penambangan pasir. Sungai Bah Bolon adalah sungai yang terletak di Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan yang sejahtera maka setiap orang melakukan suatu. yang bisa menaikkan kesejahteraan adalah penambang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

I. PENDAHULUAN. Daerah dengan potensi sumberdaya alam yang kaya memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis hukum kegiatan..., Sarah Salamah, FH UI, Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 40.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya manusia dalam menggunakan sumber. daya alam dan lingkungan untuk meningkatkan taraf hidup.

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskannya konsep social responsibility yang merupakan kelanjutan konsep

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Didalam sungai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia yang sangat melimpah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN

KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG

I. PENDAHULUAN. berdampingan dengan alam. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhankebutuhan. Menurut Khaldun dalam Rahmad K.

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekuasaan negara yang berkaitan dengan pengaturan tentang tanah diatur dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi ini membutuhkan adanya sarana dan prasarana yang baik

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

RESPON MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK TAMBANG GALIAN C DI KELURAHAN PASIR SIALANG KECAMATAN BANGKINANG

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang melimpah dengan berbagai

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara pada tahun 2008 (Kementerian ESDM, 2009) Indonesia. perbaikan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI BERDASARKAN UU NO. 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI SEBAGAI PILIHAN TEKNOKRATIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi besar. Periode disebut sebagai era pembangunan yang telah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian hidup manusia serta menjadi pendorong dalam dinamika dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam bahan galian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enok Yanti, 2013

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia maka

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PROFIL KABUPATEN / KOTA

ANALISIS REGULASI PEMERINTAH. 7.1 Kasus-kasus Akibat Kegiatan Pertambangan di Kecamatan Rumpin

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal tersebut menuai pro dan kontra. Kuswijayanti (2007) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat cepat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah yang sering menjadi lokasi penambangan pasir. Sungai Bah Bolon adalah sungai yang terletak di Kabupaten Simalungun. Sungai Bah Bolon tidak hanya mengalir melewati kota, namun juga melewati area perkebunan. Sepanjang aliran sungai Bah Bolon sangat banyak ditemukan penambangan pasir dengan menggunakan alat - alat yang modern, seperti alat berat atau yang disebut eskavator. Desa Perdagangan II, merupakan salah satu desa di daerah Kabupaten Simalungun yang memiliki potensi sumber daya alam tambang jenis bahan galian golongan C. Galian C adalah bahan tambang yang biasanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Baik bangunan pribadi, swasta, maupun pemerintah. Adanya aktivitas penambangan di desa tersebut mengakibatkan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kegiatan penambangan ini memiliki konsekuensi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Penambangan pasir yang merupakan kegiatan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang tidak berwawasan lingkungan akan menghasilkan dampak terhadap ekonomi, sosial, dan budaya tertentu pada masyarakat di sekitarnya. Sumber daya alam mempunyai peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Sumber daya alam berperan penting dalam pembentukan peradaban pada kehidupan manusia, sehingga setiap budaya dan etnis memiliki pandangan tersendiri tentang penguasaan dan pengelolaan dari sumber daya alam. Kegiatan penambangan pasir dimulai dari proses ekplorasi. 1

2 Eksplorasi disini dimaksudkan sebagai suatu proses atau pun kegiatan peninjauan yang dilakukan oleh para pemilik penambangan pasir terhadap lokasi lokasi yang strategis di sepanjang aliran sungai Bah Bolon untuk dijadikan sebagai tempat penambangan pasir. Kegiatan eksploitasi sumber daya alam atau bahan galian seperti pasir merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi, maupun sosial. Sumber daya pertambangan merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, maka dari itu kegiatan pertambangan haruslah berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Permasalahan lingkungan pada saat ini telah menjadi isu global dan menjadi perhatian para peneliti maupun para pengambil keputusan. Kerusakan sumber daya alam terus meningkat, baik dalam jumlah maupun sebaran wilayahnya. Secara fisik kerusakan tersebut disebabkan oleh tingginya eksploitasi yang dilakukan oleh individu individu itu sendiri. Menurut Undang - Undang No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, disebutkan bahwa pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup yaitu meliputi tindakan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. Konflik sering kali muncul di berbagai kehidupan di sekitar kita. Konflik yang muncul dilatarbelakangi oleh kepentingan kelompok tertentu dan membuat ketidakstabilan di dalam kehidupan masyarakat. Konflik bisa muncul pada skala yang berbeda, dan setiap skala memiliki latarbelakang dan arah perkembangannya.(novri Susan: 2010: 9).

3 Penambangan pasir sekarang ini sedang menjadi sebuah fenomena di Desa Perdagangan II, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi penambangan sering sekali mengeluh karena banyaknya debu pasir akibat dari pengangkutan pasir yang melintasi pemukiman warga. Truk - truk yang melintas kerap mengangkat pasir yang basah sehingga air dari pasir tersebut menetes dan membawa butiran pasir keluar dari pengangkutan dan tercecer disepanjang jalan yang dilintasi oleh truk pengangkut pasir tersebut. Penambangan pasir yang berada disepanjang aliran Sungai Bah Bolon Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun terancam ditutup operasionalnya karena telah melanggar kesepakatan. Masyarakat yang berada di sekitaran Perdagangan mengeluh karena banyaknya debu pasir yang disebabkan oleh pengangkutan pasir. Samsul Pangaribuan selaku Camat di Kecamatan Bandar, mengatakan bahwa jauh sebelum permasalahan ini mencuat pihak kecamatan dan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspika) sudah melakukan kesepakatan dengan pengusaha agar melapisi kendaraan pengangkut pasir dengan tenda agar air dan butiran pasir tidak tumpah ke jalan. Namun pengusaha hanya menjalankan kesepakatan itu sementara. (Harian Orbit,2016) Berita tersebut memaparkan tentang konsekuensi negatif dari adanya penambangan pasir. Tetapi berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan di penambangan pasir tersebut juga memberikan konsekuensi positif bagi masyarakat, yaitu terbukanya lapangan pekerjaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahas, meneliti, dan mempelajari serta menelaah lebih dalam dan lebih rinci dengan

4 judul Fenomena Penambangan Pasir Bagi Lingkungan Sosial Ekonomi (Studi Kasus : Desa Perdagangan II, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasikan hal yang ingin diketahui oleh penulis dalam penelitian yang telah dilakukan, sebagai berikut : 1. Fenomena penambangan pasir di Desa Perdagangan II. 2. Kegiatan penambangan pasir dari mulai eksplorasi sampai eksploitasi. 3. Konsekuensi keberadaan penambangan pasir bagi lingkungan sosial ekonomi masyarakat. 4. Pandangan masyarakat mengenai keberadaan penambangan pasir. 5. Konflik yang ditimbulkan akibat dari keberadaan penambangan pasir. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari fokus penelitian. Selain itu pembatasan masalah diperlukan agar pembahasan tidak terlalu luas. Untuk itu penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Fenomena Penambangan Bagi Pasir Lingkungan Sosial Ekonomi (Studi Kasus : Desa Perdagangan II, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun).

5 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah di tetapkan, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana fenomena penambangan pasir yang terjadi di Desa Perdagangan II? 2. Apa saja kegiatan yang dilakukan di penambangan pasir dari mulai eksplorasi sampai eksploitasi? 3. Bagaimana konsekuensi keberadaan penambangan pasir bagi lingkungan sosial ekonomi masyarakat? 4. Bagaimana pandangan masyarakat mengenai keberadaan penambangan pasir tersebut? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui fenomena penambangan pasir yang terjadi di Desa Perdagangan II. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan gambaran dari kegiatan penambangan pasir dari mulai eksplorasi sampai eksploitasi. 3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsekuensi khususnya mengenai dampak atau pun hal hal yang berkenaan sebagai akibat dari keberadaan penambangan pasir tersebut bagi lingkungan sosial ekonomi masyarakat.

6 4. Untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat mengenai keberadaan penambangan pasir. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada kajian sosiologi lingkungan dan pembangunan, terkait dengan persoalan penambangan pasir. 1.6.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan rekomendasi kepada pemerintah daerah (Kabupaten) dalam penanganan penambangan pasir yang berdampak pada masyarakat lingkungan sekitar.