II. KAJIAN PUSTAKA. A. Rujukan. tubuh tanpa gangguan dari pakaian yang dipakai (Agus Mahendra, 1999: 8).

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

Metodik Senam. Pengampu: Tim Senam

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kesehatan termasuk senam. Sedikit demi sedikit senam terus berkembang sampai pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

Sejarah dan Pengertian Senam

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

SENAM. Design Yuas and R2 Bramistra

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penentu atau penetapan identitas orang, benda, dan. belajar ditinjau dari faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model

BAB I PENDAHULUAN. Menurut buku Petunjuk Lengkap GIMNASTICS Newton C Loken & paling mendasar, juga mencakup ketermapilan keterampilan yang telah ada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly sorgen dan Thomas D.Wood. DISPORA (2004:3), menjelaskan : dalam olahraga senam ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangan tubuh.

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

PENGARUH PENDEKATAN BANTUAN LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN HANDSTAND

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan. Agus Mahendra FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto ( 1999), menyatakan bahwa masa

Sejarah dan Pengertian Senam

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya mengembangkan kemampuannya berfikir di bidang ilmu. sehat dan bugar, kemampuan tersebut akan didapat dalam Penjaskes.

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. back over merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efektif adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

TUGAS OLAHRAGA SENAM IRAMA

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

Materi Pendidikan Wasit Senam Artistik Putra

Perbedaan Pengaruh Pengunaan Alat Bantu Tali Dan Bantuan Teman Terhadap Peningkatan Keterampilan Back Handspring

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SKRIPSI. Oleh Taufika Sri Rejeki NIM

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MATERI LONCAT KANGKANG UNTUK SISWA KELAS XI DI SMK N 3 YOGYAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

SKRIPSI. Oleh: APRILIA AYU KUSUMA WARDANI K

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Transkripsi:

II. KAJIAN PUSTAKA A. Rujukan 1. Senam Senam adalah terjemahan dari kata gymnos (Yunani) yang berarti telanjang. Senam pada zaman Yunani kuno memang dilakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang agar mendapatkan kesempurnaan bentuk tubuh tanpa gangguan dari pakaian yang dipakai (Agus Mahendra, 1999: 8). Tidak diketahui dengan pasti kapan senam dimulai dalam sejarah kemanusiaan, tapi setiap negara, setiap bangsa memiliki keterangan dan tanda-tanda adanya aktivitas tersebut. Awalnya kegiatan ini memiliki tujuan yang lebih dari pada sekedar mencari kebugaran tubuh bagi yang melakukannya. Di Yunani, kegiatan senam mempunyai tujuan spiritual, yakni untuk menghormati para dewa. Seiring berjalannya waktu, senam tadi kehilangan arti spiritualnya dan berubah menjadi ajang pembentukan kekuatan, memupuk keberanian, serta menantang bahaya. Kegiatan senam akhirnya dilarang dan dianggap tabu karena dipandang terlalu keras dan kasar pada abad pertengahan setelah runtuhnya peradaban Yunani dan Romawi. Zaman kebangkitan pun dimulai. Suatu aliran baru yang disebut humanism telah menjadi pendobrak pembaharuan dalam dunia pendidikan sehingga senam mendapatkan tempatnya kembali (Agus Margono, 2009: 5). 4

5 Aliran humanism merupakan pendobrak pembaharuan dalam dunia pendidikan, sehingga senam memiliki tempat yang layak. Menurut Gutsmuths dalam bukunya, Gymnastiek Fur Die Jugend (1776) senam bertujuan untuk mengembangkan sifat-sifat dan kualitas jasmani seperti kesehatan badan, kekuatan dan keterampilan, kemauan untuk bekerja, ketajaman panca indera, keserasian tubuh, kegembiraan jiwa, kemampuan berpikir, keberanian dan kesiap siagaan (Agus Margono, 2009: 10). Sekarang, senam adalah istilah atau nama suatu cabang olahraga yang memiliki ruang lingkup tertentu. Senam merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis sehingga menghasilkan gerakan tubuh yang indah. Peter H. Werner (1994) mengatakan: senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. 2. Gerakan-gerakan dalam Olahraga Senam Artistik Seiring berjalannya kemajuan ilmu dan teknologi serta perkembangan zaman dewasa ini, terdapat bermacam-macam bentuk gerakan senam yang dipertandingkan. Penulisan ini akan mengemukakan beberapa gerakan senam

6 yang dipertandingkan (dalam hal ini senam artistik). Senam artistik, yaitu senam ketangkasan dengan bermacam-macam bentuk gerakan. Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan, keberanian, dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan gerak yang terpadu (Aip Syarifudin, 1992: 104). Kegiatan memperindah tubuh melalui latihan kekuatan tersebut memiliki unsur-unsur gerak, yakni kalestenik (calesthenic), tumbling, dan akrobatik. Kalestenik (calesthenic) berasal dari kata kalos Yunani (Greka), yang artinya indah dan stenos yang artinya kekuatan (Agus mahendra, 1999: 10). Hasilnya bisa berupa gerakan yang cepat dan eksplosif yaitu berupa gerak yang umumnya dirangkaikan pada satu garis lurus dengan ciri adanya unsur melompat, melayang bebas di udara dan dilakukan dengan cepat. Gerakan-gerakan tersebut dikenal dengan istilah tumbling. Kip, handspring dan salto adalah contoh dari gerakan tumbling. Tumbling berasal dari kata tombolon (bahasa Italia), yang artinya melompat disertai melenting dan berjungkir balik secara berirama (Agus Mahendra, 1999: 11). Tumbling dan akrobatik dalam senam diartikan sebagai keterampilan yang pada umumnya menonjolkan fleksibilitas gerak dan balancing (keseimbangan) dengan gerakan yang agak lambat, seperti chestroll, walkover, split, handstand, dan press (Agus Mahendra: 1999: 11).

7 Gambar 1. Pose dalam gerakan tumbling, sumber: google a. Chestroll Gerakan menggulung tubuh dengan dada sebagai tumpuannya. Chestroll merupakan variasi dari bentuk gerakan roll di mana gerakan tersebut merupakan gerakan yang paling dasar dan sangat fundamental dalam gymnastic. b. Walkover Walkover berarti jalan memutar. Ini juga merupakan bagain dari pada senam artistik. c. Split Split atau sepagat (dalam bahasa Jerman) adalah gerakan dalam senam lantai atau balok titian dengan kaki kiri/kanan lurus ke depan dan kaki satunya lurus ke belakang (berlawanan arah).

8 d. Handstand Handstand berarti berdiri di atas tangan. Gerakan ini merupakan bagian dari gerakan pada senam lantai baik untuk putra maupun putri. e. Press Press merupakan sebuah ketrampilan dasar dalam olahraga senam dimana gerakannya dimulai dari posisi duduk ataupun berdiri kemudaian meletakkan tangan di atas lantai lalu mengangkat tubuh dan menumpu tubuh dengan tangan. Gambar 2. Press position, sumber: google FIG (Federation Internationale de Gymnastique) membagi senam menjadi 6 kelompok, yaitu, senam artistik (artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sports aerobics), senam trampolin (trampolinning), dan senam umum (general gymnastics). Senam artistik diartikan sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-

9 gerakan yang dilakukan pada lantai (floor exercises), kuda pelana (pommel horse), gelang-gelang (rings), kuda lompat (vaulting horse), palang sejajar (parallel bars), palang tunggal (horizontal bar), palang bertingkat (uneven bars), dan balok keseimbangan (balance beam). Senam artistik menghasilkan efek artistik dari besaran gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang mengundang rasa keindahan (http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/05/pengertian-senam.html diunduh pada 13/09/13 pukul 22:23). Terdapat batasan gerakan dan alat dalam pertandingan senam artistik yang dilakukan oleh atlet perempuan. Gerakan-gerakan vault, gerakan ketika menggunakan uneven bars dan balance beam, serta floor exercise saja yang dilakukan oleh pesenam wanita. Hal tersebutlah yang dijadikan acuan oleh penulis untuk membuat karya-karyanya. B. Gagasan Penciptaan 1. Ekspresi dalam Benda Seni Seni merupakan sesuatu yang terindra, sesuatu yang dapat dilihat, didengar, bahkan dapat dilihat dan didengar sekaligus. Namun sesuatu yang terindra tadi bukanlah sebuah benda, melainkan nilai yang dilihat dan dirasakan oleh penikmatnya, nilai yang terkandung oleh artefaknya atau yang

10 biasa disebut dengan benda seni. Inilah yang kemudian berkembang dan dikenal masyarakat sebagai karya seni. Karya seni hadir karena adanya gagasan yang muncul dalam diri seniman akibat tanggapan atau perhatiannya terhadap suatu objek (subject matter). Karya seni adalah kerja yang serius, sama seriusnya dengan ilmuwan mencari kenyataan baru dari gejala alam. Perlu ada kerja keras, perlu adanya pengamatan data, perlu adanya ketajaman intuisi untuk melihat kebenaran di balik permukaan, perlu penguasaan teknik seni yang tinggi dan cerdas, agar lahir sebuah karya seni berarti dalam modus tertentu, baik mimesis maupun imajinasi idealis (Jakob Sumardjo, 2000: 79). Berangkat dari pengalaman hidup sehari-hari, senipun bersifat konkret tetapi juga abstrak, logis namun juga intuitif. Akibatnya perwujudan benda seni oleh manusia untuk menyatakan nilai-nilainya cukup banyak dan beragam. Penguasaan medium seni akan melahirkan wujud yang berbedabeda pula. Nilai yang biasa ditemukan dalam sebuah karya seni ada dua, yaitu nilai bentuk (inderawi) dan nilai isi (dibalik yang inderawi). Nilai bentuk ini juga dinamakan nilai intrinsik seni. Nilai inilah yang pertama-tama ditangkap oleh penerima atau penikmat seni. Nilai bentuk tersebut terdiri atas nilai bahan atau yang biasa juga disebut medium suatu bentuk seni (Jakob Sumardjo, 2000: 115).

11 Benda seni juga melibatkan perasaan sang penciptanya. Unsur perasaan yang ada dalam karya seni adalah perasaan yang universal. Nilainilai dasar dalam seni apapun, yang pertama adalah nilai penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari bentuk dan struktur. Kedua adalah nilai isi (content) yang dapat terdiri atas pengetahuan (kognisi), rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai sosial, hingga religi. Ketiga adalah nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Semua dasar-dasar nilai itu menyatu padu dalam wujud seni dan tidak terpisahkan, hanya dapat dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para kritikus (Jakob Sumardjo, 2000: 140). Menurut The Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Estetika, ekspresi sama dengan intuisi, dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayalan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images) berwujud warna, garis, kata, ataupun bentuk. Temuan penghayatan memiliki keunggulan komparatif sehingga menimbulkan gagasan kreatif untuk dapat mengubah objek alami menjadi bentuk baru sesuai dengan imajinasi sang seniman.

12 2. Kreasi dan Imajinasi Cara istimewa untuk melihat kenyataan adalah melalui seni. Tugas seniman adalah menunjukkan adanya proses perubahan struktur yang mendasar dan mendalam dari suatu proses perubahan kenyataan. Kreasi dan imajinasi berperan penting dalam hal ini guna mewujudkan karya seni yang bersifat baru dan unik. Kreativitas sang seniman pun sangat dibutuhkan. Kreativitas adalah kegiatan mental yang sangat individual yang merupakan manifestasi kebebasan manusia sebagai individu. Manusia kreatif adalah manusia yang menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara mutlak (Jakob Sumardjo, 2000: 80). Bebas dalam hal ini adalah bebas yang benar dan bertanggung jawab. Tiga nilai pokok yang senantiasa dikejar dalam sejarah kehidupan manusia, yakni kebenaran (truth), kebaikan (goodness), dan keindahan (beauty) (Gie, 1976: 13). Baumgarten, dalam buku Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan) merumuskan bahwa tujuan dari segenap pengetahuan inderawi adalah keindahan. Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan/fleksibelitas, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengolaborasikan, mengembangkan, dan memperkaya suatu ide gagasan (T.N. Santo, dkk, 2012: 91). Gagasan kreatif untuk mengubah objek alami menjadi bentuk-bentuk baru merupakan suatu proses kreasi dan imajinasi. Sebuah karya visual pun akhirnya tercipta karena senimannya berusaha menggali ke dalam diri, melihat keluar, menganalisis sebuah keadaan, kemudian memasukannya ke

13 dalam sebuah pemikiran guna menjadi ide yang telah dicampurkan dalam kenyataan dan imajinasinya. Proses kreatif tersebut juga dapat dituangkan dalam wujud teknik penggarapan dan pemilihan material yang digunakan. Pelaksanaan tugas akhir ini, membawa penulis untuk menampilkan gagasan terhadap bentuk-bentuk ekspresi gerak tubuh (gesture) perempuan ketika melakukan senam artistik pada pose tertentu. Penyederhanaan bentuk dengan mengkostruksikan besi dan kawat sebagai media berekspresi. Mengurangi detail bentuk tubuh pada bagianbagian tertentu dan menghadirkannya pada sisi yang lain sebagai perwakilan dari objek yang ditampakkan. 3. Metafora Webster s Third New International Dictionary mendeskripsikan metafora secara tipikal sebagai sebuah kiasan yang menggunakan sepatah kata atau frase yang mengacu kepada objek atau tindakan tertentu untuk menggantikan kata atau frase yang lain sehingga tersarankan suatu kemiripan atau analogi diantara keduanya (Kris Budiman, 2011: 87). Benda seni pun umumnya menggunakan metafora dalam penciptaannya. Metafora dalam karya seni merupakan perwujudan dari proses kreatif sang seniman. Pemakaian bentuk atau objek baru sebagai pengistilahan terhadap objek yang dimaksud secara imajinatif misalnya.

14 4. Unsur-unsur Rupa dalam Karya Seni Proses perwujudan bentuk visual dari gagasan hingga menjadi suatu bentuk karya seni (tiga dimensional) diperlukan adanya susunan atau komposisi atau satu kesatuan dari unsur-unsur rupa. Penyusunan unsur rupa dalam mewujudkan bentuk pada seni rupa diperlukan hukum atau asas penyusunan untuk menghindari kemonotonan dan kekacau balauan (Dharsono, 2007: 69). Adapun unsur-unsur tersebut menurut Wucius Wong dan Dharsono antara lain, raut, volume, ukuran, tekstur, ruang, dan warna. Raut merupakan rupa keliling sebuah rancangan dan jati diri utama sebuah rancangan tersebut. Kesan pertama yang ditangkap oleh penikmat karya-pun melaluinya. Raut membentuk sebuah volume. Jalan yang dilalui oleh bidang (yang bergerak kearah yang bukan arah dirinya) membentuk gempal, inilah yang disebut volume. Gempal mempunyai panjang, lebar, dan tinggi. Menentukan besar ruang yang dikandungnya atau yang ditempatinya. Besaran ruang dalam volume yang dihadirkan mengikuti bentuk karya yang disajikan (Wucius Wong, 1996). Ukuran bukan hanya besar atau kecil, panjang atau pendek, yang hanya dapat ditetapkan berdasarkan perbandingan. Ukuran juga nyata sehingga tiap bentuk trimatra dapat dinyatakan panjangnya, lebarnya, dan tingginya, sedangkan isinya dapat dihitung. Karya yang dibuat oleh penulis berukuran lebih besar dari ukuran manusia pada umumnya.

15 Besaran ukuran tadi menghasilkan beberapa buah ruang pada karya. Ruang di sini adalah ruang nyata, tidak maya sehingga benar-benar dapat dilihat dan dapat ditempati. Memiliki panjang lebar dan tinggi dengan mengikuti bentuk yang dihadirkan. Penulis juga menghadirkan tekstur dalam karyanya. Tekstur ialah wujud permukaan bahan yang digunakan untuk membuat sebuah rancang. Tekstur dapat dibiarkan sebagaimana adanya atau diolah secara khusus, dapat licin, kasar, kusam, atau kilap. Tekstur dapat berukuran kecil, yang menekankan kedwimatraan permukaan sebagai hiasan, atau berukuran besar yang menekankan kesan raba trimatra (Wucius Wong, 1996). Tekstur yang dapat dirasakan dalam karya penulis adalah tekstur yang licin (tekstur asli bahan) dan pada beberapa bagian tertentu terasa kasar dan bergelombang (efek sambungan dari las dan polesan grinder). Unsur rupa terakhir yang dihadirkan adalah warna. Warna merupakan pantulan cahaya dari permukaan benda yang ditangkap oleh indera penglihatan kita. Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa merupakan unsur yang sangat penting kehadirannya, karena lewat warna kita dapat membedakan antara benda satu dengan yang lainnya selain melihat dari bentuknya (Dharsono, 2004: 1996). Penulis menghadirkan warna chrome dan warna-warna logam dalam karyanya. Warna tersebut dipilih untuk menyesuaikan material yang dipakai serta bentuk yang diciptakan.

16 5. Prinsip-prinsip Dasar Tata Rupa dalam Karya Seni Hakekat suatu komposisi yang baik jika suatu proses penyusunan unsur pendukung karya seni senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip dasar tata rupa seperti, keserasian, kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan, dan proporsi (Dharsono, 2004: 54). Unsur-unsur estetika yang berbeda jika dipadukan secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu yang serasi. Di sini penulis mencoba untuk mengkombinasikan bahan bangunan besi dan kawat alumunium sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan di antara hubungan unsur pendukung karya sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik yang ditentukan oleh kemampuan dalam memadukan keseluruhannya. Tidak ada komposisi yang tidak utuh. Ada keutuhan yang dapat dijangkau oleh beberapa peristiwa, seperti keutuhan karena dominan. Tanpa dominan, desain atau penyusunan menjadi tidak sempurna (Dharsono, 2004: 54). Dominan dihasilkan dari susunan rupa dengan memperkuat nilai kontrasnya, tetapi tidak berlebihan dan tetap terlihat seimbang (balance). Keseimbangan atau balancing adalah keadaan yang menimbulkan kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan dengan memperhatikan proporsinya.

17 Proporsi mengacu kepada hubungan antara bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan bentuk. Warna, tekstur dan garis memainkan peranan penting dalam menetukan proporsi. Proporsi tergantung kepada tipe besarnya bidang, warna, garis, dan tekstur dalam beberapa area. Penyederhanaan bentuk dilakukan oleh penulis pada karyanya. Kesederhanaan dalam sebuah karya seni pada dasarnya adalah kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelompokan unsur-unsur artistik dalam karya seni (dalam hal ini seni rupa). Kesederhanaan tercakup dalam beberapa aspek, diantaranya kesederhanaan bentuk, kesederhanaan struktur, kesederhanaan unsur, dan kesederhanaan teknik (Dharsono, 2007).