BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Mereka belum terbuka, bahwa perjuangan melawan cengkeraman

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan bagi kehidupan umat mausia merupakan kebutuhan. pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pelajar di negeri ini. Fenomena mencontek, tawuran antar pelajar, orang tuanya juga semakin memprihatinkan.

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN. Tahajudin S, Drs. : Agfa ikromullah khan NIM : Kelompok : D Jurusan : Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang maupun dimasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

: Guru Mata Pelajaran PKn di SMA N 1 Cangkringan. 1. Seperti kita ketahui bahwa komponen dari PKn yaitu Civic Knowladge

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1999), hlm Ibnu Ahmad Shaleh, Penyelenggaraan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara memiliki tingkat penghidupan yang cukup dan mereka

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 (Standar Isi) mengenai cakupan kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian disebutkan bahwa kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme. Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tersebut kesemuanya berkaitan erat dengan Pendidikan Karakter Bangsa, seperti ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan juga sikap anti korupsi, kolusi dan nepotisme. Sejalan dengan pernyataan di atas sehingga jelas sekali bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai Misi dalam membangun karakter warga negara yang baik. Seperti yang diungkapkan Cholisin (2011: 4) beliau mengungkapkan bahwa salah satu misi yang diemban PKn adalah sebagai pendidikan karakter. Misi lain adalah sebagai pendidikan politik /pendidikan demokrasi, pendidikan moral dan pendidikan hukum di persekolahan. Dibandingkan dengan mata pelajaran lain, mata pelajaran PKn dan Agama 1

2 memiliki posisi sebagai ujung tombak dalam pendidikan karakter. Maksudnya dalam kedua mata pelajaran tersebut pendidikan karakter harus menjadi tujuan pembelajaran. Perubahan karakter peserta didik merupakan usaha yang disengaja/direncakan (Instructional effect), bukan sekedar dampak ikutan/pengiring (Nurturant effect). Hal ini dapat ditunjukkan bahwa komponen PKn adalah pengetahuan, keterampilan dan karakter kewarganegaraan. Sederet fakta tentang rendahnya moralitas bangsa selalu disodorkan untuk mengawali pembahasan tentang perlunya pendidikan karakter. Sejak praktek korupsi yang merugikan bangsa, praktik politik yang tidak bermoral, konflik horizontal, bisnis yang merugikan masyarakat, penegakan hukum yang tebang pilih, kasus mutilasi, tawuran dikalangan pelajar dan mahasiswa, hingga kekerasan di rumah tangga dan sekolah. Melengkapi kondisi di atas, Lickona (Cholisin, 2011: 11) menjelaskan bahwa ada beberapa perilaku manusia yang mengarah pada tanda-tanda kehancuran sebuah bangsa. Beberapa perilaku tersebut, antara lain meningkatnya kenakalan dikalangan remaja (Violence and vandalism), membudayanya pencurian (stealing) sebagai bukti meluasnya ketidakjujuran, penipuan (cheating), semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua dan guru (disrespect for authority), meningkatnya kekerasan yang terjadi antarkelompok sebaya (peer cruelty), sikap fanatik yang menyebabkan kebencian, penggunaan bahasa yang buruk, perkembangan seksualitas yang cepat dan munculnya penyimpangan

3 seksual, meningkatnya individualisme dan menurunnya tanggung jawab sosial, dan tumbuhnya perilaku merusak diri (self-destructive behavior). Secara makro apabila dirinci permasalahan yang sedang dihadapi bangsa saat ini, yaitu : (1) Disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa. (2) Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila. (3) Bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (4) Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa. (5) Ancaman disintegrasi bangsa. (6) Melemahnya kemandirian bangsa, Lickona (Cholisin, 2011: 11). Jika dicermati keseluruhan perilaku seperti dijelaskan Lickona di atas telah banyak ditemui di Indonesia. Ini artinya, bangsa ini telah mengalami degradasi moral yang mengkhawatirkan. Kondisi tersebut yang mendorong upaya serius untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Munculnya gagasan pendidikan karakter diawali oleh kritik terhadap praktik pendidikan formal yang dianggap lebih didominasi penguasaan aspek kognitif dan dianggap kurang memberikan perhatian terhadap pembentukan karakter siswa. Anehnya mereka yang memperoleh nilai bagus pada pelajaran PKn, meskipun suka berbohong, tidak rajin ibadah dan suka menyontek tetap akan naik kelas. Sementara itu mereka yang jujur, taat beribadah, dan bertanggung jawab, tetapi kebetulan mendapat nilai rendah bisa tidak naik kelas. Dalam kondisi demikian, proses pembentukan perilaku dan moralitas yang baik tidak benarbenar terwujud.

4 Dalam lampiran Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa Visi Pendidikan Nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terakait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah seperti yang telah diungkapkan diatas yang terdapat dalam lampiran Permendiknas No. 41 Tahun 2007 merupakan sebuah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran tersebut yang meliputi tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan,

5 kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan inti terdapat tiga kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian yang menjadi tantangan atau permasalahan sekarang ini apakah guru-guru terutama guru Pendidikan Kewarganegaraan sudah mengimplementasikan proses pembelajaran seperti yang tertuang dalam lampiran Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tersebut terutama dalam menerapkan pendidikan karakter disekolah-sekolah khususnya di SMA N 1 Cangkringan. Mata pelajaran PKn, hingga saat ini selalu ditempatkan sebagai mata pelajaran yang dikesampingkan. Mata pelajaran PKn selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak jelas akan keilmuaannya, yang mana objek yang dipelajari dalam PKn masih dianggap rancu. Sehingga tidak jarang mata pelajaran PKn dipandang sebelah mata, bahkan menganggap PKn itu mudah dan semua guru bidang apa saja bisa untuk mengajarkan mata pelajaran ini. Bahkan mata pelajaran PKn diajarkan oleh guru yang bukan dari bidang mata pelajaran PKn. Padahal menurut pandangannya Nu man Somantri (Chlosin, 2000: 1.8) memberikan pengertian PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influensce pendidikan sekolah, masyarakat,

6 orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berpikir kritis, analitis, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Maka PKn dalam hal ini harus dilaksanakan karena menyangkut eksistensi dan tanggung jawabnya untuk mengembangkan misi nation and karakter building. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa, terutama dengan misi PKn dalam mengembangkan Pendidikan Karakter Bangsa. Perlu adanya pelaksanaan atau real di lapangan sehingga karakter dilaksanakan, bukan sebatas wacana atau pengetahuan dalam aktifitas pembelajaran. Kemudian kontribusi PKn sebagai pendidikan karakter dilihat juga sebagai mata pelajaran Pendidikan Agama, Intergrasi pada mata pelajaran lain, Kegiatan ekstrakurikuler, MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) atau Kultur sekolah. Bahkan Cholisin mengungkapkan bahwa pembentukan karakter membutuhkan nilai karakter yang jelas, ada sitem dan model. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Karakter di SMA N I Cangkringan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahanpermasalahan sebagai berikut. 1. Kurangnya informasi tentang pembelajaran pendidikan karakter di sekolah.

7 2. Pembelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang mengajarkan pendidikan karakter masih terfokus pada pengenalan nilai-nilai karakter saja sehingga peserta didik hanya sekedar tahu. 3. Masih adanya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma yang ada dan peraturan sekolah secara terus menerus, seperti banyaknya kasus membolos, juga tawuran antar siswa, berperilaku kurang sopan terhadap guru, malas belajar dan lainnya. 4. Kurangnya informasi tentang pelaksanaan pembelajaran PKn sebagai pendidikan karakter disekolah. 5. Pembelajaran Pkn yang masih bersifat eksposisi pada buku teks, menggunakan metode ceramah, dan berfokus pada hafalan saja masih banyak diterapkan disekolah. C. Batasan Masalah Berbagai permasalahan yang terjadi membutuhkan tindakan untuk diteliti lebih lanjut sebagai usaha untuk mencari solusi atau alternatif permasalahannya. Dengan demikian, agar lebih fokus penelitian ini hanya dibatasi pada: Pembelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang mengajarkan pendidikan karakter masih terfokus pada pengenalan nilai-nilai karakter saja sehingga peserta didik hanya sekedar tahu nilai-nilai karakter tetapi tidak menerapkan nilai-nilai karakter itu sendiri.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pemahaman Guru PKn, tentang PKn sebagai Pendidikan Karakter di SMA N 1 Cangkringan? 2. Nilai karakter apa saja yang telah dikembangkan dalam pembelajaran PKn di SMA N 1 Cangkringan? 3. Bagaimanakah kegiatan pembelajaran PKn sebagai Pendidikan Karakter di SMA N 1 Cangkringan? 4. Bagaimanakah kontribusi PKn sebagai pendidikan karakter dalam menumbuhkan budaya demokrasi dan karakter siswa di SMA N 1 Cangkringan? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pemahaman Guru PKn, tentang PKn sebagai Pendidikan Karakter di SMA N 1 Cangkringan. 2. Untuk mengetahui nilai karakter apa saja yang telah dikembangkan dalam pembelajaran PKn di SMA N 1 Cangkringan. 3. Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran PKn sebagai pendidikan karakter di SMA N 1 Cangkringan.

9 4. Untuk mengetahui kontribusi PKn sebagai pendidikan karakter dalam menumbuhkan budaya demokrasi dan karakter siswa di SMA N 1 Cangkringan. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain berikut ini. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Terutama dalam pelaksanaan sosialisasi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter untuk terbentuknya masyarakat berbudaya karakter bangsa sebagai faktor pendukung terciptanya insan kamil. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ataupun kajian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti dan Masyarakat Dengan melalui penelitian ini diharapkan mendapat hasil mengenai pengetahuan tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewargangaraan sebagai pendidikan karakter. Kemudian terciptanya pembelajaran yang mengimplementasikan pendidikan karakter merupakan bentuk pembelajaran yang menyiapkan warga negara menuju terciptanya insan kamil. Selain itu sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi-strategi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai upaya

10 sosialisasi pendidikan karakter dilingkungan keluarga dan masyarakat selanjutnya. b) Bagi Sekolah dan Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berkarakter, yang dapat menunjang pelaksanaan pengembangan karakter bangsa dikalangan siswa serta dapat dijadikan acuan dalam membangun lingkungan sekolah yang berbudaya bangsa. G. Batasan Istilah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi istilah penelitian sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Dalam pelaksanaan kegiatan inti inilah yang akan dilakukan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Di dalamnya meliputi berbagai hal yang

11 menyangkut proses atau cara belajar, seperti segala sesuatu yang direncanakan harus berkaitan dengan apa yang dipelajari, bagaimana cara belajarnya dan kompetensi atau kemampuan apa yang akan dicapai. Dalam kegiatan inti tersebut tentunya menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 2. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang berisi demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berpikir kritis, analitis, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, Nu man Somantri (Cholisin, 2000: 1.8). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah program studi atau mata pelajaran yang mana materinya dari IKn (Ilmu Kewarganegaraan). Ilmu Kewarganegaraan mendeskripsikan bagaimana warga negara yang baik. Sementara Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bentuk pengajaran atau pembinaan warga negara yang baik sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 yang materinya dikembangkan dalam IKn. 3. Pendidikan Karakter Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku, perilaku tersebut didasarkan pada norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat,

12 dan estetika. Jadi pendidikan karakter adalah bagaimana nilai-nilai yang melandasi perilaku tersebut dapat ditanamkan atau diinternalisasikan melalui pendidikan atau pengajaran sehingga akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam berprilaku sehari-hari.