BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah: 1). Menyiapkan. mampu mengembangkan diri. 3). Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kecantikan saat ini sangat berkembang, baik kecantikan rambut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. berpengetahuan, serta manusia terdidik (Hamzah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. pokok manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR RIAS WAJAH PADA MALAM HARI DI SMK NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai modal bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

yang ada kearah yang lebih cantik dan sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang-undang dasar 1945

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sarana paling tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut, sebab kemajuan dan masa depan terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti kemajuan pengetahuan teknologi. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dengan dunia luar. Sehingga harus ada pembaharuan dalam bidang pendidikan. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Hal ini didukung slameto (2013) yang mengatakan Tugas guru berpusat pada mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai, membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai nilai, dan penyesuaian diri. Peran guru harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. Pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai upaya dan kebijakan seperti mengadakan perbaikan kurikulum. Salah satu kebijakan 1

2 pemerintah tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk peningkatan jumlah dan kualitas SMK. Menurut Hayadin (2008) SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai dengan bidangnya masing masing pada tingkat menengah. Sejalan dengan perkembangan pembangunan yang semakin pesat, mendorong berkembangnya teknologi setiap saat ini berarti menuntut tenaga kerja terdidik dan sekaligus terampil yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya secara baik dan mampu mengembangkan dirinya untuk berprestasi sesuai dengan kemajuan teknologi. Secara umum kegiatan belajarmengajar di SMK meliputi teori dan praktek. Kegiatan belajar teori perinsipnya sama dengan sekolah umum, sedangkan kegiatan belajar praktek merupakan kegiatan belajar yang seharusnya lebih banyak dibanding dengan kegiatan teori, oleh karena itu sebenarnya untuk SMK ruang teori bukan merupakan suatu hal yang penting, karena siswanya lebih banyak diruang praktek. Menurut Djojodiningrat (1996), pendidikan kejuruan mengutamakan pengambangan kemampuan siswa untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan, menyiapkan siswa memasuki lapangan pekerjaan, serta mengembangkan sikap profesional. Faktor utama yang sangat perlu diperhatikan dalam menghasilkan lulusan sekolah ini adalah tingkat kualitas dan kuantitas untuk dapat memasuki maupun menciptakan lapangan kerja. SMK Negeri 8 medan membina 4 bidang keahlian yaitu, Akomodasi perhotelan, Tata boga, Tata busanasa, dan Tata Rias. Tata rias terbagi menjadi dua

3 bidang keahlian yaitu tata rias rambut dan kulit. SMK jurusan Tata Rias kurikulum SMK (2012) bertujuan untuk : 1). Menyiapkan tamatan memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup program keahlian tata rias. 2). Menyiapkan tamatan yang mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup program keahlian tata rias. 3). Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri perusahaan maupun masa yang akan datang dalam lingkup program tata rias. 4). Menjadi warga negara yang produktif dan kreatif (Depdikbud, 2012). Tujuan diatas mengandung pemahaman bahwa peserta didik disiapkan menjadi tenaga terampil, kreatif dan produktif sesuai dengan keahlian dibidang kecantikan. Sebagai ahli dalam bidang kecantikan harus memiliki nilai kreatifitas yang tinggi. Program Keahlian Tata Kecantikan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu menjadi ahli tata kecantikan yang siap memasuki dunia usaha. Upaya pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui program pembelajaran dibidang tata kecantikan, salah satunya yaitu program pembelajaran Tata Rias Wajah Khusus. Semua wanita ingin tampil cantik, karena dengan tampil cantik akan memperkuat kepercayaan diri seorang wanita, sehingga lebih mantap dalam menjalani hariharinya, khususnya pada kesempatan tertentu seperti menghadiri pesta. Salah satu cara untuk memperbaiki tampilan diri menjadi lebih cantik adalah dengan merias wajah, dalam merias wajah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kesempatan yang akan dihadiri, contohnya seperti pesta disiang

4 hari, pesta dimalam hari, dan lain sebagainya, Riasan wajah juga harus disesuaikan dengan kondisi seseorang seperti, ada bekas jerawat, flek hitam, cacat pada wajah, dan wajah yang sudah menua. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 24 juni 2015 dengan ketua jurusan tata kecantikan SMK Negeri 8 Medan ibu Linda M Ginting S.pd, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain minat siswa, ketidak konsenan siswa pada saat proses belajar, fasilitas sekolah, pengetahuan dasar rias siswa, pengetahuan siswa mengenai fungsi dari kosmetik, pengetahuan siswa mengenai aplikasi kosmetik dan sebagainya. Tuntutan usia mempengaruhi hasil riasan, hasil riasan harus disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya rias wajah geriatri. Sebagaimana yang diketahui bahwa rias wajah geriatri memiliki ciri khas tersendiri seperti bagianbagian khusus yang harus diperhatikan, misalnya kerutkerut pada wajah, flek hitam, bagian struktur wajah yang mulai turun dan lain sebagainya. Pada kenyataan yang diperoleh dari observasi yang dilakukan, para siswa kurang peka dengan tuntutan kebutuhan rias wajah geriatri tersebut. Diduga setiap praktek rias wajah geriatri siswa tidak perna membawa model yang sesuai dengan kriteria rias wajah geriatri. Setiap tahunnya frekwensi nilai terbesar siswa terdapat pada nilai 70, sedangkan seperti kita ketahui standart kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75.

5 Berikut tabel dokumentasi nilai siswa yang diperoleh 3 tahun terakhir : Tabel 1. Nilai hasil belajar rias wajah geriatri SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajar Standart Penilaian Jumlah Siswa Persentase 2011/2012 < 69 ( kurang ) 7,00 7,90 ( cukup ) 8,008,90 ( baik ) 9,00100 ( sangat baik ) 2012/2013 < 69 ( kurang ) 7,00 7,90 ( cukup ) 8,008,90 ( baik ) 9,00100 ( sangat baik ) 2013/2014 < 69 ( kurang ) 7,00 7,90 ( cukup ) 8,008,90 ( baik ) 9,00100 ( sangat baik ) 5 orang 29 orang 1 orang 10 orang 17 orang 6 orang 1 orang 26 orang 6 orang Sumber : Data dokumentasi nilai SMK Negeri 8 Medan 14,2 % 82,8 % 2,8% 30,3% 51,5% 18,1 % 2,8% 62,5% 78,8 % Dapat dilihat dari tabel hasil belajar hsil belajar rias wajah geriatri pada tahun 2011/2012 masih ada siswa yang mendapat nilai cukup ketuntasan, 14% mendapatkan nilai tidak tuntas. Pada tahun ajaran 2012/2013 yang tidak tuntas 30,3%, sedangkan pada tahun 2013/2014 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas hanya 2,8%, kebanyakan siswa mendapat nilai cukup yaitu 68%. Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa nilai ratarata siswa selama 3tahun terakhir tergolong mencapai nilai ratarata cukup. Standart ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh pihak SMK Negeri 8 Medan adalah 75, masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah standart ketuntasan padahal sub kompetensi yang berkaitan langsung yakni merias wajah geriatri berada pada level Baik, bahkan Sangat baik. Sehubungan dengan uraian latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan Penguasaan Teori Koreksi Wajah Dengan Hasil Praktek Rias Wajah Geriatri Pada Siswa Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu: 1. Kurangnyapenguasaan teori koreksi wajah pada siswa Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan 2. Kurangnyakemampuan siswa dalam menutupi kerutankerutan pada wajah dalam rias wajah geriatri 3. Hasil rias wajah geriatri pada siswa kelas XI Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medankurangmaksimal. 4. Kurangnyakelengkapan alat, bahan, dan kosmetik dalam rias wajah geriatri C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti membuat batasan masalah, yaitu : 1. Pengetahuan dasar rias dibatasi pada koreksi wajah 2. Hasil rias wajah geriatri dibatasi pada kesempatan menghadiri pesta D. Rumusan Masalah Setiap penelitian perlu adanya kejelasan masalah yang akan diteliti, sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002), perumusan masalah merupakan langkah pertama didalam merumuskan suatu problematika penelitian dan merupakan pokok data kegiatan penelitian. Berdasarkan kutipan tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

7 1. Bagaimana penguasaan teori koreksi wajah pada siswa kelas XI Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan? 2. Bagaimana hasil rias wajah geriatri pada siswa kelas XI Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan? 3. Bagaimanakan hubungan antara penguasaan teori koreksi wajah dengan hasil rias wajah geriatri pada siswa kelas XI Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah seperti diuraikan diatas maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan penguasaan teori koreksi wajah, siswa kelas XI program keahlian Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan. 2. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan hasil rias wajah geriatri pada kesempatan menghadiri pesta malam,siswa kelas XI program keahlian Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan teori koreksi wajah dengan hasil rias wajah geriatri, siswa kelas XI program keahlian Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan.

8 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berkaitan dengan masalah penelitian ini. Secara lebih khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman penulis tentang hubungan penguasaan teori koreksi wajah dengan hasil praktek rias wajah geriatri siswa Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2015/2016 dan sebagai syarat penulis untuk memperoleh gelar sarjana (S1). 2. Siswa Kelas XI Program Keahlian Tata Kecantikan Kulit Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik Program Keahlian Tata Kecantikan Kulit dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang hasil Rias Geriatri.