yang bermain atau bercanda dengan teman sebangkunya, bahkan ada juga yang mengantuk. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk mata pelajaran yang kurang diminati peserta didik, karena bahannya yang terlalu banyak, bersifat abstrak dan materinya diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari yang umumnya disajikan oleh guru dengan cara yang kurang menarik. Pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan pada hafalan (kognitif) saja, sehingga sikap (afektif) dan keterampilan berfikir (psikomotorik) dalam pembelajaran IPS tidak dikembangkan. Pembelajaran yang demikian akan berdampak pada hasil 3

4 belajar peserta didik menjadi rendah. Sampai saat ini hasil pembelajaran IPS tingkat ketuntasannya masih jauh dari memuaskan. Hal ini tercermin dari masih rendahnya rata-rata nilai dibawah 72 untuk mata pelajaran IPS. Berdasarkan arsip guru mata pelajaran IPS SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo, nilai rata-rata peserta didik pada Ujian Tengah Semester Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan >72 13 39, 39% Nilai tertinggi: 89, 5 <72 20 60, 60% Nilai terendah: 48,0 (Sumber data bisa dilihat pada lampiran) Berdasarkan tabel 1. Membuktikan bahwa masih ada peserta didik yang belum mencapai belajar tuntas. Dari 33 peserta didik, hanya 39, 39% yang mencapai KKM. Buruknya hasil belajar peserta didik dapat berpengaruh pada cara berfikir mereka yang dapat mengurangi ketertarikan pada mata pelajaran yang dipegang oleh guru. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus memiliki strategi atau metode yang baik untuk digunakan, sehingga peserta didik mampu menyerap mata pelajaran yang diberikan. Banyak sekali strategi pembelajaran yang telah diteliti namun dengan mata pelajaran yang berbeda-beda sehingga sulit untuk menyatukan hasil penelitian suatu mata pelajaran yang telah diteliti dengan yang belum diteliti. Sehingga perlu adanya penelitian ulang dengan mata pelajaran yang cocok untuk tujuan yang telah ada. Selain itu, metode yang digunakan selama ini belum menunjukkan tujuan pembelajaran yang komprehensif. 4

5 Berdasar pada observasi yang telah dilakukan peneliti dengan bertanya dan terlibat langsung dengan aktifitas belajar IPS peserta didik kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo pada tahun ajaran 2011/2012, masalah yang timbul antara lain disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor dari luar peserta didik. Hal ini dapat mempengaruhi sikap peserta didik dalam sekolah baik di dalam kelas yang dapat mengganggu konsentrasi belajar peserta didik maupun diluar kelas. Adanya faktor-faktor tersebut, memunculkan masalah belajar yang cukup serius, sehingga perlu penanganan yang tepat. Guru harus memiliki cara atau strategi yang menarik agar peserta didik menyukai dan senang dengan mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang senang dengan mata pelajarannya secara tidak langsung akan terdorong dan tertarik untuk belajar dengan rajin. Dengan demikian, kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dapat meningkat. Penggunaan strategi yang tepat akan membangkitkan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran sehingga peserta didik mampu untuk menyerap dengan baik mata pelajaran yang diberikan yang jauh dari kata membosankan, melainkan akan membuat kesan menyenangkan dalam belajar IPS. Selama ini banyak strategi dalam sebuah proses pembelajaran yang hanya sedikit melibatkan peserta didik secara langsung maupun interaksi sesama peserta didik. Berbagai permasalahan di atas memerlukan solusi yang tepat agar target pembelajaran dapat tercapai. Salah satu bentuk strategi pembelajaran 5

6 yang dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang belum pernah diterapkan di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo adalah strategi pembelajaran aktif tipe pertanyaan rekayasa (plantet questions). Strategi pertanyaan rekayasa merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang baik digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk melaksanakan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Pertanyaan Rekayasa (Plantet Questions) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. Penelitian ini sudah dilakukan di kelas VII B dengan materi KD 4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap kehidupan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Materi pembelajaran IPS dilakukan masih secara terpisah. 2. Metode pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton. 3. Peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik pada pelajaran IPS. 4. Aktivitas pembelajaran terpusat pada guru. 5. Rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dikarenakan keadaan pembelajaran di kelas kurang variatif sehingga peserta didik cenderung pasif. 6

7 6. Rendahnya hasil belajar IPS yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran IPS. 7. Belum pernah diterapkannya strategi pembelajaran aktif tipe pertanyaan rekayasa (Plantet Questions) dalam proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. C. Batasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi dan adanya keterbatasan penulis dalam kemampuan biaya dan waktu maka penelitian yang dikaji perlu dibatasi dalam permasalahan sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dikarenakan keadaan pembelajaran di kelas kurang variatif sehingga peserta didik cenderung pasif. 2. Rendahnya hasil belajar IPS yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran IPS. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah penelitian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah penerapan strategi Pertanyaan Rekayasa (Plantet Questions) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik pada mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo? 7

8 2. Apakah penerapan strategi Pertanyaan Rekayasa (Plantet Questions) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah strategi Pertanyaan Rekayasa (Plantet Questions) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik pada mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. 2. Untuk mengetahui apakah strategi Pertanyaan Rekayasa (Plantet Questions) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran IPS baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis Penelitian ini memberikan kejelasan teoritis dan pemahaman yang mendalam tentang strategi pembelajaran aktif tipe pertanyaan rekayasa (Plantet Questions), sehingga dapat memperkaya strategi pembelajaran IPS dan meningkatkan pengembangannya di sekolah. 8

9 2. Secara Praktis Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi: a. Guru, untuk meningkatkan peran guru sebagai fasilitator yang baik, memberi wawasan dan keterampilan pembelajaran agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. b. Peserta didik, untuk meningkatkan pemahaman dan daya serap terhadap materi pelajaran, serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. c. Penulis, untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman sebagai bekal apabila nanti terjun sebagai pendidik. 9