BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pengamatan di lapangan mengenai rehabilitasi

dokumen-dokumen yang mirip
I. UMUM. menjadi...

pendidikan. Beberapa hal perlu diperhatikan juga dalam proses pembelajaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 56 / HUK / 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Surabaya, kegiatan prostitusi di lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kegiatan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. rumah tangga ataupun kebutuhan sehari-hari, namun tidak sedikit dari wanita tersebut

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya istilah Disabilitas. disebagian masyarakat Indonesia berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (UAS). Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam. emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB IV ANALISIS PRINSIP EKONOMI ISLAM TERHADAP PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL. A. Pemberdayaan terhadap Tenaga Kerja Difabel di Anggrek Karya Cacat

FUNGSI PENDIDIKAN NON FORMAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MORAL UNTUK ANAK-ANAK BERMASALAH. Oleh : Ary Purwantiningsih

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. pendidik di dalam kelas, namun juga sebagai teladan di luar kelas.

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

2015, No Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pe

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1998 TENTANG PENJELASAN ATAS UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG BERBISNIS

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki peran dan tanggung

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR POLRI T.A 2015 TANGGAL 4 AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB II DESKRIPSI LOKASI. A. Sejarah Balai rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. dengan Wangkung oleh masyarakat sekitar kala itu.

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab dan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani maupun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tolak ukur segala hal mengenai harapan dan tujuan dari bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik. yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN. BNP2TKI TKI dantki purna. Kamaruddin Hasan Fisip Unimal HP

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendampingan Pekerja Sosial terhadap Klien. Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Sutiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

123 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pengamatan di lapangan mengenai rehabilitasi sosial terhadap klien di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi, maka penulis dapat memberikan kesimpulan yaitu: kegiatan yang diadakan di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi terdiri dari beberapa bimbingan diantaranya: bimbingan fisik, bimbingan agama, bimbingan mental, bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan. Bimbingan keterampilan meliputi: menjahit, pelatihan handycraft, memasak, salon, dan berkebun. Segala kegiatan yang telah diberikan oleh Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi yang meliputi beberapa kegiatan di atas seluruh kegiatan tersebut ditujukan untuk mengupayakan klien yang dibina di panti agar dapat mendayagunakan potensi dalam diri dan mengaktualisasikan dirinya secara utuh, sehingga pada saat menjalani kehidupan yang penuh dengan berbagai tantangan, mereka nantinya akan lebih percaya diri dan tidak tergantung pada orang lain, sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat yang normatif. Selanjutnya dalam melaksanakan program rehabilitasi sosial Panti Sosial Karya Wanita telah melaksanakan setiap tahapannya sesuai dengan program yang ada, meskipun dalam beberapa komponen belum dilakukan secara maksimal. Tidak hanya itu, Panti Sosial Karya Wanita juga melakukan kegiatan pengembalian mental dengan menanamkan nilai-nilai moral, pengembalian spiritual dalam bimbingan agama dan sosial seperti bagaimana menjalankan

124 fungsi sosial dengan wajar dan dapat berinteraksi sosial dengan baik dalam lingkungan sosial nantinya dan yang terpenting lagi yaitu didukung juga dengan pemberdayaan keterampilan yang dimiliki dalam menunjang ekonomi di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan karena semua klien di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi ialah klien yang usianya masih sangat produktif untuk berkarya meningkatkan kualitas ekonomi yang baik dalam kehidupannya masingmasing. Program yang dilakukan dalam upaya rehabilitasi cukup banyak, setiap program memiliki tujuan masing-masing. Beberapa pelajaran yang diajarkan salah satunya nilai dan etika, hal ini bertujuan untuk mengajarkan ataupun membenarkan cara berkomunikasi klien dalam masyarakat, sehingga dapat mempelajari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Adapun program untuk bimbingan konseling disatukan dengan bimbingan mental yang dihadirkan untuk memberikan kembali penanaman iman serta memantau perkembangan mental pada klien. Untuk pemberdayaan klien sendiri yaitu beberapa keterampilan yang ditawarkan untuk dapat bekerja saat keluar nantinya. Menurut penelitian ini pelaksanaan rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi sudah terlaksana dengan baik didukung oleh semua bimbingan yang ada dalam pembinaan ini. Selain itu, muatan materi yang cukup baik juga dapat diterima klien binaan di sini. Ini dapat dilihat dalam perubahan sikap yang muncul dalam diri klien binaan selama menjalani pembinaan, beberapa klien setelah menjalani pembinaan memanfaatkan keterampilan yang dipelajarinya dalam pembinaan seperti dalam hal memasak, menjahit dan lainnya

125 yang digunakan klien binaan untuk menopang kebutuhan ekonomi serta keluarganya. Selain itu, semua bimbingan terutama agama sangat membantu klien binaan lebih memperbaiki diri ke depannya terutama setelah selesai menjalani pembinaan. Namun dalam menerapkan segala bentuk pembinaan klien binaan ternyata tidaklah mudah bagi beberapa klien binaan karena masih ditemukannya klien binaan yang kembali terjebak dalam dunia prostitusi dan kembali menjalani pembinaan untuk yang kedua bahkan ketiga kalinya. Dalam menjalani kehidupan setiap orang memiliki karakter yang berbeda ada manusia yang mudah terpengaruh, ada manusia yang sangat kokoh dengan apa yang dipercayainya. Untuk itu merubah diri bukanlah persoalan yang mudah apalagi mendidik seorang yang memiliki latarbelakang yang kelam yang berasal dari berbagai macam persoalan hidup yang kompleks. Hal tersebutlah yang seringkali menjadi hambatan dalam upaya rehabilitasi. Maka itu, perlu adanya motivasi agar klien memahami apa yang telah diberikan bukan sekedar keterampilan, namun berbagai kegiatan yang membuat mereka lebih berdaya di masa yang akan datang. B. Saran Berdasarkan uraian tersebut maka penulis dapat memberikan saran-saran yang dimaksudkan agar dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap klien di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi akan menjadi lebih berkembang di masa selanjutnya: 1. Bagi Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi sebaiknya menambah salah satu materi dalam rehabilitasi sosial yaitu: pelatihan

126 kewirausahaan untuk menyiapkan diri klien binaan dengan berlatih dan menambah wawasan akan dunia usaha yang akan digelutinya seperti usaha makanan, pembuatan handycraft, dan lainnya. 2. Pada tenaga pemateri atau instruktur diharapkan dapat memberikan pendekatan khusus untuk beberapa klien yang memerlukan pendekatan tersendiri dalam membangun hubungan baik yang dekat demi mencapai keberhasilan dalam upaya rehabilitasi sosial. Terutama bagi klien yang sudah dua kali menjalani rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita ini. Selain itu, pada instruktur diharapkan dapat memberi materi yang bervariasi serta menggunakan metode penyampaian materi yang lebih tepat dan efektif sehingga dapat mengembangkan pemikiran klien sehingga tidak menimbulkan rasa bosan saat berada di dalam kelas karena hanya mendengar ceramah saja untuk waktu yang berjam-jam. Misalnya lewat: penanaman nilainilai agama lewat pembedahan film yang berkaitan dengan azab Tuhan terhadap pelaku kejahatan dan maksiat di dunia, lalu masukkan pesan-pesan tersirat mengenai film tersebut kepada klien binaan. 3. Bagi Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi sebaiknya memberikan pendampingan pelayanan sosial tidak hanya sesuai sistem, tetapi juga membangun kebersamaan yang bersifat tidak kaku, lebih memberikan rasa empati kepada klien dan melakukan pendekatan yang persuasif. Sehingga tercipta hubungan kekeluargaan yang baik dan dapat mendorong keberhasilan dalam setiap upaya rehabilitasi. Selanjutnya

127 diadakan keterampilan baru selain menjahit, memasak, handycraft dan lainnya, sehingga banyak pilihan dan variasi dalam bidang keterampilan dan memudahkan warga binaan dalam memilih bidang sesuai yang diminati. Seperti beberapa warga binaan yang memiliki bakat melukis, dan lainnya. Selain itu, diharapkan kepada Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi untuk melakukan inovasi serta kreasi dalam melakukan bimbingan kepada warga binaan, supaya mereka tidak merasa bosan dengan aktifitas yang hanya itu saja.