BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 DEFINISI KONSEP 2.1.1 Definisi Teoritis Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Berikut merupakan penjelasan dari SWOT (Gunadarma) yaitu : a. Kekuatan (Strenghts) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. b. Kelemahan (Weakness) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. c. Peluang (Opportunities) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar d. Ancaman (Threats) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. e. Manfaat Merupakan segala sesuatu yang baik yang akan terjadi jika alternatif yang digunakan membuat keadaan menjadi lebih baik sehingga diharapkan masalah yang timbul dapat berkurang atau bahkan hilang. (Takuji Kameyana, dkk, 2006) 5
f. Biaya Adalah segala hal yang harus dikorbankan untuk memperolah manfaat. (Takuji Kameyana, dkk, 2006) 2.1.2 Definisi Operasional a. Kekuatan (Strenghts) Kekuatan merupakan faktor-faktor kunci dari energi nuklir yang menjadi kekuatan untuk bisa mendirikan PLTN sebagai alternatif pembangkit tenaga listrik. Kekuatan ini mendorong terwujudnya energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik. b. Kelemahan (Weakness) Kelemahan merupakan faktor-faktor kunci dari energi nuklir yang menjadi hambatan untuk bisa mendirikan PLTN sebagai alternatif pembangkit tenaga listrik. Kelemahan yang dimaksud justru menghambat terwujudnya energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik. c. Peluang (Opportunities) Peluang merupakan kondisi yang terjadi untuk membantu terwujudnya energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Kondisi tersebut seperti keadaan lingkungan sekitar, sistem lahan yang aman, kebijakan pemerintah yang mengatur terselenggaranya PLTN dan dukungan dari masyarakat daerah lingkungan sekitar tempat dibangunnya pembangkit tenaga listrik. d. Ancaman (Threats) Ancaman merupakan hambatan yang terjadi untuk mengganggu terlaksananya suatu proyek pengembangan energi. Ancaman ini berupa pihak-pihak yang tidak setuju dengan pembangunan proyek PLTN sebagai energi alternatif pembangkit listrik. Selain itu, masyarakat sekitar yang menolak dengan beresikonya limbah yang dihasilkan. e. Manfaat Manfaat dalam definisi penelitian adalah energi nuklir akan menjadi energi alternatif yang baik jika energi ini meski ada penambahan atau pun pengurangan energi akan membuat keadaan atau situasi 6
lingkungan menjadi lebih baik. Seperti yang diketahui bahwa pengalihan energi alternatif (energi nuklir) akan mengurangi jumlah karbondioksida di udara. Selain itu, energi nuklir juga energi yang ramah lingkungan, karena limbah yang dihasilkan lebih sedikit bila dibanding dengan energi lain. f. Biaya Biaya yang dimaksud dalam konteks ini merupakan segala hal yang harus dikorbankan untuk memperolah manfaat dengan meningkatkan kemampuan produktifitas energi. Biaya yang dimaksudkan dalam hal ini, tidak hanya berupa biaya pengolahan, namun juga biaya yang dimaksud adalah penurunan kadar keamanan, berkurangnya atau timbulnya berbagai masalah lingkungan. 2.2 Nalar Konsep Dalam perspektif Malthusian, dalam bukunya Principle of Population, dimana SDA yang terbatas tidak akan mampu mendukung pertumbuhan penduduk secara eksponensial. Beliau berpendapat bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan hasil produksi. Dalam hal ini pertumbuhan penduduk dalam suatu negara membuat peningkatan kebutuhan akan energi semakin besar. Kebutuhan ini harus didorong dengan sumber daya yang memadai. Sementara ini, konsumsi akan energi sekarang ini semakin besar. Konsumsi energi pun diharapkan mampu mengimbangi hasil dari sumber daya yang diproduksi, sehingga akan membantu dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Dalam Essay on the principles of population (1796), Malthus mengatakan bahwa satu-satuya cara untuk menghindarkan malapetaka adalah dengan melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan penduduk. Namun, cara lain untuk menghindari masalah ini adalah dengan penggantian energi yang dibutuhkan oleh masyarakat diimbangi dengan biaya yang jauh lebih rendah dari biaya penggunaan energi sebelumnya. 2.3 PERATURAN PERUNDANGAN Peraturan merupakan intrumen hukum yang sangat dibutuhkan dalam menjamin lingkungan terhadap dampak negatif suatu instalasi nuklir dan failitas pendukungnya. 7
Saat ini Indonesia telah memiliki perangkat hukum lingkungan yang cukup memadai, seperti berbagai Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan setingkat Menteri yang mengatur terkait masalah pengelolaan lingkungan. Adapun peraturan yang terkait pengelolaan lingkungan instalasi nuklir dan fasilitas pendukungnya, meliputi: 1. UU 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. UU 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. 3. PP No. 26 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif. 4. PP No. 27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif. 5. PP No.33 Th 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif. 6. Perka No.02/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan. 7. Perka No.02-P/Ka-BAPETEN/VI-99 Tentang Pedoman Proteksi Fisik Bahan Nuklir 8. Perka No.03/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif. 9. Perka No.04/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan untuk Pengangkutan Zat Radioaktif. 10. Perka No.01/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. 11. Perka No.06/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Pembangunan dan Pengoperasian Reaktor Nuklir 12. Perka Nomor 11 Tahun 2007 tentang Ketentuan Keselamatan Instalasi Nuklir Non Reaktor. 8
2.4 KERANGKA PIKIR PENGEMBANGAN ENERGI NUKLIR SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Penggunaan Energi Nuklir di Berbagai Negara Opsi Tetap dengan Energi Nuklir Opsi Tinjau Ulang Energi Nuklir Kelayakan Energi nuklir sebagai energi alternatif Kelayakan Energi nuklir sebagai energi alternatif Opsi tetap jika Biaya < Manfaat Opsi Tinjau ulang jika Biaya > Manfaat Analisis SWOT untuk pengembangan energi nuklir Hentikan penggunaan energi nuklir sebagai energi alternatif Kombinasi kesempatan dan peluang untuk menyusun strategi dan langkah kebijakan 9