BABV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, menyebabkan arus

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Simpulan basil penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

h interaksi sosial rendah.

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan basil temuan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bab terakhir ini akan dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi

3. Terdapal interaksi anwa stratego pembelajaran dan kemampuan berpikir logjs

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI. DAN SARAN. pembdajarnn konsiderasi lebih tinggi diba11<ungkan dengan jika diajar dengan ~J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BABV. v. c:.o Berdasarkan basil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik. beberapa kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAD I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan,

bahan, alat atau sarana dan prasarana pendidikan itu sendiri. Fungsi unsur-unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BABI PENDAHULUAN. Matematika mempwtyai peranan penting dalam mengembangkan IPTEK,

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

berupa lambang-lambang bunyi, manusia menyampaikan dan menerima pesanpesan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BABS PENUTUP. Berdasarkan analisis hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BABI PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menempa siswa menjadi sumber

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. fenomena-fenomena dunia. Permasalahan pendidikan dewasa ini, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pembangunan setiap bangsa. Pendidlkan yang tepat merupakan satu-satunya cara meningkatkan Jrualitas sumber daya manusia, dan harus dimulai sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BABY SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Komputer mabasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran modul dengan urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kemajuan suatu bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan satu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk. tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BABV SIMPULAN DAN SARAN. dokumen KTSP yang ada tidalt dilakulcan proses pengembangan sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

) manusia adalah pendidikan. Dengan kata lain jika kualitas pendidikan suatu negara

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204)

Transkripsi:

A. Simpulaa BABV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1. Hasil belajllf bahasa Indonesia siswa SMP Negeri 1 Stabat yang diajllf dengan strategi pembelajliran berorientasi pada siswa lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajllf dengan menggunakan strategi pembelaj8fan berorientasi pada guru. 2. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal tinggi memperoleh basil belajllf bahasa Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal rendah. 3. Terdapat interaksi antllfa strategi pembelaj8fan dan kemampuan berpikir verbal dalam mempengaruhi basil belajllf bahasa Indonesia siswa SMP Negeri 1 Stabat. Untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal tinggi lebih efektif dalam meningkatkan basil belajllf bahasa Indonesia siswa menggwakan strategi pembelaj8fan berorientasi pada siswa. Sedangkan untuk siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir verbal rendah, ternyata strategi pembelaj8fan berorientasi pada guru lebih efektif dalam meningkatkan basil belajllf bahasa Indonesia siswa dibandingkan jika menggunakan strategi pembelaj8fan berorientasi pada siswa B. lmplikasi Berdasarkan simpulan pertama dari basil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajllf dengan strategi pembelajaran Berorientasi pada siswa, memiliki basil belajllf yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajllf dengan strategi pembelaj8fan Berorientasi pada guru, Dengan demikian, dihllfapkan agar para guru di SMP Negeri l Stabat mernpunyai pengetahuan, pernahaman dan wawasan yang Iuas dalam memilih

dan menyusun strategi pembelajaran khususnya strategi pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan penguasaan pengetahuan, pemahatnsm, dan wawasan tetsebut, seorang guru dih.anlpkan mampu meraocang suatu disain pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif. Jika melihat luasnya calrupan dan objek mata pelajaran bahasa Indonesia, maka dibutubkan suatu strategi pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, sehingga siswa mampu membangk.itk.an keterlibatan mental siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat menemukan secara langsung ilmu dan pengetahuan yang dibutuhkannya. Peroleban ilmu dan pengetahuan secara langsung oleh siswa, dan bukan transfer ilmu pengetahllllli dari guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatklin retensinya, mampu mengingat ilmu dan pengetahuan tersebut dalam ingatan jangka panjang (long term memory), dan sewaktu-waktu dapat dibangk.itkan kembali dehgan cara menemukan m.ateri-materi penting, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya untuk memperoleh basil belajar yang lebih baik. Implikasinya dalam memilih strategi pembelajaran bahwa salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang pelajaran bahasa Indonesia adalah kemampuan betpikir verbal siswa. Dengan adanya kemampuan betpikir verbal dalam diri siswa, maka siswa akan mampu memberikan pemahaman yang benar terhadap orang atau siswa lain sesuai dengan makna yang akan disampaikan. siswa harus memiliki kemanipuan betpikir verbal. Dengan kemampuan betpikir verbal yang dimiliki., siswa mampu untuk berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berpikir verbal sangat berperan dalarn menciptakan suatu komunikasi yang fektif, sebab kemampuan betpikir verbal yang dimiliki siswa akan meningkatk.an keterampilan berbahasa dan komunikasi siswa. Kemampuan berpikir

verbal tersebut mampu memberikan dan mempersiapkan siswa untuk berkomunikasi secara teramp1l, artinya memiliki kemampuan dalam meoyampaijcan maksud, makm, atau pesan yang terbndung dalam suatu ptoses pembelajaran. Siswa yang terampil untuk berkomunikasi akan mampu untuk memberikan pemahaman yang benar terbadap siswa lain sesuai dengan makna yang akan disampaikan. Selanjutnya, dengan memiliki kemampuan berpilcir verbal, siswa diharapkan mampu berpilcir secara dinamis, terstruktur, atau melalui tabapan-tahapen yang sistematis, dilalrsanakan dengan ketelitian dan ketepatan terukur, sehingga siswa mampu untuk menghasilkan kata-kata dan kalimat-kalimat secara tepat. dapat mengarang, dan berbicara dengan menggunakan simbol-simbol bahasa secara tepat dan benar, berkomunikasi secara efektif, guna meilyampaikan maksud, makna, atau pesan yang terkandung dalam suatu proses pembelajaran. Siswa }'ang memiliki kemampuan verbal tinggi akan lebih mudah mengolah informasi dan mengemukakan ide dan pemikiran, mencari dan menemukan altematifaltematif peti'" :alum masajab.maslah belajamya Siswa dengan kemampuan berpikir verbal tinggi menul iki peoguasaen tentang kata-kata dan kalimat yang bailc, sehingga jika diberi koodisi dan fasilitas belajar, misalnya memberikan kelejuasaan untuk belajar, l1lcdel3pkan pcngajarao yang sifatnya manusiawi, memberilcan doroogan, memecahkan masalah yang dihadapinya, maka poteosi yang dimilikinya akan dapat terwujlld. Kondisi yang menyenangkan lni akan dimanfaatkan oleb siswa dengan kemampuan berpilcir verbal tinggi untuk mengembangkan dan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulisan melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas, sebingga buah pik.iran yang akan dituangkan dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan baik dan benar, dalam suatu proses belajar mengajar yang selanjutnya diperkirakan akan mempeogaruhi basil belajamya. 97

Bagi siswa yang memiliki k:emampuan berpikir verbal rendah jik:a diajarkan dengan strategj pembelajaran berorientasi pada siswa, ak:an mengalami kesulitan untuk: membangun 8llW mengkoostruk: pengetahuan dan keterampilan bahasa Indonesia yang dibutubkannya, sebab siswa dengan kemampuan berpikir verbal reodah memiliki tinglc.at k:ecepatan yang reodah dalam memahami dan mema!mai materi-materi esensial pelajaran bahasa Indonesia. Struldur k:ognitif siswa dengan kemampuan berpikir verbal rendah membutnhkan waktu dan pro5e5 pembelajaran yang lebih lama untuk: mencema suatu materi pelajaran bahasa Indonesia yang disajik:an. Siswa dengan kemampuan berpikir verbal rendah ak:an mengalami k:esulitan-k:esulitan dalam menyejesaikan soalsoal bahasa Indonesia yang dihadapinya, karena pengetahuan dan keterampilan yang dimilik:inya berdasarlcan infonnasi yang diberitahukan oleh gurunya bukan karena ditemukan sendiri olehnya, dengan kala lain proses pembelajaran adalah transfer pengetahuan' dati guru ke siswa. Strategi pembelajaran seperti ini adalah bentuk: pembelajaran di mana kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, k:emudian eeramah meojadi altematif utama strategj pembelajaran. Di samping itu, pengetahuan banya dianggap scbagai seperangkat fakta-fak:ta yang barns dihafal. Bagi siswa dengan k:emampuan berpilcir verbal tinggj, jika diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi pada guru akan memperoleb basil belajar yang kunmg mak:simal, sebab pembelajaran berbasis berorientasi pada guru (teacher cenjered), di mana guru berfungsi sebegai sumber utama pembelajaran. Pada pembelaj~ berorientasi pada guru, tek:anan utama pembelajaran untuk seluruh anggota kelas. Guru mengajar kepada seluruh siswa tanpa memandang aspek individual, bahasa Indonesia, intelektual, dan psik:ologis siswa. Gwu bertindak sebagai satu-satunya sumbet belajar dan sekaligus sebegai penyaji isi pelajaran. Kerjasama siswa dalam mencapai tujuan 98

pembelajaran tidak dibutuhkan. Siswa belajar menurut kapasitasnya IJIMing-masing. Pembelajaran seperti ini lrutang memberdayakan siswa dalam menemukan altemativoaltematif pemecahan m's')ah dalam pembelajarannya, serta lrutang mampu untuk mengarahkan siswa untulc berinteraksi secar:a efektit: sehingga siswa tidak merasalcan dan tidak rnenghasilkan bayangan-bayangan mental dan visualisasi detail dalam benaknya Dengan demikian, tujuan pembelajaran babasa Indonesia yang sudah ditetaplcan oleb guru tidak dapat berjalan dengan efektif, dan tidak sesuai dengan tujuan in1ruksional yang telab ditetapkan. Sebaliknya, untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal rendah, jib diajar dengan strategi l>embelajaran berorientasi pada guru akan memperoleb hasil belajar yang lebih baik, sebab strategi pembelajaran berorientasi pada guru adalab suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher cmtred). Artinya, proses pembelajaran didominasi oleb guru, di mana guru berperan sebagai nara sumber dan merangsang siswa untuk mengeluarkan ide-ide atau kon.sep dengan pesrtanyaanpertanyaan yang mudah dipahami dalam memecahlcan masalab. Di akhir pembelajaran, dilakukan kegiatan tanya jawab, memberi.kan tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang baru diilruti dibuku catatan masing-masing dengan memberitahukan terlebih dahulu materi-materi penting pada pembelajaran yang baru dilakukan. Dengan demikian, meskipun siswa memiliki kemampuan berpikir verbal rendah, siswa tersebut cenderung dapat menerima dan memabami makna dan esensi materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab g\ll\1 senantiasa mc:ngarahlcan dan membimbing siswa untuk memperoleb basil belajar sesuai dengan tujuan instruksional yang telab ditetapkan. Siswa diarabkan untulc membuat rangkuman secara individual didampingi oleb guru un.tuk mengetahui secara langsung apa yang dikerjakan siswa dalam membuat rangkuman, dan apabila siswa kurang mampu untulc mengidentifilcasi

materi yang hams dinmglcwn, malca guru mengarahbnnya. Oleb lcarena itu peroleban pengetabuan dan keterampilan secara sistematis yang berswnber dari gwu sebagai sumber 111ama peogetabuan dan sekaligus penyaji isi materi pelajaran masib baros t.etap dipertabank81l Pener.lp80 strategi pembelajaran berorientasi pada siswa dengan kemampuan berpikir verbal tinggi akan lebih efektif dan efisien sebab partisipasi siswa dalam bekerjasama akan memperoleb basil belajar yang baik. Guru harus berperan alrtif dalam setiap kegiatan pembelajaran, terutama dalam memberdayakan dan melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan sendiri ilmu, keterampilan, dan informasi yang dibutubkan siswa, serta alat-alat atau media pembelajaran yang sangat mendukung penerapan strategi pembelajaran berorientasi pada siswa ini. C. Sana Mengupayakan mutu pendidilcan di SMP Negeri I Stabat, dapat dikembang)<an melalui proses pembelajaran yang bervariasi. Salah satu altematif pengembangannya adalab melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepa! dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, kondisi dan karakteristik siswa. Strategi yang dapat dipilib antara lain adalab strategi pebelajaran berorientasi pads siswa dan berorientasi pada guru. Untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal tinggi penggunaan strategi pembelajaran berorientasi pada siswa sangat efektif dalam memberikan basil belajar yang dibarapkan, tetapi untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal rendab penggwl83d strategi pembelajaran berorientasi pada guru akan lebib efektif dalam memberikan basil belajar bahasa Indonesia. Oibarapkan kepada para gwu babasa Indonesia atau tenaga pengajar wnumnya agar senantiasa memperhatikan dan mempertimbang)<an faktor kemampuan berpikir 100

verbal siswa sebagai pijakao dalam merancang pembelajatad. Selain itu, guru perlu melakukan pengkajian yang mendalam tentang karakteristik siswa untuk dijadikan sebagai pijakao atau acuan untuk mengoptimallcan penerapan strategi pembelajaran berorientasi pada siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia secara efektif dan efisien. Penelitian ini perlu ditilvlaklanjuti untuk. setiap jenjang pendidikan dan pada sampel yang lebih luas serta variabel penelitian berbeda lainnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan-ketcrbatasan dalam penelitian ini. 101