PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab dengan titik berat pada kabupaten, maka dalam pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan, daerah mempunyai wewenang mengali potensi yang ada didaerahnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah; b. bahwa dalam upaya meningkat Pendapatan Asli Daerah, maka terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Bengalis Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pajak Penerangan Jalan perlu dilakukan perubahan untuk disesuaikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pajak Penerangan Jalan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686); 5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);
2 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 4385); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82); 13. Keputusan Presiden Nomor 104 Tahun 2003 tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Perusahaan Listrik Negara; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Nomor 14 Tahun 1998 tentang Penyidik Pegawai Negeri sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Tahun 1998 Nomor 01); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS dan BUPATI BENGKALIS MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN.
3 Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pajak Penerangan Jalan (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2001 Nomor 60) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 1 huruf f diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis; c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis; e. Perusahaan Listrik Negara yang dapat disingkat PLN adalah Perusahaan Listrik Negara (PT.PERSERO PLN); f. Pajak Penerangan Jalan yang selanjutnya disebut Pajak adalah Pungutan Daerah atas`penggunaan tenaga listrik; g. Pejabat adalah Pegawai yang beri tugas tertentu di bidang Pajak Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; h. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi, dana persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik atau oraganisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya; i. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah; j. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu; k. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwin atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah; l. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim; m. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam bagian Tahun Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah;
n. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran; o. Surat Pemberitahuan Pajaka Daerah yang disingkat SPTPD adala surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajakdan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakan Daerah; p. Surat Setoran Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah; q. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang dapat disingkat SKPD adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak; r. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang dapat disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar; s. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Tambahan yang dapat disingkat SKPDKBT adalah surat keterangan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan; t. Surat ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak terutang atau seharusnya terutang; u. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yng dapat disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak; v. Surat tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga/atau denda; w. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau Surat Tagihan Pajak Daerah; x. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan atau pemmungutan oleh Pihak Ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak; y. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak; 4
z. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolahan dan penyerahan babrang atau jasa yang ditutup dengan menyudun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir; 2. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 6 Tarif pajak ditetapkan sebagai berikut : a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN bukan untuk industri yang pemakaiannya 900 VA kebawah, sebesar 0% (nol persen); b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN bukan untuk industri yang pemakaiannya diatas 900 VA, sebesar 4 % (empat persen); c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN untuk industri, sebesar 3 % (tiga persen); d. Penggunaan tenaga listrik yang berasal bukan dari PLN bukan untuk industri, sebesar 7 % (tujuh persen); e. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN untuk industri, sebesar 6 % (enam persen; f. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN untuk industri pertambangan minyak bumi dan gas alam, sebesar 9 % (sembilan persen). Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis. Ditetapkan di Bengkalis pada tanggal 12 Agustus 2009 BUPATI BENGKALIS ttd. 5 Diundangkan di Bengkalis pada tanggal 12 Agustus 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BENGKALIS H. SYAMSURIZAL ttd. Drs. H. SULAIMAN, Dipl.PS, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA NIP.170006818.- LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2009 NOMOR 04.
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA KONSTRUKSI I. PENJELASAN UMUM Dengan diberlakukannya Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Daerah diberikan peluang untuk melakukan interfikasi pemungutan Pemdapatan Asli Daerah (PAD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis dalam upaya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya Penerimaan Retribusi Izin Jasa Konstruksi (IIUJK) yang terdiri dari : 1. Izin Baru. 2. Izin Perubahan. 3. Izin Perpanjangan. 4. Izin Perubahan dan Perpanjangan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 : Izin Jasa Konstruksi (IUJK) adalah izin yang diperlukan bagi perusahaan Jasa Konstruksi untuk dapat melaksanakan kegiatan dibidang Usaha Jasa Konstruksi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis.
Pasal 15 2 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29