PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 18 TAHUN 2006 T E N T A N G KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR: 16 TAHUN 2007

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN YANG DAPAT DISERAHKAN KEPADA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH DAERAH PURBALINGGA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH DAERAH PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG TATACARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA KEPADA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 10 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN RINCIAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN KEPADA CAMAT

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN BUPATI BANGLI NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN BANGLI

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENYERAHAN KEWENANGAN DAN URUSAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA KEPADA GAMPONG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 4344); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang. Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

KEPALA DESA PARAKANLIMA KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PARAKANLIMA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG :

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 21 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 2 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA BOGOR

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 2 Tahun 2008 Seri D

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 29 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

UPT BUPATI PEKALONGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH.

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 18 TAHUN 2006 T E N T A N G KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang: a. bahwa pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat desa harus diselenggarakan dalam perspektif adiminstrasi pemerintahan negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman; b. bahwa dalam melaksanakan penyelenggaraan kewenangan desa perlu memperhatikan kewenangan yang ada pada pemerintah dan pemerintahan daerah berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Kewenangan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara 1

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2952); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 07 Tahun 2006 tentang Tata Hubungan antar Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan (Lembar Derah Kabupaten Nunukan Tahun 2006 Nomor 06 Seria A Nomor 02); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN dan BUPATI NUNUKAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KEWENANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Nunukan. 2. Kabupaten Nunukan adalah Daerah Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2

4. Bupati adalah Bupati Nunukan. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nunukan. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Nunukan. 7. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Daerah Kabupaten Nunukan. 8. Pemerintahan Desa adalah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 13. Kewenangan Desa adalah hak dan kewajiban Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II RUANG LINGKUP KEWENANGAN DESA Pasal 2 Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup : a. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; b. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada desa; c. tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten; dan d. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa. 3

BAB III KEWENANGAN DESA BERUPA URUSAN PEMERINTAH YANG SUDAH ADA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DESA Pasal 3 (1) Pemerintah Daerah mengidentifikasi jenis kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan mengembalikan kewenangan tersebut yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. (2) Kewenangan desa yang merupakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan asal usul desa dan adat istiadat yang berlaku di desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa. (3) Penetapan kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu dimusyawarahkan untuk mendapatkan persetujuan dari BPD dengan memperhatikan potensi desa yang meliputi kondisi geografis, ekonomi, sosial budaya dan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana desa. Pasal 4 (1) Penetapan kewenangan desa dapat ditinjau kembali disesuaikan dengan potensi desa, sarana dan prasarana desa. (2) Kewenangan yang belum ditetapkan sebagai Kewenangan Desa menjadi Kewenangan Daerah. (3) Bagi desa yang belum menetapkan kewenangannya, Bupati membuat Pedoman Pelaksanaan Tugas Pemerintahan Desa. BAB IV KEWENANGAN DESA BERUPA URUSAN PEMERINTAH YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN YANG DISERAHKAN PENGATURANNYA KEPADA DESA Bagian Pertama Jenis Urusan Pemerintahan Pasal 5 (1) Urusan Pemerintahan Kabupaten yang dapat diserahkan pengaturannya kepada Desa antara lain : a. bidang pertanian dan ketahanan pangan; b. bidang pertambangan dan energi serta sumber daya mineral; c. bidang kehutanan dan perkebunan; d. bidang perindustrian dan perdagangan; e. bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah; f. bidang penanaman modal; g. bidang tenaga kerja dan transmigrasi; h. bidang kesehatan; i. bidang pendidikan dan kebudayaan; 4

j. bidang sosial; k. bidang penataan ruang; l. bidang pemukiman/perumahan; m. bidang pekerjaan umum; n. bidang perhubungan; o. bidang lingkungan hidup; p. bidang politik dalam negeri dan administrasi publik; q. bidang otonomi desa; r. bidang perimbangan keuangan; s. bidang tugas pembantuan t. bidang pariwisata; u. bidang pertanahan; v. bidang kependudukan dan catatan sipil; w. bidang kesatuan dan perlindungan masyarakat, pemerintahan umum; x. bidang perencanaan ; y. bidang penerangan/informasi dan komunikasi; z. bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; aa. bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; bb. bidang pemuda dan olahraga; cc. bidang pemberdayaan masyarakat desa; dd. bidang statistik; dan ee. bidang arsip dan perpustakaan. (2) Rincian Urusan Pemerintahan Kabuputen yang dapat diserahkan kepada desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Tata Cara Penyerahan Urusan Pasal 6 (1) Bupati melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis Urusan Pemerintahan Kabupaten yang akan diserahkan kepada Desa dengan mempertimbangkan aspek letak geografis, kemampuan personil, kemampuan keuangan, efesiensi dan efektivitas. (2) Untuk melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis Urusan Pemerintahan Kabupaten yang akan diserahkan kepada Desa, Bupati dapat membentuk Tim Pengkajian dan Evaluasi Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten kepada Desa. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibawah koordinasi Wakil Bupati dengan ketua pelaksana oleh Sekretaris Daerah yang anggotanya terdiri dari unsur dinas/badan/kantor/instansi terkait sesuai kebutuhan. Pasal 7 (1) Urusan Pemerintahan Kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, huruf c dan huruf d ditetapkan dengan Peraturan Bupati. 5

(2) Setelah Peraturan Bupati tentang penetapan jenis urusan yang dapat serahkan kepada desa diundangkan, Pemerintah Desa bersama BPD melakukan identifikasi dan evaluasi untuk menetapkan urusan pemerintahan yang dapat dilaksanakan di desa yang bersangkutan. (3) Kesiapan Pemerintah Desa untuk melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa atas Persetujuan Pimpinan BPD. Pasal 8 (1) Bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten kepada masing masing desa. (2) Bupati dalam menetapkan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebaiknya memperhatikan Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3). (3) Bupati menyerahkan secara nyata urusan pemerintahan kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada desa, dilaksanakan secara serentak yang disaksikan oleh Camat dan dihadiri oleh perangkat daerah yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten. (4) Kewenangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan potensi desa yang meliputi kondisi geografis, ekonomi, sosial budaya dan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana desa. (5) Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan pembiayaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bagian Ketiga Pelaksanaan Urusan Pasal 9 (1) Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Kabupaten yang diserahkan kepada desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan oleh pemerintah desa. (2) Pemerintah Kabupaten dapat menambah penyerahan urusan pemerintahan kabupaten kepada desa atas permintaan pemerintah desa. (3) Apabila pelaksanaan urusan pemerintahan kabupaten yang telah diserahkan kepada desa dalam kurun waktu 2 (dua) tahun tidak berjalan secara efektif, pemerintah kabupaten dapat menarik sebagian atau seluruh urusan pemerintahan yang telah diserahkan. 6

BAB V TUGAS PEMBANTUAN Pasal 10 (1) Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kepada desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, wajib disertai dengan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumberdaya manusia. (2) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada peraturan perundang-undangan. (3) Desa berhak menolak melaksanakan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana dan sarana, serta sumberdaya manusia. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Bupati/Keputusan Bupati. Pasal 12 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Ditetapkan di Nunukan pada tanggal 5 Desember 2006 BUPATI NUNUKAN, ttd H. ABDULHAFID ACHMAD Diundangkan di Nunukan Pada tanggal 5 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, ZAINUDDIN HZ LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2006 NOMOR 18 SERI D NOMOR 07 7

Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor :18 Tahun 2006 Tentang :Kewenangan Desa RINCIAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN YANG DAPAT DISERAHKAN KEPADA DESA 1. Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan a. pengembangan kelembagaaan petani skala lokal; 8

b. pemberian rekomendasi ijin usaha penangkar benih pertanian; c. pengaturan pemanfaatan air pada tingkat usaha tani; b. pemasyaraakatan penguanaan alat mesin pertanian; c. pemasyarakatan pupuk organik; d. pengaturan peredaran dan penggunaan pupuk organik dan pestisida dengan berpedoman pada petunjuk tehnis Kabupaten dan Kota; e. kampanye benih unggul; f. pengembangan lumbung pangan; g. fasilitas modal dan usaha tani; h. pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan [enyakit secara terpadu; i. pengembangan kelembagaan petani dan pertumbuhannya; j. pemasyarakatan penggunaan benih unggul; k. membantu penyediaan benih unggul; l. pengembangan kebun bibit hijauan pakan ternak; m. rekomendasi pemberian ijin pengelolaan perlebahan non budidaya; n. pemasyarakatan pengembangan komoditas unggulan; o. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; p. diversifikasi hasil pertanian; q. Pengembangan jaringan informasi pemasaran bidang pertanian dan pangan; r. pengelolaan balai benih ikan yang ada di desa; s. pemeliharaan irigasi desa; t. pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air; u. pengembagan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian. 2 Bidang Pertambangan dan Energi serta Sumber Daya Minieral a. pengelolaan dan pemberian ijin pertambagan bahan galia ngolongan C dibawah satu hektar tanpa memakai alat berat kepada penduduk desa yang bersangkutan; b. rekomendasi pmberian ijin pemanfaatan ai bawah tanah dan permukaan; c. rekomendasi pmberian ijin penambangan bahan galian golongan C yang memakai alat berat diatas 1 (satu) hektar; d. rekomendasi pmberian ijin pengelolaan bahan galian A dan B; e. rekomendasi pmberian ijin pembangunan tenaga listrik yang beru; f. rekomendasi pmberian ijin pembukaan pertambangan rakyat di desa; g. pembinaan terhadap pertambangan rakyat; h. rekomendasi pmberian ijin pemanfaatan air bawah tanah dan atau sumber mata air desa. 3 Bidang Kehutanan dan Perkebunan a. Pengelolaan hutan desa; 9

b. Rekomendasi pemberi ijin terhadap pegambilan tumbuhan dan penangkapan satwa liar yang dilindungi c. Rekomendasi pemberi ijin pengelolaan hutan yang ada dalam desa kepada pihak ketiga; d. Rekomendasi pemberi ijin perburuan tradisional satwa liar yang tidak dilindungi pada areal desa; e. Penghijauan dan konservasi tanah yang terdirti dari kebun bibit desa yang telah diserahkan kepada desa dan pengelolaan embung embung air yang sudah dibangun di desa f. Rekomendasi pemberi ijin pengambilan hasil hutan non kayu dalam ulayat desa; g. Pelestrian huta desa; h. Rekomendasi pemberi ijin perluasan tanaman perkebunan; i. Pembinaan penangkaran burung walet; j. Pembinaan dan penataan lahan klasifikasi kebun ; k. Perlindungan keaneka ragaman hayati dan satwa liar yang ada di desa 4 Bidang Perindustrian dan Perdagangan a. pengelolaan lalulintas ternak yang ada dalam desa b. pengelolaan pemasaran hasil industri ; c. pengembangan hasil hasil industri ; d. rekomendasi pemberian ijin investor dibidang industri ; e. pengaturan terhadap aset bahan baku industru yang ada di desa; f. pengawsan pencemaran limbah industri; g. rekomendasi pemberian ijin dalam bidang perindustrian yang ada di desa h. pemasyarakatan garam beryodium; i. rekomendasi pemberian ijin HO; j. pembinaan mengenai keamanan industri makanan yang di produksi rumah tangga di desa; k. pembinaan rumah potong hewan yang ada di desa ; l. pembinaan persuteraan alam yaitu berupa pondok sutera dengan peralatannya yang dibangun di desa. 5 Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah a. rekomendasi penelitian dan pencabutan badan hukum koperasi; b. rekomendasi dan pembinaan dana kredit yang ada di desa; c. rekomendasi pemberian kredit program pada koperasi; d. pengelolaan dana; e. pengelolaan pasar desa dan tempat pelelangan ikan; f. pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif. 10

6 Penanaman Modal a. memberikan informasi pasar lokal. 7 Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi a. pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja; b. pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian c. pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja,angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja; d. pendataan penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapaangan pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan; e. pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri f. pemberian surat rekomendasi bagi penduduk yang akan bekerja keluar negeri. 8 Bidang Kesehatan a. penyuluhan sederhana tentang pemberantasan penyakit menular; b. pembinaan bidang desa dan poliklnik desa; c. memfasilitasi dan memotivasi pelaksanaan kegiatan gerakan sayang ibu; d. pemantauan terhadap dukun bayi e. memfasilitasi pelaksanaan, pemberian makanan tambahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan pemulihan; f. pengelolaan posyandu; g. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional ; h. pengelolaan dana sehat; i. pengelolaan kegiataan tanaman obat keluarga ( toga ) j. pengelolaan upaya sarana kesehatan tingkat desa; k. penyelenggaraan upaya promosi kesehatan l. pemantauan dan pencegahan penyalgunaan narkotika dan zat adiktif di desa; m. pemantauan dan peredaran dan pemakaian alat kontrasepsi; n. pelaksanaan penyuluhan tentang keluarga berencana; o. pembinaan terhadap kader keluarga berencaan; p. pengelolaan kelompok kelompok bina keluarga. 9 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan a. memfasilitasi penyediaan lahan untk pembangunan TK, SD, SLTP, SLTA; b. memberikan kontribusi untuk melengkapi, merawat dan merehabilitasi sarana pendidikan seperti : pembangunan fisik, gedung, meubel, pengadaan, laboratorium, perpustakaan dan buku pegangan siswa; c. memberikan kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan seperti uang lelah, kelebihna jam mengajar, transportasi dan perumahan guru untuk daerah terpenci; 11

d. memberikan konstibusi penyediaan bahan belajar, tempat belajar, fasilitas lain bagi pendidikan luar sekolah e. menfasilitasi terselenggaranya berbagai kursus kursus keterampilan; f. membina taman Bacaan Masyarakat pada pusat kegiatan belajar yang ada di desa; g. memfasilitasi dan memotivasi kelompok kelompok belajar yang ada di desa; h. pendatan siswa untuk GN-OTA; i. penyelenggaraan pendidikan anak dini usia; j. pendataan warga butaa huruf/aksara. 10 Bidang Sosial a. pembinaan terhadap masyarakat lokal adat sebagaai pemiliki sumber daya genetik b. mengeluarkan surat keterangan miskin; c. memfasillitasi pengurusan orang terlantar; d. rekomendasi pemebrian ijin pembangunan sarana sosial; e. menerbitkan surat keterangan untuk kegiatan sosial; f. memgali, membina dan m engembangkan bermacam seni, yang upacara adat, dan adat istiadat yang berlaku di desa; g. pendataan penyandan masalah sosial dan potensi kesejateraan sosial; h. pembinaan pekerja sosial, masyarakat dan organisasi sosial. 11 Bidang Penataan Ruang a. rekomendasi pemberian ijin IMB yang berada di lajan desa; b. pemberian ijin IMB untuk rumah desa yang sederhana; c. penataan tata lingkungan pada pemukiman desa; d. pengelolaan lokasi perkemahan dalam desa. 12 Bidang Pemukiman Bidang Pemukiman/Perumahan a. penetapan dan pengelolaan tanah kas desa dan aset desa; b. pengaturan tata permukiman pedesaan; c. pemberian bantuan pemugaran rumah; d. penetapan standar rumah layak huni tingkat lokal; e. memfasilitasi pembangunan rumah laya huni tingkat lokal; 13 Bidang Pekerjaan Umum a. memfasilitasi pemeliharaan rutin jala Kabupaten yang berada di desa yang terdiri dari: pembersihan semak, pembersihan saluran/bandar, pembersihan bahu jalan, pembersihan gorong gorang; b. pengelolaan dan pemanfaatan peryek Air Bersih yang ada dalam desa; 12

c. pengelolaan dan pemeliharaan pompanisasi, jaringn irigasi yang ada di desa; d. pengelolaan saluran irigasi yang terdiri dar rambahan dan membuang sedimentasi: e. pengaturan kegiatan operasi dan perawatan ringan saluran irigasi sekunder, tersier dan kwartet; f. pengaturan operasi dan perawatan jaringan irigasi kecil (PIK) yang sudah dikonstruksi; g. pengelolaan embung/telaga yang suda dikontruksi; h. pengaturan dan pengendalian fungsi serta tertib pemanfaatan jalan desa; i. pengelolaan sumber air di desa; j. memfasilitasi pembangunan dan mengelola tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK); k. pemantauan kelas jalan Kabupaten yang ada di desa. 14 Bidang Perhubungan a. pembinaan terhadap penggunaan alat UTTIP (Ukuran, Takaran, Timbangan dan Perlengkapannya); b. pemeliharaan rambu rambu jalanserta alat perlengkapan jalan lainnya yang berada di desa; c. rekomendasi pemberian iin pengelolaan angkutan antar desa dan pusat pertokoan di desa; d. pembangunan terminal angkutan desa. 15 Bidang Lingkungan Hidup a. pengelolaan penampungan air hujan; b. pengawasan terhadap perusakan lingkunganhidup di desa; c. penetapan standar lingkungan; d. melindungi swakayang ada di desa; e. pemantauan terhadap penangkapan ikan dengan bahan dan alat terlarang di perairan umum di wilayah desa. 16 Bidang Politik dalam Negeri dan Administrasi Publik a. memfasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Umum; b. penetapan organisasipemerintah Desa; c. memfasilitasipemebentukan Lembaga Kemasyarakatan; d. memfasilitasi pembentukan BPD; e. memfasilitasi penetapan batas desa; f. memfasilitasi pembentukn Badan UsahaMilik Desa (BUMDES) 17 Bidang Otonomi Desa a. rekomendasi pemberian ijin pendirian tempat penyewaan kaset video, playstation dan sejenisnya; b. penelitian dan pendataan potensi desa; 13

c. pemantauanperedaran/perputaran film keliling; d. rekomendas pemberian ijin pendirian warung telepon dan sejenisnya; e. rekomendas pemberian ijin usaha perbengkelan, pertokoan, warung, pemondokan, rumah makan; f. pengaturan kebijakan kelembaggan dan badan usaha tingkat desa dibidang pengairan; g. rekomendas pemberian ijin mendirikan,membongkar, mengubah saluran irigasi di desa; h. penetapan kerjasama antar desa dalam pemanfaatan irigasi air; i. pembangunan jalan desa; j. pengelolaan jaringan irigasi skala kecil di desa; k. rekomendasi pemberian ijin pengelolaan dan pengusahaan potensi sumber dal\ya alam desa; l. penetapan perangkat desa; m. penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa(APBDes) n. pemberdayaan dan elestarianlembaga adat; o. penetapan peraturan desa; p. penetapan kerjasama antar desa q. rekomendasi pemberian ijin parkir/pemangkalan kendaraan di pasar, tempat wisata, dan lokasi lainnya yang ada di desa; r. pemberian ijin penggunaan gedung pertemuan/balai desa; s. rekomendasi pemberian ijin hak pengelolaan atas tanah kas desa; t. rekomendasi pemberian ijin keramaian di desa. s 18 Bidang Perimbangan Keuangan a. Pengelolaan bagian desa dari hasil penerimaan pajak Kabupaten/Kota; b. Pengelolaan bagian desa dari hasil penerimaan retribui tertentukabupaten/kota. 19 Bidang Tugas Pembantuan a. Memberikan rekomendasi permintaanan bantuan kepada pemerintah daerah; b. Pengelolaan dana bantuan bencana alam dan keadaan darurat lainnya dari pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, dan pihak lain yan tidak mengikat; c. Penyelenggaraan tugas pembantuan. 20 Bidang Pariwisata a. Pengelolaan obyek wisata dalam desa di luar rencana induk pariwisata; b. Pengelolaan tempat rekreasi dan hiburan umum dalam desa; c. Rekomendasi pemberian ijin pendirian pondok wisata pada kawasan wisata di desa; d. Membantu pemungutan pajak hotel dan restoran yang ada di desa. 14

21 Bidang Pertanahan a. penetapan sasaran areal dan lokasi kegiatan pengembangan lahan; b. memberikan surat keteranganhak atas tanah; c. memfasilitasi penyelesaian sengketa tanah tingkat desa; d. penataan dan pmetaan Tata Guna Lahan. 22 Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil a. pelaksanaan registrasi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur; b. pelaksanaan registrasi penduduk menurut tingkat kelahiran berdasarkan konsep Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH); c. pelaksanaan registrasi penduduk menurut tingkat kematian berdasrkan konsep Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita dan Angka Kematian Ibu saat persalinan; d. pelaksanaan registrasi penduduk menurut tingkat migrasi penduduk; e. pelaksanaan registrasi penduduk 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan f. pelaksanaan registrasi penduduk menurut jumlah pasangan usia subur akseptor KB dan tingkatprevalensi; g. pelaksanaan registrasi penduduk menurut tingkat kesejahteraan rumah tangga berdasarkan kategori keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I dan Keluarga Sejahtera II; h. pelaksanaan registrasi penduduk menurut rata rata jumlah anggota keluarga; i. pelaksanaan registrasi penduduk menurut rata rata penduduk yang mempunyai hak pilih dalam Pemilihan Umum j. pelaksanaan registrasi penduduk menurut agama yang dianut; k. pelaksanaan registrasi penduduk menurut alat kontra sepsi yang digunakan; l. menerbitkan surat keterangan untuk penerbitan KTP dan Kartu Keluarga; m. melakukan pendataan dan pembinaan dalam kegiatan mutasi penduduk. 23 Bidang Kesatuan dan perlindungan Masyarakat, Pemerintahan Umum a. penetapan desa dalam keadaan darurat b. penetapan pos keamanan dan pos kesiap siagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat; c. pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa; d. pemantauan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa berupa laporan. 24 Bidang Perencanaan a. Penyusunanperencanaan pembangunan desa secara partisipatif; b. Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa); 15

c. Penetapan Rencana Kerja PembangunanDesa(RKPJDesa); 25 Bidang Penerangan/Informasi dan Komunikasi a. Penanggulangan bencana alam skala desa; b. Penyelenggaraan sosialisasi berbagai kebijaksanaan daerah melalui media pertemuan; c. Pembinaan kelompok kelompok komunikasi sosial; d. Pembinaan pemancar radio desa; e. Pemantauan media informasi yang beredar; f. Pengelolaan media komunikasi perdesaan; g. Pengembangan jaringan informasi dan komunikasi; h. Penetapam jenis- jenis informasi pembangunan 26 Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Rekomendasi pembentukan LSM perlindungan anak; b. Pembentukan kelompok masyarakat bidang sosial dan peningkatan peran perempuan. 27 Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga sejahtera a. penetapan standar keluarga sejahtera; b. pemberian rekomendasi penggunaan alat kontrasepsi; c. pengelolaan standar Makanan Sehat bagi Balita; d. pemasyarakatan program Keluarga Berencana dan Keluarga Sehat; e. penetapan standar pelayanan Keluarga Sehat; f. pengembangan gerakan Imunisasi dan Gizi Keluarga. 28 Bidang Pemuda dan Olahraga a. Pengembangan sarana dan prasarana olahraga; b. Rekomendasi perijinan pembangunan sarana olahraga; c. Pembentukan dan pemberdayaan karang taruna; d. Peningkatan sumber daya manusiabidang olah raga; e. Penyaluran pemuda berprestasi dibidang olahraga; f. Memfasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan pemuda misalnya kelompok pemuda produktif dan grup kesenian budaya; g. Pemasyarakatan olah raga; h. Penyelenggaraan pekan olah raga masyarakat; i. Pengembangan sarana dan prasarana seni budaya bagi pemuda; j. Memfasilitasi dan mengembangkan olah raga masyarakat tradisional, misalnya menyiapkan lapangan dan saran serta sarana olah raga lainnya. 16

29 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa a. Melakukan identifikasi potensi sumber daya manusia tingkat lokal; b. Peningkatan peran serta masyarakat desa dalam pembangunan tingkat lokal; c. Penyiapan masyarakat yang menjadi pemberdayaan; d. Penataan organisasi masyarakat desa. 30 Bidang statistik a. Pengelolaan dan penyediaan data data tingkat lokal; b. Penyusunan dan pengelolaan indeks pembangunan tingkat lokal. 31 Bidang Arsip dan Perpustakaan a. pengadaan dan pengelolaan Taman Bacaan dan Perpustakaan Desa; b. pengelolaan perpustakaan buku buku petunjuk teknis. BUPATI NUNUKAN, H.ABDUL HAFID ACHMAD Diundangkan di Nunukan Pada tanggal 5 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, ZAINUDDIN HZ 17

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2006 NOMOR 18 SERI D NOMOR 07 18