BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Madani Hatta, Muhammad Haris, dan Lucky Auditya (2016)

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

IKATAN AKUNTAN INDONESIA PROFESI AKUNTAN PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti isi pada beberapa kerjasama tersebut berarti Indonesia harus

PEMAHAMAN MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI ATAS PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada prinsip-prinsip independensi dan profesionalisme. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan bagian yang sangat penting bagi pelaku bisnis, pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain, baik berupa barang, jasa, investasi, modal dan juga sumber

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

PEMAHAMAN MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI ATAS PENERAPAN IFRS DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Sinergitas Asosiasi Profesi dalam Penguatan Profesionalisme Akuntan di Indonesia. Dewan Pengurus Nasional (DPN) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung hanya kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI AKPER YKY

KOMPETENSI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DAN KESIAPANNYA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan favorit di fakultas ekonomi yang banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFESI AKUNTAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

1 Universitas Bhayangkara Jaya

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

PENDIDIKAN AKUNTANSI SEBAGAI PONDASI PENINGKATAN KOMPETENSI AKUNTAN PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

INTERNATIONAL DUAL CERTIFICATION: ACCOUNTING, FINANCE & BUSINESS PROGRAM

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik di Indonesia sebanyak orang dan 55% berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat kurang lebih dari enam

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mahasiswa. Menurut penelitian Basuki (1999) dalam Benny dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tunjung Irmawati B

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu juga mereka termotivasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN dapat bekerja di negara yang termasuk wilayah tersebut dengan lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bukanlah sebuah transaksi untung rugi, efektifitas dan efisiensi belaka, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Full Paper.

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi dasar atau aturan bagi seseorang dalam menjalankan profesinya. Etika

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin. mengancam eksistensi profesi akuntan indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (TENAGA KERJA) BIDANG KONSTRUKSI DI INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan etika.etika mempunyai peranan yang sangat penting dalam

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi ASEAN Economic Community atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar negara-negara di dunia dalam hal perekonomian merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian dari setiap negara. Sebuah negara tidak akan mampu bertahan tanpa adanya interaksi perdagangan dengan negara lainnya. Kualitas sumber daya manusia juga termasuk faktor yang membuat suatu negara menjadi maju. Di Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini, dengan jumlah pemilih 187 juta orang. Namun dalam persaingan di dunia, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya masih tergolong dalam negara berkembang. Oleh karena itu, para pemimpin negara ASEAN bersepakat untuk membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau yang disebut juga dengan ASEAN Economic Community (AEC) 2015 adalah komunitas negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang bergabung demi terwujudnya ekonomi yang terintegrasi. Dengan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015 lalu, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya akan siap bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Awal terbentuknya MEA ini dimulai dari adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin ASEAN untuk pengambilan keputusan. KTT pertama dilaksanakan di Kuala Lumpur pada bulan Desember 1997, dimana para pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan kompetitif dengan perkembangan yang adil dalam hal ekonomi serta 1

2 mengurangi tingkat kemiskinan rakyat. KTT kedua dilaksanakan di Bali pada bulan Oktober 2003. Pada KTT ini para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tujuan utama dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020. Selanjutnya, pertemuan antara para Menteri Ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur pada tahun 2006 menghasilkan kesepakatan untuk memajukan MEA dengan target dan jadwal pelaksanaan yang jelas. Dan pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para pemimpin negara ASEAN menyatakan ketegasan komitmen mereka yang kuat mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN VISI 2020 dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015. Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bertujuan untuk mengingkatkan daya saing dan integrasi negara-negara ASEAN dalam perekonomian dunia. Dengan berlakunya MEA ini, akan memungkinkan suatu negara melakukan perdagangan dengan mudah dengan negara lain, baik itu berupa barang, jasa, investasi, modal dan bahkan sumber daya manusia yang terampil. Profesi akuntan merupakan salah satu profesi yang terkena dampak dari berlakunya MEA karena terdaftar sebagai tenaga kerja terampil pada program Mutual Recognition Arrangement (MRA) yang disusun oleh para Menteri Ekonomi ASEAN (IAI, 2015). MRA inilah yang akan menjadi pedoman sebagai upaya untuk meningkatkan arus bebas SDM yang terampil dan profesional, serta menjadi fasilitas pergerakan tenaga kerja yang berdasarkan kontrak perjanjian untuk mendukung kegiatan di sektor jasa.

3 Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuat kantor-kantor jasa akuntansi ASEAN dapat beroperasi di Indonesia. Bukan hal yang tidak mungkin jika terjadi persaingan global akuntan suatu negara dengan negara lain. Data AFA (ASEAN Federation of Accountant) per 2013 menyebutkan jumlah akuntan masing-masing negara ASEAN sebagai berikut: Indonesia (IAI) 16.246 orang, Singapura (ISCA) 26.572 orang, Malaysia (MIA) 29.654 orang, Thailand (FAP) 52.805 orang, Filipina (PICPA) 21.031 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih mempunyai akuntan professional yang sedikit di ASEAN dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia adalah negara yang besardan memilikisumber daya alam yang melimpah, sehingga dibutuhkan banyak akuntan berkualitas untuk mengawal pembangunan ekonomi agar semakin efisien dan efektif (IAI, 2013). Dengan demikian, berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah menantang setiap perguruan tinggi untuk menghasilkan akuntan professional yang siap untuk memasuki dunia kerja dalam persaingan global. Penting bagi negara anggota ASEAN untuk memastikan akuntan professional mencapai standar kualitas tertentu serta meningkatkan kemampuan berkompetensi sehingga memungkinkan mereka untuk berlatih dengan negaranegara ASEAN lainnya (Suttipun, 2014). Pengetahuan akan perkembangan standar akuntansi internasional seperti International Financial Reporting Standards (IFRS), and the International Education Standards for Professional Accountants (IES) akan menjadi bekal utama bagi para akuntan. Penerapan IFRS di Indonesia mensyaratkan baik akuntan maupun auditor harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kejadian ataupun transaksi bisnis dan ekonomi perasahaan secara

4 fundamental sebelum membuat keputusan (Gayatri dkk., 2016). Namun,fenomena yang terjadi adalah belum semua calom sarjana akuntansi memahami pelaporan keuangan dan pemeriksaan keuangan berdasarkan IFRS (Retno, 2013). Djalil, 2015 dalam Yanthi dkk., 2015 berpendapat bahwa para akuntan di Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Oleh sebab itu, mereka harus dibekali knowledge dan skill yang mumpuni dan dibarengi integritas dan profesionalisme yang tinggi. Kesiapan kerja dalam penelitian ini adalah kesediaan mahasiswa program studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya untuk menghadapi suatu kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Kesiapan Kerja berarti berfokus pada sifat-sifat pribadi seperti sifat pekerja, bukan hanya untuk mendapatan pekerjaan, namun juga untuk mempertahankan pekerjaan (Brady, 2009). Undang-undang No. 13 tahun 2003 yang berisi tentang ketenagakerjaan menyatakan bahwa kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kesimpulan dari pernyataan diatas adalah Kesiapan Kerja diukur dari aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (capability), dan sikap individu (ethics). Setiap individu berarti harus menguasai ketiga aspek tersebut untuk dapat dikatakan siap dalam memasuki dunia kerja. Indikator dari Kesiapan Kerja Mahasiswa dalam penelitian ini adalah kesiapan fisik dan mental, kecerdasan, flexibilitas serta emosional mahasiswa. Sementara itu, variabel Kesiapan Kerja dalam penelitian ini dipengaruhi oleh Ethical Competency dan Knowledge Competency.

5 Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan, namun bukan semata-mata karena uang, melainkan pekerjaan harus dilakukan secara etis atau beretika (Hiro, 2012). Etika inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. Manusia harus diakui sebagai makhluk yang memiliki rasio, yaitu merumuskan moral demi kelangsungan hidupnya. Moralitas tersebut harus ada dalam diri manusia jika manusia ingin dikatakan sebagai manusia, bukan sebagai binatang. Hiro (2012) juga menyatakan sepakat bahwa pekerjaan ataupun profesi harus memiliki kode etik demi kepentingan manusia. Pada kenyataannya, tidak sedikit Negara ini memperlihatkan betapa bobroknya orang-orang yang menjalankan suatu pekerjaan atau profesi dengan tidak mengindahkan kode etik dan moralitas. Fenomena tersebut dapat dilihat dari betapa maraknya korupsi dan pungli di Negara Indonesia ini. Kompetensi akan etika sangat perlu ditanamkan dan diterapkan secara sungguh-sungguh kepada dan oleh masyarakat Indonesia. Indikator dari kompetensi etika (ethical competency) dalam penelitian ini adalah moral, kemampuan dalam mengontrol emosi, tanggung jawab sebagai mahasiswa, serta prinsip keadilan yang ada dalam diri individu. Dunia kerja saat ini menuntut berbagai macam keahlian untuk menyesuaikan dengan jenis pekerjaan yang ada. Perkembangan akan pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia (Hiro, 2012). Pengetahuan merupakan kompetensi seseorang mengenai sesuatu yang telah didapatkan melalui pembelajaran ataupun pengalaman. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan berarti segala sesuatu yang telah diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan yang berhubungan dengan

6 sampel penelitian ini, adalah penegetahuan akuntansi. Pengetahuan mengenai akuntansi menjadi kebutuhan primer bagi profesi akuntan. Suwardjono (2013) mendefinisikan pengetahuan akuntasi adalah seperangkat ilmu yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa yang berupa informasi kuantitatif mengenai keuangan dalam suatu lingkungan organisasi serta cara pelaporan informasi tersebut kepada pihak yang memiliki kepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan mengenai akuntansi dapat diperoleh dari pendidikan/pelatihan formal, ataupun dari pengalaman khusus di bidang akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi, atau Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Indikator dari kompetensi pengetahuan (Knowledge Competency) dalam penelitian ini adalah pemahaman mahasiswa terhadap IFRS, MEA, profesi akuntan serta pengetahuan mahasiswa mengenai manajemen perubahan. Berbagai macam penelitian mengenai kesiapan kerja mahasiswa telah dilakukan sebelum ini. Mahasiswa akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana telah memahami dengan baik tentang perkembangan profesi akuntansi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Gayatri dkk., 2016). Namun, mahasiswa akuntansi di Universitas Bengkulu dinyatakan siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) hanya jika ditinjau dari segi kompetensi pengetahuan, kemampuan, dan analisis, sedangkan ditinjau dari segi etika dan hubungan sosial masih belum siap (Hatta dkk., 2016). Sedangkan, Suttipun (2014) berpendapat bahwa,mahasiswa akuntansi Thailand telah siap untuk menghadapi

7 dunia kerja di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ditinjau dari segi kompetensi etika, pengetahuan, kemampuan, analisis, dan cara menjalin hubungan sosial. Berdasarkan uraian gap penelitian di atas, akan dilakukan penelitian mengenai Evaluasi Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 jika ditinjau dari Ethical Competency? 2. Bagaimana Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 jika ditinjau dari Knowledge Competency? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 jika ditinjau dari Ethical Competency. 2. Mengetahui Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 jika ditinjau dari Knowledge Competency.

8 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat atau kegunaan, antara lain: a. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan wawasan mengenai kondisi di masyarakat serta melatih kemampuan untuk dapat berpikir kritis mengenai fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan bermasyarakat. Selain itu dengan penelitian ini, peneliti telah berlatih untuk dapat memberikan solusi atas masalah yang terjadi serta menentukan tindakan yang perlu dilakukan dalam menghadapi tantangan di masa depan yang berhubungan dengan profesi sebagai akuntan. b. Bagi Lembaga Pendidikan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan, khususnya STIE Perbanas Surabaya terkait pengetahuan akan Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya setelah berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan dalam pendidikan di Indonesia. c. Bagi Masyarakat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapatbermanfaat bagi masyarakat agar dijadikan pedoman dalam menghadapi dunia kerja di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan menghadapi berbagai perubahan tuntutan di dunia kerja di era globalisasi yang berkembang begitu cepat. Selain itu,

9 penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi. d. Bagi Mahasiswa Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE Perbanas Surabaya agar dapat mengevaluasi kompetensi diri dalam dalam menghadapi persaingan dunia kerja di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 1.5. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang uraian dari penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang berkaitan dengan penelitan ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang uraian dari jenis penelitian yang akan dilakukan yang meliputi rancangan penelitian,batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi,sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan pengumpulan data dan teknik analisis data.

10 BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANLISIS DATA Bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian, analisis data yang digunakan seperti analisis deskriptif, analisis statistic, dan uji hipotesis serta pembahasan atas hasil uji yang telah dilakukan. BAB V : PENUTUP Bab ini berisis tentang kesimpulan dari penelitian berdasarkan hasil akhir yang diperoleh dari pengujian, keterbatasan penelitian, serta saran bagi peneliti selanjutnya