tentang Standar Nasional Pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Tesis. Oleh ENDAH TRIJANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran di kelas sebagai awal dari sebuah upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dilakukan secara terencana guna membentuk insan manusia yang lebih bermartabat dari berbagai bidang ilmu. Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut, antara lain pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi empat aspek keterampilan yaitu aspek keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA program IPA dan IPS terdiri atas aspek kebahasaan dan kesastraan. Sebagai mata pelajaran

2 Bahasa Indonesia memiliki dasar yang melatarbelakanginya berdasarkan pada lampiran permendiknas nomor 22 tahun 2006, pada standar isi kurikulum 2006. Diantaranya: 1) peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap karya sastra, 2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi kesastraan peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan apresiasi sastra dan sumber belajar, 3) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya. Guru juga dapat leluasa untuk menentukan model pembelajaran yang tepat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran khususnya kesastraan. Kesastraan dipandang sebagai materi yang perlu dikembangkan sebagaimana bahasa adalah sebagai pengejawantahan dari perasaan estetika seseorang. Namun banyak kendala dalam mengekspresikan perasaan sesorang dalam bentuk tulisan yang dikenal dengan karya sastra. Di samping latar belakang tersebut di atas, mata pelajaran Bahasa Indonesia juga memiliki tujuan antara lain, 1) Memahami dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 2) Mengekspresikan dirinya dalam medium sastra, 3) Menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia ( standar Isi KTSP, 2006: 2)

3 Tujuan lain dari keterampilan pembelajaran bahasa Indonesia adalah membentuk sikap kreatif siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan ketrampilan berbahasa yang merupakan tingkatan paling tinggi dan perlu dilatihkan sehingga seseorang dapat menulis dengan benar dan menghasilkan bentuk tulisan yang baik sesuai dengan yang diharapkan, menulis menuangkan berbagai keterampilan bahasa yang digabungkan menjadi satu sebuah keterampilan. Menuangkan ide yang ada dalam pikiran seseorang untuk diujarkan atau dituangkan dalam bentuk bahasa tulis. Untuk dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya baik dari segi mengolah isi dan kemampuan penguasaan kosa kata. Kondisi hasil pembelajaran khususnya menulis cerpen yang ditemukan di berbagai sekolah pada umumnya siswa mengalami banyak kendala baik yang berkaitan dengan kemampuan sastra dan penguasaan kosa kata. Kecenderungan siswa lebih senang mendengarkan daripada harus menulis kondisi seperti inipun dapat kita lihat dari nilai khususnya cerpen pada siswa SMAN Baturraden bahkan nilai menulis cerpen masih di bawah KKM yaitu 75, maka perlu kiranya guru mencari cara dengan menggunakan Model lain sebagai sebuah terobosan dan lebih inovatif untuk mengajarkan menulis cerpen. Kondisi nilai yang masih dibawah KKM salah satu penyebabnya karena masih terdapat guru yang mengajar dengan Model konvensional dan masih berkutat pada teori tentang bagaimana menulis cerpen yang baik, sehingga siswa masih bingung

4 bagaimana mulai menulis cerpen. Permasalahan lain yang dihadapi siswa untuk menulis sebuah cerpen adalah kemampuan untuk memilih tema yang akan ditulis yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh siswa tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi siswa agar terampil menulis yaitu dengan cara memperbanyak teknik, media, dan Model yang menarik. Guru harus kreatif dalam memilih teknik dan Model pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi yang akan diajarkan. Teknik dan Model tersebut harus mampu merangsang pengembangan kecerdasan serta pengalaman siswa. Melihat fenomena-fenomena yang tersebut di atas maka perlu di cari upaya untuk menjawab keadaan yang terjadi di SMAN Baturraden, upaya yang digunakan adalah mencoba dengan melakukan pembelajaran menggunakan berbagai model. Maka penulis mencoba melakukan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan menggunakan dua model pembelajaran dan membandingkan yaitu model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Copy the Master, yang diharapkan akan diperoleh Model mana yang lebih signifikan dan tepat untuk pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman yang diperoleh siswa secara langsung. sehingga diharapkan akan mempermudah untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis cerpen. Kemampuan guru juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sastra cerpen, sehingga mampu mengemas

5 pengalaman pribadi siswa menjadi sebuah acuan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dituliskan masalah sebagai berikut: 1. Efektifkah model copy the master dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi? 2. Efektifkah model cooperative integrated reading and composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi? 3. Seberapa besarkah perbedaan keefektifkan penggunaan model copy the master dengan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) pada pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui keefektifan model copy the master dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi pada pembelajaran menulis cerpen. 2. Untuk mengetahui keefektifan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan

6 menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi pada pembelajaran menulis cerpen. 3. Untuk mengetahui perbedaan keefektifan pengunaan model copy the master dan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) pada pembelajaran meulis cerpen berbasis pengalaman pribadi D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan bagi guru dalam pembelajaran menulis cerpen agar dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa; melalui model pembelajaran yang bervariasi diharapkan mempermudah siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen. b. Bagi guru; melalui aplikasi model dan model yang bervariasi diharapkan akan mudah adalam mencapai tujuan pembelajaran. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah istilah untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Istilah tersebut antara lain:

7 1. Efektivitas Dapat diartikan tepat dan sesuai digunakan pada pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi. 2. Model Pembelajaran Merupakan sebuah model pembelajaran yang akan digunakan untuk dieksperimenkan pada pembalajaran yaitu model Copy The Master, penulis menyebutnya sebagai variabel X1, don model CIRC berkedudukan sebagai Variabel bebas X2. Kedua variabel X1 dan X2 ditreatmenkan atau diujikan pada pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman pribadi diharapkan dari ke dua model tersebut akan mempengaruhi kemampuan menulis cerpen atau variabel terikat (Y) lebih baik lagi. 3. Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dsb) baik yang sudah lama atau baru saja terjadi yang menimpa atau dialami oleh sesorang, sebuah peristiwa yang benar-benar dialami oleh seseorang itu sendiri. Pengalaman ini bisa berupa :1) Pengalaman menyenangkan.2) Pengalaman mengejutkan.3) Pengalaman memalukan. Pengalaman juga merupakan hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Tulisan pengalaman pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang diangkat dari pengalaman pribadi yang mengesankan, pengalaman-pengalaman tersebut bisa menyenangkan atau menyedihkan.