BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi secara konsisten di Indonesia dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan kedap air.

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK LABORATORIUM CAMPURAN AC-BC METODA WARM MIX DENGAN ASBUTON DAN FILLER ZEOLIT

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

BAB III METODE PENELITIAN. perihal pengaruh panjang serabut kelapa sebagai bahan modifier pada campuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

BAB IV. HASIL dan ANALISA Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

TUGAS AKHIR. KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC dengan ASPAL Pen.60/70 MODIFIER BUTON NATURAL ASPHALT (BNA) dan BAHAN STABILIZER NATURAL FIBER (JERAMI)

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat.

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah.(1998):Pemanfaatan Asbuton untuk Lasbutag dan Latasbusir, Direktorat

DAFTAR PUSTAKA. Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi Umum Divisi VI. Jakarta.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

PENGARUH PERENDAMAN BERKALA PRODUK MINYAK BUMI TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA UJI KUAT TEKAN AGREGAT HALUS PASIR BESI TULUNGAGUNG PADA CAMPURAN ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MARSHALL TEST TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN (AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA (LANJUTAN STUDI SEBELUMNYA)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) ASPAL SEMEN PEN 60/70 DENGAN BAHAN MODIFIER BUTON NATURAL ASPHALT(BNA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI DEFORMASI PERMANEN BETON ASPAL DENGAN PENAMBAHAN PARUTAN KARET SEPATU BEKAS. Ari Haidriansyah

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi yang besar dan dampak samping terhadap lingkungan. Maka WMA dan CMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi secara konsisten di Indonesia dari waktu ke waktu, tentu saja mengakibatkan diperlukannya peningkatan sarana - prasarana publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari - hari, khususnya dalam bidang transportasi yang memegang peranan vital dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan pertumbuhan suatu negara beserta keseluruhan penduduk - penduduknya. Tanpa sistem dan sarana-prasarana yang baik dalam bidang transportasi, tentunya akan menimbulkan kekacauan dan berbagai hambatan, khususnya dalam hal mobilisasi, baik untuk manusia maupun barang. Dan tentunya sarana - prasarana yang harus ada untuk mewujudkan sistem dan sarana - prasarana yang baik dalam bidang transportasi adalah jalan, khususnya jalan dalam transportasi darat. Transportasi darat merupakan bidang transportasi yang paling banyak jumlah penggunanya dibanding dengan transportasi laut maupun transportasi udara, setiap harinya tidak mungkin seseorang tidak menggunakan transportasi darat, berbeda dengan transportasi laut dan udara yang mungkin saja untuk tidak digunakan sehari - hari. Maka karena itu, transportasi darat sudah sewajarnya mendapat perhatian yang lebih, baik dari perbaikan sistemnya, maupun dalam segi penambahan kuantitas serta peningkatan kualitas sarana - prasarananya. I-1

Dalam peningkatan mutu jalan darat, maka tentunya perkerasan jalan adalah suatu hal yang sangat vital untuk diperhatikan dan terus - menerus diperbaiki mutunya dari waktu ke waktu. Perkerasan jalan merupakan suatu lapisan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dengan roda kendaraan yang lewat di atasnya. Perkerasan jalan sendiri memiliki fungsi sebagai pelayan untuk sarana - sarana transportasi darat yang ada, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan atau kegagalan yang fatal. Perkerasan jalan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu perkerasan kaku dan perkerasan lentur, yang mana mempunyai bahan baku yang berbeda dalam proses pengerjaannya. Perkerasan lentur sendiri akhir - akhir ini mulai relatif lebih banyak digunakan dan dikembangkan jika dibandingkan dengan perkerasan kaku. Perkerasan lentur adalah suatu struktur lapisan perkerasan yang bersifat lentur atau elastis saat menerma beban, dan lazimnya menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Suatu perkerasan jalan dalam pelaksanaan dan pengerjaannya, selalu dibuat berlapis - lapis, mulai dari lapisan permukaan yang berhubungan langsung dengan roda kendaraan ataupun dengan sarana-sarana transportasi lainnya, hingga lapis pondasi yang berada di bawah tanah dasar. Kualitas atau mutu dari suatu perkerasan lentur tentunya dipengaruhi oleh kualitas dari bahan - bahan bakunya, khususnya bahan pengikatnya, yaitu aspal. Pembangunan yang semakin lama semakin meningkat secara drastis di Indonesia tentunya juga mengakibatkan semakin diperlukannya aspal dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi. Belakangan ini, campuran beraspal sudah mulai banyak yang menggunakan serat alam karena telah terbukti lebih ekonomis, I-2

lebih melimpah jumlahnya, lebih ramah lingkungan, dan juga didapat didaur ulang. Dari berbagai studi, literarur, dan penelitian, maka telah dibuktikan bahwa serat alam dapat digunakan sebagai bahan modifier untuk campuran beraspal, baik sebagai bahan additive, stabilizer, ataupun reinforcement. Khususnya dalam penelitian ini akan digunakan serat alam yang berupa serabut kelapa sebagai bahan reinforcement dalam campuran laston ac-wc. Dengan mengetahui panjang serabut kelapa yang optimum dalam suatu campuran beraspal, maka diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan acuan untuk campuran beraspal yang ideal. Beberapa parameter yang menjadi tolak ukur untuk menentukan kualitas suatu campuran beraspal dan untuk menentukan panjang optimum serabut kelapa yang akan dihasilkan dari penelitian ini antara lain adalah berat jenis campuran beraspal, keausan campuran beraspal, kadar aspal efektif dalam suatu campuran beraspal, penyerapan aspal yang terjadi oleh agregat, nilai penetrasi, suhu titik lembek, suhu titik nyala, suhu titik bakar, nilai daktilitas, nilai VMA, nilai VIM, nilai VFA, nilai stabilitas melalui uji marshall, kelelehan suatu campuran beraspal, nilai MQ, indeks kekuatan sisa, dan nilai stabilitas dinamisnya. Maka berdasarkan pemikiran akan hal - hal tersebut, penulis mendapat motivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut perihal pengaruh panjang serabut kelapa pada campuran beraspal, sehingga pada akhirnya dalam Tugas Akhir ini penulis mengambil judul "Pengaruh Panjang Serabut Kelapa Pada Campuran Laston AC- WC Dengan Karakteristik Uji Marshall, Los Angeles, dan Wheel Tracking" I-3

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi pengaruh panjang serabut kelapa pada campuran laston ac-wc, dan mendapatkan panjang optimum serabut kelapa yang sebaiknya digunakan dalam sebuah campuran laston ac-wc. Proses identifikasi dan evaluasi akan dilakukan melalui pengujian di laboratorium dan diharapkan dapat diketahui solusi dari segala permasalahan yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui karakteristik masing-masing bahan ( agregat, aspal, dan serabut kelapa ), dan peranannya masing masing sebagai material dalam campuran laston ac-wc. 2. Mengetahui kinerja campuran ac-wc dengan variasi panjang serabut kelapa 0 cm, 0,5 cm, 1 cm, 1,5 cm, dan 2cm. 3. Menentukan panjang optimum serabut kelapa yang sebaiknya digunakan sebagai modifier dalam campuran laston ac-wc. 4. Mengevaluasi kinerja campuran beraspal dengan pengujian marshall, marshall immersion, los angeles, dan wheel tracking. I-4

1.3 RUANG LINGKUP DAN BATASAN MASALAH Agar penelitian dapat dilakukan dengan lebih teliti dan terarah maka dilakukan pembatasan ruang lingkup dan masalah. Ruang lingkup dan batasan masalah yang disajikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Material yang digunakan adalah aspal minyak, agregat, dan serat alam (serabut kelapa). 2. Penelitian ini dilakukan melalui percobaan di laboratorium dan tidak dilakukan pengujian di lapangan. 3. Pencampuran dilakukan dengan variasi panjang serabut kelapa 0 cm, 0,5 cm, 1 cm, 1,5 cm, dan 2cm. 4. Tidak dilakukan perincian biaya yang dikeluarkan. 5. Tidak dilakukan penelitian terhadap sifat - sifat kimia dari bahan yang dijadikan objek penelitian. 6. Melakukan pengujian marshall, marshall immersion, los angeles, dan wheel tracking terhadap campuran laston ac-wc yang telah dihasilkan. 7. Pengujian mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ). 8. Analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilaksanakan. 9. Pengujian marshall, marshall immersion, dan los angeles dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Mercu Buana. I-5

10. Pengujian wheel tracking dilakukan di Laboratorium UPT Penyelidikan, Pengukuran, dan Pengujian DPU Provinsi DKI Jakarta. 1.4 METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah : 1. Studi kepustakaan Studi kepustakaan didapatkan melalui berbagai literatur yang diambil dari beberapa buku ajar (text book), modul selama perkuliahan, standar perencanaan yang relevan, jurnal, buku - buku petunjuk teknis, internet, dan sumber - sumber lain yang berhubungan dengan judul dan pembahasan yang ada pada tugas akhir ini. 2. Konsultasi Melakukan konsultasi atau asistensi dengan dosen pembimbing perihal data - data hasil studi kepustakaan, perhitungan - perhitungan, serta berbagai permasalahan yang penulis temui dalam proses penyusunan tugas akhir ini. 3. Pengujian Bahan Metode pengujian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode pengujian los angeles, marshall, dan wheel tracking. Tahapan yang dilaksanakan antara lain adalah : persiapan bahan, yang dilanjutkan dengan perencanaan campuran, yaitu pemilihan gradasi gabungan antara aspal, agregat, dan serabut kelapa yang akan digunakan dan diuji untuk menentukan panjang optimum serabut kelapa yang sebaiknya digunakan dalam suatu campuran. I-6

4. Analisa Hasil Pengujian Dari tiga jenis pengujian yang dilakukan di laboratorium, maka pada akhirnya dapat dilaksanakan proses analisis untuk mendapatkan kesimpulan hasil akhir penelitian. 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut : Bab I PENDAHULUAN Membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan tugas akhir ini dilaksanakan, ruang lingkup dan batasan masalah, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai gambaran umum dan dasar teori perihal bahan - bahan yang akan digunakan dalam campuran laston ac-wc, seperti aspal, agregat, dan serat alam berupa serabut kelapa. Bab III METODOLOGI PENELITIAN Membahas mengenai proses dan alur pelaksanaan pekerjaan dan pengujian campuran laston ac-wc, mulai dari persiapan bahan, pembuatan benda uji, sampai dengan pemeriksaan benda uji dengan metode pengujian los angeles, marshall, dan wheel tracking. I-7

Bab IV ANALISA HASIL PENELITIAN Membahas perihal data - data yang telah diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium, yang mana hasil dari data - data tersebut kemudian dibahas dan dianalisis dengan seksama. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan penelitian dan dari hasil pembahasan bab - bab sebelumnya, dan saran perihal hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai masukan yang berguna. I-8