BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

BAB I PENDAHULUAN. satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Diajukan oleh :

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin. mengancam eksistensi profesi akuntan indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di dunia maju sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dan tindakan dilakukan, bahkan

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa jurusan akuntansi FE UNS mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Oleh: Indriani Budi Kurniawati

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya pada era globalisasi saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dari

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh penggunanya untuk membuat keputusan. Dalam. penyusunannya, laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku manajer

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat dengan ditemukannya komputer pada tahun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat ini membuat pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan mahasiswa akuntansi ialah Profesi Akuntan Publik (Nurani, 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan profesionalismenya. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan sebuah karier bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang UKDW

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya (profit-making) agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajiban laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak. memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan

PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis. Pada umumnya, tujuan semua usaha bisnis adalah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu

BAB I PENDAHULUAN. oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Jasa akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. suatu negara. Ditintajau dari fungsinya, jasa akuntansi berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. mejadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia, oleh karenanya karir seseorang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. beragam untuk angkatan kerja. Salah satu yang tergolong dalam angkatan kerja adalah UKDW

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN. (survei pada Fakultas Ekonomi UNS tahun 2009)

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Generasi muda ini merupakan calon-calon pekerja di bank, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Di samping itu, adanya peningkatan aktivitas usaha suatu perusahaan baik yang profit motif maupun yang non profit motif dirasakan sebagai beban yang berat. Oleh karena itu, agar semua kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik dan lancar, suatu perusahaan memerlukan informasi mengenai keadaan seluruh kegiatan perusahaan secara cepat dan dapat diandalkan. Isu Good Corporate Governance di Indonesia saat ini masih hangat dibicarakan karena dianggap sebagai faktor yang akan dapat memulihkan kepercayaan investor terhadap Indonesia dan media menciptakan suasana bisnis yang sehat di Indonesia. Salah satu komponen dari Corporate Governance adalah adanya pelaporan keuangan yang memadai, sayangnya sistem pelaporan keuangan yang ada saat ini masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Rendahnya kualitas laporan keuangan dapat disebabkan kurangnya persepsi positif dari akuntan di Indonesia. Di Indonesia, proses pendidikan dan pengajaran akuntansi dipandang belum mampu untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan siap terjun ke dunia bisnis. Proses tersebut meliputi: desain kurikulum, desain silabus, struktur pengajaran, dan sistem pengajaran (Machfoedz, 1997). Hal lain yang 1

2 menyebabkan perlunya restrukturisasi pendidikan akuntansi yang dikemukakan oleh Sudaryono (2004) adalah adanya indikasi bahwa para lulusan pendidikan akuntansi di Perguruan Tinggi meninggalkan bangku kuliah dengan persepsi yang kurang tepat mengenai lingkungan kerja profesi akuntan, sehingga menimbulkan persepsi yang kurang tepat juga mengenai profesi akuntan itu sendiri. Profesi akuntan mengalami perkembangan yang sangat luas. Salah satu bentuk perkembangannya ialah semakin banyaknya pilihan profesi akuntan yang dapat dipilih oleh lulusan pendidikan tinggi akuntansi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia telah mewadahi keempat sektor profesi tersebut dengan membentuk kompartemen bagi masing-masing sektor profesi akuntan. Kompartemen tersebut terdiri dari Kompartemen Akuntan Publik (KAP), Kompartemen Akuntan Manajemen (KAM), Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd), dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik (Sudaryono, 2004). Untuk mendukung profesionalisme akuntan, IAI mengeluarkan standar profesi yang memuat seperangkat prinsip-prinsip moral yaitu kode etik IAI. Kode etik tersebut mengatur tentang norma perilaku yang mengatur hubungan antara profesi akuntan dengan para klien, antara profesi akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi akuntan dengan masyarakat. Menurut Winarna dan Retnowati (2004), alasan yang mendasari diperlukannya kode etik sebagai standar perilaku profesional tertinggi pada profesi akuntan adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi akuntan

3 terlepas dari yang dilakukan perorangan. Umumnya masyarakat sangat awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh profesi akuntan karena kompleksnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi akuntan. Masyarakat akan sangat menghargai profesi akuntan yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya karena dengan demikian masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi akuntan. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesinya. Prinsip profesionalisme seorang akuntan akan terwujud dengan baik apabila akuntan tersebut merasa bahwa profesi akuntan adalah penting dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam masyarakat. Dengan demikian, akuntan tersebut berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan menjaga nama baik profesinya. Karena itulah, salah satu hal penting yang perlu ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk nilai-nilai dan persepsi positif mahasiswa terhadap profesi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Basuki, 1999 (dalam Ariani, 2004). Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang paling diminati oleh mahasiswa saat ini. menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia.

4 Ekayani dan Putra (2003) Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, WTO, GATT, dan GATS tidak hanya merundingkan masalah perdagangan komoditi riil, namun juga sektor jasa. Kedua, akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara Negara-negara di kawasan AsiaPasifik dalam rangka kerjasama ekonomi APEC pada tahun 2010 bagi negara maju dan pada tahun 2020 bagi Negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga, diberlakukannya perdagangan bebas diantara Negaranegara di kawsan ASEAN, yaitu AFTA. Proses pembentukan profesionalisme profesi berawal dari pendidikan profesi, dalam hal ini pendidikan, bertujuan menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar bagi para mahasiswanya. Namun pendidikan tinggi akuntansi seharusnya tidak hanya menekankan pada keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang bersifat teoritis, tetapi juga harus mampu mensosialisasikan kepada mahasiswanya hal-hal yang berhubungan dengan dunia praktik dan lingkungan kerja profesi akuntan (Sudaryono,2004), sehingga diharapkan dapat membentuk persepsi positif mahasiswa akuntansi mengenai profesi akuntan. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang akuntan tidak terlepas dari bagaimana dia memandang profesi akuntan itu sendiri, apakah ia akan memandang penting profesi akuntan itu sendiri, apakah ia akan memandang penting profesi akuntan dan dengan sendirinya memandang penting pekerjaan yang dilakukannya. Tentunya nilai-nilai ini juga akan dipengaruhi oleh hal-hal

5 yang sifatnya individual, seperti karakteristik social dan pengalaman masa lalunya. Walaupun demikian, pada saat mahasiswa tersebut memilih jalur karirnya untuk menjadi seorang akuntan, mahasiswa tersebut telah memiliki pandangan mengenai akuntan sebagai sebuah profesi. Menurut Sundem, 1993 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang professional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tentunya tidak akan laku di pasaran tenaga kerja. Untuk itu kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi tersebut, yaitu keahlian (skill), karakter (character), dan pengetahuan (knowledge) Machfudz (2007). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriany dan Yulianti (2007). Dalam penelitian tersebut, Fitriany dan Yulianti melakukan observasi dengan membandingkan persepsi mahasiswa akuntansi S1 Reguler, S1 Ekstensi, dan Diploma 3 mengenai profesi akuntan di FE UI. Selain itu, penelitian ini juga didasarkan pada penelitian Ferri Siti Handayani (2009). Dalam penelitiannya Ferri (2009) melakukan observasi terhadap perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesi akuntan di FE UNS. Alasan dibandingkannya persepsi mahasiswa akuntansi S1 Reguler, dan Diploma 3 di FE UMB mengenai profesi akuntan adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman

6 masing-masing kelompok mengenai profesi akuntan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi dan tahun penelitian. Pada penelitian sebelumnya, lokasi penelitian dilakukan di FE UI dan FE UNS, sedangkan pada penelitian ini dilakukan di FE UMB. Peneliti mengganti tahun penelitian, yang semula tahun 2007 dan tahun 2009 diganti menjadi tahun 2011. Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian dengan judul PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus pada Universitas Mercu Buana). B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diungkapkan, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesi akuntan antar program studi yang berbeda (S1 Reguler dan Diploma 3)? 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi program studi S1 Akuntansi mengenai profesi akuntan? 3. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi program studi D3 Akuntansi mengenai profesi akuntan?

7 C. Tujuan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesi akuntan antar program studi yang berbeda (S1 Reguler, dan Diploma 3). 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi program studi S1 Akuntansi mengenai profesi akuntan. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan mahasiswi program studi D3 Akuntansi mengenai profesi akuntan. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kepada kalangan akademisi mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan untuk dijadikan dasar penyusunan kurikulum akuntansi. 2. Memberikan informasi kepada Ikatan Akuntan Indonesia khususnya kompartemen akuntan pendidik mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan sebagai dasar menentukan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme akuntan Indonesia.

8 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.