ANALISIS INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA. Erasma Fitilai Zalogo. Program Studi Manajemen STIE Nias Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

1. Tinjauan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN. aspek yang tidak terpisahkan dari perkembangan ekonomi negara terbuka. Keterbukaan ekonomi Indonesia akan membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak bank sentral di berbagai negara telah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

Transkripsi:

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nias Selatan Volume 1, Nomor 1, Juli 2017, 22-35 ANALISIS INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA Erasma Fitilai Zalogo Program Studi Manajemen STIE Nias Selatan erasmafau@gmail.com Abstrak Inflasi adalah masalah yang dialami semua negara. Inflasi dapat berasal dari dalam negeri dan dapat juga berasal dari luar negeri. Di Indonesia persoalan tentang inflasi telah menjadi perbincangan tidak hanya di kalangan pengamat ekonomi akan tetapi juga dibahas di kalangan akademisi. Secara teoritis bahwa inflasi dapat berpengaruh terhadap nilai tukar. Jika inflasi meningkat, maka nilai tukar terdepresiasi terhadap mata uang asing dan demikian sebaliknya. Pada tahun 2015 di Indonesia ditemukan bahwa inflasi yang menurun tetapi nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisishubungan inflasiterhadap nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dollar AS pada tahun 2015. Untuk menganalisis hal ini penulis menggunakan penelitian literatur (studi kepustakaan). Ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan inflasi terhadap nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS pada tahun 2015. Terdepresiasinya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS pada tahun 2015 dipengaruhi oleh faktor yang lain. Kata kunci: inflasi, nilai tukar PENDAHULUAN Di seluruh dunia inflasi merupakan salah satu permasalahan yang harus di kendalikan oleh setiap negara. 22 Salah satucara yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di Indonesia agar citra negara dipandang baik dalam bidang perekonomian yaitu dengan cara menjaga tingkat inflasi agar tetap

stabil. Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus (Rahardja,2008:359). Ada beberapa masalah sosial yang muncul dari inflasi yang tinggi yaitu: (1)Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat yaitu bahwa inflasi menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap (kecil). (2)Makin buruknya distribusi pendapatan. Hal ini dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. (3) Terganggunya stabilitas ekonomi:inflasi dapat mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan (ekspektasi) para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga barang dan jasa akan terus naik. Berdasarkan asalmuasalnya inflasi dapat berasal dari dalam 23 negeri dan juga dapat berasal dari luar negeri. Tingginya laju inflasi dalam negeri mengakibatkan harga barang-barang menjadi mahal sehingga minat beli masyarakat untuk memiliki barang dalam negeri menjadi menurun. Masyarakat menganggap bahwa barang substitusi buatan luar negeri harganya lebih murah. Jika hal ini terus menerus terjadi akan mendorong impor menjadi lebih tinggi yang berdampak pada penawaran mata uang dalam negerimenjadi semakin meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan mata uang dalam negeri (rupiah) terdepresiasi terhadap mata uang luar negeri(dollar US).Jika dilihat dari sebab awal terjadinya inflasi, penyebab utamanya yaitu:tingginya tingkat permintaan akan barang dan jasa oleh masyarakat, dan tingkat upah serta harga bahan baku sehingga menyebabkan harga barang-barang

menjadi lebih mahal dari sebelumnya. Inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, karena mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap mata uang dan dengan demikian mempengaruhi nilai tukar (Madura,2000).Selanjutnyapeneliti an oleh Noer A. Achsani, Arie Jayanthy F A Fauzi dan Piter Abdullah (2009),dalam penelitiannya tentang keterkaitan inflasi dengan nilai tukar riil: analisis komparatif antara ASEAN+3, UNI Eropa dan Amerika Utaramenunjukkan bahwa terdapat korelasi yang erat antara nilai tukar riil dan laju inflasi, dimana terdepresiasinya nilai tukar riil akan mendorong peningkatan laju inflasi, terutama untuk kawasan Asia. Penelitian yang dilakukan oleh Noer A Achsani, Arie Jayanthy F A Fauzi dan Piter Abdullah (2009) juga merujuk 24 penelitian yang dilakukan oleh Ndungu, (1997) Hasil penelitian di Kenya selama periode 1970-1993, menunjukkan bahwa tingkat inflasi domestik dan perubahan nilai tukar saling mempengaruhi dengan menggunakan metode penelitian Granger Non-Causality Test (GNC test). Adanya korelasi yang kuat antara pergerakan inflasi dengan pergerakan nilai tukar riil, dimana pergerakan keatas dari nilai tukar riil yang menandakan terjadinya depresiasi ternyata searah dengan pergerakan laju inflasi. Hal ini berarti inflasi memiliki hubungan yang erat terhadap nilai tukar. Apabila inflasi meningkat berarti nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (US$) akan terdepresiasi. Demikian sebaliknya jika inflasi menurun (deflasi) maka nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (US$) akan terapresiasi. Berdasarkan data tentang nilai tukar rupiah terhadap dollar

dan tingkat inflasi di Indonesia yang bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) pada tahun 2011-2015. Tergambar bahwa pada tahun 2011-2014 tingkat inflasi yang terus meningkat dan nilai tukar rupiahyang terdepresiasi terhadap dollar AS. Fenomena ini sejalan dengan pendapat Madura. Namun pada tahun 2015 kondisi yang unik terjadi dimana laju inflasi yang menurun tetapi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terdepresiasi. Ini bertentangan dengan teori yang telah dingkapkan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 1. Tabel 1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah/Dollar AS dan Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode 2011-2015 Periode Nilai tukar (RP/Dollar AS) Inflasi (%) 2011 8779.49 3,79 2012 9380.39 4,3 2013 10451.37 8,38 2014 11878.30 8,36 2015 13391.97 3,35 25 Sumber :Statistik ekonomi keuangan indonesia (BI) dan BPS Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah inflasi memiliki hubungan terhadap nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dollar AS pada tahun 2015?. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisishubungan inflasiterhadap nilai tukar rupiah yang terdepresiasi terhadap dollar AS pada tahun 2015. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada Bank Sentral dan Pemerintah agar dapat mengelolah inflasi dan mengendalikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (dolar AS). Lebih lanjut penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi penelitian selanjutnya.

TINJAUAN LITERATUR Perubahan nilai tukar rupiah di Indonesia tentunya di pengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya tingkat inflasi, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, intervensi pemerintah dan lain sebagainya. Namun salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah yang dibahas pada penelitian ini yaitu faktor inflasi. Apabila inflasi di Indonesia meningkat maka nilai tukar rupiah di Indonesia akan terdepresiasi sebaliknya apabila tingkat inflasi menurun tentunya nilai tukar rupiah di Indonesia akan terapresiasi. Menurut Prasetyo (2005:105) pergerakan kurs antar mata uang dua negara berhubungan dengan tingkat harga dalam masing-masing negara. Berdasarkan bentuk relatif paritas daya beli menyatakan bahwa perubahan nilai tukar ditentukan oleh laju inflasi atau persentase perubahan harga secara umum di setiap negara. Selanjutnya Madura 26 (2000: 208) menjelaskan bahwa hubungan inflasi dengan nilai tukar dapat dilihat dengan teori paritas daya beli (purchasing power parity), yang berfokus pada hubungan inflasi nilai tukar, dimanaagar paritas daya beli tetap eksis maka nilai tukar akan disesuaikan untuk mengimbangi perbedaan laju inflasi kedua negara. Pada teori ini dijelaskan bahwa setiap perbedaan laju inflasi antar negara maka nilai tukar akan ikut serta mengimbangi perbedaan tersebut misalnya, apabila inflasi terjadi di negara domestik sedangkan di negara lain inflasi tetap stabil, maka untuk mengimbangi perbedaan yang dimaksud maka nilai tukar pada negara domestik akan ikut terdepresiasi. Nilai Tukar Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda antar negara satu dengan negara lainnya. Oleh sebab itusetiap

negara yang ingin melakukan transaksi ekonomi dengan negara lain membutuhkan nila tukar yang dapat diterima oleh semua negara.nilai tukar merupakan harga dari suatu mata uang domestik yang akan dibayarkan untuk mendapatkan satu unit mata uangnegara asing pada saat melakukan transaksi antar negara. Menurut Prasetyo (2005:67) secara sederhana, kurs mata uang adalah perbandingan nilai antar mata uang. Selanjutnya Mankiw (2006:128) kurs (exchange rate) adalah: tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.dampak perubahan nilai tukar mata uang menurut Saragih (2014:72) bahwa nilai tukar mempengaruhi terms of trade dan dampaknya terhadap ekspor, impor dan neraca perdagangan. Devaluasi akan meningkatkan harga ekspor dan impor dalam mata uang domestik dengan proporsi yang sama. Hal 27 ini merupakan salah satu outcome dari pendekatan moneter, dimana harga relatif domestik antara impor dan ekspor tidak berubah. Akibatnya, dalam jangka panjang neraca perdagangan atau pembayaran kembali seimbang. Selanjutnya Madura (2000:42) mengungkapkan bahwa dampak dari perubahan nilai tukar terjadi jika nilai tukar sebuah negara mulai naik terhadap nilai tukar negara lain, maka saldo neraca berjalannya akan menurun. Produk-produk yang diekspor oleh negara tersebut akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengimpor. Konsekuensinya, permintaan atas produk-produk tersebut akan menurun. Menurut Prasetyo, (2005:69) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar mata uang yaitu dipengaruhi oleh perubahan permintaan dan penawaran mata uang. Menurut Nurcahyaningtyas (2009:271) permintaan uang

merupakan keinginan masyarakat untuk mewujudkan kekayaan dalam bentuk uang kas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang (Nurcahyaningtyas, 2009: 272-273) adalah: (1)Selera masyarakat, (2) Kekayaan dari masyarakat, (3) Tersedianya fasilitas kredit, (4) Kepastian tentang pendapatan yang diharapkan, (5) Harapan tentang harga, dan Sistem/cara pembayaran yang berlaku.penawaran uang adalah banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penawaran uang (Nurcahyaningtyas, 2009: 276) adalah: (1) Tingkat Bunga, (2) Tingkat Inflasi Atau Deflasi, (3) Tingkat Produksi Atau Pendapatan Nasional. Inflasi Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai tukar setiap negara yaitu inflasi. Menurut Sukirno (2011:14) Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Selanjutnya Rahardja (2008:359) inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Dalam hal iniinflasi dapat disimpulkan sebagai tingkat harga barang dan jasa secara keseluruhan dan terus-menerus lebih mahal dari sebelumnya.pada umumnya inflasi dibagi menjadi 3 golongan yaitu inflasi berdasarkan keparahannya, inflasi berdasarkan asalnya dan inflasi berdasarkan sebabnya (Boediono, 2001).Adapun yang menjadi indikator inflasi yaitu Indeks harga konsumen (consumer price indeks), indeks harga perdagangan besar dan indeks harga implisit. METODE PENELITIAN Metode yang di terapkan dalam penelitian ini yaitu:menggambarkan bagaimana 28

hubungan inflasi terhadap nilai tukar rupiah yang terjadi di Indonesia khususnya pada tahun 2015.Jenis penelitian ini adalah kajian literatur atau penelitian kepustakaan (library Research), yaitu metode penelitiannya di peroleh dari berbagai informasiinformasi kepustakaan baik yang berupa buku, jurnal ilmiah,dokumen, majalah ekonomi, media sosial dan lain sebagainya yang kemudian diperbandingkan dengan keadaan atau fenomena yang telah terjadi. Sifat penelitian ini adalah analisis deskriptifyang membahas tentang gambaran umum (deskriptif) mengenai suatu data yang disajikan agar data yang tersedia dapat dipahami oleh para pembaca dengan mudah. Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai bahan analisis adalah data sekunder yang telah diolah dan disajikan oleh Bank Indonesia (BI) untuk data nilai tukar dan untuk 29 data tingkat inflasi. Nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi yang merupakan suatu cara yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersumber dari data yang telah terjadi selama periode 2011-2015 yang telah disajikan dalam website resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang disajikan oleh Bank Indonesiadapat dilihat bahwa awal tahun 2011 di Indonesia pencapaian inflasi berada pada level yang rendah sebesar 3,79%. Tahun 2012 inflasi di Indonesia meningkat menjadi 4,3%, untuk tahun 2013 laju inflasi semakin tinggi hingga mencapai 8,38%, hingga tahun 2014 tingkat inflasi masih berada pada posisi yang cukup tinggi jika di bandingkan

pada tahun 2013 yaitu 8,36%. Akan tetapi pada tahun 2015 tingkat inflasi dapat di tekan menurun yaitu hingga 3,35% lebih rendah di bandingkan dari 4 tahun terakhir. Rendahnya inflasi pada tahun 2015, merupakan suatu kebanggaan dalam negara, akan tetapi kondisi ini tidak membuat nilai tukar rupiah Indonesia terapresiasi pada mata uang asing (dolar AS) justru lebih memburuk. Nilai tukar rupiahyang terjadipada tahun 2011 sampai pada tahun 2015 bahwa nilai tukar rupiah terus terdepresiasi terhadap dollar AS yaitu tahun 2011 nilai tukar menjadi Rp 8779.49/dolar AS, akan tetapi pada tahun 2012, nilai tukar per dollar AS terdepresiasi menjadi Rp 9380.39/dolar AS, dan pada tahun 2013 nilai tukar terus terdepresiasi mencapai Rp 10451.37/dolar ASkemudian di tahun 2014 nilai tukar/dollar AS semakin tajam sebesar Rp 11878.30sampai pada tahun 2015 nilai tukar /dolar AS 30 terus terdepresiasi Rp 13391.97 lebih terdepresiasi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Seiring meningkatnya laju inflasi dari tahun 2011-2014 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ikut terdepresiasi. Keadaan ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Madura bahwa perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta dan dengan demikian mempengaruhi nilai tukar. Begitu juga dengan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik rill menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.ternyatapada tahun 2015 hal ini sangat bertentangan dengan teori Madura, dimana tingkat inflasi menurun hingga mencapai 3,35% sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin

terdepresiasi hingga mencapairp.13391.97. Pergerakan tingkat inflasi dapat dilihat pada gambar 1.1, dimana pada gambar tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia tidak selamanya meningkat, akan tetapi adanya fluktuasi inflasi dari bulan pertama tahun 2011 hingga pada bulan terakhir tahun 2015. Di samping itu jika di perbandingkan dengan gambar 1.2 yang menunjukkan pergerakan nilai tukar rupiah di Indonesia selama lima tahun, tertera bahwa nilai tukar rupiah di Indonesia terus terdepresiasi pada mata uang dollar AS dari tahun 2011-2015. Hal ini berarti tidak sejalan dengan teori yang telah dikemukan oleh beberapa peneliti. Gambar 1. Tingkat Inflasi Dari Tahun 2011-2015 Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id) Gambar 1.2 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As Tahun 2011-2015 Sumber : Bank Indonesia (www.bi.go.id) Menurunnya tingkat inflasi pada tahun 2015 (3,35%) disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 31

1. Mulai efektifnya distribusi barang komoditas pokok (volatile food) sehingga antara pasokan dan kebutuhan atas komoditas pokok terkontrol dengan baik. 2. Masih cenderung ketatnya kebijakan moneter bank sentral dengan menahan suku bunga acuan yang tinggi akibat masih besarnya ancaman pelarian modal (capital flight) ditengah ketidak pastian global. 3. Melemahnya daya beli masyarakat akibat berkurangnya lapangan pekerjaan, seperti tingkat pengangguran di bulan februari 2015 yang tercatat oleh badan pusat statistik (BPS) meningkat 300.000 orang bila dibandingkan dengan februari 2014, hingga total mencapai 7,45 juta orang. 4. Mulai menghilangnya efek kenaikan administered price, seperti efek kenaikan BBM di pertengahan tahun 2013 sudah menghilang pada pertengahan tahun 2014. Hal yang sama pada tahun 2015, efek kenaikan BBM pada akhir tahun 2014 di perkirakan menghilang pada bulan November atau desember 2015. Jadi, rendahnya inflasi di tahun 2015 dipengaruhi oleh ke 32 empat faktor diatas, dan faktor yang dimaksud didasari oleh adanya kebijakan pemerintah dalam hal ini yang dapat menurunkan tingkat inflasi dan untuk kesejahteraan masyarakat. Adapun tindakan pemerintah terhadap kebijakan ekonomi antara lain yatu: 1. Stabilisasi ekonomi makro yang lebih kondusif, melalui kebijakan fiskal dan moneter (termasuk pengendalian inflasi). 2. Pengendalian harga komoditi pokok seperti pangan dan BBM. 3. Mendorong pemanfaatan biodiesel untuk mengurangi impor dan meningkatkan harga ekspor kelapa sawit. 4. Mempercepat pencairan dan pemanfaatan dana desa untuk pembangunan proyek padat karya serta menambah alokasi Rastra (beras sejahtera). 5. Menggenjot belanja pemerintah serta mendorong daya serap anggaran sebagai mesin pertumbuhan. 6. Pembentukan Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA), dan pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kelapa sawit. 7. Melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan

menggerakan ekonomi pedesaan dengan pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah tentang kebijakan fiskal dan moneter terdapat pengendalian inflasi, sehingga inflasi di tahun 2015 dapat di tekan rendah hingga mencapai 3,35 %. Analisis lebih lanjut mengenai menurunnya tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2015 akan tetapi menyebabkan semakin terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, diindikasikan oleh karena kebijakan pemerintah yang memberi peluang lebih luas kepada penanaman modal dalam negeri untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi terutama komoditi pokok seperti pangan dan BBM (seperti yang telah dijelaskan diatas). Upaya ini secara tidak langsung mendorongprodusen dalam negeri untuk melakukan produksi 33 sekaligus kegiatan ekspor dan impor. Walaupun peluang produsen dalam negeri cukup banyak dalam berproduksi namun keterbatasan sumberdaya manusia dan sumberdaya fisik tetap saja akan berdampak pada peningkatan impor, misalnya untuk mengolah cacao menjadi coklat atau bubuk coklat, membutuhkan bahan lain yang mungkin saja tidak tersedia dalam negeri dan untuk mendapatkannya produsen dalam negeri harus mengimpor dari luar negeri. Kegiatan impor ini akan meningkatkan permintaan terhadap mata asing (Dollar AS)sehingga kebutuhan akan valuta asing tetap masih tinggi. Inilah yang menyebabkan mengapa pada kondisi tingkat inflasi yang menurun tetapi tidak mengubah kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terdepresiasi. Kebijakan pemerintah tentang pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter dan fiskal ataupun melalui

pengembangan komoditi pangan dan BBM tidak selalu dapat berdampak terhadap upaya apresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (seperti yang telah diuraikan pada analisis ini). Tingkat inflasi yang menurun tidak dapat dijadikan sebagai satusatunya indikator yang dapat mengapresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing atau sebaliknya tingkat inflasi yang meningkat juga tidak dapat dijadikan indikator terjadinya depresiasi pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun ternyata masih ada faktor lain yang dapat dijadikan sebagai indikator yang masih belum dibahas pada penelitian ini. Kebijakan pemerintah mengenai pengendalian inflasi haruslah diiringi dengan kontrol ekonomi terutama pada sektor ekspor dan impor agar inflasi yang menurun sejalan dengan nilai tukar terapresias.berdasarkan analisis ini maka ditemukan bahwa tidak 34 terdapat hubungan inflasi terhadap nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS yang terjadi pada tahun 2015. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan inflasi terhadap nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar AS pada tahun 2015. Temuan ini didukung oleh analisis yang didasarkan pada kajian teoritis serta perbandingannya dengan kenyataan yang terjadi pada tahun 2015. Lebih lanjut di ungkapkan bahwa tingkat inflasi yang menurun bukanlah satu-satunya indikator yang dapat mengapresasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS namun masih ada faktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Seterusnya kebijakan pemerintah dalam sektor ekonomi (fiskal dan moneter) dengan tujuan mengendalikan inflasi haruslah dibarengi dengan

pengendalian agar upaya tersebut dapat juga berdampak terhadap apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. DAFTAR PUSTAKA IndonesiaBank (www.bi.go.id). Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. ErlanggaJakarta. Noer A Achsani, Arie Jayanthy F A Fauzi dan Piter Abdullah (2009). Keterkaitan inflasi dengan nilai tukar riil: analisis komparatif antara ASEAN+3, UNI Eropa dan Amerika Utara. (Majalah Ekonomi No 3) Nurcahyaningtyas. 2009. Ekonomi. Jakarta: Cempaka Putih. Rahardja, Prathama. 2008. Teori Ekonomi Makro: Suatu pengantar. Edisi Keempat. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta. Saragih, Ferdinand, D. dan Nugroho, Yulianto. 2014. Dasar-dasar keuangan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers. www.bappenas.go.id http://pemeriksaanpajak.com/2015 /07/30/mencermati-dampakpenurunan-inflasi/ 35