LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI OKTOBER 2016 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia. Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi: Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah; Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah; Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah; Pengelolaan Debt Swap. Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan Oktober 2016. Klasifikasi Pinjaman dan Hibah Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa: Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan Daerah. Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari: - Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. - Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. - Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE). - LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi, pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia. Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 2016 hal 1
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut: Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan. Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan. Kilas Kinerja Selama bulan Oktober 2016, aktivitas pengelolaan pinjaman dan hibah meliputi penandatanganan 18 perjanjian pinjaman dan 1 perjanjian hibah yang terdiri dari 13 perjanjian PDN, lima perjanjian Pinjaman LPKE/KSA, serta satu perjanjian Hibah Multilateral. Selain penandatangan perjanjian baru, pada Oktober 2016 juga dilakukan amandemen terhadap sepuluh perjanjian pinjaman, dan dua perjanjian hibah. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah 1. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman dan Hibah Baru Perjanjian pinjaman dan hibah yang ditandatangani pada Oktober 2016 terdiri dari satu perjanjian induk PDN, duabelas perjanjian realisasi PDN, lima perjanjian LPKE/KSA dan satu perjanjian Hibah Multilateral. Perjanjian PDN yang ditandatangani pada 19 Oktober 2016 berupa satu Perjanjian Induk PDN alokasi tahun 2016 senilai Rp. 1,8 trilyun, yang diikuti dengan penandatanganan duabelas perjanjian Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 2016 hal 2
realisasi turunannya. Pinjaman yang berasal dari PT.BNI (Persero) digunakan untuk membiayai pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan. Budidaya Ikan Laut oleh Kelompok sasaran CCDP. Sumber: www.asia.ifad.org Dua perjanjian pinjaman LPKE/KSA senilai USD5,08 juta dari PT. BNI (Persero) cabang Singapore digunakan untuk pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan ditandatangani pada 5 Oktober 2016, dan untuk pengadaan almatsus di Kepolisian ditandatangani pada 13 Oktober 2016. Kemudian, tiga pinjaman senilai USD45,41 juta dari PT. Bank Mandiri Cabang Singapore digunakan untuk pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan ditandatangani pada 21 Oktober 2016. Perjanjian Hibah Multilateral yang ditandatangani pada 26 Oktober 2016 bersumber dari ADB untuk kegiatan Community Focused Investment to Address Deforestation and Forest Degradation senilai USD17 juta. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tujuan hibah adalah mendukung upaya negara-negara berkembang dalam mengurangi deforestasi dan degradasi hutan serta meningkatkan kesinambungan pengelolaan hutan untuk mengurangi emisi dan perlindungan simpanan karbon. 2. Amandemen Perjanjian Pinjaman Perjanjian pinjaman yang diamandemen pada bulan Oktober 2016 terdiri dari dua perjanjian Pinjaman Multilateral, satu perjanjian Pinjaman Bilateral, tiga perjanjian Pinjaman LPKE/KSA, empat perjanjian Induk Pinjaman Dalam Negeri dan dua perjanjian Hibah Multilateral. Dua perjanjian Pinjaman Multilateral yang di-amandemen bersumber dari IDB dan IFAD. Pinjaman IDB untuk kegiatan Integrated Community Driven Development Phase III senilai USD205 Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 2016 hal 3
juta bertujuan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama perempuan dan masyarakat miskin melalui peningkatan infrastruktur masyarakat, kegiatan sosial, memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pengembangan mata pencaharian, membangun kapasitas ketrampilan masyarakat dan lembaga lokal. Amandemen disetujui IDB pada 13 Oktober 2016 berupa perpanjangan closing date dari semula 31 September 2016 menjadi 31 Desember 2017, dan realokasi pemanfaatan contigency. Bertindak sebagai Executing Agency adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pinjaman Multilateral yang kedua bersumber dari IFAD untuk kegiatan Coastal Community Development Project senilai EUR8,5 juta. Amandemen disetujui IFAD pada 28 Oktober 2016 berupa realokasi antar kategori karena adanya penambahan desa target proyek dari 108 desa menjadi 180 desa, serta penguatan pendampingan dan pelatihan sebagai upaya persiapan keberlanjutan proyek. Bertindak sebagai Executing Agency adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Perjanjian Pinjaman Bilateral yang di-amandemen adalah The Contruction of Two University Hospitals in Sebelas Maret University and Andalas University Project bersumber dari Saudi Fund for Development (SFD) Arab Saudi. Amandemen disetujui oleh SFD pada 19 Oktober 2016 berupa perpanjangan closing date dari semula 1 Januari 2017 menjadi 31 Agustus 2017. Kegiatan bertujuan untuk membiayai pengembangan Medical Education Research Center dan dua University Hospital dengan Executing Agency adalah Kemenristek Dikti. Terdapat tiga Perjanjian Pinjaman LPKE/KSA yang di-amandemen berupa perpanjangan masa laku pinjaman. Dua perjanjian untuk pembiayaan pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan, bersumber dari PT.BRI (Persero) cabang Cayman Island senilai USD120,69 juta dari semula 31 Agustus 2016 menjadi 30 April 2017, dan PT.BNI (Persero) cabang Singapore senilai USD7,65 juta dari semula 22 September 2016 menjadi 31 Desember 2016. Selanjutnya satu perjanjian yang digunakan untuk pengadaan almatsus di Kepolisian RI berasal dari PT.BNI (Persero) cabang Singapore senilai USD5,09 juta dari semula 8 Oktober 2016 menjadi 8 April 2017. Perjanjian pinjaman lain yang di-amandemen pada bulan Oktober 2016 adalah empat Perjanjian Induk Pinjaman Dalam Negeri, yaitu i) Perjanjian Induk PDN Tahun Anggaran 2012 dari PT. BPD Jawa Barat dan Banten senilai Rp 1 triliun berupa amandemen perpanjangan masa penarikan dari 30 Juni 2016 menjadi 31 Desember 2016, ii) Perjanjian Induk PDN Tahun Anggaran 2013 Tahap II dari PT. BPD Jawa Tengah senilai Rp176,55 milliar berupa perpanjangan masa penarikan pinjaman dari 30 September 2016 menjadi 31 Desember 2016, iii) Perjanjian Induk PDN Tahun Anggaran 2014 Tahap I dari PT. BPD DKI Jakarta senilai Rp971,88 milliar berupa perpanjangan masa penarikan pinjaman dari 30 Juni 2016 menjadi 31 Desember 2016, dan iv) Perjanjian Induk PDN Tahun Anggaran 2014 Tahap II dari PT. BRI (Persero) senilai Rp278,11 miliar berupa perpanjangan masa penarikan pinjaman dari 30 Juni 2016 menjadi 31 Desember 2016. Selain amandeman perjanjian pinjaman, pada Oktober 2016 terdapat dua amandemen perjanjian Hibah Multilateral. Amademen Perjanjian Hibah yang pertama bersumber dari Bank Dunia senilai USD1,25 juta yang digunakan untuk membiayai kegiatan Surabaya Urban Transport Corridor Development Project. Bertindak selaku Executing Agency adalah Bappenas. Amandemen disetujui Bank Dunia pada tanggal 30 September 2016 berupa perpanjangan closing date dari Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 2016 hal 4
semula 30 September 2016 menjadi 30 November 2016. Perpanjangan closing date dilakukan untuk mengakomodasi implementasi kontrak kegiatan dan mengantisipasi jika terjadi keterlambatan kegiatan serta adanya perubahan kebijakan kegiatan pembangunan Angkutan Masal Cepat Surabaya. Amandemen Perjanjian Hibah yang kedua bersumber dari UNDP senilai USD510 ribu digunakan untuk kegiatan National Biodiversity Planning to Support the Implementation of the CBD 2011-2010 Strategic Plan. Amandemen disetujui UNDP pada 27 Oktober 2016 berupa perpanjangan closing date dari semula 31 Oktober 2016 menjadi 31 Desember 2016. Hibah bertujuan untuk mendukung pengembangan strategi dan rencana aksi keanekaragaman hayati Indonesia yang sejalan dengan target biodiversity global yang baru dengan Executing Agency adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 2016 hal 5