BAB I PENDAHULUAN. Kesetaraan kedudukan dan tidak adanya perbedaan bagi Allah antara wanita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (sunnatullah). Indikator sederhana dari ketetapan Allah mengenai pluralitas

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti jalan lurus yang telah digariskan oleh Allah SWT sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN DAN AKTIFITAS DAKWAH DALAM DUNIA POLITIK HJ. NAFISAH SAHAL MAHFUDZ SEBAGAI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. amanah dari Allah SWT dan fungsi sebagai generasi penerus kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Media Pustaka Poenix, Jakarta, 2012, hlm. 572.

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH MUSLIMAT NU, FATIMIYAH, DAN AISYIYAH DALAM MENGEMBANGKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN. Skripsi. Diajukan Oleh : ANITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara,

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali ditempuh adalah melalui ajakan, seruan atau himbauan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ).

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB V PENUTUP. 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut dengan Agama, yaitu Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katholik, Buddha dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan umat manusia. Karena definisi dakwah sendiri adalah mnegajak atau menyeru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia kerja tidak jarang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA TOKOH AGAMA DENGAN REMAJA MASJID AL-MIHROB DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM"

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV TINJAUAN FIQH SIYASAH DAN UU NO. 8 TAHUN 2012 MENGENAI IMPLEMENTASI KUOTA 30% KETERWAKILAN CALON LEGISLATIF PEREMPUAN DI DAPIL 4 GRESIK

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

Tugas sebagai seorang muslim adalah. dari kekeliruan yang dapat merugikan kehidupan baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari pasti berhadapan

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB V PENUTUP. seperti Nasionalisme Radikal, Tradisi Jawa, Komunisme, Sosial Demokrat dan Islam,

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia, yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad

BAB IV ANALISIS METODE CERAMAH K.H. ASRORI AL-ISHAQI TENTANG DZIKIR DALAM REKAMAN HAKEKAT DZIKIR SERI 1-5

BAB I PENDAHULUAN. kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa yang sifatnya didengar, maka siaran

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu lembaga yang sah dan memiliki kewenangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT


BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB IV TANTANGAN DAN RESPON UMAT ISLAM TERHADAP ALIRAN KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BALONGDOWO

SITI MEGAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN ! "#" $ "%&

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Kesetaraan kedudukan dan tidak adanya perbedaan bagi Allah antara wanita dan laki-laki diterangkan Islam. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Q.S. al-hujarat ayat 13 sebagai berikut: " $%&! -. / 0 1, '(%)*+, 56 89:%, )2 04 @ ' <=20/,> 0? C9 -!"AB+ EFG 49 @ ' -.% + JKLM HI": Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. al-hujurat: 13, Depag RI, 1992). Serta dalam Q.S. at-taubah ayat 71 @2! %, -. SQT 0 QR! %, ' VW 0 9,U + [ " 0 XY Z/ L"% J @-2 S, '2]^ X2 U\, '2 $_ X20 %, 49 X2 0U`, 1

2 : d %*+ ' ab +%92 c,>, @ g9. S f 2 I" c JkKMTiU[ je_ h 49 Artinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah awliya' bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang ma'ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (Depag RI, 1992). Firman Allah dalam Q.S. al-hujarat ayat 13 di atas secara jelas menerangkan bahwa kemuliaan manusia di hadapan Allah tidak didasarkan pada jenis kelamin melainkan pada tingkat ketakwaannya (Munir [ed], 1999: 69). Hal tersebut juga diperjelas dalam firman Allah berikutnya, Q.S. at-taubah ayat 71 yang menerangkan bahwa wanita dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam berdakwah. Selain itu, dalam aspek pemilihan metode dalam berdakwah juga tidak ada pembedaan antara laki-laki dan wanita. Selama laki-laki dan wanita tersebut mampu menggunakan metode dakwah tersebut secara baik dan benar, maka tidak ada penghalang bagi mereka untuk menggunakan metode itu, termasuk berdakwah di dunia politik (Alawiyah dalam Andito, 1999: 309-310). Salah satu tokoh Islam yang melakukan dakwah dalam dunia politik adalah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz yang mencalonkan diri dan akhirnya menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2004-2009. Hj. Nafisah Sahal Mahfudz dalam dunia politik praksis merupakan orang baru

3 karena baru pertama kali terjun ke dunia politik nasional melalui jalur DPD. Sebelumnya Hj. Nafisah Sahal memang pernah menjadi anggota dewan namun hanya sebatas pada tingkat Kabupaten Pati pada tahun 1977-1982. Apabila melihat latar belakang sosok Hj. Nafisah Sahal Mahfudz, maka akan terlihat suatu keunikan manakala beliau memilih untuk terjun kembali sebagai politikus. Setelah lebih dari 10 tahun beliau meninggalkan politik dan kembali terjun ke dunia dakwah, beliau memutuskan untuk menerima amanah dari Muslimat NU untuk terjun kembali ke dunia politik pada tahun pemilihan 2004. Sebagai istri dari seorang ulama kharismatik, yang juga sering aktif di bidang kemasyarakatan dan keagamaan, idealnya Hj. Nafisah Sahal lebih memilih untuk tetap berkecimpung dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan. Namun demikian, faktanya Hj. Nafisah Sahal Mahfudz bersedia untuk dicalonkan menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Pemilu 2004. Keinginan beliau tersebut tidak lain didasarkan pada adanya keinginan untuk melaksanakan amanah dakwah dalam lingkup politik praktis tingkat nasional, yang belum pernah dilakukan oleh beliau. Hal ini secara tidak langsung terkandung makna bahwa beliau memiliki sesuatu pemikiran terkait dengan dakwah dalam dunia politik. Pemikiran tersebut merupakan dasar dari aktifitas dakwah dalam dunia politik. Sebab sangat tidak memungkinkan suatu tindakan yang terencana tidak didasarkan pada pemikiran. Setelah terpilih, Hj. Nafisah Sahal memang langsung merealisasikan pelaksanaan amanah yang diemban beliau sebagai anggota DPD. Realisasi-

4 realisasi perbaikan dan pengembangan pendidikan Islam menjadi bukti riil dakwah beliau dalam pentas politik. Artinya, beliau menjadikan dunia politik sebagai media untuk melaksanakan dan mengaktualisasikan dakwah melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Menurut Pimay (2006 : 13) dakwah pada hakikatnya adalah menyeru kepada umat manusia untuk menuju kepada jalan kebaikan, memerintahkan yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar dalam rangka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Karena itu, dakwah memiliki pengertian yang luas. Ia tidak hanya berarti mengajak dan menyeru kepada umat manusia agar memeluk agama Islam, lebih dari itu dakwah juga berarti upaya membina masyarakat Islam agar menjadi masyarakat lebih berkualitas (khairul ummah) yang dibina dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai Islam tadi. Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh umat manusia, sehingga mereka dapat merasakan ketentraman dan kedamaian itu tidak akan terwujud kecuali apabila setiap muslim sadar bahwa di atas pundaknya ada amanah yang berat berupa tugas dakwah secara universal, yang tidak dibatasi oleh waktu, tempat dan keadaan. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa aktifitas dakwah tidak memiliki batasan tempat dan waktu. Selama aktifitas tersebut bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam dan tidak bertentangan dengan syari at, maka hal itu dapat diterima sebagai upaya dakwah. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan tujuan dakwah yaitu untuk membuat manusia

5 memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi (Aziz, 2004 : 60). Oleh sebab tidak dapat dipungkiri bahwa dakwah adalah kegiatan yang memiliki ruang lingkup luas dan tidak hanya identik dengan pengajian, khutbah dan arti sempit lainnya (Aziz, 2004 : 1-2). Dalam perkembangannya, para pendakwah banyak yang mengembangkan dakwah dengan berbagai metode seperti dakwah melalui buku, lagu, film hingga politik. Untuk yang terakhir kali disebut (politik), memang dapat dijadikan sebagai media dakwah. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw manakala sedang mengembangkan dakwah, baik pada saat di Madinah maupun saat di Mekkah setelah Fathul Makkah. Penggunaan politik sebagai media dakwah terlihat dari penyampaian ajaran Islam melalui kebijakan-kebijakan politik seperti penerimaan atas perbedaan agama dengan kelompok Yahudi dan Nasrani di Madinah yang diabadikan dalam aturan-aturan yang dikenal dengan istilah Piagam Madinah. Dakwah dan politik pada dasarnya memiliki kesamaan, yakni samasama berhubungan dengan kenyamanan khalayak banyak. Perbedaannya hanya terletak pada dasar dan tujuan masing-masing. Dakwah bertujuan untuk mencapai kenyamanan kehidupan dunia dan akhirat sedangkan politik berhubungan dengan kenyamanan yang dihasilkan dari kebijakan politik yang berkuasa. Sebagai dua hal yang memiliki kesamaan, keduanya (dakwah dan politik) dapat saling memasuki wilayah satu dengan yang lainnya. Penggunaan dakwah sebagai alat politik dapat terlihat dengan

6 adanya beberapa partai yang menggunakan ayat-ayat agama untuk menarik simpati massa. Sebaliknya, tidak jarang pendakwah yang memasukkan nilai-nilai dakwah dalam aktifitas politiknya seperti yang dilakukan oleh Hj. Nafisah Sahal Mahfudz. Tidak dapat dipungkiri bahwa politik memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia, termasuk di dalamnya adalah proses dakwah. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika para tokoh Islam banyak yang terlibat dalam aktifitas politik dengan dalih penyebaran ajaran Islam dalam Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1999 setelah reformasi yang menggulingkan Orde Baru. Dengan dasar pentingnya moral agama untuk melakukan perbaikan moralitas aparatur negara yang terlalu banyak masalah, para tokoh partai Islam melakukan penggalangan suara untuk pemilihan Presiden. Sebab aspek moralitas maupun agama memiliki nilai penting dalam aktifitas politik. Tidak sedikit politikus yang tidak memiliki dasar agama yang kuat melakukan tindakan yang kurang terpuji dalam aktifitas politiknya (Zainuddin, 1992: 139-140). Oleh sebab itu tidak mengherankan jika para tokoh Islam yang berupaya melakukan reformasi moral dalam parlemen melakukan usaha yang maksimal. Hasilnya, meskipun mendapatkan sedikit suara, namun kenyataannya para tokoh politik Islam mampu memenangkan pemilihan umum presiden yang sesungguhnya. Melalui kelompok poros tengah yang terdiri dari Yuzril Ihya Mahendra (PBB), Hamzah Haz (PPP), Amien Rais (PAN), dan para tokoh PKB, mampu menggalang suara untuk memudahkan Abdurrahman

7 Wahid menjadi Presiden pasca lengsernya Soeharto (Manning dan Diemmen, 2000: 381-384). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengeksplorasi lebih luas dan melakukan analisa mengenai pemikiran dan kegiatan dakwah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz, khususnya dalam dunia politik. Proses eksplorasi dan analisa tersebut akan dituangkan dalam bentuk penelitian dengan judul Dakwah Dalam Dunia Politik (Studi Terhadap Pemikiran dan aktivitas Dakwah Dra. Nafisah Sahal Mahfudz sebagai Anggota DPD RI 2004-2009). 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah mengenai pemikiran dan aktifitas Hj. Nafisah Sahal Mahfudz tentang dakwah dalam dunia politik dengan redaksi rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pemikiran Hj. Nafisah Sahal Mahfudz tentang dakwah dalam dunia politik? 2. Apa aktifitas Hj. Nafisah Sahal Mahfudz tentang dakwah dalam dunia politik? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah, yakni untuk mengetahui: 1. Pemikiran Hj. Nafisah Sahal Mahfudz tentang dakwah dalam dunia politik

8 2. Aktifitas Hj. Nafisah Sahal Mahfudz tentang dakwah dalam dunia politik Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis dalam mempraktekkan ilmu-ilmu pengetahuan (teori) yang telah penulis dapatkan selama belajar di institusi tempat penulis belajar. 2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan dan media pembanding dalam khazanah keilmuan di bidang komunikasi penyiaran Islam, khususnya berkaitan dengan perkembangan dakwah dalam dunia politik. 1.4. Kajian Pustaka Untuk menghindari asumsi plagiatisasi, maka berikut ini akan penulis paparkan beberapa pustaka yang memiliki kesamaan dengan obyek penelitian yang akan penulis laksanakan. Pertama, hasil penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Eli Susilowati dengan judul Pemikiran Politik Tan Malaka dalam Perspektif Dakwah. Penelitian yang dilakukan secara library research ini mengetengahkan pemikiran-pemikiran dakwah Tan Malaka selama beliau aktif dalam dunia politik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai salah seorang anggota Komunis Internasional (Komintern), tidak membuat Tan Malaka menjadi orang yang seperti dituduhkan terhadap anggota komunis, yakni seorang atheis (tidak bertuhan). Dalam pemikiran

9 politiknya, Tan Malaka tidak melepaskan aspek-aspek keagamaan. Indikatornya adalah bahwa Tan Malaka tetap memeluk Islam sebagai agamanya, bahkan tatkala Komintern sedang gencar-gencarnya mengincar para tokoh agama, Tan Malaka mengajukan surat secara langsung kepada Komintern agar para ulama di Indonesia tidak diincar sebagaimana mereka mengincar para Dewan Gereja di Eropa. Selain tindakan langsung, pemikiran politik Tan Malaka dituangkan dalam beberapa tulisan. Secara khusus, dasar pemikiran Tan Malaka berdasar pada asas pemikiran yang menurutnya terpusat pada Madilog (Material, Dialog, dan Logika). Bahkan terkait dengan nilai-nilai Islam, Tan Malaka menulis secara khusus dalam sebuah buku yang berjudul Islam dalam Pandangan Madilog. Kedua, hasil penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Zaenal Arifin dengan judul Aktifitas Dakwah K.H. Amin Budi Harjono (Analisis terhadap Metode dan Materi Dakwah). Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mana sumber data primernya adalah sosok yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini diajukan dua rumusan masalah yakni permasalahan yang berhubungan dengan metode dakwah K.H. Budi Harjono dan permasalahan yang berhubungan dengan materi dakwah K.H. Budi Harjono. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa metode dakwah yang dipilih oleh K.H. Budi Harjono merupakan perpaduan antara metode ceramah dan seni. Meski demikian, kedua metode tersebut tidak selalu digunakan secara bersama-sama. Pada aktifitas dakwah yang dilakukan secara rutin dalam jeda waktu mingguan yang dilaksanakan

10 di lingkungan tempat tinggal beliau, metode yang digunakan hanya metode ceramah tunggal. Sedangkan pada aktifitas dakwah rutinan dalam Pengajian Gambang Syafaat bersama Cak Nun, metode dakwah yang digunakan adalah perpaduan antara ceramah dan seni. Sedangkan materi yang disampaikan dalam aktifitas dakwahnya adalah materi-materi yang berhubungan dengan kehidupan keseharian masyarakat, mulai dari masalah ekonomi, sosial hingga politik. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang telah penulis lakukan, maka dapat diketahui bahwa dari pustaka-pustaka di atas tidak satupun yang memusatkan penelitian pada sosok Hj. Nafisah Sahal Mahfudz, khususnya pada aktifitas dakwah dalam dunia politik. Oleh sebab itu, penulis merasa yakin untuk tetap melaksanakan penelitian ini tanpa ada keraguan akan adanya asumsi plagiatisasi. 1.5. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang bersifat kualitatif yaitu penelitian lapangan yang datanya penulis peroleh dari lapangan, baik berupa data lisan maupun data tertulis (dokumen). Sedangkan maksud dari kualitatif adalah penelitian ini bersifat untuk mengembangkan teori, sehingga menemukan teori baru dan tidak dilakukan dengan menggunakan kaidah statistic (Moleong, 2002: 75). Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan

11 komunikasi dakwah, di mana dalam penelitian ini data akan dikomparasikan dengan konsep komunikasi dakwah. 2. Definisi Konseptual a. Pemikiran dan Aktifitas Dakwah Istilah pemikiran dan aktifitas dakwah terdiri dari kata pemikiran, aktifitas, dan dakwah. Berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu pengertian ketiga kata tersebut sehingga nantinya akan diperoleh definisi konseptual tentang pemikiran dan aktifitas dakwah. Pemikiran berasal dari akar kata pikir dengan kata kerja berpikir yang menurut (Kafie, 1993: 51) secara sederhana bermakna proses kerja pikiran. Secara lebih detail, berfikir merupakan gejala jiwa yang mengatur dan mengontrol segala perilaku manusia yang berfungsi untuk mengenal, mencipta dan memecahkan problema atau masalah. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pemikiran merupakan hasil kerja pikiran yang berfungsi untuk mengenal dan memecahkan permasalahan sehingga memiliki sifat kontrol. Pemikiran akan muncul dengan diawali adanya pengenalan terhadap obyek pikiran. Setelah adanya pengenalan tersebut maka akan dapat dikonsepsikan penciptaan

12 asumsi terhadap sesuatu yang dipikirkan sehingga kemudian akan memunculkan suatu tindakan atau kegiatan sebagai respon adanya pemikiran. Sedangkan definisi kata aktifitas berakar dari kata dasar aktif yang berarti giat atau berkegiatan; mampu beraksi atau bereaksi (Poerwadarminto, 2000: 19). Dari pengertian ini aktifitas dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sebagai suatu bentuk aksi maupun reaksi atas sesuatu hal. Dengan demikian, suatu aktifitas tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya suatu stimulus (rangsangan). Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa suatu aktifitas akan muncul dari adanya pemikiran tentang sesuatu hal. Terkait dengan pemikiran dan aktifitas dakwah dalam dunia politik, maka dapat dimaknai sebagai sebuah proses kerja pikiran tentang dakwah dalam kegiatan politik yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan dakwah dalam kegiatan politik sebagai sebuah reaksi dari adanya pemikiran. Kata dakwah dari segi etimologi, dakwah berasal dari bahasa Arab da a, yang berarti panggilan, ajakan atau seruan. (AsmuniSyukur ; 1983:). Dakwah sebagai suatu istilah yang telah memiliki pengertian secara khusus, yang berarti seruan, ajaran, ajakan dan panggilan. (Sanwar, 1985: 1). Sedangkan secara terminologi menurut Ahmad (1985 : 3) dakwah dapat diartikan

13 sebagai aktifitas imani (teologi) yang dimanifestasikan ke dalam sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertingkah laku pada dataran kenyataan individual dan sosial cultural dalam rangka mengusahakan segi kehidupan dalam rangka mengusahakan segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu. Proses dakwah dapat berjalan apabila terkandung unsurunsur dakwah yang meliputi: 1) Da i, yakni orang atau pihak yang menyampaikan pesan dakwah. 2) Mad u, yakni orang atau pihak yang menerima pesan. 3) Pesan, yakni segala sesuatu materi yang disampaikan dalam proses dakwah yang pada pokoknya terbagi ke dalam tiga jenis, yakni aqidah, syari ah dan akhlak. 4) Media, adalah sarana yang digunakan dalam proses penyampaian pesan dakwah. 5) Metode, yakni suatu cara yang ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia (Aziz, 2004: 121). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran dakwah adalah segala gejala jiwa yang mengatur dan mengontrol segala perilaku manusia yang berfungsi untuk mengenal, mencipta dan memecahkan problema atau masalah yang berkaitan dengan

14 upaya mengajak manusia kepada jalan kebaikan yang telah ditentukan oleh Allah. Sedangkan aktifitas dakwah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sebagai suatu bentuk aksi maupun reaksi atas sesuatu hal untuk mengajak manusia menuju kebaikan di jalan Allah. b. Politik Secara etimologis, politik berasal dari kata polis (bahasayunani) yang artinya negara kota. Kemudian diturunkan kata lain seperti polities (warga negara), politicos (kewarganegaraan atau civics) dan politikeepisteme (ilmu politik). Secara terminologi, politik (politics) sebagaimana dikutip dalam dapat diartikan sebagai berikut: 1) Budiardjo (Cholisin dkk, 2006): politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu system politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. 2) Surbakti (Cholisin dkk, 2006): politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Lebih lanjut, Ramlan Surbakti menyatakan bahwa ada enam pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami politik, yakni pendekatan kekuasaan, pendekatan institusional, pendekatan moral, pendekatan konflik, pendekatan fungsional, pendekatan analisis wacana politik.

15 c. Dakwah dan Politik Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa antara dakwah dan politik memiliki kesamaan dan keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kesamaan dakwah dan politik adalah samasama memiliki dan menjalankan proses komunikasi pengaruh untuk mencapai tujuan. Tujuan dari komunikasi dalam dakwah adalah tercapainya tujuan dakwah berupa kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, sedangkan tujuan komunikasi politik lebih cenderung pada pencapaian tujuan politik yang identik dengan kekuasaan dan kebijakan dalam suatu wilayah tertentu. Keterkaitan antara dakwah dan politik adalah berhubungan dengan adanya aspek moral dalam kedua hal itu. Pada dakwah, aspek moral adalah tujuan yang ingin dicapai dari proses yang dilaksanakan sedangkan aspek moral dalam politik lebih cenderung menjadi harapan sebagai landasan dalam berpolitik. Hal ini dapat terlihat pada beberapa kasus saat ini yang menimpa para politikus. Penyelewengan-penyelewengan politik yang terjadi secara tidak langsung mengindikasikan adanya masalah moralitas yang dialami oleh para politikus yang terlibat kasus. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dakwah memiliki relevansi dengan politik. Relevansi tersebut adalah adanya jalinan manfaat antara dakwah dengan politik. Pada sisi politik, dengan adanya dakwah dalam lingkup politik akan dapat

16 membangun dan menjaga moral politik para politikus sedangkan pada sisi dakwah, dengan menyatunya dakwah dalam dunia politik akan dapat melahirkan kebijakan sosial yang disandarkan pada nilainilai agama sebagai bagian dari proses dakwah. 3. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. a. Data primer, yakni data yang berkaitan dan diperoleh langsung dari sumber data tersebut (Azwar, 1998: 91). Dalam penelitian ini, data primernya adalah pemikiran dakwah dan aktifitas dakwah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz dalam dunia Politik. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz sebagai sosok yang mempraktekkan dakwah dalam dunia politik. b. Data sekunder, yakni data yang dapat menunjang data primer dan diperoleh tidak dari sumber primer (Hadi, 1993: 11). Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, majalah, maupun arsip yang membahas tentang komunikasi dakwah dan politik. 4. Metode Pengumpulan Data Salah satu tahap yang penting dalam proses penelitian ini adalah tahap pengumpulan data. Hal ini karena data merupakan faktor terpenting dalam suatu penelitian, tanpa adanya data yang terkumpul

17 maka tidak mungkin suatu penelitian akan berhasil. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan cara: a. Metode Interview Interview adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan percakapan dengan sumber informasi secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh keterangan yang relevan dengan penelitian ini (Koentjaraningrat, 1981: 162). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan pemikiran dakwah dan aktifitas dakwah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz dalam dunia Politik. Responden dalam wawancara ini adalah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz sebagai tokoh sentral dalam penelitian ini. b. Metode Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berupa sumber data tertulis (yang berbentuk tulisan). Sumber data tertulis dapat dibedakan menjadi: dokumen resmi, buku, majalah, arsip, ataupun dokumen pribadi dan juga foto (Sudarto, 2002: 71). Dokumen-dokumen yang dijadikan arsip dalam penelitian ini adalah Buku Setahun Melangkah Mengemban Amanah (Kiprah Dra. Hj. Nafisah Sahal Mahfudz) yang disusun oleh Dr. H. Najahan Musyafak, dkk yang dicetakan pertama pada tahun 2005 yang memuat seluk beluk Dr. Hj. Sahal Mahfudz dengan profil dan segala aktifitas dan kegiatannya selama menjadi DPD RI.

18 5. Metode Analisis Data Setelah data selesai disusun secara sistematis, tahap berikutnya yang harus ditempuh adalah tahap analisa. Ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap ini data yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan ditafsirkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Adapun metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data deskriptif kualitatif. Maksudnya adalah proses analisis yang akan didasarkan pada kaidah deskriptif dan kualitatif. Kaidah deskriptif adalah bahwasannya proses analisis dilakukan terhadap seluruh data yang telah didapatkan dan diolah dan kemudian hasil analisa tersebut disajikan secara keseluruhan. Sedangkan kaidah kualitatif adalah bahwasanya proses analisis tersebut ditujukan untuk mengembangkan teori bandingan dengan tujuan untuk menemukan teori baru yang dapat berupa penguatan terhadap teori lama, maupun melemahkan teori yang telah ada tanpa menggunakan rumus statistik (Danim, 2002: 41). Jadi, proses analisa data yang digunakan secara umum memiliki tujuan untuk penyusunan data lapangan menjadi data yang tersistematis dan mencari jawaban permasalahan yang diajukan dengan obyek data yang berkesesuaian dengan rumusan masalah yang diajukan.

19 1.6. Sistematika Penulisan Penyusunan hasil penelitian yang penulis laksanakan terbagi menjadi tiga bagian dengan penjelasan sebagai berikut: Bagian awal yang isinya meliputi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi. Bagian isi yang merupakan bagian utama dari penulisan ini. Bagian ini terdiri dari lima bab dengan penjelasan sebagai berikut: Bab I, yakni pendahuluan yang isinya meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, yakni Tinjauan Umum tentang tentang Dakwah dan Politik. Bab ini isinya meliputi dua sub bab, yakni Dakwah dan Politik. Bab III, yakni Gambaran Umum Pemikiran Dakwah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz. Bab ini terdiri dari dua sub bab. Pertama adalah biografi Hj. Nafisah Sahal Mahfudz yang di dalamnya meliputi pembahasan tentang profil umum Hj. Nafisah Sahal Mahfudz serta aktifitas keseharian Hj. Nafisah Sahal Mahfudz. Sedangkan sub bab kedua pemaparan tentang pemikiran dakwah Hj. Nafisah Sahal Mahfudz yang isinya meliputi pemikiran dakwah dalam dunia politik Hj. Nafisah Sahal Mahfudz. Bab IV yakni Analisis Dakwah dalam Dunia Politik Hj. Nafisah Sahal Mahfudz yang isinya analisis pemikiran dakwah dalam dunia politik Hj. Nafisah Sahal Mahfudz.

20 Bab V yakni penutup yang isinya meliputi simpulan, saran-saran, dan penutup. Sedangkan bagian yang terakhir adalah bagian akhir yang isinya meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan biografi penulis.