BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kondisi yang tekendalikan. 1 Terdapat dua kelompok yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 6 kelas yaitu kelas VIII. 1,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di kelas X SMK Telkom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 2014, pada semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 9

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental-Semu ( quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru Jl. HR.

dengan bentuk Nonquivalent Control Group Design karena pada luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Pada desain

BAB III METODOELOGI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang akan memperoleh pengajaran dengan metode resitasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada penelitian ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental design dengan

BAB III METODE PENELITIAN. karena melihat keadaan dan kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah. dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian yaitu tanggal 24 juni dan selesai tanggal 25 juli.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen karena peneliti tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan dikontrol secara penuh. Sedangkan desain

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental design dengan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Hasanah Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini didasari atas alasan adanya kemudahan bagi peneliti dalam hal mendapatkan izin meneliti oleh pihak sekolah, yaitu pada saat peneliti sedang melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut, sehingga peneliti sudah mengenali siswa maupun seluruh perangkat sekolah yang mempermudah jalannya penelitian. Dalam hal transportasi peneliti juga memperoleh kemudahan dikarenakan jarak lokasi penelitian tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti. Selain itu, pemilihan lokasi penelitian tersebut didasari juga oleh munculnya masalah yang akan diteliti di sekolah tersebut dan masalah tersebut belum pernah diteliti sebelumnya. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Hasanah Pekanbaru pada tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 389 siswa. 38

39 2. Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B dan VIII C yang satu kelas berjumlah 32 siswa. Populasi dalam penelitian ini berkarakteristik homogen, maka penentuan sampelnya digunakan cara random sampling (pengambilan sampel acak). Pengambilan kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan pengundian menggunakan gulungan kertas yang dimasukkan ke dalam potongan pipet. Pengujian normalitas, homogenitas, dan uji t dari sampel disajikan pada lampiran N, lampiran O, dan lampiran P. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa nilai t hitung =. Hal ini berarti nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel = 2,00. Dengan demikian tidak ada perbedaan kemampuan komunikasi matematika antara siswa kelas VIII B dan kelas VIII C. C. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Akan tetapi, pengontrolan tidak dapat dilakukan secara ketat. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sedangkan variabel yang diamati adalah kemampuan komunikasi matematika siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pertama, kelompok eksperimen yaitu kelompok yang memperoleh

40 perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (X). Kedua, kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak memperoleh perlakuan atau memperoleh perlakuan pembelajaran matematika secara konvensional. Gambaran tentang desain ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. O 1 X O 2 O 3 O 4 dengan O 1.3 : Pretes (Tes awal) X : Perlakuan pembelajaran matematika dengan Student Teams Achievement Divisions (STAD) O 2,4 : Postest (Tes Akhir) Setelah terbukti bahwa kemampuan kedua kelas memiliki sifat homogen dengan uji homogenitas dan secara analisis menunjukkan tidak ada perbedaan kemampuan awal, maka kedua kelas diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. D. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti. Ada variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi matematika siswa.

41 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik Observasi Teknik observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan untuk setiap kali pertemuan. Ibu Makhdalena, S.Pd. guru matematika MTs Hasanah Pekanbaru sebagai observer pada penelitian ini. 2. Teknik Tes Data tentang hasil belajar matematika siswa dikumpulkan melalui tes hasil belajar matematika. Tes yang digunakan yaitu tes dalam bentuk esay dengan jumlah soal sebanyak 6 butir soal. Soal yang diberikan mengenai materi matematika yang telah dipelajari siswa. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data hasil kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diperoleh dari nilai pretest siswa. Sedangkan data tentang kemampuan komunikasi matematika siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan diperoleh melalui lembar tes yang dilakukan pada akhir pertemuan (postest).

42 3. Dokumentasi Penelitian ini menggunakan teknik dokumetasi. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui sejarah sekolah, keadaan guru dan siswa serta sarana prasarana yang ada disekolah tersebut. F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya. Prosedur dilaksanakan dengan tahapan-tahapan berikut: 1. Pemberian pretes. Pretes diberikan kepada sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretes kemudian dianalisis untuk melihat apakah kemampuan awal kedua kelas serupa atau tidak. 2. Pemberian Perlakuan. Perlakuan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam tatanan belajar kelompok untuk kelas eksperimen dan perlakuan pembelajaran biasa pada kelas kontrol. 3. Pemberian tes akhir ( postest). Tes akhir diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Membandingkan hasil tes akhir. Hasil tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang signifikan dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam tatanan belajar kelompok.

43 G. Instrumen Penelitian Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin diteliti dan dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen tes kemampuan komunikasi matematika, observasi dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya instrumen-instrumen tersebut dikelompokkan pada dua kelompok intrumen pengumpulan data dan instrumen pelaksanaan penelitian. 1. Instrumen Pengumpulan Data a. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Tes kemampuan komunikasi matematika digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap materi. Tes kemampuan komunikasi matematika diberikan sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika soal disusun dalam bentuk soal uraian (essay). Kelebihan dari tes uraian adalah siswa mampu mengorganisasikan jawaban dengan pikiran sendiri, menghindari sifat terkaan dan jawaban yang diberikan diungkapkan dengan kata-kata yang disusun sendiri sehingga mampu mengkomunikasikan dengan bahasa yang benar. 1 Tes kemampuan komunikasi matematika terdiri dari enam soal. Sebelum soal-soal pretest dan postest diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal 2012), h. 102. 1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

44 dan rubrik pemberian skor kemampuan komunikasi matematika. Setelah pemberian soal ujicoba (menggunakan soal pretest) pada kelas lain maka data dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Kemudian peneliti menyusun soal postest. b. Kisi-kisi Soal dan Rubrik Penilaian Kisi-kisi soal pretest sebanyak 6 soal yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan komunikasi matematika. Secara rinci kisi-kisi soal, rubrik penilaian dan soal pretest dapat dilihat pada lampiran E. c. Validitas Butir Soal Menurut Riduwan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. 2 Validitas instruman penelitian baik dalam bentuk tes, angket maupun observasi dapat diketahui dengan melakukan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor totalnya. 3 Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Berarti soal kemampuan komunikasi matematika harus mampu mengukur kemampuan siswa dalam melakukan komunikasi matematika. Untuk melakukan uji validitas suatu soal, harus mengkorelasikan antara skor soal yang dimaksud dengan skor totalnya. Untuk menentukan 2 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 97. 3 Hartono, Analisis Item Instrumen, (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2010), h. 85.

45 koefisien korelasi tersebut digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut: 4 Keterangan : : Koefisien korelasi n : Jumlah Responden : Jumlah Skor item : Jumlah Skor total Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus 5 : Distribusi (tabel T) untuk dan derajat kebebasan, (dk = n -2). Kaidah keputusan: Jika > berarti valid Jika berarti tidak valid Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: 4 Ibid., h. 98. 5 Ibid.

46 TABEL III.1 KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL Besarnya r Interpretasi 0,80 < r <1,00 Sangat tinggi 0,60 < r < 0,79 Tinggi 0,40 < r < 0,59 Cukup Tinggi 0,20 < r < 0,39 Rendah 0,00 < r < 0,19 Sangat rendah Hasi pengujian validitas soal disajikan pada tabel III.2: No. Item Pertanyaan TABEL III.2 VALIDITAS SOAL Koefisien Korelasi Harga Harga Keputusan 1 0,323 2,597 1,701 Valid 2 0,467 3,156 1,701 Valid 3 0,301 1,751 1,701 Valid 4 0,572 4,502 1,701 Valid 5 0,64 5,729 1,701 Valid 6 0,57 4,467 1,701 Valid Pada tabel III.2 dapat dilihat bahwa semua soal memiliki nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel sehingga soal soal tersebut dikatakan valid. Secara rinci perhitungan validitas soal disajikan pada lampiran H. d. Reliabilitas Soal Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. 6 Menurut Iqbal Hasan reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 168.

47 diukur pada waktu yang berlainan. 7 Semakin tinggi nilai reliabilitas suatu instrumen berarti semakin tinggi pula tingkat kepercayaan instrumen tersebut. Berarti jika soal kemampuan komunikasi matematika pada saat sekarang mampu mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa maka disaat yang akan datang soal tersebut juga mampu mengukur kemampuan komunikasi matematika siswa. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Alpha Cronbach dengan rumus: 8 2 k Si 11 1 2 k 1 St r Keterangan: r 11 = Nilai Reliabilitas S i S t = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total k = Jumlah item Hasil product moment dikonsultasikan dengan nilai product moment dengan dk = N 1 dan signifikansi 5%. Kaidah keputusan: Jika > berarti reliabel Jika berarti tidak reliabel 7 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h. 77. 8 Riduwan, Op. cit. h. 115.

48 Berdasarkan hasil uji reliabilitas butir soal secara keseluruhan diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,318, dibandingkan dengan nilai 0,316, berarti Harga > atau 0,318 > 0,316, maka reliabel. Untuk lebih lengkapnya perhitungan uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran I. e. Daya Pembeda Daya pembeda adalah angka yang menunjukkan perbedaan kelompok tinggi dengan kelompok rendah, sebagian besar testee berkemampuan tinggi dalam menjawab butir soal lebih banyak benar dan testee kelompok rendah sebagian besar menjawab butir soal banyak salah. Untuk menghitung indeks daya pembeda caranya yaitu data diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah, kemudian diambil 27% dari kelompok yang mendapat nilai tinggi dan 27% dari kelompok yang mendapat nilai rendah. Jika jumlah sampel kecil maka semua sampel kelompok tinggi dan kelompok rendah boleh diikutkan dalam menghitung indeks daya pembeda. 9 Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: 10 9 Anas Sudijono, Op. Cit. h. 386-387. 10 Mas ud Zein, Evaluasi Pembelajaran Analisis Soal Essay, (Makalah dalam bentuk power point, 2012), h. 39.

49 Keterangan: DP = Daya Pembeda SA = Jumlah skor atas SB = Jumlah skor bawah T = Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah S max = Skor maksimum S min = Skor minimum Proporsi daya pembeda soal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel III.3: 11 TABEL III.3 PROPORSI DAYA PEMBEDA SOAL Daya Pembeda Interpretasi DP 0 Sangat Jelek 0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,40 Cukup 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 DP 1,00 Sangat Baik Daya pembeda untuk tes hasil ujicoba disajikan pada Tabel III.4 TABEL III.4 HASIL RANGKUMAN DAYA PEMBEDA SOAL Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 Jelek 2 Cukup 3 Jelek 4 Cukup 5 Cukup 6 Cukup 2009), h. 218. 11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

50 Dari tabel III.4 didapat dari enam soal tes kemampuan komunikasi matematika tersebut terdapat 2 soal yang memiliki daya beda yang jelek dan 4 soal yang mempunyai daya beda yang cukup, namun seluruh soal tetap digunakan. Untuk lebih jelasnya, perhitungan daya pembeda ini dapat dilihat pada lampiran K. f. Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan apakah suatu soal termasuk kedalam kategori mudah, sedang atau sukar. Butir- butir soal dapat dinyatakan sebagai butir soal yang baik, apabila butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran soal adalah sedang atau cukup. 12 Untuk mengetahui indeks kesukaran dapat digunakan rumus: 13 Kriteria penetuan tingkat kesukaran soal secara rinci disajikan pada tabel III.5: TABEL III. 5 KRITERIA TINGKAT KESUKARAN SOAL Indeks Kesukaran Interpretasi 0,70 1,00 Mudah 0,30 0,69 Sedang 0,00 0,29 Sukar Tingkat kesukaran untuk tes ujicoba disajikan pada Tabel III.6: 12 Anas Sudijono, Op. Cit. h. 370. 13 Mas ud Zein, Op. Cit. h. 38.

51 TABEL III.6 HASIL UJICOBA TINGKAT KESUKARAN SOAL Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 Sedang 2 Sedang 3 Sedang 4 Sedang 5 Sedang 6 Sedang Dari tabel III.6 dapat disimpulkan bahwa seluruh soal merupakan soal dengan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya, perhitungan Tingkat Kesukaran soal ini dapat dilihat pada lampiran J. g. Penyusunan Perangkat Tes Akhir Setelah dilakukan analisis soal pretset yang juga merupakan soal untuk tes awal, selanjutnya dilakukan penyeleksian soal. Soal-soal yang diteskan harus memenuhi indikator kemampuan pembelajaran sesuai dengan KTSP dan kemampuan komunikasi matematika. Karena keseluruhan soal dinyatakan valid, maka soal yang digunakan untuk tes akhir adalah keseluruhan soal. Secara lebih rinci kisi-kisi soal tes akhir dan kunci jawaban alternatif disajikan secara rinci pada lampiran L dan lampiran M. h. Observasi Pedoman observasi pembelajaran pada aktivitas guru dan siswa diambil dari langkah-langkah pembelajaran terdiri dari 13 item jenis aktivitas guru dan 11 item jenis aktivitas siswa dengan empat pilihan

52 yang disediakan. Secara rinci lembar observasi aktivitas guru dan siswa disajikan pada lampiran T dan U. Untuk mengetahui tingkat keaktifan guru dan siswa dalam pembelajaran, diberikan skor berskala dengan rentang nilai 1 sampai 4. Skor 1 untuk kriteria tidak terlaksana, skor 2 kurang terlaksana, skor 3 terlaksana dan skor 4 terlaksana dengan baik. 2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP merupakan salah satu komponen penting dalam menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan yang guru inginkan. Dalam penelitian ini RPP tetap dirancang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) agar makna dari KTSP tetap relevan dengan penelitian. RPP yang dibuat berdasarkan silabus dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan KTSP tetap terkandung pada langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Materi yang diajarkan adalah persamaan garis lurus menggunakan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebelum digunakan RPP terlebih dahulu dilakukan validasi oleh dosen pembimbing dan guru matematika, tujuan validasi ini adalah untuk mengetahui apakah RPP sesuai dengan KTSP dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Secara rinci Silabus disajikan pada lampiran A dan RPP setiap pertemuan disajikan pada lampiran B.

53 b. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS yang dibuat berisi sedikit rangkuman materi dan soal-soal latihan yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematika siswa. Sebelum digunakan LKS terlebih dahulu dilakukan validasi oleh dosen pembimbing dan guru matematika, tujuan validasi ini adalah untuk mengetahui apakah LKS sesuai dengan materi dan dapat dipahami siswa dengan baik. Secara rinci lembar kerja siswa dan kunci jawaban alternatif disajikan pada lampiran C dan D. H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Tahap Awal Sebelum sampel diberi perlakuan, maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari kondisi awal yang sama. Data yang digunakan dalam analisis tahap awal berasal dari nilai tes awal (pretest). a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Jika sampel berdistribusi normal maka populasi juga berdistribusi normal, sehingga kesimpulan berdasarkan teori berlaku.

54 Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas data menggunakan rumus chi kuadrat yaitu: 14 = Keterangan: fo = Frekuensi observasi fh = Frekuensi harapan Menentukan dengan dk = k 1 dan taraf sifnifikan 0,05. Kaidah Keputusan : Jika, Jika,, berarti data Distribusi Tidak Normal, berarti data Distribusi Normal Setelah dilakukan perhitungan data awal, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai = 1,137 dan = 12,592. Ternyata 1,137 12,592 atau. Dapat disimpulkan data awal kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk kelas kontrol diperoleh nilai = 3, 51 dan = 11,07. Ternyata 3, 51 11,07 atau. Dapat disimpulkan data awal kelas kontrol berdistribusi normal. Secara rinci perhitungan uji normalitas data awal disajikan pada lampiran N. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansivariansi dua buah distribusi atau lebih. 15 Uji homogenitas merupakan suatu 14 Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 190.

55 uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang akan digunakan adalah uji Variansi, yaitu dengan membandingkan nilai variansi terbesar dengan nilai variansi terkecil dengan menggunakan tabel F. Uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji F, yaitu: 16 Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil tes kemampuan siswa. Menentukan dengan dk pembilang = n 1 dan dk penyebut = n 1 dengan taraf sifnifikan 0,05. Kaidah Keputusan : Jika, Jika,, berarti Tidak Homogen, berarti Homogen Setelah dilakukan perhitungan didapat varians terbesar 244,7581 dan variansi terkecil 219,3548, diperoleh nilai = 1,12 dan nilai = 1,84. Ternyata 1,12 1,84 atau, maka varians-varians adalah homogen. Secara rinci perhitungan uji F data awal disajikan pada lampiran O. 2. Analisis Tahap Akhir a. Uji Hipotesis 15 Sambas Ali Muhidin & Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), h. 84. 16 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Op. Cit., h. 120.

56 Analisis tahap akhir merupakan analisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji persamaan dua rata-rata setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Analisis hipotesis menggunakan skor nilai tes berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran konvensional. Sebelum uji persamaan dua rata-rata terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan konvensional berdistribusi normal atau tidak. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sama dengan uji normalitas pada analisis data tahap awal. Jika kedua data yang dianalisis berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji homogenitas varians. Tetapi jika kedua data yang dianalisis salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik, menggunakan uji Mann Whitney U. 2) Uji Homogenitas

57 Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dengan pembelajaran konvensional mempunyai tingkat varians yang sama, sehingga dapat menentukan rumus test t yang akan digunakan. Rumus yang digunakan sama dengan rumus untuk menentukan homogenitas pada analisis data tahap awal. Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik uji-t. Jika data yang dianalisis berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik uji-t. Uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata kelas eksperimen secara signifikan dengan rerata kelas kontrol. Jenis uji persamaan dua rata-rata ialah: a) Jika data berdistribusi normal dan homogen maka pengujian hipotesis menggunakan uji t, yaitu: 17 Keterangan: M x M y = Mean Variabel X = Mean Variabel Y SD x = Standar Deviasi X 17 Hartono, Statistik Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 208.

58 SD y = Standar Deviasi Y N = Jumlah Sampel b) Jika data berdistribusi normal tetapi tidak memiliki varians yang homogen maka pengujian hipotesis menggunakan uji t, yaitu: 18 Keterangan: = Mean kelas eksperimen = Mean kelas kontrol = Variansi kelas eksperimen = Variansi kelas eksperimen = Sampel kelas eksperimen = Sampel kelas Kontrol c) Jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu menggunakan uji Mann- Whitny U, yaitu: 19 dan 18 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 241. 19 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 153.

59 Keterangan: = Jumlah peringkat 1 = Jumlah peringkat 2 = Jumlah rangking pada = Jumlah rangking pada Cara memberi kesimpulan dari uji statistik ini dilakukan dengan mengambil keputusan dengan ketentuan: 1) Jika t 0 t tabel maka hipotesis nihil (H 0 ) ditolak, artinya terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa di MTs Hasanah Pekanbaru. 2) Jika t 0 < t tabel maka H 0 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa di MTs Hasanah Pekanbaru. b. Analisis Lembar Observasi Analisis ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang proses pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen. Item yang digunakan dalam lembar observasi guru dan siswa yang dibuat berdasarkan penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memberi skor berskala 1-4. Adapun kriteria penskoran pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut : 1) Angka 1 mewakili persentase kemunculan 0 25 % 2) Angka 2 mewakili persentase kemunculan 26 50 %

60 3) Angka 3 mewakili persentase kemunculan 51 75 % 4) Angka 4 mewakili persentase kemunculan 76 100 % Data hasil lembar obsevasi guru dan siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD selama proses pembelajaran berlangsung akan dideskripsikan dan dianalisis dengan menggunakan persentase (%), yakni banyaknya skor kemunculan karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibagi dengan skor maksimum dikali dengan 100 %.