DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN A.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu matematika mulai diajarkan ketika

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

KEMAMPUAN PENELARAN SPASIAL MATEMATIS SISWA DALAM GEOMETRI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KECERDASAN VISUAL-SPASIALeL DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 JEMBER DITINJAU DARI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan beberapa siswa SMA kemala Bhayangkari Surabaya kelas XII pada tanggal 17 April

PROFIL KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 MOJOLABAN BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROFIL KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN TESIS

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA BERKECERDASAN VISUAL SPASIAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR

PENERAPAN STRATEGI CARD SORT

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO PADA MATERI GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DI SMPK ST.FAMILIA SKRIPSI KRISANSIA ORCELINA DARISTA

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

KEMAMPUAN PANDANG RUANG SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR GUGUS SAPTA PESONA KECAMATAN GEBANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lina Nofianti H.U. et al., Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam...

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

PEMAHAMAN RELASIONAL MAHASISWA STKIP PGRI SIDOARJO DALAM GEOMETRI LUKIS

Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

EKSPLORASI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI, MENGOBSERVASI DAN MENJELASKAN DITINJAU DARI GENDER

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN RUANG SISWA SMP MELALUI STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gender

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 6 Tahun 2017 ISSN :

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPTIK

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

Riwayat Artikel: Diterima: 15 Mei 2017 Direvisi: 1 Juni 2017 Diterbitkan: 31 Juli Kata Kunci: PemecahanMasaah Kemampuan Spasial Geometri

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENGUATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI RUANG SMA DENGAN MENGGUNAKAN GEOGEBRA

DESKRIPSI ASIMILASI DAN AKOMODASI MAHASISWA BERKEMAMPUAN SEDANG DALAM BELAJAR ELLIPS, HIPERBOLA, DAN PARABOLA

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

Pendahuluan. Puspita Maya Margaretha. et al., Kecerdasan Visual-Spasial Siswa SMP berdasarkan Teori Hass...

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA

KEMAMPUAN SISWA TENTANG INTEGRASI MATEMATIKA DALAM PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK SIDOARJO

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL.

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

Diajukan Oleh: NOVI PRASETYO NUGROHO A

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI MARIA R. GRANSIANA

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 6 No.2 Tahun 2017

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

STUDENTS OF SMPN 2 PATIANROWO

Kiki Dewi Rahmawati et al., Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa... Kata kunci: kemampuan metakognisi, metakognisi, penyelesaian masalah, polya.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KALIGONDANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN GENDER

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

Unnes Journal of Mathematics Education

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Berbicara, Pendekatan komunikatif, viii

Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1 [Bagiyono] ISSN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN KOMPUTER MELALUI PROGRAM CABRI 3D TERHADAP KEMAMPUAN SPASIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Pengertian Kemampuan Spasial

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh Nina Nurmasari S

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PROFIL KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLOSO BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Transkripsi:

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Yogi Prastyo FKIP Universitas Dr. Soetomo yogiprastyo1@gmail.com Abstract : Spatial ability is closely related to the learning of geometry, such as helping students in solving geometry problems. This descriptive qualitative research aims to find out the profile of spatial ability of students in solving geometry problems in accordance with spatial ability indicator that has been prepared that is spatial perception, spatial visualization, mental rotation, spatial relation, and spatial orientation reviewed based on gender differences and students with math skills.the subjects of this study were 6 people consisting of 3 men with high, moderate, and low ability level and 3 women with high, moderate and low ability level. The determination of the subject is done by giving a math test. Instrument in the research is a test of math ability, spatial ability test, and interview guidance. Subjects were given spatial ability tests and interviews to obtain data and then analyzed the data collected. Based on the results of the analysis, it is found that high-ability male students and high-ability female students have relatively equal ability. Furthermore for the capable male students having all the spatial abilities. While female students are capable of not having the ability to spatially rotate the mind (mental rotation). Keywords: Spatial ability, gender, mathematics ability. Pendahuluan Matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib di sekolah sebab matematika merupakan mata pelajaran mendunia yang sangat berperan penting terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika dibutuhkan dalam kehidupan, karena hampir dalam setiap aktivitas sehari-hari, disadari atau tidak kita pasti menggunakan matematika. Sekolah sebagai penyedia layanan formal pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menguasai lebih banyak hal terkait penguasaan matematika. Matematika mulai diajarkan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga pada tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang tergolong penting adalah geometri. Geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika. Dalam memahami berbagai bentuk yang ada di dunia, geometri menjadi kuncinya. Geometri merupakan materi penting dalam pembelajaran matematika. Dikatakan oleh Chamidah (2008:2) bahwa geometri merupakan salah satu materi matematika sekolah yang tidak hanya berhubungan dengan matematika semata, tetapi juga berhubungan dengan pengetahuan lain. Siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan matematika adalah kecakapan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki seseorang dalam menyelesaikan suatu soal yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya Siswa mempunyai kecakapan yang berbeda dalam menyelesaikan soal matematika. Gardner mengemukakan bahwa kemampuan spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang secara tepat atau dengan kata lain kemampuan untuk memvisualisasikan gambar, yang di dalamnya termasuk kemampuan mengenal 22

bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, mengungkapkan data dalam suatu grafik serta kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang (Harmony, 2012). Perbedaan yang paling sering diteliti ialah perbedaan berdasarkan gender. Berdasarkan pengertian dari kemampuan spasial sendiri dapat diketahui bahwa kemampuan spasial ini sendiri membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam mengamati dunia spasial serta membayangkan bentuk-bentuk geometri sebab membutuhkan daya imajinasi yang tinggi. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan spasial siswa SMP ditinjau berdasarkan Gender dan Kemampuan Matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Pengumpulan data dilaksanakan di SMP Negeri 1 Balongbendo terletak di jalan raya Wonokupang RT. 12 RW. 02 Balongbendo Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII A. Dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Penelitian ini mengambil subjek sebanyak 6 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Pengambilan data siswa yang berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah diperoleh dari hasil tes kemampuan matematika. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan matematika, tes kemampuan spasial, dan wawancara. Tes kemampuan matematika dilaksanakan dalam menentukan subjek penelitian yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah. Selanjutnya subjek penelitian diberikan tes kemampuan spasial untuk mendapatkan data penelitian. Hasil tes kemampuan spasial siswa kemudian dianalisis dalam menyusun deskripsi kemampuan spasial siswa berdasaraan perbedaan kemampuan matematika dan perbedaan gender. Hasil dan Pembahasan 1. Kemampuan Spasial Siswa dengan Kemampuan Matematika Tinggi Kemampuan spasial subjek bergender laki-laki dan subjek bergender perempuan diperoleh bahwa dalam mengamati suatu bangun ruang atau bagian bangun ruang, subjek laki-laki memiliki kemampuan menghitung bangun ruang, hal itu dibuktikan ketika subjek dapat menyelesaikan masalah dengan cara menghitung per deret dan menjumlahkan keseluruhan hasil perderet sebelumnya untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kubus. Sedangkan dalam mengamati suatu bangun ruang atau bagian bangun ruang, subjek perempuan memiliki kemampuan menghitung bangun ruang, hal itu dapat dibuktikan dengan subjek perempuan dalam menyelesaikan masalah dengan menentukan deret dari bangun tersebut untuk kemudian dijumlahkan dari setiap deret yang sudah ditentukan untuk mendapatkan hasil keseluruhan kubus. Dalam memanipulasi objek, didapatkan bahwa subjek laki-laki menunjukkan perubahan atau perpindahan dari suatu bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan subjek laki-laki dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara subjek lakilaki menggambarkan terlebih dahulu bentuk jaring-jaring kubus sesuai dengan soal. Kemudian subjek laki-laki menggunakan logikanya untuk membayangkan letak bangun datar segitiga pada jaring-jaring tersebut sesuai dengan perintah soal. Sedangkan subjek bergender perempuan dalam 23

memanipulasi suatu objek, didapatkan bahwa subjek bergender perempuan memiliki kemampuan kemampuan dalam menunjukkan perubahan atau perpindahan dari suatu bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan subjek perempuan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara subjek perempuan menggambarkan terlebih dahulu bentuk jaring-jaring kubus sesuai dengan soal. Kemudian subjek perempuan menentukan alas kubus sebagai cuan pada jaring-jaring untuk meletakkan posisi bangun datar segitiga. Dalam merotasikan suatu objek, subjek bergender laki-laki memiliki kemampuan menubah secara mental posisi susunan suatu bangun ruang serta mengenali perubahan bagian susunan bangun ruang. Hal itu ditunjukkan pada saat subjek lakilaki menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ciri tersebut yaitu subjek laki-laki melakukan pengamatan sebelum dirotasikan, setelah hal itu dilakuka, subjek laki-laki merotasikan gambar sebesar 180 derajat. Selanjutnya subjek laki-laki meletakkan posisi segitiga pada permukaan bangun ruang yang telah dirotasikan. Sedangkan dalam merotasikan suatu objek, subjek bergender perempuan memiliki kemampuan menubah secara mental bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dengan subjek perempuan menggambarkan hasil rotasi bangun ruang sebesar 180 derajat. Selanjutnya subjek perempuan meletakkan segitiga pada posisi yang telah ditentukan sesuai dengan hasil rotasi 180 derajat. Dalam mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda, subjek bergender laki-laki memiliki bangun ruang. Hal itu ditunjukkan pada satat subjek bergender laki-laki menyelesaikan masalah yang diajukan dengan memulai menggambarkan dadu model kubus terlebih dahulu. Selanjutnya dengan menggunakan logikanya, subjek laki-laki menentukan posisi angka-angka dadu lainnya ketika angka lima terletak pada posisi didepan. Sedangkan dalam mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda, subjek bergender perempuan memiliki bangun ruang dengan cara mula-mula subjek perempuan menentukan terlebih dahulu posisi angka-angka dadu. Kemudian menggambarkan dadu model kubus dengan angka mata dadu lima pada posisi didepan. Selanjutnya subjek bergender perempuan menentukan angka mata dadu lainnya sesuai dengan yang dia bayangkan. Dalam membayangkan bentuk objek dari perspektif berbeda, subjek laki-laki menunjukkan permukaan bangun ruang dengan perspektif berbeda. Dapat ditunjukkan pada saat subjek laki-laki menyelesaikan masalah, dengan cara subjek laki-laki melihat permukaan bangun ruang ruang dari arah kanan, atas, dan belakang. Subjek laki-laki menggambarkan permukaan dengan melakukan perhitungan. Dari samping kanan, subjek laki-laki menghitung dan menggambarkan mulai dari yang paling bawah hingga paling atas permukaan bangun ruang. Kemudian dari arah atas, subjek laki-laki menghitung dan menggambarkan mulai dari permukaan kiri hingga permukaan kanan bangun ruang. Dan dari belakang, subjek laki-laki menghitung dan menggambarkan mulai dari permukaan bagian bawah hingga permukaan atas. Sedangkan dalam membayangkan bentuk objek dari perspektif berbeda, subjek perempuan menunjukkan permukaan bangun ruang dengan perspektif berbeda. Dapat ditunjukkan pada saat subjek laki-laki menyelesaikan masalah dengan cara mengamati terlebih dahulu permukaan 24

bangun ruang pada soal dari samping kanan, atas, dan belakang. Subjek perempuan menghitung dan menggambarkan permukaan bangun dilihat dari samping kanan. Kemudian subjek perempuan melihat bangun yang berwarna biru sebagai acuan serta menghitung permukaan bangun ruang apabila dilihat dari atas, subjek perempuan memulai menggambar dari kiri. Kemudian pada saat menggambarkan dari belakang, subjek perempuan membayangkan dan menghitung bangun apabila dilihat dari belakang. 2. Kemampuan Spasial Subjek dengan Kemampuan Matematika Sedang Kemampuan spasial subjek bergender laki-laki dan subjek bergender perempuan diperoleh bahwa dalam mengamati suatu bangun ruang atau bagian bangun ruang, subjek laki-laki memiliki kemampuan menghitung bangun ruang, hal itu dibuktikan ketika subjek dapat menyelesaikan masalah dengan cara menghitung per deret dari soal yang diajukan dan menjumlahkan keseluruhan hasil perderet sebelumnya untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kubus. Sedangkan dalam mengamati suatu bangun ruang atau bagian bangun ruang, subjek perempuan memiliki kemampuan menghitung bangun ruang, hal itu dapat dibuktikan dengan subjek perempuan dalam menyelesaikan masalah dengan membagi bangun ruang menjadi 5 deret dimulai dari belakang. Selanjutnya menjumlahkan banyaknya kubus ditiap deret yang telah ditentukan. Setelah didapatkan hasil dari masingmasing deret, kemudian dijumlahkan keseluruhan dari masing-masing deret tersebut untuk mendapatkan hasil keseluruhan kubus pada soal tersebut. Dalam memanipulasi objek, didapatkan bahwa subjek laki-laki menunjukkan perubahan atau perpindahan dari suatu bangun ruang. Hal ini ditunjukkan subjek laki-laki menyelesaikan masalah soal dengan cara menggambar terlebih dulu bentuk jaringjaring dari bangun tersebut. Kemudian subjek membayangkan posisi untuk meletakkan segitiga yang sesuai pada jaring-jaring kubus yang sudah dibuat. Sedangkan subjek bergender perempuan dalam memanipulasi suatu objek, didapatkan bahwa subjek bergender perempuan memiliki kemampuan kemampuan dalam menunjukkan perubahan atau perpindahan dari suatu bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan subjek perempuan dalam menyelesaikan masalah dengan cara menggambar terlebih dahulu bentuk jaring-jaring dari bangun ruang kubus. Kemudian setelah dibuat jaring-jaring, subjek perempuan dengan membayangkan posisi bagian atas dan bagian samping seperti soal untuk meletakkan segitiga pada jaring-jaring yang telah dia buat. Namun, satu dari lima gambar yang dibuat terdapat kesalahan. Dalam merotasikan suatu objek, subjek bergender laki-laki memiliki kemampuan mengubah secara mental bangun ruang. Subjek laki-laki menyelesaikan masalah dengan cara menggambar bangun ruang yang terdapat pada soal tersebut kemudian merotasikannya 180 derajat sehingga segitiganya berubah setelah dirotasikan. Kemudian meletakkkan segitiga hasil rotasi pada gambar. Sedangkan, dalam merotasikan suatu objek, subjek bergender perempuan tidak memiliki kemampuan mengubah secara mental bangun ruang. Hal ini ditunjukkan dari kesalahan gambar yang dibuat, dimana subjek perempuan tidak merotasikan gambar bangun ruang tapi hanya merotasika bentuk segitiga. Subjek membayangkan 25

rotasi 180 derajar terhadap bangun ruang kemudian digambarkan hasil rotasi beserta segitiga yang telah dirotasi 180 derajat. Dalam mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda, subjek bergender laki-laki memiliki bangun ruang. Dalam hal ini ditunjukkan oleh subjek laki-laki dari hasil penyelesaian masalah dimana dia membayangkan peletakkan angka-angka dadu kemudian subjek menggambarkan dadu kubus dengan sisi depan angka lima sesuai dengan permintaan soal. selanjutnya, subjek laki-laki membayangkan ketika dadu diputar untuk menentukan sisi-sisi dadu yang lainnya. Sedangkan dalam mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda, subjek bergender perempuan memiliki kemampuan menemukan wujud benda dan hubungan antar bagian dari suatu bangun ruang dengan cara menentukan posisi angka dadu lima pada dadu disoal. Selanjutnya digambarkan dadu seperti kubus dan subjek perempuan menggunakan logikanya untuk menentukan angkaangka dadu pada sisi-sisi dadu yang lainnya. Selanjutnya, dalam membayangkan bentuk objek dari perspektif berbeda, subjek laki-laki memiliki kemampuan dalam menunjukkan permukaan bangun ruang dengan perspektif berbeda. Dapat ditunjukkan pada saat subjek laki-laki menyelesaikan masalah, ketika subjek laki-laki melihat permukaan bangun ruang dari arah kanan, atas, dan belakang. Pada saat melihat dari arah kanan, subjek laki-laki melihat warna hijau kemudian dia menghitung dan menggambarkan sesuai yang dilihatnya. Jika dilihat dari atas, subjek laki-laki melihat warna birunya, kemudian subjek laki-laki menghitung dan menggambarkan mulai dari kiri gambar. Selanjutnya dari belakang, subjek lakilaki menghitung dan menggambar mulai dari melihat tinggi untuk menentukan permukaan. Sedangkan dalam membayangkan bentuk objek dari perspektif berbeda, subjek perempuan memiliki kemampuan dalam menunjukkan permukaan bangun ruang dengan Perspektif berbeda. Dapat ditunjukkan pada saat subjek perempuan melihat dari samping kanan, subjek perempuan menghitung dan menggambarkan mulai dari sebelah kiri. Kemudian jika arah atas, subjek perempuan melihat warna biru pada bangun ruang untuk menghitung dan menggambarkan permukaan bangun ruang. Sedangkan dari arah belakang subjek perempuan mulamula melihat dan menghitung tingginya kemudian menghitung sampingnya serta menggambarkan permukaan bangun ruang dan seterusnya. 3. Kemampuan Spasial Siswa dengan Kemampuan Matematika Rendah Kemampuan spasial subjek bergender laki-laki dan subjek bergender perempuan diperoleh bahwa dalam mengamati suatu bangun ruang atau bagian bangun ruang, subjek laki-laki memiliki kemampuan menghitung bangun ruang, hal itu dibuktikan ketika subjek dapat menyelesaikan masalah dengan cara membagi menjadi 5 bagian baris pada bangun disoal, kemudian menghitungnya mulai dari baris pertama yang paling belakang. Selanjutnya subjek laki-laki menghitung perbaris yang telah ditentukan sebelumnya, subjek laki-laki menjumlahkan hasil dari masingmasing baris untuk mendapatkan jumlah seluruh kubus. Sedangkan dalam mengamati suatu bangun ruang atau bagian bangun ruang, subjek perempuan memiliki kemampuan menghitung bangun ruang, hal itu dapat dibuktikan dengan subjek perempuan dalam menyelesaikan masalah hal yang dilakukan adalah membagi bangun menjadi 14 sisi 26

kubus kemudian menghitung masingmasing sisi dari kubus setelah itu menjumlahkan semua sisi yang sudah dihitung untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kubus pada bangun tersebut. Dalam memanipulasi objek, didapatkan bahwa subjek laki-laki menunjukkan perubahan atau perpindahan dari suatu bangun ruang. Hal ini ditunjukkan subjek laki-laki menyelesaikan masalah soal dengan cara mengamati bentuk bangun kubus disoal kemudian membayangkan dengan membuka kubus untuk digambar menjadi jaring-jaring kubus. selanjutnya setelah jaring-jaring digambar, subjek laki-laki membayangkan dan meletakkan segitiga pada jaring-jaring yang telah dia buat. Satu dari lima gambar yang dibuat terdapat kesalahan. Sedangkan subjek bergender perempuan dalam memanipulasi suatu objek, didapatkan bahwa subjek bergender perempuan memiliki kemampuan kemampuan dalam menunjukkan perubahan atau perpindahan dari suatu bangun ruang. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan subjek perempuan dalam menyelesaikan masalah dengan cara membayangkan apabila bangun kubus disoal dibuka kemudian menggambarkan jaring-jaring kubusnya dari proses membayangkan tadi. Selanjutnya subjek perempuan meletakkan segitiga pada jaring-jaring kubus yang sesuai dengan gambar di soal. Dua dari lima gambar yang dibuat terdapat kesalahan Dalam merotasikan suatu objek, subjek bergender laki-laki tidak memiliki kemampuan mengubah secara mental bangun ruang. Hal ini ditunjukkan dari kesalahan gambar yang dibuat oleh subjek laki-laki. Subjek laki-laki tidak merotasikan bangun ruang tersebut melainkan hanya merotasikan bangun segitiga pada soal. Subjek laki-laki menyelesaikan masalah dengan cara menggambar bangun ruang yang terdapat pada soal tersebut kemudian merotasikannya 180 derajat sehingga segitiganya berubah setelah dirotasikan. Kemudian meletakkkan segitiga hasil rotasi pada gambar. Sedangkan, dalam merotasikan suatu objek, subjek bergender perempuan tidak memiliki kemampuan mengubah secara mental bangun ruang. Hal ini ditunjukkan dari kesalahan gambar yang dibuat, dimana subjek perempuan tidak merotasikan gambar bangun ruang tapi hanya merotasikan bentuk segitiga. Subjek perempuan merotasikan gambar 180 derajat pada soal tersebut. Kemudian subjek perempuan menggambarkan sesuai dengan hasil rotasi yang dia lakukan. Dalam mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda, subjek bergender laki-laki memiliki bangun ruang. Dalam hal ini ditunjukkan oleh subjek laki-laki dari hasil penyelesaian masalah dimana subjek laki-laki menentukan posisi angka dadu lima pada dadu disoal terlebih dahulu. Kemudian setelah itu digambarkan dadu seperti kubus dan subjek laki-laki menentukan angka-angka dadu pada sisisisi dadu yang lainnya. Sedangkan dalam mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda, subjek bergender perempuan memiliki bangun ruang dengan cara menentukan posisi angka dadu lima pada dadu disoal. Selanjutnya subjek perempuan menggambarkan dadu seperti kubus dan subjek perempuan membayangkan dengan logika untuk angka-angka dadu pada sisi dadu yang lainnya. Dalam membayangkan bentuk objek dari perspektif berbeda, subjek laki-laki memiliki kesulitan dalam menunjukkan 27

permukaan bangun ruang dengan perspektif berbeda. Dapat ditunjukkan dari kesalahan yang dibuat pada hasil tes tulis kemampuan spasial, subjek laki-laki melakukan kesalahan pada gambar yang dibuat jika dilihat dari arah belakang. Subjek laki-laki menggambarkan permukaan bangun ruang dilihat dari arah kanan dengan menghitung jumlah kubus perbaris. Selanjutnya subjek lakilaki menggambarkan permukaan kubus dari arah atas dengan menggambarkan letak-letaknya mulai dari kiri. Sedangkan dalam membayangkan bentuk objek dari perspektif berbeda, subjek perempuan memiliki kesulitan dalam menunjukkan permukaan bangun ruang dengan perspektif berbeda. Hal itu dapat dilihat dari kesalahan gambar yang dibuat oleh subjek perempuan apabila permukaan dilihat dari arah belakang. Pada saat subjek perempuan menggambar permukaan dari arah kanan, subjek perempuan melihat dan menghitung yang warna hijau. Selanjutnya pada saat melihat dari arah atas subjek perempuan melihat warna biru, kemudian menghitung dan menggambarkan kubus yang dilihatnya. Pada saat dari arah belakang, subjek perempuan melihat dan menggambarkan permukaan dari apa yang dilihatnya. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan tentang deskripsi kemampuan spasial siswa ditinjau berdasarkan perbedaan gender dan kemampuan matematika adalah sebagai berikut : 1. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa Laki-Laki Berkemampuan Tinggi Kemampuan spasial siswa laki-laki berkemampuan tinggi adalah spatial perception (persepsi keruangan), spatial visualization (visualisasi keruangan), mental rotation (rotasi pikiran), spatial relation (relasi keruangan), dan spatial orientation (orientasi keruangan). 2. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa perempuan Berkemampuan Tinggi. Kemampuan spasial siswa perempuan berkemampuan tinggi adalah spatial perception (persepsi keruangan), spatial visualization (visualisasi keruangan), mental rotation (rotasi pikiran), spatial relation (relasi keruangan), dan spatial orientation (orientasi keruangan). 3. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa Laki-laki Berkemampuan Sedang Kemampuan spasial siswa laki-laki berkemampuan sedang adalah spatial perception (persepsi keruangan), spatial visualization (visualisasi keruangan), mental rotation (rotasi pikiran), spatial relation (relasi keruangan), dan spatial orientation (orientasi keruangan). 4. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa Perempuan Berkemampuan Sedang Kemampuan spasial siswa perempuan berkemampuan sedang adalah spatial perception (persepsi keruangan), spatial visualization (visualisasi keruangan), spatial relation (relasi keruangan), dan spatial orientation (orientasi keruangan). 5. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa Laki-laki Berkemampuan Rendah Kemampuan spasial siswa laki-laki berkemampuan rendah adalah spatial perception (persepsi keruangan), spatial visualization (visualisasi keruangan), dan spatial relation (relasi keruangan). 6. Deskripsi Kemampuan Spasial Siswa Perempuan Berkemampuan Rendah Kemampuan spasial siswa perempuan berkemampuan rendah adalah spatial perception (persepsi keruangan), spatial visualization (visualisasi keruangan), dan spatial relation (relasi keruangan). Saran Berdasarkan simpulan dalam penelitian profil kemampuan spasial siswa dalam memecahkan masalah geometri 28

ditinjau berdasarkan perbedaan gender dan kemampuan matematika, peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Memperhatikan kemampuan spasial masing-masing siswa agar dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pembelajaran geometri 2. Mengasah kemampuan spasial siswa dengan memberikan bimbingan soal-soal untuk melatih siswa dalam membayangkan gambar baik dua dimesi atau tiga dimensi 3. Memberikan latihan dan bimbingan kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk mengembangkan kemampuan spasialnya. 4. Penelitian ini merupakan penelitian awal, sangat dimungkinkan bias. Daftar Pustaka [1] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Chamidah, Amalia. 2008. Analisis Kesalahan Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 14 dalam Menyelesaikan Soal dengan Materi Jarak pada Dimensi Tiga. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [3] Harmony, Junsella dan Roseli Theis. 2012. Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Jambi. Jurnal Edumatica. Jambi: Universitas Jambi. 29