MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

BAB I PENDAHULUAN. Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan

KEBERADAAN TRANSPORTASI DARAT:STUDI KASUS BUS MANDALA PASAMAN BARAT TAHUN ( )

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN JAWA DI DESA TALANG PAMESUN KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI ( )

kebutuhan sehari-hari masyarakat kota Painan memanfaatkan Pasar Salido yang berada di Kenagarian Salido yang masih berada di Kecamatan IV Jurai yang

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam

PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN PADA MASA REVOLUSI HINGGA LAHIRNYA SEKOLAH PERTANIAN MENENGAH ATAS (SPMA)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KOTA PADANG PASCA GEMPA TAHUN (Studi Kasus: Kecamatan Kuranji) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

III. METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 1

Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR USULAN PROPOSAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. realitas subyektif yang dianut oleh objek penelitian, dalam hal ini adalah Jaringan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan,

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang?

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menyusun

Potensi Pasar Tradisional Simabur bagi Masyarakat di Nagari Simabur Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di

Transkripsi:

MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR 1986-2007 Oleh Fitria Eka Susanti 1 Kharles 2 Livia Ersi 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Jurnal ini merupakan kajian tentang, Perkembangan Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh tahun 1986-2007, yang menjadi permasalahan dalam jurnal ini adalah: Pertama, Bagaimana Awal Keberadaan Pasar Ibuh? Kedua, Bagaimana Perkembangan Pasar Ibuh tahun 2007? Penulisan Jurnal ini menggunakan metode sejarah yang tersusun dalam empat tahap yaitu : pertama, heuristik atau pengumpulan data atau informasi dari berbagai sumber yang relevan dengan memanfaatkan sumber-sumber primer seperti dokumen, laporan wawancara, dan orang-orang yang terlibat langsung dalam permasalahan. Kedua, kritik sumber yaitu melakukan pengujian terhadap keaslian data, apakah data tersebut relevan dengan tulisan atau tidak. Ketiga, interpretasi yaitu menjelaskan data yang diperoleh sehingga dapat mendukung tulisan ini, dan yang keempat, historiografi yaitu hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan Pasar Ibuh mengalami empat kali pergantian kepengurusan dalam proses pembangunannya. Pembangunan pasar menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun, pasar mulai berkembang pada tahun 2001 di bawah kepengurusan Erwan yaitu perubahan pasar ibuh yang semula pasar ini hanya pasar yang kecil dan kotor menjadi sedikit lebih bagus dan mengarah pada perkembangan yang lebih baik melalui dana INPRES dan bekerja sama dengan Yayasan Danamon Peduli. Kesimpulan, dengan adanya pembangunan pasar ini memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mencari kebutuhan sehari-hari serta memberi kemajuan terhadap ekonomi masyarakat di kota Payakumbuh. Keyword: Development, Market, Social, Economic 1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

PERKEMBANGAN PASAR IBUH DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1986-2007 Oleh Fitria Eka Susanti 4 Kharles 5 Livia Ersi 6 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This journal is a study about Development from Pasar Ibuh in Payakumbuh in 1986 until 2007. Which is the case in this thesis are: First, How far the exsistence from Pasar Ibuh? Second, How Ibuh Market Development in 2007? This journal using a historical methods that are arranged in four phases: first, heuristic or collection of data or information from a variety of sources relevant to utilizing primary sources such as documents, interview reports, and people who were directly involved in the problem. Secondly, criticism of sources that perform testing of the authenticity of the data, whether the data relevant to the article or not. Third, the interpretation that explains the data obtained so as to support this article. And the fourth, historiography that research results are written in the form of a scientific paper or thesis. The results showed that the development of the market is experiencing four times Ibuh management turnover in the construction process. Market development shows progress from year to year, the market began to develop in 2001 under the stewardship of Erwan that is Ibuh market changed. Previously this market was only a small market and gross been a little nicer and lead to a better development through Inpres and cooperate with Danamon Peduli Foundation. In conclusion, by the development of this market, make it easy for people to search for their daily needs and provide economic progress funding against the people in the Payakumbuh city. Kata kunci: Perkembangan, Pasar, Sosial, Ekonomi 4 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 5 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 6 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

PENDAHULUAN Kota Payakumbuh adalah sebuah daerah yang ada di Provinsi Sumatera Barat, terletak di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956, kota Payakumbuh ditetapkan sebagai kota kecil dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, kota Payakumbuh ditetapkan sebagai daerah tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri. Tanggal dikeluarkannya Permendagri tersebut di atas kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Payakumbuh. Peresmian dilaksanakan oleh Mentri Dalam Negeri Amir Machmud, dan Harun Zain selaku Gubernur Sumatera Barat yang melantik Soetan Usman sebagai Walikota Payakumbuh yang pertama. Melalui Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 1982, kota Payakumbuh secara administratif terbagi atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan, yaitu Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan, dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. Pada tahun 2007 kembali diadakan pemekaran wilayah kecamatan, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh nomor 12 dan 13 tahun 2007. Sehingga Kota Payakumbuh memiiki 5 kecamatan dengan 76 kelurahan, yaitu kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 kelurahan, kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 kelurahan. 1 Jumlah penduduk kota Payakumbuh pada tahun 2014 tercatat sebanyak 123.654 jiwa, 61.379 laki-laki dan 62.275 perempuan. 2 Perkembangan Pasar Ibuh dari tahun ketahun mulai meningkat, baik dari segi pedagang, pengunjung, bangunan, dan juga kebersihannya. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis dan meneliti tentang Pasar Ibuh, oleh karena itu peneliti mengambil judul Perkembangan Pasar Ibuh Di Kota Payakumbuh Tahun 1986-2007. Batasan penelitian ini mencakup dua hal yaitu batas spatial dan batas temporal. Batas spasialnya adalah Pasar Ibuh yang terletak di Kelurahan Kubu Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara dan di Kelurahan Ibuh Kecamatan Payakumbuh Timur, diambil Pasar Ibuh karena Pasar Ibuh yang dahulunya pasar serikat menjadi pasar pusat yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pasar Ibuh merupakan pasar yang menonjol, dan mempunyai perubahan dari tahun ke tahun. 1 BPS: Payakumbuh Dalam Angka, Tahun 2014, hal. 78 2 Ibid, hal. 78 Batasan temporal dari penelitian ini adalah tahun 1986-2007. Pada tahun 1986 merupakan batasan awal penelitian karena pada tahun 1986 Pasar Ibuh resmi diambil alih oleh pemerintah atau dinas pasar. Pada tahun 2007 dijadikan batasan akhir penelitian dengan alasan, bahwa pada tahun ini proses pembangunan Pasar Ibuh semenjak diambil alih oleh Pemerintah sudah mendekati selesai. Hal itu terlihat dari kebersihan yang mulai teratur dan tertatanya pasar dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.Bagaimana awal keberadaan Pasar Ibuh Payakumbuh? 2.Bagaimana Pasar Ibuh ini bisa berkembang? METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian sejarah (historical method). 3 Pengertian metode penelitian sejarah disini adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Menurut Louis Gottschalk, metode penelitian sejarah adalah suatu kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip-prinsip dan aturanaturan yang dimaksudkan untuk membantu dengan secara efektif dalam pengumpulan bahan-bahan sumber dari sejarah, dalam menelaah/menilai sumber-sumber itu secara kritis, dan menyajikan suatu hasil sinthese (yang biasanya da lam bentuk tertulis) dari hasil yang di capai. 4 Penelitian ini dilakukan dengan cara meninjau masalah-masalah dari perspektif sejarah berdasarkan dokumen dan literatur yang ada. Empat langkah kegiatan dalam metode penelitian sejarah, yaitu: Tahap pertama, heuristik atau pengumpulan data pada tahap ini dilakukan wawancara, pengamatan, dan pengumpulan dokumen. Tahap ini diartikan pula sebagai usaha yang dilakukan untuk menghimpun data dan menyusun fakta-fakta sejarah yang berhubungan dengan penulisan ini. Sumber sejarah yang dipakai adalah sumber primer dan sumber sekunder yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian. Sumber primer adalah sumber yang diperoleh melalui kesaksian dari pada seorang saksi dengan mutu kepada sendiri atau sukai dengan panca indera yang baik. Sumber primer ini akan dilakukan wawancara dengan orang-orang yang terlibat langsung pada pasar ibuh seperti: kepada dinas pasar ibuh, karyawan kantor pasar ibuh, 3 Mestika Zed. Metodologi Penelitian Sejarah. (Padang: Fakultas Ilmu Ilmu Sosial UNP, 2003). 4 Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. (Jakarta: UI Press, 1989). 1

pedagang pasar ibuh, masyarakat sekitar pasar ibuh, dan juga konsumen. Sumber sekunder merupakan data yang dapat menunjang yang bisa diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu pustaka STKIP PGRI, UNP, UNAND, perpustakaan daerah sumatera barat, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yakni wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan masalah peneliti, selanjutnya wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tahap kedua, kritik sumber atau pengolahan data, setelah mendapatkan data primer dan sekunder, langkah selanjutnya yaitu pengelolaan sumber yaitu melakukan pengujian sumber yang didapat melalui kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal yaitu pengujian otentitas (keaslian) materinya terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Kritik internal adalah menguji kesalahan (reabilitas) isi informasi sejarah yang terkandung di dalamnya, yang menekankan aspek dalam yaitu dari sumber kesaksian. Tahap ketiga, interpretasi adalah usaha untuk menghubungkan dan mengkaitkan peristiwa atau fakta satu sama lain sedemikian rupa sehingga fakta yang satu dengan yang lainnya kelihatan sebagai satu rangkaian yang masuk akal menunjukkan kecocokan satu sama lain. Fakta sejarah dalam proses ini tidak dapat dimasukkan, tetapi harus dipilih mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan gambaran cerita yang akan disusun. Menginterpretasikan penelitian dalam bentuk karangan sejarah ilmiah, sejarah kritis, perlu diperhatikan sasaran karangan yang logis menurut urutan yang kronologis dan tema yang jelas dan mudah dimengerti. Tahap keempat, historiografi merupakan langkah perumusan cerita sejarah ilmiah, disusun secara logis menurut urutan kronologis dan sistematis yang jelas dan mudah dimengerti, pengaturan bab atau bagian yang dapat menggabungkan urutan kronologis dan tematis. Hal ini disebabkan penelitian sejarah sekurangkurangnya harus memenuhi empat hal yaitu, detail faktual yang akurat, struktur yang logis, dan penyajian yang terang dan halus. PERKEMBANGAN PASAR IBUH DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 1986-2007 Awal Keberadaan Pasar Ibuh di Kota Payakumbuh Perkembangan kota Payakumbuh ialah suatu hasil dari proses pertumbuhan ekonomi, sosial, politik, budaya, sejarah, dan geografis. Agar menjadikan kota Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat distribusi barang atau jasa di Sumatera Barat, maka kota Payakumbuh perlu memiliki sarana dan prasarana pendukung termasuk didalamnya sebuah pasar. 5 Pemerintah Kota Payakumbuh kemudian mengelola pasar Payakumbuh, mulai dengan manajemen pasar, pajak, dan lain sebagainya tanpa ada ikut campur dari pemerintah kabupaten didalamnya. Di sisi lain, kota Payakumbuh menjadikan pasar sebagai sarana untuk membuka diri dan mengembangkan kegiatan ekonomi terhadap kabupaten dan kota lainnya. Pemerintah Kota Payakumbuh mempersilahkan masyarakat dari kabupaten untuk melaksanakan aktivitas perekonomian mereka di Pasar Payakumbuh. Karena tidak dapat dipungkiri kabupaten merupakan salah satu aset dalam menunjang perekonomian Kota Payakumbuh. 6 Kota Payakumbuh memiliki dua pasar, yaitu pasar utama terletak di titik nol Kota Payakumbuh. Pasar Ibuh yang merupakan pusat perdagangan bagi kebutuhan rumah tangga dan hasil pertanian masyarakat Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Selesai mengerjakan Pusat Pertokoan Payakumbuh, Muzahar Muhtar sebagai Walikota Payakumbuh mulai membangun Pasar Tradisional Ibuh Barat dan Ibuh Timur. 7 Awalnya pembangunan kawasan Pasar Ibuh Barat dibangun pada tahun 1982 yang di danai Inpres Pasar No.7 tahun 1982/1983, sedangkan pembangunan kawasan Pasar Ibuh Timur dibangun pada tahun 1983 yang di biayai dana Inpres Pasar No.10 tahun 1983/1984. Pembangunan dilaksanakan CV. Ceraka Lembang, kontraktor klasifikasi golongan B dari Padang di atas tanah seluas 1 Hektar di Barat dan 1,5 Hektar di Timur. 8 Pasar Ibuh merupakan pusat perdagangan barang dan jasa, seperti hasil pertanian, barang kerajinan, kosmetik, dan lain sebagainya bagi masyarakat daerah kota Payakumbuh maupun daerah di sekitar Kota Payakumbuh. Peranan pasar dan para pedagang cukup besar bagi perkembangan perekonomian di kota Payakumbuh. Perkembangan dan Pengelolaan Pasar Ibuh tahun 1986-2007 5 Bappeda Kota Payakumbuh. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh. 2007 6 Bappeda Kota Payakumbuh. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh. 2007 7 Bappeda Kota Payakumbuh. Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kota Payakumbuh. 2007 8 Wawancara dengan Agus Rubiono (Umur 50 tahun) tanggal 25 Juli 2016. Selaku Kabid di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. 2

Perkembangan Pasar Ibuh tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan sistem pengelolaan tetapi juga karena kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap kawasan Ibuh. Berdasarkan dari semua perubahan-perubahan yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh terhadap Pasar Ibuh, membuat Pasar Ibuh dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik itu dalam jumlah pedagang maupun pengunjung. Selain itu, Pasar Ibuh juga menjadi ladang perekonomian bagi masyarakat Kota Payakumbuh. Pasar Ibuh dibangun ke arah yang lebih permanen oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Pembangunan tahap I dilakukan pada tahun 1986-1991, dengan dibangun 428 toko atau kios dan 66 petak meja batu. Pembangunan tahap II pada tahun 1991-1996, dengan tambahan 56 petak toko atau kios dan 40 petak meja batu. Pembangunan tahap III pada tahun 1996, di anggarkan sebesar Tiga Milyar Rupiah revitalisasi los daging dan los ikan menggunakan APBD dan APBN. 9 Pembangunan tahap IV pada tahun 2001 dianggarkan Rp. 2.500.000 untuk membangun 100 petak toko dan 84 palung dalam satu atap dan perbaikan drainase. Pembangunan tahap V pada tahun 2007 sudah menyelesaikan 64 kios harian, didukung tambahan 1 los yang berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman seperti di mall. Selain itu juga dilakukan pelapisan dengan beton jalan lingkungan pasar Ibuh, pelapisan jalan ini untuk mengatasi jalan pasar yang berlobang agar tidak becek di saat hari hujan. Keunikan pada pasar ibuh ini adalah pedagang garendongan. Keunikan ini disebut juga dengan istilah delivery order, karena masyarakat tidak perlu jauh-jauh pergi ke pasar untuk berbelanja, mereka cukup memesan langsung melalui telfon kepada pedagang garendongan. Kemudian pedagang garendongan tersebut mengantarkan langsung ke alamat sesuai pesanan. 10 Pedagang garendongan ini berjumlah 500 garendong dalam satu hari, mereka sudah berada di pasar dan parkir di pasar pada jam 6 pagi setiap harinya. Mereka bisa melakukan transaksi kepada pedagang yang berjualan di pasar mulai dari 3 juta sampai 4 juta dalam satu hari. Garendongan adalah salah satu yang di angkat sebagai fenomena pasar ibuh untuk pasar sehat. 11 9 Bidang Pengelola Pasar Payakumbuh tahun 2010. 10 Wawancara dengan Arnel (Umur 46 tahun) tanggal 28 Juli 2016. Selaku Pegawai di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. 11 Wawancara dengan Arnel (Umur 46 tahun) tanggal 28 Juli 2016. Selaku Pegawai di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. Pedagang garendong adalah pedagang usaha mikro memakai sepeda motor yang menjajaki dagangannya hingga ke kampungkampung. Pedagang garendong ini menjual beraneka kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan masyarakat. Keberadaan pedagang garendong ini sangat membantu masyarakat pinggiran yang berada di kampung-kampung sehingga tidak mesti pergi belanja jauh ke pasar. 12 Tabel: Nama-nama pengelola pasar Ibuh tahun 1986-2007 No Nama Tahun 1. Asnir Ahmad 1986-1991 2. Asdi Nasir 1991-1996 3. Drs. Irwan, SH 1996-2001 4. Erwan 2001-2007 Sumber: Wawancara dengan Bapak Arnel tanggal 22 Juli 2016. Berdasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa, tabel menjelaskan tentang kepengurusan di pasar Ibuh dari tahun 1986-2007. Kepengurusan yang di kelola oleh Asnir Ahmad pada tahun 1986-1991, Asdi Nasir pada tahun 1991-1996, Drs. Irwan, SH pada tahun 1996-2001, dan Erwan pada tahun 2001-2007. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Penguasaan Pasar Ibuh oleh pemerintah kota Payakumbuh semakin jelas, hal ini dapat dilihat dari perkembangan pasar yang terjadi secara terus menerus, dimana perkembangan ini membutuhkan biaya yang sangat besar yang diberikan oleh pemerintah pusat dan mendapat bantuan dari Dinas Koperindag dan Yayasan Danamon Peduli. Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak maka akan mempercepat pembangunan terhadap pasar Ibuh yang akan dikerjakan oleh pengelola pasar. Sebelum pasar Ibuh di kelola oleh pemerintah kota Payakumbuh, pasar Ibuh masih berbentuk pasar seadanya yang kecil, dan jumlah bangunannya belum sebanyak bangunan yang sekarang. Kondisi pasar Ibuh pada waktu itu masih berserakan dan tidak teratur, karena pasar ini belum di kelola oleh pemerintah. Pasar Ibuh di kelola oleh kenagarian yang bernama Koto Nan Ampek. Pembangunan kawasan Pasar Ibuh Barat dibangun pada tahun 1982 yang di danai Inpres Pasar No.7 tahun 1982/1983, sedangkan pembangunan kawasan Pasar Ibuh Timur dibangun pada tahun 1983 yang di biayai dana Inpres Pasar No.10 tahun 1983/1984. Pembangunan 12 Wawancara dengan Erlan (Umur 54 tahun) tanggal 29 Juli 2016. Selaku Pegawai di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh. 3

dilaksanakan CV. Ceraka Lembang, kontraktor klasifikasi golongan B dari Padang di atas tanah seluas 1 Hektar di Barat dan 1,5 Hektar di Timur. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : Berdirinya pasar Ibuh memberi dampak bagi masyarakat, dampak yang terjadi di pasar Ibuh berupa dampak positif dan negatif. Dampak positif terhadap masyarkat, pendapatan masyarakat ibuh menjadi meningkat, sedangkan dampak negarif terhadap masyarakat, pengaruh lingkungan pasar yang kurang baik sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitaran pasar Ibuh. Perkembangan pasar Ibuh yang terjadi secara terus-menerus sangat dirasakan oleh pedagang dan pembeli serta masyarakat sekitar daerah Ibuh. Dengan perkembangan yang terjadi di pasar ibuh membuat pasar ibuh menjadi pasar percontohan bagi pasar-pasar lainnya. Perkembangan yang terjadi walaupun secara perlahan tetapi perkembangan ini bersifat maju dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA A. Arsip / Dokumen Arsip Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. Tentang: Daftar Pedagang pada Kasi Sarana dan Prasarana Lokasi Pasar Ibuh tahun 2015. Arsip, Pemerintah Kota Payakumbuh. Tentang: Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Kantor Pengelolaan Pasar Kota Payakumbuh tahun 2003. Arsip, Peraturan Menteri Perdagangan RI. Tentang: Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern tahun 2008. Arsip, Peraturan Presiden RI. Tentang: Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional tahun 2007. BPS: Payakumbuh Dalam Angka 2006. Mestika Zed. Metodologi Penelitian Sejarah. (Padang: Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial UNP, 2003). Rillah, Fajar Vesky dan Rendra Trisnadi. 40 Tahun Kota Payakumbuh Dari Soetan Oesman Hingga Josrizal Zain. Payakumbuh: Cv Anggrek Perdana, 2010 S. Rasyid. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau. (Jakarta: BPISM, 1976). C. Skripsi / Karya Ilmiah Fikhi Wulan Sari. 2012. Perkembangan Pasar Alai Padang 1970-2008. Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Nilma Safitri. 2008. Perkembangan Pasar Muko- Muko 1982-2011. Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Rini Agustia Pratiwi. 2015. Perkembangan Pasar Usang Lubuk Basung Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam 1989-2009. Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Suhardi. 2013. Perkembangan Pasar Abai di Kabupaten Solok Tahun 2001-2011. Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. Wiwid Widya Ningsih. 2013. Perkembangan Pasar Sawahlunto Tahun 1974-2010. Padang: Skripsi, STKIP PGRI Sumbar. B. Buku Buku Chourmain, Imam dan Prihatin. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta : PT. Gramedia, 1994). Clifford Greetz. Penjaja dan Raja. (Jakarta: Gramedia, 1997). Daliman A. Metode Penelitian Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2002). Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. (Jakart a. PT. Raja Grafindo). Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. (Jakarta: Tiara Kencana). Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. (Jakarta: UI Press, 1989). 4