PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC. Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

Pengaruh Variasi Tinggi Lift, Lobe Separation Angle Camshaft, dan Roller Rocker Arm Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

Spesifikasi Bahan dan alat :

PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Yoyok Drajat Siswanto - Pengaruh Variasi Lobe Separation Angle Camshaft dan Variasi...

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk kepentingan lain. Bagi yang mempunyai hobi atau kesukaan pada

PENGARUH PENGGUNAAN CAMSHAFT STANDARD dan CAMSHAFT RACING TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Ini terlihat dari data yang

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

REMAPING PENGAPIAN CDI PROGRAMMABLE DENGAN VARIASI DURASI CAMSHAFT PADA MOTOR 4 TAK 125 CC BAHAN BAKAR E 100. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

ANALISA VARIASI BENTUK JET NEEDLE KARBURATOR PADA MOTOR4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E 100 DENGAN SISTEM REMAPPING PENGAPIAN CDI

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENINGKAT KUALITAS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER VALVESTEM DAN PENAMBAHAN RADIUS VALVENECK TERHADAP PERFORMA MOTOR BAKAR HONDA SUPRA FIT 100 CC

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI SARINGAN UDARA KARBURATOR TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

Analisis Pengaruh Penambahan Durasi Camshaft terhadap Unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang pada Engine Sinjai 650 cc

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH PERUBAHAN LIFT PADA CAM SHAFT TERHADAP TORSI DAN DAYA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z


ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

Transkripsi:

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 11 CC Okti Tri Utomo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email : o3utomo@gmail.com Abstrak Camshaft merupakan salah satu komponen penting dalam kendaraan motor bakar 4 langkah. Fungsi dari camshaft adalah sebagai penggerak katup hisap untuk memasukan bahan bakar dari karburator melalui saluran hisap dan memasuki ruang bakar. Penelitian ini dilakukan menggunakan dua variasi, yaitu standard camshaft dan after market camshaft. Pengukuran camshaft dilakukan menggunakan metode dial indikator dan busur derajat untuk mengetahui data durasi dan lift dari camshaft, sedangkan pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian torsi dan daya, pengujian konsumsi bahan bakar spesifik, dan juga pengujian emisi gas buang. Dari hasil pengujian pada dinamometer didapatkan bahwa torsi dan daya yang dihasilkan standard camshaft lebih tinggi. Dari pengujian konsumsi bahan bakar spesifik didapat hasil pada putaran 2 RPM dan 8 RPM, after market camshaft lebih baik, namun pada putaran 4 RPM dan 6 RPM standard camshaft memiliki nilai lebih baik. Pada pengujian uji emisi gas buang, kandungan karbon tertinggi dihasilkan oleh after market camshaft, kandungan karbondioksida tertinggi dihasilkan after market camshaft, kandungan hidrokarbon tertinggi dihasilkan standard camshaft, dan kandungan oksigen tertinggi dihasilkan standard camshaft. Kata Kunci : Camshaft, Katup, Durasi, Lift, Torsi, Daya. PENDAHULUAN Dunia otomotif khususnya sepeda motor berkembang pesat pada era ini. Hal itu diketahui dari semakin banyaknya teknologi baru yang diaplikasikan pada komponen sepeda motor. Perkembangan tersebut dilakukan atas dasar kebutuhan penggunaan sepeda motor yang bukan saja sebagai alat transportasi, namun juga untuk kepentingan kompetisi atau balap. Hal umum yang sering dilakukan yaitu dengan melakukan modifikasi pada area saluran bahan bakar dan udara yang akan memasuki sampai keluar dari ruang pembakaran. Katup berfungsi sebagai pintu masuk dan keluarnya aliran bahan bakar dan udara di dalam kepala silinder, maka perlu dilakukan perubahan pada lamanya waktu proses pergerakan katup dan tingginya pergerakan katup.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk merubah proses kerja katup, seorang engineer biasanya mengganti komponen camshaft dengan racing camshaft yang memiliki perbedaan angka pada durasi dan tinggi angkatan katup (lift). Cara tersebut dilakukan mengingat camshaft memiliki peranan sebagai penggerak kerja dari katup di dalam kepala silinder motor bakar empat langkah. Melakukan penggantian pada komponen after market camshaft yang memiliki spesifikasi berbeda dengan standard camshaft diharapkan bias mengetahui perbedaan spesifikasi dari kedua variasi camshaft dan mengetahui perbedaan hasil unjuk kerja dari sepeda motor. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dan analisa untuk mengetahui hasil perbandingan standard camshaft dan after market camshaft terhadap unjuk kerja sepeda motor 4 langkah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sepeda motor Yamaha Vega 11 cc, dengan variasi pengujian standard camshaft dan after market camshaft. Gambar 1. Standard Camshaft. Gambar 2. After Market Camshaft.

1. Pengujian Data Spesifikasi Camshaft Untuk mengetahui data spesifikasi camshaft dilakukan pengujian menggunakan metode dial indikator dan busur derajat. Gambar 3. Dial Indikator. Gambar 4. Busur Derajat. 2. Pengujian Torsi dan Daya Untuk Mendapatkan hasil torsi dan daya, dilakukan pengujian menggunakan alat dinamometer. Gambar 5. Dinamometer.

3. Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Untuk mendapatkan data konsumsi bahan bakar, dilakukan pengujian menggunakan buret untuk menghabiskan 25ml bahan bakar. Gambar 6. Gelas Ukur Buret. 4. Pengujian Emisi Gas Buang Untuk mendapatkan data emisi gas buang, dilakukan pengujian menggunakan Gaz Analyzer. Gambar 7. Gaz Analyzer HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Data Spesifikasi Camshaft Pengambilan data durasi dan lift dari standard camshaft dan after market camshaft dilakukan menggunakan metode dial indikator dan busur derajat. Setelah melakukan pengukuran, didapatkan data sebagai berikut :

Lift (mm) Tabel 1. Data Spesifikasi Camshaft DATA PENGUKURAN CAMSHAFT STANDARD CAMSHAFT AFTER MARKET CAMSHAFT DURASI IN ( ) 23 256.5 DURASI EX ( ) 29.5 227 LIFT IN (mm) 6.3 6.93 LIFT EX (mm) 6.3 6.93 Grafik Karakteristik Camshaft 8 7 6 5 4 3 2 1-3 -2-1 -1 1 2 3 Durasi ( ) IN STANDARD EX STANDARD IN AFTER MARKET EX AFTER MARKET Grafik 1. Grafik Karakteristik Camshaft 2) Pengujian Torsi dan Daya Setelah melakukan pengujian torsi dan daya menggunakan dinamometer, didapatkan hasil seperti ditunjukkan dalam grafik 2 dan 3. Dari grafik 2, nilai torsi yang dihasilkan standard camshaft lebih baik diabndingkan dengan after market camshaft. Pada saat pengujian variasi standard camshaft langsung mendapatkan nilai torsi tertinggi pada putaran bawah yaitu 4732 RPM dengan nilai torsi sebesar 8,71 N.m.

Daya (HP) Torsi (N.m) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 4 6 8 1 12 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 2. Perbandingan Torsi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 4 6 8 1 12 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 3. Perbandingan Daya

Dari grafik 3, nilai daya yang dihasilkan standard camshaft lebih baik dibandingkan dengan after market camshaft. Pengujian daya pada variasi standard camshaft pada putaran bawah yaitu 425 RPM daya yang dihasilkan bernilai 5,77 HP, sampai putaran 5 RPM nilainya menurun menjadi 5,67 HP. Setelah putaran 5 RPM nilainya kembali mengalami peningkatan, yaitu pada putaran 6 RPM bernilai 6,9 HP, dan terus meningkat menjadi 7,6 HP pada putaran 7 RPM. Saat mencapai putaran 8 RPM, dayanya bernilai 7,97 HP, dan daya dari variasi standard camshaft mencapai puncak pada 813 RPM yaitu sebesar 8,3 HP. Setelah itu nilai dayanya terus menurun sampai putaran 9 RPM nilainya 7,53 HP, dan pada putaran 1 RPM 3) Konsumsi Bahan Bakar Setelah melakukan pengujian konsumsi bahan bakar menggunakan gelas ukur buret, didaptkan data sebagai berikut : Tabel 2. Pengujian Konsumsi Bahan Bakar PENGUJIAN KBB VARIASI STANDARD CAMSHAFT RPM t1 t2 t3 mf t1 mf t2 mf t3 Rata - rata 2 338 342 335.19893195.1966526.271343.1987522 4 157 162 169.42827389.4155556.39786391.41373112 6 117 119 123.57469231.5653361.54665854.56212815 8 15 17 15.6437143.6284187.6437143.63638158 PENGUJIAN KBB VARIASI AFTER MARKET CAMSHAFT RPM t1 t2 t3 mf t1 mf t2 mf t3 Rata - rata 2 355 349 349.1894563.19266189.19266189.19157647 4 115 111 114.58468696.6575676.58981579.59341983 6 112 11 17.634821.61126364.6284187.61333791 8 12 15 16.6592588.6437143.6343319.64463583

KBB (kg/jam).8.7.6.5.4.3.2.1 2 4 6 8 1 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 4. Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Jika dilihat dari spesifikasi after market camshaft yang lebih besar dan lift yang lebih tinggi dibandingkan standard camshaft sudah berbanding lurus dengan hasil dari konsumsi bahan bakar, dimana after market camshaft menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak dibandingkan standard camshaft. Hal ini dikarenakan camshaft dengan durasi dan lift yang lebih besar akan menggerakan katup lebih lama dan lebih tinggi, sehingga memungkinkan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar akan semakin banyak. 4) Pengujian Emisi Gas Buang Setelah melakukan pengujian emisi gas buang menggunakan gaz analyzer, didapatkan data sebegai berikut : a) Karbon Monoksida (CO) Kandungan CO dalam pengujian ini ditentukan oleh besarnya nilai oksigen yang masuk ke dalam ruang pembakaran. Jika dilihat dari grafik dapat diketahui bahwa pada putaran 2 rpm, standard camshaft kekurangan oksigen untuk melakukan proses pembakaran di dalam kepala silinder, yang menyebabkan nilai karbon monoksidanya lebih tinggi dari after market camshaft. Namun pada pada putaran 4 RPM dan 6 RPM, standard camshaft memiliki hasil yang lebih baik, dimana menghasilkan CO yang lebih rendah

CO₂ (%) CO (%) dibandingkan dengan after market camshaft. Sedangkan pada putaran 8 RPM nilai CO yang dihasilkan oleh kedua variasi pengujian memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 4 6 8 1 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 5. Perbandingan Kadar Karbon Monoksida b) Karbondioksida (CO₂) 12 1 8 6 4 2 2 4 6 8 1 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 6. Perbandingan Kadar Karbondioksida

HC (ppm) Grafik 6 menunjukkan bahwa after market camshaft menghasilkan Karbondioksida yang lebih tinggi dibandingkan standard camshaft. Berbeda dengan hasil CO yang dihasilkan, kandungan CO₂ yang dihasilkan dalam pengujian ini dimana standard cam shaft menghasilkan CO₂ yang jauh lebih rendah dari after market camshaft pada setiap tingkatan putaran mesin (RPM) yang diujikan. c) Hidro Karbon (HC) 7 6 5 4 3 2 1 2 4 6 8 1 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 7. Perbandingan Kadar Hidro Karbon Kandungan hidro karbon dari uji emisi menunjukan bahwa adanya sisa pembakaran yang tidak dapat dituntaskan dalam kepala silinder. Grafik 4.6 menunjukan bahwa pada putaran rendah yaitu 2 RPM dan 4 RPM, standard camshaft tidak menghasilkan pembakaran yang lebih baik, karena didapat hasil hidro karbon yang lebih tinggi dari after market camshaft, namun pada putaran 6 RPM dan 8 RPM hasilnya berbeda, dimana standard camshaft menghasilkan pembakaran yang lebih baik daripada after market camshaft. Hal itu dapat diketahui dari hasil hidro karbon atau sisa pembakaran yang lebih rendah dibandingkan dengan after market camshaft.

O₂ (%) d) Oksigen (O₂) 8 7 6 5 4 3 2 1 2 4 6 8 1 Putaran (RPM) STANDARD CAM SHAFT AFTER MARKET CAM SHAFT Grafik 8. Perbandingan Kadar Oksigen Grafik 8 menunjukan bahwa campuran bahan bakar dan udara yang digunakan untuk pembakaran pada standard camshaft lebih kaya dibandingkan dengan after market camshaft. Hal itu dibuktikan dengan tingginya kandungan oksigen dari standard camshaft dari putaran 2 RPM sampai 8 RPM. KESIMPULAN Dengan mengkaji kegiatan pengujian yang meliputi proses pengambilan data, perhitungan, dan pembahasan hasil secara menyeluruh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Durasi dan tinggi angkatan katup dari after market camshaft memiliki angka yang lebih besar. Durasi katup hisap dari after market camshaft 256⁰, lebih besar dibandingkan standard camshaft yang memiliki nilai durasi 23⁰. Durasi katup buang dari after market camshaft 227⁰, lebih besar dibandingkan standard camshaft yang memiliki nilai durasi 29,5⁰. Lift atau tinggi angkatan katup hisap dan buang after market camshaft bernilai sama sebesar 6,95 mm, lebih tinggi dari nilai tinggi angkatan katup dari standard camshaft sebesar 6,3 mm.

2. Nilai torsi dan daya yang dihasilkan standard camshaft lebih tinggi dibandingkan after market camshaft. Torsi maksimum yang dihasilkan standard camshaft sebesar 8,71 N.m pada putaran 4732 RPM, sedangkan torsi maksimum yang dihasilkan after market camshaft sebesar 6,79 N.m pada 616 RPM. Daya maksimum yang dihasilkan standard camshaft sebesar 8,3 HP pada putaran 813 RPM, sedangkan daya maksimum yang dihasilkan after market camshaft sebesar 7,1 HP pada 9223 RPM. 3. Nilai konsumsi bahan bakar dari after market camshaft lebih boros jika dibandingkan dengan nilai konsumsi bahan bakar yang dihasilkan standard camshaft. Saat putaran 2 RPM standard camshaft menghasilkan,198 kg/jam, sedangkan after market camshaft menghasilkan,191 kg/jam. Pada 4 RPM standard camshaft menghasilkan konsumsi bahan bakar.413 kg/jam, sedangkan after market camshaft menghasilkan,593 kg/jam. Pada 6 RPM standard camshaft menghasilkan konsumsi bahan bakar,562 kg/jam, sedangkan after market camshaft menghasilkan,613 kg/jam. Pada 8 RPM standard camshaft menghasilkan konsumsi bahan bakar,636 kg/jam, sedangkan after market camshaft menghasilkan,644 kg/jam. 4. Nilai kandungan Karbon Monoksida (CO) yang dihasilkan oleh after market camshaft lebih tinggi dari standard camshaft. After market camshaft menghasilkan CO sebesar 8,616 % pada putaran 4 RPM, sedangkan standard camshaft menghasilkan CO sebesar 8,282 %. Kandungan karbondioksida dari after market camshaft lebih tinggi dibandingkan standard camshaft. After market camshaft menghasilkan CO₂ sebesar 1,12 % pada putaran 2 RPM, sedangkan standard camshaft menghasilkan 7,68 % pada 2 RPM. Standard camshaft menghasilkan Hidrokarbon (HC) yang lebih tinggi dibandingkan after market camshaft. Standard camshaft menghasilkan HC tertinggi sebesar 68 ppm pada 2 RPM, sedangkan after market camshaft menghasilkan HC tertinggi sebesar 446 ppm pada 8 RPM. Kandungan Oksigen (O₂) yang dihasilkan standard camshaft menghasilkan O₂ yang lebih tinggi dibandingkan after market camshaft. Standard camshaft menghasilkan 6,72 % pada 4 RPM, sedangkan after market camshaft menghasilkan 2,31 % pada 4 RPM.

Saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan pengujian perbandingan standard camshaft dan after market camshaft terhadap unjuk kerja sepeda motor 11 cc 4 langkah adalah : 1. Untuk mendapatkan data camshaft yang akurat disarankan menggunakan metode pengukuran dial indikator dan busur derajat. 2. Untuk mendapatkan data pengujian yang lebih akurat sebaiknya menggunakan metode variasi interval putaran (RPM). DAFTAR PUSTAKA Andrio, P.S., 214. Pengaruh Penggunaan Camshaft Standard dan Camshaft Racing Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah. Halaman 1-14. Bell, A.G., 1981. Performance Tuning In Theory and Practice, Haynes Publishing Group, England. Darmawangsa, F.I., dan Sudarmanta, B., 216. Analisis Pengaruh penambahan Durasi Camshaft Terhadap Unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang pada Engine Sinjai 65 CC, Jurnal Teknik ITS, Vol. 5, No. 1, Hal. 24 29. Hammill, D., 1998. How To Choose Cam Shaft & Time Them For Maximum Power, Veloce Publishing PLC, England. Chapter 1 4. Hidayat, W., 212. Motor Bensin Modern, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Bab I. Kristanto, P., 215. Motor Bakar Torak [Teori & Aplikasinya], Penerbit ANDI, Yogyakarta. Bab IV Mahendra, S., 216. Analisa Pengaruh Durasi Cam Shaft Terhadap unjuk Kerja Motor Bakar Honda Tiger 2 CC Tune Up Drag Bike, Majalah Ilmiah Pawiyatan, Vol XXII, No 1, Hal 13 18.

Mahmud, K.H., Bugis, H., dan Rohman, N., 212. Analisis Torsi dan Daya Akibat Pemotongan Ramp Poros Bubungan (Camshaft) pada Sepeda Motor Suzuki Shogun 125 SP Tahun 25, Jurnal FKIP UNS, Vol 1, No. 2, Hal. 1 12. Mulyono., Bugis, H., dan Rohman, N., 213. Analisis Pemotongan Ramp Poros Bubungan Terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Emisi Gas Buang Pada Suzuki Shogun 125 SP Tahun 25, Jurnal FKIP UNS, Vol. 1, No. 3, Hal. 1 9. Putra, F.S., Sanata. A., dan Muttaqin, A.Z., 213. Pengaruh Variasi Durasi Camshaft Terhadap unjuk Kerja Motor Barakar 4 Langkah, Hal. 27 3. Siswanto, Y.D., Ranto., dan Rohman, N., 212. Pengaruh Variasi Lobe Separation Angle Camshaft dan Variasi Putaran Mesin Terhadap Daya Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125 Tahun 28, Jurnal FKIP UNS, Vol. 1, No. 1, Hal. 98 15. Susanto, E., 211. Modifikasi Sudut Katup dan Poros Nok Motor Supra X Untuk Meningkatkan Performa Mesin. Susilo, A. dan Muliatna. I.M., 213. Pengaruh Besar LSA (Lobe Separation Angle) Pada Cam Shaft Terhadap Unjuk Kerja Mesin Sepeda Motor 4 Langkah, JTM Vol. 2 No. 2, hal. 245 25. Yoshia, F., 212. Analisa Pengaruh Perubahan Tinggi Bukaan Katup Terhadap Kinerja Motor Bakar Otto. Halaman 21-71.