BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Melalui pendidikan, dapat diperoleh hal-hal baru yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi tiap-tiap warga

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, mengharhargai dan memanfaatkan sumber daya manusia, hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya dan kepada siswa. Pendidikan adalah proses yang mana seseorang diberi kesempatan menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan modern untuk mempersiapkan agar berhasil dalam kehidupan orang dewasa. Setiap sistem pendidikan selalu berusaha mempersiapkan masyarakat yang berwawasan luas untuk menghadapi perubahanperubahan yang akan datang. Sebagaimana dalam UUD terkait dengan pendidikan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejak proklamasi kemerdekaan hingga sekarang tentu banyak hal yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa baik dalam program-program pendidikannya maupun menyediakan perangkat institusi untuk merencanakan dan melaksanakan program-program pendidikan nasional. 1 Tetapi pada kenyataannya kualitas pandidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan Negara lain. 72 1 Shindunata, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Yagyakarta: Kanikus, 2002), h. 1

2 Menyadari adanya berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan, pemerintah juga telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang secara langsung berpengaruh pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. Otonomi pendidikan memberikan kewenangan kepada sekolah atau pengelola pendidikan untuk mengelola sekolah sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada secara lebih mandiri. Masyarakat punya kesempatan yang sangat luas untuk berpartisipasi dalam mengelola pendidikan dari berbagai jenis dan jenjang, melalui model manajemen berbasis sekolah dalam pendidikan (bisa berupa yayasan ataupun organisasi). Banyak orang tua merasakan bahwa suasana pembelajaran di banyak sekolah sering kurang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. Akhirnya banyak anak yang stress dan kehilangan kreativitas alamiahnya. Padahal dalam GBHN 1993 ditemukan bahwa. Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. 2 Pengetahuan bukan barang yang harus kita miliki, pengetahuan adalah sebuah fungsi. Pengetahuan adalah cahaya yang menerangi ruang kesadaran batin kita dan diharapkan dapat menyinari semua yang ada di sekeliling kita. Sebagai sebuah fungsi kita harus mempelajari semua pengetahuan yang membantu kita 2 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), h. 17

3 untuk menjadi lebih baik. Belajar adalah proses yang tidak akan pernah berakhir dan belajar adalah satu-satunya proses kehidupan yang tidak pernah selesai. Belajar tidaklah harus berada digedung mewah dengan segala fasilitas yang memanjakan pemakainya, tapi yang tidak kalah menariknya adalah belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan yang ada pada diri kita dan lingkungan sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan di mulai dengan mengembangkan pendidikan bagi semua (seluruh manusia) dan belajar dari semua (semua makhluk di muka bumi). Selanjutnya fokus diarahkan pada upaya peningkatan kualitas sesuai dengan sunnah-nya. Kualitas siswa sangat ditentukan oleh kualitas guru pula, metode belajar mengajar yang tepat dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Konsep ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw secara gamblang dalam kehidupan sehari-hari (manhaj). Dengan buku utama Al-qur an dan Hadits beliau telah membuktikan sebuah model pendidikan yang murah dan berkualitas tinggi pada zamannya yang telah melahirkan generasi terbaik di sejarah peradaban manusia. Metode cerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak, akan tetapi saat ini metode ini juga digunakan bagi siswa sekolah dasar. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak didik dengan membawakan cerita kepada mereka secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan siswa

4 Pendidikan adalah proses yang mana Tujuan Pendidikan Nasional tidak akan berhasil dicapai khususnya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur tanpa didukung dengan pendidikan agama, dengan demikian pendidikan agama akan berhasil dengan berkesinambungan kalau dilandasi dengan aqidah yang kuat serta akhlak yang mulia. Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah atau lembaga formal, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana, baik perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap. Proses belajar mengajar di sekolah atau di lembaga formal sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar tersebut antara lain meliputi siswa, guru, karyawan sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku paket, majalah, makalah dan sebagainya), sumber belajar lain yang mendukung dan fasilitas belajar (laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan yang lengkap, media lain dan sebagainya. Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang

5 diinginkan. Proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak efektif. Pembelajaran Akidah Akhlak di MIN Muara Durian Kabupaten Banjar, bahwa antusias siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang dan hasil nilai belajar yang masih relatif rendah dikarenakan, metode yang digunakan oleh guru masih bersifat monoton. Ternyata penggunaan metode ceramah untuk pembelajaran akidah akhlak masih belum efektif dan keterlibatan siswa masih kurang. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mencari sebuah metode yang bisa melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi aktif dan kreatif. Pembelajaran Akidah Akhlak di MIN Muara Durian Kabupaten Banjar pada materi membiasakan akhlak terpuji antusias siswa dalam pembelajaran sangat kurang sekali dikarenakan, metode yang digunakan oleh guru masih bersifat monoton. Ternyata penggunaan metode ceramah untuk pembelajaran akidah akhlak masih belum efektif. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mencari sebuah metode yang bisa melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi aktif dan kreatif. Melihat fenomena di atas, peneliti mempunyai inisiatif untuk merubah metode yang sering dilakukan yakni menggunakan metode ceramah ditambah atau dibarengi dengan metode cerita dengan tujuan agar ada perubahan dan peningkatan ditingkat pemahaman anak didik dalam menyerap sebuah materi pelajaran khususnya dibidang mata pelajaran Akidah Akhlak.

6 Penerapan metode cerita di MIN Muara Durian Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar merupakan respon yang baik terhadap perkembangan mutakhir sistem pendidikan di Indonesia khususnya dalam pembelajaran Akidah Akhlak, yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus pendukung bagi mata pelajaran lainnya. Memperhatikan kondisi saat ini pada siswa Kelas I MIN Muara Durian Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, bahwa proses pembelajaran yang berlangsung masih didominasi oleh guru, dan belum ada kolaborasi antara guru dan siswa, sehingga menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran aqidah akhlak dan berdampak pada rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, sehingga akan dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN MATERI MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE CERITA PADA SISWA KELAS I MIN MUARA DURIAN KECAMATAN GAMBUT KABUPATEN BANJAR. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak materi membiasakan akhlak terpuji melalui metode cerita pada siswa kelas I MIN Muara Durian Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar? 2. Adakah peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan Materi membiasakan akhlak terpuji melalui metode cerita siswa kelas I MIN Muara Durian Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar?

7 C. Rencana Pemecahan Masalah Berdasarkan analisis hasil dari tes kemampuan awal siswa menunujukkan hasil yang belum signifikan, maka rencana pemecahan permasalahan tersebut adalah: 1. Pembelajaran pada mata pelajaran aqidah akhlak materi membiasakan akhlak terpuji dilaksanakan dengan menggunakan metode cerita 2. Proses pembelajaran yang menggunakan metode cerita menuntut siswa untuk lebih aktif, terampil mengamati, menarik kesimpulan, menerapkan dan mampu mengkomunikasikannya. 3. Siswa akan terlatih berinisiatif serta kritis pada waktu mendengarkan cerita. D. Hipotesis Tindakan Dengan diterapkannya pembelajaran melalui metode cerita pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas I MIN Muara Durian Kecamatan Gambut, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui metode cerita pada mata pelajaran akidah akhlak khususnya materi membiasakan akhlak terpuji siswa kelas I MIN Muara Durian Kecamatan Gambut.

8 2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode cerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas I MIN Muara Durian Kecamatan Gambut. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Bagi diri peneliti; merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk meningkatkan kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran. 2. Bagi siswa; membantu mengatasi kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, terutama mata pelajaran aqidah akhlak. 3. Bagi guru; sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses pembelajaran bagi peserta didik pada masa-masa berikutnya. 4. Bagi sekolah, meningkatkan pelayanan kepada siswa, meningkatkan sumber daya manusia guru, secara umum prestasi sekolah menjadi lebih meningkat. G. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, secara keseluruhan terdiri dari enam bab yang masing-masing bab disusun dalam sitematika sebagai berikut: Bab I : Merupakan pendahuluan, yang didalamnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II : Merupakan kajian pustaka yang menguraikan tentang pengertian metode cerita, tujuan metode cerita, metode penyampaian cerita, manfaat metode cerita, dan cerita dalam pendidikan. Selain itu

9 akan diuraikan tentang Hasil belajar: pengertian hasil belajar, pentingnya hasil belajar, faktor-faktor yang mempangaruhi hasil belajar, dan tinjuan tentag pembelajaran aqidah ahlak, meliputi pengertian pembelajaran aqidah ahlak, aqidah ahlak ditinjau dari silabus, dan tujuan dari pembelajaran aqidah ahlak serta ruang lingkup pendidikan aqidah akhlak. Bab III : Merupakan bab yang memuat tentang setting penelitian yang meliputi jenis penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian, kemudian persiapan penelitian, subjek dan objek penelitian, analisis data, prosedur penelitian dan faktor yang diteliti serta Jenis imstrumen dan cara penggunaannya yang berisi sumber data, jenis data, serta cara pengumpulan data. Bab IV : Pada bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi sejarah singkat berdirinya MIN Muara Durian Gambut, Visi, Misi dan tujuan MIN Muara Durian Gambut, kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di MIN Muara Durian Gambut, struktur organisasi MIN Muara Durian Gambut, keadaan guru dan karyawan di MIN Muara Durian Gambut, keadaan siswa di MIN Muara Durian Gambut, sarana dan prasarana di MIN Muara Durian Gambut, Sedangkan dalam penyajian data berisi tentang deskripsi setting penelitian dan persiapan penelitian, serta hasil penelitian tindakan.

10 Bab V : Merupakan bab penutup dari keseluruhan rangkaian pembahasan yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.