BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Imas Kurinarsih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, Kata Pena, Surabaya, 2014, Hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Puslitbang Kemenag RI, Spektrum Baru Pendidikan Madrasah, Balitbang RI, Jakarta, 2010, hlm 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Meity H. Idris, Peran Guru dalam Mengelola Keberbakatan Anak, Cet.2, PT Luxima Metro Media, Jakarta, hlm, 171.

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Choirul Mahfud, Pendidikan Multi Kultural, Kita, Pustaka Belajar, Yogyakarta, Cet I, 2006, hlm.34. 2

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. 1. Sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar self control (kontrol diri)

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB IV GAMBARAN UMUM MTs DARUL FALAH SIRAHAN CLUWAK PATI, HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang unggul yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif ke arah pencapaian tujuan pembelajaran sebagai termaktub dalam

BAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam membentuk generasi masa mendatang. Hal tersebut sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm Diah Harianti, Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2009, hlm. 80 Ibid, Hlm. 84

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ini pada era eaufklarung (pencerahan). Pendidikan bertujua n untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam peyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa landasan yang kokoh dan kuat. Ibarat sebuah bangunan rumah yang dibangun tidak menggunakan landasan (fondasi) yang kokoh, maka ketika terjadi goncangan atau diterpa oleh angin sedikit saja rumah tersebut akan mudah roboh. Demikian halnya dengan kurikulum, jika dikembangkan tidak didasarkan pada landasan yang tepat dan kuat, maka kurikulum tersebut tidak bisa bertahan lama, bahkan dengan mudah dapat ditinggalkan oleh para pemakainya. Bila bangunan rumah roboh yang diakibatkan tidak menggunakan landasan (fondasi) yang kuat, kerugian tidak akan terlalu besar hanya sebanding dengan harga rumah yang dibangun, dan jika kondisi keuangan memungkinkan maka dengan segera akan mudah dibangun kembali. Tetapi bila yang roboh itu kurikulum sebagai alat untuk mempersiapkan manusia, maka kerugiannya bersifat fatal dan tidak bisa diukur dengan materi karena menyangkut dengan upaya memanusiakan manusia. Dengan demikian dalam mengembangkan kurikulum, terlebih dahulu harus diidentifikasi dan dikaji secara selektif, akurat, mendalam dan menyeluruh landasan apa saja yang harus dijadikan pijakan dalam merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum. Dengan landasan yang kokoh, kurikulum yang dihasilkan akan kuat, yaitu program pendidikan yang dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai dengan hakikat kemanusiannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun menyongsong kehidupan jauh kemasa yang akan datang.

2 Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum tidak hanya diperlukan oleh para penyusun kurikulum di tingkat pusat (makro), akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum di tingkat operasional (satuan pendidikan), yaitu kepala sekolah, pengawas pendidikan (supervisor), komite sekolah, para guru serta pihak-pihak lain yang terkait (stakeholder). Dengan ditetapkannya kebijakan pemerintah melalui Permenag Nomor 000912 Tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, maka seluruh jajaran di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam tentang landasan pengembangan kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan rujukan dalam mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang dikelolanya. 1 Soetopo dan Soemanto (1986) menjelaskan bahwa landasan pengembangan kurikulum dapat menjadi titik tolak sekaligus titik sampai. Titik tolak berarti pengembangan kurikulum dapat didorong oleh pembaruan tertentu seperti penemuan teori pembelajaran yang baru dan perubahan tuntutan masyarakat terhadap fungsi sekolah/madrasah. Titik sampai berarti kurikulum harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat merealisasi perkembangan tertentu seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan sejarah masa lalu, perbedaan latar belakang murid, nilai filsafat masyarakat, kultur dan sebagainya. 2 Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi. Keempat landasan tersebut harus menjadi bahan pertimbangan dalam 1 Dadang Sukirman, Landasan Pengembangan Kurikulum, Tersedia: http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._pend._luar_biasa/196209061986011-ahmad _mulyadiprana /pdf/landasan_kurikulum.pdf (1 Oktober 2016) 2 Susilo M. J., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm. 108

3 merencanakan dan mengembangkan kurikulum dan menjadi pijakan dalam pelaksanaannya. 3 Empat landasan di atas yaitu landasan filosofis, psikologis, landasan sosial budaya dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi landasan yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini mengingat bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Maka pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Landasan Filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. 4 Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum berperan penting. Kontribusi psikologi terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk. Pertama, model konseptual dan informasi yang akan membangun perencanaan pendidikan. Kedua, berisikan berbagai metodologi yang dapat diadaptasi untuk penelitian pendidikan. Proses pendidikan, merupakan interaksi antar-individu manusia yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, karena perbedaan kondisi psikologisnya. Dimana berkat kemampuan-kemampuan psikologisnya yang lebih tinggi dan kompleks inilah yang menjadikan manusia lebih maju, lebih banyak kecakapan, pengetahuan, keterampilan dibandingkan dengan makhluk lainnya. 3 Sukmadinata N. S., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 38 4 Suyitno Y, Landasan Filosofis Pendidikan, (Departemen Pendidikan Nasional: Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan, 2009) hlm 8. Tersedia: file.upi.edu/...y._suyitno/landasan_filosofis_pendidikan dasar.pdf (1 November 2015)

4 Landasan Sosial budaya juga mempunyai peran penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa. Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu, dan kebutuhan masyarakat. Karena itu sudah sewajarnya kalau pendidikan memperhatikan aspirasi masyarakat, dan pendidikan mesti memberikan jawaban atas tekanan kenyataan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. 5 Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. 6 Demikian pula landasan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan pengembangan kurikulum. Hal ini mengingat bahwa, pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik (siswa) menghadapi lingkungan hidup yang selalu mengalami perubahan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk memecahkan masalahmasalah praktis. Ilmu dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat. Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Sirahan Cluwak Pati dikelola oleh Yayasan Pelita Desa Akta Notaris Sugianto, SH No. 8 tanggal 7 Juli 1987 dan didirikan pada tanggal 11 November 1970. Kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 bagi mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan untuk memenuhi tujuan pendidikan nasional 2011, hlm. 96-97 5 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 6 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 24.

5 serta kebutuhan dan cita-cita para pendiri mengenai sebuah bentuk masyarakat masa depan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberi ruang yang luas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain tidak sama, artinya boleh berbeda. Di dalam mengembangkan kurikulum, MTs Darul Falah menggunakan landasan filosofis, psikologis, sosial budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di MTs Daru Falah Sirahan bahwa kurikulumnya mengalami pengembangan selaras dengan citacita para pendiri, yaitu sesuai dengan visi dan misi serta tujuan. Oleh karena itu kurikulum di MTs Darul Falah berbeda dengan sekolah ataupun madrasah-madrasah lainnya, pertama, MTs Darul Falah mengembangkan kurikulum dengan mewajibkan peserta didik untuk menuntaskan Kompetensi Dasar Ubudiyah (KDU). Kompetensi Dasar Ubudiyah yaitu keunggulan dalam kemampuan keterampilan, menghafal, mengucapkan, membaca, dan menulis, dan pembiasaan ubudiyah dasar, yang dalam pelaksanaannya diujikan di luar jam pelajaran berdasarkan buku panduan kompetensi ubudiyah yang materinya disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan kebutuhan keagamaan/spiritual siswa. Kompetensi Dasar Ubudiyah ini merupakan implementasi mapel PAI (Fiqih, Al Qur an Hadis, dan Aqidah Akhlak). Kedua, Berdasarkan sertifikat akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) bernomor 101/BAP-SM/XI/2013 tanggal 16 Nopember 2013, MTs Darul Falah mendapat peringkat akreditasi A. Peringkat akreditasi A ini memberikan informasi tentang kelayakan MTs Darul Falah atas implementasi KTSP berdasarkan SNP.

6 Ketiga, pada kelas VIII dan IX yang berjumlah 10 rombongan belajar telah dilengkapi oleh media proyektor secara permanen dan kelas VII yang berjumlah 5 rombongan belajar disediakan 3 proyektor sebagai sarana pembelajaran berbasis teknologi audio visual. Manfaat dalam penggunaan proyektor pada pembelajaran, yaitu memberikan pengalaman baru bagi siswa sehingga minat belajar makin tumbuh, penyampaian pesan akan lebih jelas, lebih efektif dan efisien serta dapat menumbuhkan sikap pro aktif siswa dalam belajar. Keempat, terdapat BMT Amanah (Baitul Maal Wat Tamwil = Balai Usaha Mandiri Terpadu) yang dikelola oleh Yayasan Pelita Desa Sirahan yang menaungi MTs Darul Falah Sirahan. BMT Amanah ini mendorong kegiatan menabung peserta didik warga madrasah dan masyarakat serta menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi madrasah. Berdasarkan realitas di atas ada beberapa hal yang menarik peneliti untuk mengadakan penelitian di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati yaitu, Pertama, MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati telah banyak mencetak peserta didik yang berprestasi baik di bidang akademik dan non akademik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan nasional. Kedua, MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati didirikan oleh para kyai yang sosok kepemimpinannya dapat dijadikan suri tauladan di era global. Ketiga, Kurikulum MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati mengembangkan program Pengembangan Diri berupa Kompetensi Dasar Ubudiyah (KDU) yang memiliki keunikan dan kelebihan sehingga dapat menumbuhkan budaya mutu di lingkungan madrasah. Keempat, dalam menyusun dan mengembangkan Kurikulum 2013, Bagaimana pihak madrasah menempatkan landasan pengembangan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulumnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, akhirnya mendorong penulis untuk melakukan kajian lebih mendalam tentang pengembangan kurikulum di

7 MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. Agar penelitian ini terarah, penelitian ini akan memfokuskan pada pengembangan KTSP ditinjau dari landasan filosofis, psikologis, sosial budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. B. Fokus Penelitian Dari rumusan latar belakang masalah di atas, ternyata masih mengandung keluasan yang tidak mungkin akan dicakup oleh penelitian ini. Dengan demikian, diperlukan fokus penelitian untuk mengarahkan penelitian ini menjadi obyektif, sistematis, dan penuh isi. Maka penulis membatasi diri untuk meneliti upaya pengembangan Kurikkulum 2013 meliputi struktur kurikulum dan muatan kurikulum, beban belajar, kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, pengembangan diri, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan dengan mempertimbangkan landasan filosofis, psikologis, sosial budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang pemikiran di atas, dalam penelitian ini dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuju Kurikulum 2013 di MTs Darul Falah Sirahan? 2. Bagaimana landasan filosofis, psikologis, sosial budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuju Kurikulum 2013 MTs Darul Falah Sirahan? 3. Bagaimana efektivitas pengembangan 2013 MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, kegiatan penelitian ini memiliki tujuan untuk :

8 1. Mendeskripsikan konsep Kurikulum 2013 di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. 2. Mengetahui pengembangan Kurikulum 2013 dalam mempertimbangkan landasan filosofis, psikologis, sosial budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. 3. Mengetahui efektivitas pengembangan Kurikulum 2013 di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan mengungkap berbagai hal terkait dengan pengembangan kurikulum dan landasan-landasannya hingga penelitian ini secara umum dan khusus bermanfaat untuk : 1. Memberikan informasi akademis di bidang pengembangan kurikulum secara teoritis, dalam rangka peningkatan dan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar di madrasah maupun sekolah. 2. Memberikan sumbangan akademik terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan untuk memperkaya koleksi khasanah obyek penelitian bagi Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. 3. Dapat dipergunakan sebagai pedoman, bahan pertimbangan atau informasi, untuk membantu kegiatan pengembangan Kurikulum 2013 di MTs Darul Falah Sirahan Cluwak Pati. F. Sistematika Pembahasan Di dalam sistematika pembahasan tesis ini terdapat lima bagian (lima bab), pada masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun tujuan sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami tesis, diantaranya yaitu : Bagian bab pertama sebagai pendahuluan dibahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis.

9 Pada bagian bab kedua membahas landasan teori yang meliputi tentang Kurikulum 2013 yang terdiri dari : pengertian Kurikulum 2013, dasar pelaksanaan Kurikulum 2013, komponen-komponen Kurikulum 2013, dan karakteristik Kurikulum 2013. Sedangkan yang kedua membahas tentang pengembangan Kurikulum 2013, yang terdiri dari hakikat pengembangan Kurikulum 2013, fungsi pengembangan Kurikulum 2013, prinsip pengembangan Kurikulum 2013, dan landasan pengembangan Kurikulum 2013. Ketiga membahas tentang landasan fisolofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Kurikulum 2013. Keempat membahas kerangka berpikir. Pada bagian bab ketiga membahas metodologi penelitian yang meliputi metode dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitan, teknik pengumpulan data, pengujian keabsahan dan data teknik analisis data Pada bagian bab empat membahas berisi hasil temuan penelitian dan pembahasan. Bab ini menyajikan laporan hasil penelitian yang menjelaskan tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan analisis data penelitian. Pada bab lima sebagai penutup. Ini membahas tentang simpulan laporan hasil penelitian dan saran-saran yang merupakan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti berdasarkan temuan di lapangan.