PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

P11 AHP. A. Sidiq P.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2. September ISSN Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Dengan Metode AHP

Penentuan Skala Prioritas Berbasis Algoritma AHP Termodifikasi

Analytic Hierarchy Process

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE MULTIPLE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

Implementasi Metode AHP dalam Pemilihan Karyawan Obonk Steak n Rib s Berprestasi

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

Rici Efrianda ( )

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALITICY HIERARCY PROCESS (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH DASAR ISLAM MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

Transkripsi:

ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Dewi Ayu Nur Wulandari AMIK BSI Karawang Jl. Ahmad Yani No. 98, Karawang dewi.dan@bs.ac.id ABSTRAK Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah sistem yang dapat membantu pengambil keputusan dalam mengambil keputusan dari berbagai alternatif pilihan yang tersedia sesuai dengan tujuan atau sasaran yang diharapkan. Analitycal Hierarcy Process (AHP) merupakan salah satu model pengambilan keputusan untuk multiple kriteria. Dalam penelitian ini, AHP digunakan untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan untuk pengangkatan karyawan. Dalam prosesnya, metode AHP ini akan melakukan perbandingan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan pada akhir dari prosesnya akan memberikan output nilai intensistas prioritas berupa hasil penilaian terhadap karyawan. Kata Kunci: AHP, Analitycal Hierarcy Process, SPK ABSTRACT Decision Support System is a system that can assist decision makers in taking decisions on the various alternative options available according to the purpose or the expected target. Hierarcy Analytical Process (AHP) is a decision-making model for multiple criteria. In this study, AHP is used to assist managers in making decisions about hiring. In the process, AHP will perform a comparison between an employee with another employee based on predefined criteria and at the end of the process will give priority intensistas output value in the form of an assessment of the employee. Keywords: AHP, Hierarcy Analytical Process, SPK PENDAHULUAN Karyawan merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dan diperhitungkan di dalam menentukan keberhasilan perusahaan maupun unit kerja yang ada di dalam perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkualitas memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah mengelola aktifitas perusahannya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Upaya yang dapat dilakukan dalam hal peningkatan kualitas karyawan adalah pengangkatan karyawan untuk menjadi karyawan tetap. Pengangkatan karyawan menjadi karyawan tetap pada umumnya merupakan proses dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan. Proses ini tentunya di awali dengan proses penilaian kinerja karyawan yang merupakan proses evaluasi terhadap kinerja yang dilakukan oleh karyawan selama bekerja diperusahaan. Penilaian kinerja terhadap karyawan sekarang masih banyak yang menggunakan cara manual sehingga sering mengalami kesulitan sehingga kurang efektif dan efisien. Dalam melakukan proses evaluasi dalam rangka penilaian kinerja karyawan banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan. Proses penilaian kinerja karyawan yang masih manual tentunya sangat tidak efektif dikarenakan jumlah karyawan yang banyak, kriteria penilaian yang banyak serta keteherogenan karyawan yang juga semakin komplek. Hal tersebut mengakibatkan tidak mudahnya bagian HRD untuk mengambil keputusan karyawan mana saja yang memang benar-benar layak untuk diangkat menjadi karyawan tetap. Dengan bertambahnya mahasiswa baru maka bertambah pula jumlah karyawan yang bekerja. Semakin banyaknya jumlah karyawan maka keanekaragaman karyawan juga semakin kompleks sehingga sangat sulit memilih karyawan yang berprestasi menurut lembaga dan sulitnya menentukan prioritasnya. Pemilihan karyawan berprestasi dilakukan berdasarkan beberapa faktor penilaian. Faktor penilaian tersebut terdiri dari penilaian kinerja, score TOEIC, dan kedisplinan kerja (kehadiran karyawan). Pada saat ini proses penilaian kinerja karyawan masih dalam bentuk hardcopy dan keputusan dari satu pihak saja sehingga proses yang dilakukan masih belum akurat (Rijayana dan Okirindo, 2012:C-48). Penilaian kerja karyawan adalah suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk ketidak hadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang. Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil, valid dan relevan dengan pekerjaan yang dikerjakan (Tamalasari dan Amalia, 2015:33). Untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, maka salah satu solusi yang dapat digunakan dengan melakukan pendekatan dengan metode AHP (Analytical Heirarchy 44 Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri

SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 Process). Melalui metode AHP ini, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditetapkan berserta dengan bobot nilainya. Dengan metode ini, dapat membantu manager dalam mengambil keputusan dan dapat memberikan penilaian secara objektif dan terstruktur, sehingga dapat diperoleh karyawan yang berkualitas dan layak untuk diangkat menjadi karyawan tetap, karena karyawan yang berkualitas sangat diperlukan guna mendukung pencapaian tujuan dari perusahaan. BAHAN DAN METODE A. Sistem Penunjang Keputusan Menurut Turban et al (2005:321) menjelaskan bahwa Decision Support System (DSS) a computer-based information system that combines model and data to provide support for decision makers in solving semi structured or interdependent problems with extensive user involvement. Menurut Bonczek dalam Turban yang dikutip oleh Nofriansyah (2014:1) mendefinisikan bahwa sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan yang lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri atau satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan). B. Analytical Hierarcy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple criteria yang dapat melakukan analisis secara simultan dan terintegrasi antara parameter-parameter yang kualitatif atau bahkan yang kuantitatif. Inputan utama yang digunakan pada model AHP adalah hirarki fungsional yang menggunakan inputan persepsi manusia. Karena menggunakan input yang kualitatif (persepsi manusia) maka model ini dapat juga mengolah hal-hal kualitatif disamping hal-hal yang kuantitatif. Sehingga dapat dikatakan model AHP merupakan model pengambilan keputusan yang komprehensif karena memperhitungkan hal kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi sebuah bentuk hierarki. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan (Kusrini, 2007). Ada beberapa langkah yang harus dipahami didalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode AHP, yaitu (Kusrini, 2007) : 1. Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya. Sumber : Kusrini (2007) Gambar 1. Hierarki AHP 2. Penilaian kriteria dan alternatif Pemberian bobot kriteria dan alternatif dilakukan dengan membuat matriks perbandingan berpasangan. Menurut Saaty dalam Kusrini (2007), untuk berbagi persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Sumber : Kusrini (2007) Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 45

ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilainilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Logical Consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama objek objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Perhitungan indeks konsistensi (CI), pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh pada keakuratan dari hasil yang dihasilkan. Adapun rumus menghitung (C1) adalah sebagai berikut :. (1) Untuk mengetahui apakah nilai besaran CI yang dihasilkan cukup baik atau tidak perlu kita ketahui nilai CR (Ratio)nya. CR yang di anggap baik bila CR < 0,1. Adapun rumus untuk menghitung CR adalah sebagai berikut : (2) CR merupakan paramater yang digunakan untuk mengukur apakah nilai perbandingan berpasangan yang telah dilakukan konsisten atau tidak. Sedangkan nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory seperti yang disajikan pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Skala Nilai Random Indeks Oarkridge Laboratory Sumber : (Kusrini, 2007) C. Prosedur Penyelesaian masalah dengan AHP Menurut Kusrini (2007) prosedur penyelesaian masalah dengan metode AHP adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat matriks perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata 4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya. b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = (λ maks-n) / n dimana n = banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = CI / IR dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar D. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survey. Metode survey merupakan teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaanpertanyaan. 46 Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri

SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 Menurut Sugiyono (2009:13) mengatakan bahwa metode survey digunakan intuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen). HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini akan dipaparkan langkah penyelesaikan SPK pengangkatan karyawan tetap dengan menggunakan metode AHP : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Dalam perhitungan pengangkatan pegawai tetap dengan menggunakan AHP ini ditetapkan 5 kriteria, yaitu : a. Masa Kerja b. Disiplin c. Loyalitas d. Prestasi Kerja e. Sikap Tabel 4. Matriks Masa Kerja Tabel 5. Matriks Kedisiplinan Tabel 6. Matriks Loyalitas Tabel 7. Matriks Prestasi Kerja Gambar 2. Hierarki SPK Pengangkatan Karyawan Tetap 2. Menentukan Prioritas Elemen Dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat matriks perbandingan berpasangan, yaitu dengan cara membandingkan secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan yang diisi dengan bilangan untuk merpresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. Berikut ini adalah hasil dari matriks perbandingan yang telah dibuat : Tabel 3. Matriks Perbandingan Kriteria Tabel 8. Matriks Sikap Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 47

ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Dalam tahapan ini yang harus kita lakukan adalah menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks, kemudian membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks dan yang terakhir adalah kita harus menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. Berikut ini adalah hasil sistesis dari masing-masing matriks yang telah dibuat : Tabel 11. Hasil Sintesis Kedisiplinan Tabel 9. Hasil Sintesis Matriks Kriteria Tabel 12. Hasil Sintesis Loyalitas Tabel 10. Hasil Sintesis Matriks Masa Kerja Tabel 13. Hasil Sintesis Prestasi Kerja 48 Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri

SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 Tabel 14. Hasil Sintesis Sikap Tabel 17. Nilai EV Untuk Matriks Kedisiplinan Tabel 18. Nilai EV Untuk Matriks Loyalitas 4. Mengukur konsistensi Dalam tahapan ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu : a. Mentukan nilai Eigenvektor utama (EV) Dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai baris pada tiap-tiap elemen. Perhitungan dilakukan untuk masing-masing elemen pada tiap matriks hasil normalisasi Contoh : Mencari Eigenvektor utama (EV) untuk matriks kriteria. EV=(0,07354+0,06605+0,099984+0,034496+0,06247)/4= 0,067668982 Berikut ini adalah hasil EV dari masing-masing matriks yang telah dibuat : Tabel 15. Nilai EV Untuk Matriks Kriteria Tabel 16. Nilai EV Untuk Matriks Masa Kerja Tabel 19. Nilai EV Untuk Matriks Prestasi Kerja Tabel 20. Nilai EV Untuk Matriks Sikap Kerja b. Mencari Nilai Eigen Terbesar (λ maks) untuk tiaptiap matriks Eigen terbesar diperoleh dengan mengalikan total matriks sebelum normallisasi dengan nilai eigenvektor utama. Contoh : Mencari λ maks untuk matiks kriteria : λ maks = (13,5972768*0,067668982)+(4,35553495*0,252100479) +(2,31157025*0,396559782)+(10,6795093*0,11197891) + (7,48016552*0,171691837) =5,414985 Berikut ini adalah hasil perhitungan λ masing-masing matriks yang telah dibuat : maks dari Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 49

ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 Tabel 21. Hasil Perhitungan λ maks Masing-masing Matriks 5. Penetapan Hasil Terbaik Langkah terakhir, adalah menetukan alternatif terbaik dengan menggabungkan antara hasil pembobotan pada kriteria dan pembobotan alternatif berdasarkan kriteria. Hal ini dilakukan dengan cara menyusun matriks hasil pembobotan alternatif berdasarkan kriteria yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian lakukan perkalian silang dengan masing-masing bobot kriteria yang diperoleh pada analisis hierarki alternatif. Tabel 24. Hasil Akhir Pengolahan Data Dengan AHP c. Menghitung Konsistensi Indeks (CI) Tentukan Nilai indeks konsistensi atau Consistency Index (CI) sesuai rumus untuk menghitug CI hingga diperoleh nilai CI sebagai berikut : Tabel 22. Nilai CI Untuk Masing-masing Matriks Dari tabel 24, didapatkan bahwa pegawai B memiliki nilai terbesar setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode AHP KESIMPULAN d. Menghitung Konsistensi Ratio (CR) Nilai CI yang telah diperoleh, selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai random index (RI) untuk ordo n = 5 (karena terdapat 5 elemen dalam tiap matriks), maka nilai RI yang digunakan adalah 1,12. Konsistensi yang dapat diterima adalah apabila nilai dari CR<10% (CR<0,1). Berikut ini adalah hasil perhitungan CR dari masingmasing matriks yang telah dibuat : Tabel 23. Nilai CR Untuk Masing-masing Kriteria Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan AHP, maka diperoleh kesimpulan bahwa urutan prioritas dari paling tertinggi sampai yang terendah adalah sebagai berikut : 1. Pegawai B dengan nilai bobot 29,40% 2. Pegawai C dengan nilai bobot 21,49% 3. Pegawai E dengan nilai bobot 18,07% 4. Pegawai A dengan nilai bobot 17,68% 5. Pegawai D dengan nilai bobot 13,37% UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu sehingga penulisan ini dapat diselesaikan. REFERENSI Kusrini. (2007). Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi Nofriansyah, Dicky. (2014). Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:Deepublish Rijayana, Iwan dan Lirien Okirindo. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja Menggunakan Metode Analytic Hierarcy Process. Seminar Nasional Informatika 2012. UPN Veteran Yogyakarya. 50 Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri

SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/articl e/view/1053/908 (diunduh tanggal 29 November 2016) Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta Tamala Sari, Irsanti Merina, dan Dita Rizki Amalia. 2015. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Status Karyawan Kontrak Menjadi Karyawan Tetap Menggunakan Metode Multifactor Evaluation Process(Mfep). Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 14 -No. 2 Edisi Desember 2015. Cirebon. http://stmik-ikmi-cirebon.net/ejournal/index.php/jict/article/view/105/0 (Diunduh tanggal 25 November 2016) Turban, Efraim, et al. (2005). Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th Ed. New Jersey : Pearson Education. Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer Nusa Mandiri 51