UPAYA GURU MEMOTIVASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAKBOLA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SUNGAI LIMPAH SIBREH, ACEH BESAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL MA ARIF NPM

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

SKRIPSI. Oleh : MURYANTO NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN.

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR UNTUK PEMBINAAN PEMAIN PADA SEKOLAH SEPAKBOLA EAGLE SIDOHARJO SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

Hendra Muliyadi 1, M. Rif at 2, Wakidi 3

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Hal

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

JURNAL SURVEI KETERAMPILAN DRIBBLING, SHOOTNG, HEADING DAN THROW IN PADA SSB YUDHA BHIRAWA U-14 KECAMATAN TUGU TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

Transkripsi:

UPAYA GURU MEMOTIVASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAKBOLA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SUNGAI LIMPAH SIBREH, ACEH BESAR Erwin Saputra, Said Darnius, Masri Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111 ABSTRAK Permainan sepakbola merupakan salah satu dari materi pembelajaran pendidikan jasmani yang berada dalam ruang lingkup mata pelajaran permainan bola besar yakni pembelajaran cabang olahraga beregu. Olahraga permaian bola besar ini sangat membutuhkan keterampilan dasar, kerjasama tim, dan pengetahuan yang cukup untuk bisa memainkan permainan sepakbola, selain itu kemauan atau minat dalam memainkan permainan ini sangat mendukung berlangsungnya tingkat kemampuan permainannya, maka motivasi merupakan aspek terpenting dalam proses belajar dan mengajar memainkan sepakbola., Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dan sekolah dalam memotivasikan siswa belajar permainan sepakbola pada MIN sungai limpah sibreh. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik propusive sample atau sampel bertujuan yakni siswa putra kelas 4 (empat), kelas 5 (lima) dan kelas 6 (enam) yang berjumlah 27 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan menggunakan Angket sebagai intrumen kunci dan lembar observasi serta wawancara sebagai instrumen pendukung. Hasil analisis penelitian diketahui peranan guru dalam mengajar, mengfasilitasi sarana permainan sepakbola serta meningkatkan Motivasi Siswa Terhadap Permainan Sepakbola pada MIN sungai limpah mengambarkan masih banyak kendala yang harus di optimalkan dan dipertimbangkan hal ini untuk meningkatkan potensi siswa khusunya pada pelajaran permainan sepakbola. Motivasi siswa yang di upayakan oleh guru pendidikan jasmani pada MIN Sungai Limpah sudah menunjukan hasil yang baik dilihat dari upaya sekolah yang mengfasilitasi pembelajaran khususnya permainan sepakbola serta upaya guru dalam mengembangkan pembelajran permainan sepakbola untuk meningkatkan potensi siswa. Kata Kunci : Motivasi, Sepakbola PENDAHULUAN Guru merupakan fasilitator dalam proses belajar mengajar di sekolah, pada hakikatnya seorang guru harus mempunyai kinerja yang baik sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan menjadi lancar dan anak didik akan mendapatkan kemudahan dalam menerima pelajaran sehingga hasil dari proses belajar mengajar menjadi optimal. Guru pendidikan jasmani adalah seseorang yang menjalankan proses pendidikan yang menyeluruh baik itu di bidang kesegaran, kesehatan dan kegiatan berolahraga. Kegiatan olahraga pada dasarnya adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas bergerak untuk mencari kesenangan atau usaha dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah. Seperti diketahui olahraga pada saat ini merupakan suatu upaya yang diakui yang dapat meningkatkan kemampuan fisik dan meningkatkan derajat kesehatan. 39

Permainan sepakbola adalah salah satu dari materi pembelajaran pendidikan jasmani yang berada dalam ruang lingkup mata pelajaran permainan bola besar yakni pembelajaran cabang olahraga beregu. Olahraga permaian bola besar ini sangat membutuhkan keterampilan dasar, kerjasama tim, dan pengetahuan yang cukup untuk bisa memainkan permainan sepakbola, selain itu kemauan atau minat dalam memainkan permainan ini sangat mendukung berlangsungnya tingkat kemampuan permainannya, maka motivasi merupakan aspek terpenting dalam proses belajar dan mengajar memainkan sepakbola. Menurut Sardiman (2008:73): Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sesorang memiliki dorongan dalam belajar karena adanya motivasi yang mendasarinya, baik itu motivasi intrinsic maupun ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2008:89). Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2008:90). Upaya seorang guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan motivasi siswa belajar permainan sepakbola banyak mengalami beberapa kendala padahal belajar untuk siswa merupakan hal yang paling utama, menurut Slameto, (2003:2) Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Jadi lingkungan yang memiliki fasilitas pembelajaran yang memadai merupakan proses dari tujuan belajar namun tututan guru sebagai fasilator pendidikan terus berupaya mengembangkan proses pendidikan tercapai sesuai tujuan yang ada. Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah Menendang (kicking), Menghentikan atau Mengontrol (stoping), Menggiring (dribbling), Menyundul (heading), Merampas ( tacling), Lemparan Kedalam (trow in) dan Menjaga Gawang (Goal Keeping). Dibawah ini akan dijelaskan beberapa teknik Menendang, Menghentikan, dan Mengiring bola dalam permainan Sepakbola. Seperti yang terjadi saat ini pada Madrasah Ibtidayah Negeri Sungai Limpah Sibreh Aceh Besar, dari hasil dari observasi sementara yang di lakukan penulis untuk fasilitas pembelajran sepakbola masih mengalami sarana dan prasaran yang kurang memadai dimana diketahui Min Sungai Limpah Sibreh tidak mempunyai lapangan dan gawang sepakbola namun proses belajar permainan sepakbola terus berlangsung dimana halaman sekolah dimodifikasikan menjadi lapangan permainan sepakbola namun berdasarkan kurikulum standar isi 2006 dari standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk pembelajaran bola besar khususnya sepakbola di Madrasah Ibtidayah Sungai Limpah sudah diajarkan dimana siswa belajar permaian sepakbola pada jam pembelajaran pendidikan jasmani disaat materi tentang permainan bola besar. KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Motivasi Belajar Kata Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Donald (1959) yang dikutip Sardiman (2008:73): Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan 40

serangkaian untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga orang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Sesuai penyataan Sardiman (2008:75): Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh dalam diri seseorang. Jenis-Jenis Motivasi Ada dua jenis motivasi menurut Sardiman (2008:89-90): Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. 1. Motivasi Intrinsik menurut Sardiman (2008:89) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai yang terkandung dalam suatu perbuatan kegiatan itu sendiri. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. 2. Motivasi Ekstrinsik menurut Sardiman (2008:90) Motivasi ekstrinsik adalah motifmotif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar (Sardiman, 2008:90). sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi akan ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya, jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung berdenyut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Amir (2006:2) mengatakan: Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasi potensi-potensi aktivitas manusia, berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Suherman (2001:7) mengatakan: Pendidikan jasmani bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak, dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan definisi tersebut. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis memilih pendekatan deskriptis. Mardalis (2006:26) mengatakan: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada dan jenis metode diskriptif yang digunakan adalah metode survei. Metode survei mempunyai penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh faktafakta dari gejala-gejala atau kendala-kendala yang ada dalam mencari keterangan secara faktual (Nazir, 2005:56). 41

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto 2006:130). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan murid di MIN Sungai Limpah, Sibreh, Aceh Besar yang berjumlah 120 siswa. Mengingat populasi siswa di Sekolah terlalu besar, maka penulis mengambil sampel dengan teknik purposive sample atau sampel bertujuan. Arikunto (2006:139): Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek di dasarkan dengan adanya tujuan tertentu. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas 4 (empat), kelas 5 (lima) dan kelas 6 (enam) yang berjumlah 27 orang siswa. Teknik Pengumpulan Data Data adalah komponen terpenting sebagai penentu terhadap berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Oleh sebab itu metode pengumpulan data harus dilakukan seteliti dan secermat mungkin. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan observasi dan wawancara (interview) sebagai instrument pendukung, dan angket (Koesioner) sebagai Instrumen kunci. Angket (Koesioner) Dalam penelitian ini menggunakan koesioner atau angket yang diisi oleh responden (atlit) di tempat penelitian. Arikunto (2006:151) Koesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan Margono (2003:161) mengatakan Koesioner suatu alat pengambilan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Penelitian ini menggunakan koesioner berstruktur. Margono (2003:168) Koesioner berstruktur juga koesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternative jawaban yang disediakan. Wawancara (Interview) Menurut Margono (2000:159) bahwa Interview adalah alat pengumpul dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Untuk melakukan interview dengan responden terlebih dahulu peneliti membuat pertanyaan pembimbing atau disebut juga guided interview yang dapat membuat wawancara berjalan dengan lancer dan mengarah pada tujuan penelitian. Arikunto (2006:156) mengatakan bahwa : Guided interview adalah wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Observasi Menurut Arikunto (2006:157), Observasi adalah pengamatan secara langsung. Sedangkan Notoatmodjo mengatakan Observasi adalah sebagai perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Sandjaja 2006:141). Rangsangan tadi setelah mengenai indra menimbulkan kesadaran untuk melakukan pengamatan. Selanjutnya menurut Margono (2000 : 158) mengatakan bahwa : Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi dengan tujuan untuk melihat secara langsung objek yang diteliti 42

Teknik Analisis Data Adapun teknik analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode statistik sederhana yaitu teknik persentase. Adapun rumus persentase menurut Sudijino (2006:43) adalah: p f n x100% Keterangan : P = Angka persentase f = Frekuensi jawaban responden n = Jumlah frekuensi/banyaknya responden Peneliti membuat tabel penyajian data untuk mencari persentase dan frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang di pilih oleh responden (siswa) pada pertanyaan-pertanyaan angket. Setelah data diperoleh dari hasil analisis data kemudian penulis menafsirkan setiap butir jawaban responden dengan menggunakan bilangan terbesar ke terkecil. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2001:60) bahwa: 100% = Dikatakan Seluruhnya 80% > 99% = Dikatakan Pada umumya 60% > 79% = Dikatakan Sebagian besar 50% > 59% = Dikatakan Lebih dari setengah 40% > 49% = Dikatakan kurang dari setengah 20% > 39% = Dikatakan Sebagian kecil 0% > 19% = Dikatakan Sedikit sekali bilangan yang HASIL PENELITIAN 1. Motivasi siswa yang di upayakan oleh guru pendidikan jasmani pada MIN Sungai Limpah menunjukan 96% jawaban siswa menyatakan siswa merasa senang pembelajaran sepakbola yang diajarkan di sekolahnya hal ini dilihat dari upaya sekolah yang mengfasilitasi pembelajaran khususnya permainan sepakbola namun masih banyak kendala yang harus di optimalkan dan dipertimbangkan hal ini untuk meningkatkan potensi siswa khusunya pada pelajaran permainan sepakbola. 2. Berdasarkan dari hasil penelitian tentang peranan guru dalam mengajar permainan sepakbola diketahui, guru pernah mengajarkan: a. Tehnik-tehnik dalam permainan sepakbola (81% jawaban siswa) b. Latihan fisik untuk aktifitas permainan sepakbola (67% jawaban siswa) c. Mengatur strategi dalam permainan sepakbola (74% jawaban siswa) d. Memberikan dukungan mental untuk bermain sepakbola (78% jawaban siswa). 3. Hasil penelitian tentang fasilitas sarana permainan sepakbola pada MIN Sungai Limpah diketahui: a. Sekolah memberikan fasilitas lapangan permainan sepakbola(81% jawaban siswa) dan hasil observasi menunjukan lapangan sepakbola belum sepenuhnya memadai karena sangat jauh dari sekolah. b. Sekolah memberikan fasilitas bola untuk permainan sepakbola (74% jawaban siswa) dari hasil observasi sekolah dan hasil wawancara dengan kepala sekolah memiliki dua buah bola yang masih layak digunakan. 43

c. Namun guru tidak pernah mengajarkan permainan olahraga mengunakan media bantu berupa gambar atau video (81% jawaban siswa) seperti yang diktahui sekolah MIN sungai limpah tidak memiliki infokus atau alat-alat digital lainya. PEMBAHASAN PENELITIAN Menindaklanjuti hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat dibahas lebih lanjut dalam uraian di bawah ini: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa guru penjaskes pernah mengajarkan tehnik-tehnik permainan sepakbola, meningkatkan latihan fisik siswa mengajarkan strategi permainan sepakbola serta mendukung metal siswa untuk bermain sepakbola.disamping ituguru penjaskes juga berupaya untuk mengunakan lapangan sepakbola di Lam tanjong atau Luthu lamweu untuk mendukung minat siswa berlajar sepak bola. Sepak bola adalah permainan yang sangat populer, karena permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang tua.saat ini perkembangan permainan sepakbola sangat pesatsekali, hal ini ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah sepakbola (SSB) yang didirikan. Permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang memerlukan dasar kerjasama antar sesama anggota regu, sebagai salah satu ciri khas dar ipermainan sepakbola. Sehingga dalam permainan sepakbola masing-masing regu atau kesebelasan berusaha menguasai bola, memasukan bola kedalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematah kan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Untuk bisa bermain sepak bola dengan baik -teknik dasar sepakbola.untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknikdasar yang baik, pemain yang memiliki teknikdasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermainsepakboladenganbaik pula. Teknik-teknik dasar dalam permainan sepakbola ada beberapamacam, seperti stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola kegawang), passing (mengumpan), heading (menyundul bola), dan dribbling (menggiring bola). Khusus dalam teknik dribbling (menggiring bola) pemain harus menguasai teknik tersebut dengan baik, karena teknik dribbling sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepakbola.kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan secara berurut-urut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan yang sesingkatsingkatnya. Oleh karena itu agar siswa MIN Sungai Limpah memiliki tim sepak bola yang kuat ada lima hal yang harus dilakukan yaitu: a. Siswa harus memiliki keunggulanfisik, yang meliputiketahanan (endurance), kekuatan (strength) dankecepatan (speed). Ketahanan berart ikita kuat bermain selamawaktu yang cukup panjang tanpa tersengal-sengal alias kehabisan nafas (ketahanan aerobik) ataupun ngilu-ngilu (ketahananotot). Kekuatan berarti otot-otot tubuh kita cukup kuat untuk menendang dengan keras, melempar bola cukupjauh, melakukan body charge dengan kuat, dan sebagainya. Adapun kecepatan bermakna kita bisa berlari dengan cepat (sprint) baik ketika membawa bola ataupun ketika tidakmembawa bola b. Siswa memiliki ketrampilan (skill). Skill disini terutama adalah fundamen (teknikteknikdasar) sepakbola, yang meliputi mengumpan dan menerima (passing and receiving), menembak (shooting), mengontrol bola dengan berbagai anggota badan, melindungi bola, dan menggiring (dribbling). 44

c. Siswa harus memahami dan menanamkan kerjasama (teamwork). Sebuah timakan bermain dengan baik jika semua pemain saling bekerjasama dengan jalinan komunikasi yang baik. Tidakada yang egois. Semuanya bermain untuk tim. d. Siswa harus menguasai taktik dan strategi yang baik. Jika dua tim sama-sama memiliki materi pemain yang kuatfisiknya, terampil mengolah bola, dan bisa bekerjasama, maka faktor strategi dan taktik akan menentukan tim mana yang akan menang. Tim yang bermain dengan strategi dan taktik yang lebih cerdas pastilah yang akan menang. e. Siswa harus memiliki mental yang positif. Semua pemain harus memiliki kepercayaan diri, optimisme, semangat, jujur dan sportif. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat penulis simpulkan bahwa: 1. Motivasi siswa yang di upayakan oleh guru pendidikan jasmani pada MIN Sungai Limpah menunjukan 96% jawaban siswa menyatakan siswa merasa senang pembelajaran sepakbola yang diajarkan di sekolahnya hal ini dilihat dari upaya sekolah yang mengfasilitasi pembelajaran khususnya permainan sepakbola namun masih banyak kendala yang harus di optimalkan dan dipertimbangkan hal ini untuk meningkatkan potensi siswa khusunya pada permainan sepakbola. 2. Berdasarkan dari hasil penelitian tentang peranan guru dalam mengajar permainan sepakbola diketahui, guru pernah mengajarkan: a. Tehnik-tehnik dalam permainan sepakbola (81% jawaban siswa) b. Latihan fisik untuk aktifitas permainan sepakbola (67% jawaban siswa) c. Mengatur strategi dalam permainan sepakbola (74% jawaban siswa) d. Memberikan dukungan mental untuk bermain sepakbola (78% jawaban siswa). 3. Hasil penelitian tentang fasilitas sarana permainan sepakbola pada MIN Sungai Limpah diketahui: a. Sekolah memberikan fasilitas lapangan permainan sepakbola(81% jawaban siswa) dan hasil observasi menunjukan lapangan sepakbola belum sepenuhnya memadai karena sangat jauh dari sekolah. b. Sekolah memberikan fasilitas bola untuk permainan sepakbola (74% jawaban siswa) dari hasil observasi sekolah dan hasil wawancara dengan kepala sekolah memiliki dua buah bola yang masih layak digunakan. c. Namun guru tidak pernah mengajarkan permainan olahraga mengunakan media bantu berupa gambar atau video (81% jawaban siswa) seperti yang diktahui sekolah MIN sungai limpah tidak memiliki infokus atau alat-alat digital lainya. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 2. Diharapkan kepada guru pendidikan Jasmani agar dapat lebih memotivasi siswa agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. 3. Diharapkan kepada kepala sekolah agar dapat lebih memperhatikan kondisi sarana dan prasarana yang tidak lengkap agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 45

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Renika Cipta. Amir, N. 2006. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Konsep dan Praktik. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Hadi, S. 2001. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Mardalis. 2006. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sardiman, A. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Garafindo Persada Sudijino, A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Slameto. 2003. Belajar dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Suherman, A. 2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh. Jakarta: Depdiknas 46