TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Universitas Kristen Maranatha

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SUPIR ANGKOT DI TERMINAL KAMPUNG RAMBUTAN DKI JAKARTA TAHUN 2014

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

With the Actions of Smoking within Students of 9 State High School Manado.

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang laki-laki, sehingga proporsi kematian terkait dengan akibat dari rokok

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

EFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Renaldi, Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Mahasiswa Di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Titiek Hidayati 1, Tika Nur Eka Pertiwi 2

69 Muhammadiyah Journal of Nursing

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA SURAKARTA. Abstract

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

Unnes Journal of Public Health

Survei Opini Publik dengan Perspektif Ketersediaan Sarana yang Bebas Asap Rokok di Surabaya

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Kesehatan Gigi dan Mulut Mahasiswa Timor Leste.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Transkripsi:

JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Kriswiharsi Kun Saptorini *), Tiara Fani *) *) Prodi DIII Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro email: kriswiharsi@gmail.com ABSTRACT This study researched the association between knowledge and attitudes about the implementation of the No Smoking Area at the University of Dian Nuswantoro. Preliminary survey based on researcher observations showed low student participation in the implementation of No Smoking Area. The area that should be smoke-free, but it still found smokers. The research was cross sectional survey. The respondents were 96 active college student. Primary data include characteristics of respondents, knowledge, attitudes and participation that measured by an interview. Secondary data obtained from UDINUS profile. Data were analyzed with descriptive and analytic with chi square test. Research showed that 83,3% of respondents had a good knowledge, 93,8% of respondents had a good attitude, 83,3% of respondents had a lack of participation on the implementation of No Smoking Area. Bivariate analysis showed that there was no association between knowledge about No Smoking Area with the level of participation in the implementation of the No Smoking Area (p value = 0,065), there was no relationship between attitudes about No Smoking Area with the level of participation in the implementation of the No Smoking Area (p value = 0,585). Based on the study, qualitative research about smokers opinions to jointly realize the No Smoking Area on campus was needed, because mostly smokers were at the young age, socialization about No Smoking Area in UDINUS to the lecturers and students was needed and the enforcement of No Smoking Area on the campus in the form of surveillance in the area and increased the student s role in enforcing the No Smoking Area through peer group were needed. Key words: participation, college student, implementation, No Smoking Area ABSTRAK Penelitian ini meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Dian Nuswantoro. Survei awal berdasarkan pengamatan peneliti menunjukkan partisipasi siswa yang rendah dalam implementasi Kawasan Tanpa Rokok. Daerah yang seharusnya bebas asap rokok, tetapi masih ditemukan perokok. Penelitian ini merupakan survei cross sectional. Responden adalah 96 mahasiswa aktif. Data primer meliputi karakteristik responden, pengetahuan, sikap dan partisipasi yang diukur dengan wawancara. Data sekunder diperoleh dari profil UDINUS. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan dengan uji chi square. Penelitian menunjukkan bahwa 83,3% responden memiliki pengetahuan yang baik, sebesar 93,8% responden memiliki sikap yang baik, sebesar 83,3% responden memiliki partisipasi kurang pada implementasi Kawasan Tanpa Rokok. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan tingkat partisipasi dalam implementasi Kawasan Tanpa Rokok ( p value = 0,065 ), tidak ada hubungan antara sikap tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan tingkat 170

Tingkat Partisipasi Mahasiswa... - Kriswiharsi KS, Tiara F partisipasi dalam implementasi Kawasan Tanpa Rokok ( p value = 0,585 ). Berdasarkan penelitian, perlu penelitian kualitatif tentang pendapat perokok untuk bersama-sama mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di kampus, karena sebagian besar perokok tergolong berusia muda, sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok di UDINUS kepada dosen dan mahasiswa dan dibutuhkan penegakan Kawasan Tanpa Rokok pada kampus dalam bentuk pengawasan di area kampus dan meningkatkan peran mahasiswa melalui kelompok sebaya. Kata kunci: partisipasi, mahasiswa, implementasi, Kawasan Tanpa Rokok PENDAHULUAN Merokok sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu secara terus menerus diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial, politik, utamanya aspek kesehatan. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India. Peningkatan prevalensi perokok terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun, dari 17,3% (2007) menjadi 18,6% atau naik hampir 10% dalam kurun waktu 3 tahun. Peningkatan juga terjadi pada kelompok umur produktif, yaitu 25-34 tahun dari 29,0% (2007) menjadi 31,1% (2010). Pengendalian para perokok yang menghasilkan asap rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok aktif maupun perokok pasif merupakan salah satu solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok atau biasa disebut penetapan Kawasan Tanpa Rokok. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan/atau penggunaan rokok. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang merupakan bagian dari masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa berperan sebagai kontrol sosial dan menjadi golongan masyarakat yang memberikan perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat. 1 Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Dian Nuswantoro sudah diwujudkan dengan peraturan larangan merokok di area KTR, pemasangan banner kawasan bebas asap rokok di gedung yang dinyatakan bebas asap rokok, tidak adanya promosi dan sponsor rokok dalam kegiatan kampus sehingga diharapkan dapat berkontribusi mewujudkan masyarakat yang sehat tanpa rokok. Namun pada kenyataannya upaya mewujudkan KTR di kampus masih jauh tertinggal dibandingkan dengan penjualan, periklanan/promosi dan atau penggunaan rokok. Survei pendahuluan berdasarkan observasi peneliti menunjukkan rendahnya partisipasi mahasiswa dalam implementasi KTR. Hal ini ditunjukkan di wilayah yang harusnya bebas asap rokok, masih dijumpai perokok. Oleh karenanya rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat partisipasi mahasiswa dalam implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Dian Nuswantoro? METODE Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi mahasiswa dalam implementasi di Universitas Dian Nuswantoro. Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian survei, dengan pendekatan cross sectional 171

JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 dimana pengambilan data hanya dilakukan sesaat untuk mengetahui kejadian berdasarkan data yang dikumpulkan. Populasi terjangkau penelitian ini meliputi semua mahasiswa aktif di Universitas Dian Nuswantoro. Sampel penelitian di ambil dengan menggunakan metode acak (simple random sampling) dengan jumlah sampel 96 mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan panduan FGD untuk menggali informasi tentang saran perbaikan bagi implementasi KTR. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif dan dilakukan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang KTR dengan partisipasi mahasiswa dalam implementasi KTR, dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL Karakteristik Responden dan Variabel Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden termasuk dalam kelompok umur orang muda dan dewasa, dengan umur ratarata 21 tahun. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (66,7 %), mayoritas bukan perokok (63,5 %). Pada mahasiswa yang merokok, aktivitas merokok responden dimulai paling awal umur 12 tahun, rata-rata merokok mulai umur 16 tahun, banyaknya rokok yang dihabiskan rata-rata 7 batang dalam 1 hari sehingga sebagian besar termasuk dalam kelompok perokok ringan. Analisis univariat variabel penelitian menunjukkan data sebagai berikut : Berdasarkan variabel pengetahuan, sebesar 51,0% reponden tidak mengetahui bahwa di Semarang sudah ada peraturan Kawasan Tanpa Rokok, dan sebesar 57,3% responden tidak mengetahui bahwa tempattempat umum termasuk dalam Kawasan Tanpa Rokok. Menurut sikap, sebesar 50,0% reponden berpendapat kurangnya sosialisasi KTR di kampus UDINUS, sebesar 39,5% tidak setuju dengan adanya pemberian denda sejumlah uang di area KTR UDINUS, sebesar 37,5% berpendapat bahwa merokok adalah hak dimana orang boleh merokok dimana saja, sebesar 29,2% tidak setuju bila kampus menjadi tempat bebas asap rokok. Berdasarkan partisipasi mahasiswa terhadap implementasi KTR, sebesar 79,2% responden tidak pernah berupaya mencari informasi tentang Kawasan Tanpa Rokok, sebesar 60,4% responden menyatakan tidak pernah menegur orang yang merokok di area KTR UDINUS, sebesar 57,3% berpendapat bahwa area UDINUS bukan termasuk Kawasan Tanpa Rokok, sebesar 55,2% responden tidak pernah mengingatkan mahasiswa lain untuk tidak merokok di area KTR UDINUS. Hubungan antara pengetahuan tentang dengan tingkat partisipasi tentang implementasi Berdasarkan tabel 2, persentase tingkat partisipasi kurang pada responden dengan pengetahuan kurang (100,0%) lebih besar daripada pengetahuan baik (80,0%). Hasil uji Fisher exact sebagai uji alternatif chi square diperoleh nilai signifikansi 0,065 sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara pengatahuan dengan tingkat partisipasi. Hubungan antara sikap tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan tingkat partisipasi tentang implementasi Berdasarkan tabel 3, persentase tingkat partisipasi kurang pada responden dengan sikap kurang (100,0%) lebih besar daripada sikap baik (82,2%). Hasil uji Fisher exact sebagai uji alternatif chi square diperoleh nilai signifikansi 0,585 sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara sikap dengan tingkat partisipasi. 172

Tingkat Partisipasi Mahasiswa... - Kriswiharsi KS, Tiara F PEMBAHASAN Hubungan antara pengetahuan tentang dengan tingkat partisipasi tentang implementasi Hasil uji Fisher exact sebagai uji alternatif chi square diperoleh nilai signifikansi 0,065 sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat partisipasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa baik kurangnya pengetahuan tidak menunjukkan baik kurangnya pastisipasinya. Sebagian besar mempunyai pengetahuan baik tentang KTR, khususnya dalam hal pengertian KTR dan area-area yang masuk dalam KTR. Pemahaman mahasiswa tentang hal tersebut mencapai lebih dari 70%. Hanya saja yang kurang adalah pengetahuan mahasiswa mengenai regulasi KTR. Hanya 49% mahasiswa yang mengetahui adanya peraturan daerah tentang KTR. Saat ini sudah ada Perwal Kota Semarang Nomor 12/2009 yang mengatur KTR. Namun, belum sepenuhnya dipatuhi. Berkaitan dengan regulasi KTR di UDINUS, masih terdapat 20,8% mahasiswa yang tidak mangetahui adanya peraturan KTR di UDINUS. Hal tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman KTR di UDINUS sehingga implementasinyapun mengalami kendala. Hasil FGD menunjukkan perlu adanya sosialisasi untuk mewujudkan KTR di UDINUS baik kepada dosen maupun mahasiswa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Namun demikian, meskipun mempunyai pengetahuan yang baik, tidak menjamin seseorang mempunyai praktik yang baik. 2 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Mahasiswa tentang KTR Tingkat pengetahuan % Kurang 16 16,7 Baik 80 83,3 Sikap Kurang 6 6,2 Baik 90 93,8 Partisipasi Kurang 80 83,3 Baik 16 16,7 Tabel 2. Hubungan antara pengetahuan dengan tingkat partisipasi Tingkat partisipasi Pengetahuan Kurang Baik Jumlah % % % Kurang 16 100,0 0 0 16 100,0 Baik 64 80,0 16 20,0 80 100,0 Tabel 3. Hubungan antara sikap dengan tingkat partisipasi Tingkat partisipasi Sikap Kurang Baik Jumlah % % % Kurang 6 100,0 0 0,0 6 100,0 Baik 74 82,2 16 17,8 90 100,0 173

JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 Hubungan antara sikap tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan tingkat partisipasi tentang implementasi Hasil uji Fisher exact sebagai uji alternatif chi square diperoleh nilai signifikansi 0,585 sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara sikap dengan tingkat partisipasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa baik kurangnya sikap tidak menunjukkan baik kurangnya pastisipasinya. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya keluarga. 2 Sebagian besar mempunyai sikap baik (83,3%), artinya mahasiswa menyadari bahwa keberhasilan implementasi KTR di UDINUS sangat tergantung pada kemauan civitas akademika untuk mewujudkannya. Hasil FGD menunjukkan bahwa respon mahasiswa mengenai upaya menciptakan KTR sudah tergolong baik, pada yang merokok maupun tidak merokok. Mahasiswa yang merokok berpendapat bahwa untuk mewujudkan hak pada perokok maupun bukan perokok harus ada tempat yang dikhususkan bagi mereka untuk merokok. Tempat tersebutpun mestinya dibuat senyaman mungkin seperti halnya pada yang tidak merokok, sehingga kedua kelompok tersebut sama-sama tidak terabaikan haknya. Hal tersebut didukung hasil kuesioner yang menunjukkan sebesar 37,5% berpendapat bahwa merokok adalah hak dimana orang boleh merokok dimana saja. Hal yang kurang mendukung terhadap sikap tentang KTR adalah pada variable partisipasi. Sebesar 83,3% memiliki partisipasi kurang. Sebesar 60,4 % responden menyatakan tidak pernah menegur orang yang merokok di area KTR dan 55,2% tidak pernah mengingatkan mahasiswa lain untuk tidak merokok di area KTR. Hal tersebut menunjukkan kurangnya penegakan di area KTR. Menurut Margono dalam Mardikanto, kemauan untuk berpartisipasi merupakan kunci utama bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi. Kesempatan dan kemampuan yang cukup belum merupakan jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan untuk membangun. 3 Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negative. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. 4 SIMPULAN 1. Sebesar 83,3% responden berpengetahuan baik tentang Kawasan Tanpa Rokok. 2. Sebesar 93,8% responden mempunyai sikap baik tentang Kawasan Tanpa Rokok. 3. Sebesar 83,3% partisipasi responden tergolong kurang tentang implementasi Kawasan Tanpa Rokok. 4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan tingkat partisipasi dalam implementasi Kawasan Tanpa Rokok (p value = 0,065). 5. Tidak ada hubungan antara sikap tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan tingkat partisipasi dalam implementasi Kawasan Tanpa Rokok (p value = 0,585). 174

Tingkat Partisipasi Mahasiswa... - Kriswiharsi KS, Tiara F SARAN 1. Penelitian ini merupakan survei pendahuluan tentang implementasi Kawasan Tanpa Rokok sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam bentuk penelitian kualitatif yang lebih mendalam khususnya pada perokok untuk menggali opini perokok untuk secara bersama-sama mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di kampus, mengingat mayoritas perokok dijumpai pada usia muda. 2. Perlu adanya sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok di UDINUS baik pada dosen maupun mahasiswa dalam bentuk banner maupun tulisan larangan merokok di semua area UDINUS 3. Perlu adanya penegakan Kawasan Tanpa Rokok di kampus dalam bentuk pengawasan di area tersebut dengan mengoptimalkan peran mahasiswa melalui kelompok sebaya (peer group). DAFTAR PUSTAKA 1. Kementrian Kesehatan Pusat Promosi Kesehatan. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. 2011 2. Notoadmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Kesehatan Masyarakat - Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. 3. Mardikanto, Totok. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pembangunan, dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press, Bogor. 2003. 4. Purwanto, H. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. EGC, Jakarta. 1998 175