Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

dokumen-dokumen yang mirip
Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

PB 3. Pembangunan berkelanjutan

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan hidupnya. Manfaat hutan bagi manusia diantaranya menghasilkan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

Pencemaran Tanah PENCEMARAN TANAH

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

Pertanian Berkelanjutan untuk Mengoptimalkan Sumber Daya Pertanian Indonesia

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2000 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI UNTUK PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2000 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI UNTUK PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

termasuk manusia dan prilakunya

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 810 TAHUN : 2011

ANALISA MASALAH DAMPAK LINGKUNGAN AMDAL DWI ASTUTY. G

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN: 2011 NOMOR : 2 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 4..TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

Draf RUU SBT 24 Mei 2016 Presentasi BKD di Komisi IV DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Transkripsi:

Kurikulum xxxxxxxxxx2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pertanian organik. 2. Memahami kearifan dalam pemanfaatan SDA pertanian. 3. Memahami kegiatan pertambangan berkelanjutan. C. Pertanian Organik Pertanian organik adalah sistem pertanian yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan hasil rekayasa genetika untuk menekan pencemaran tanah, air, dan udara, meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan kesehatan. Pertanian organik meliputi sistem tumpeng sari, penggunaan mulsa, dan pascapanen. Pertanian organik memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. 2. Membudidayakan tanaman pertanian secara alami. 3. Meningkatkan siklus biologis dalam ekosistem pertanian. 4. Meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang. 5. Menghindari pencemaran yang diakibatkan oleh penerapan teknologi pertanian. 6. Memelihara keanekaragaman genetik (keturunan) tanaman pertanian.

D. Kearifan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pertanian Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam pertanian dapat dilakukan dengan hal berikut. 1. Memanfaatkan sumber daya alam pertanian dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. 2. Menggunakan sumber daya alam pertanian yang ramah lingkungan. 3. Melakukan diversifikasi pertanian (usaha pertanian terpadu), seperti: a. agroforestri (wanatani), yaitu menanam tanaman musiman (tanaman pertanian) dengan tanaman tahunan (tanaman hutan) secara bersamaan; b. agrofisher (minatani), yaitu menanam tanaman pertanian dan perikanan secara bersamaan; c. agropasture, yaitu menanam tanaman pertanian dan rumput pakan ternak secara bersamaan. 4. Tidak melakukan atau menggunakan secara berlebihan: a. sistem pengolahan tanaman modern; b. bibit unggul hasil rekayasa genetika; c. pupuk kimia (anorganik); d. pestisida, insektisida, dan herbisida sebagai pemberantas hama, penyakit, dan gulma; e. sistem penanaman monokultur. E. Kegiatan Pertambangan Berkelanjutan 1. Pengertian Pertambangan Berkelanjutan Pertambangan berkelanjutan adalah pertambangan yang memerhatikan kebutuhan generasi sekarang dan kebutuhan generasi yang akan datang. 2. Tujuan Pertambangan Berkelanjutan Berikut adalah tujuan dari pertambangan berkelanjutan. a. Tujuan ekonomi. Berkaitan dengan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Artinya, kehadiran usaha tambang di suatu daerah harus menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. b. Tujuan sosial. Berkaitan dengan upaya pengurangan kemiskinan dan pemerataan. c. Tujuan ekologi. Berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya alam. Artinya, 2

kehadiran usaha pertambangan di suatu daerah harus menciptakan keselarasan antara kawasan tambang yang dieksploitasi dan kawasan yang diberi perlindungan. 3. Aspek Pertambangan Berkelanjutan Aspek pertambangan berkelanjutan meliputi hal berikut. a. Aspek kebutuhan ekonomi. Aspek ini mengutamakan efisiensi, daya saing, besaran, serta pertumbuhan nilai tambah, dan stabilitas ekonomi. Menekankan pada pemenuhan kebutuhan ekonomi dari pengelolaan sumber daya tambang sampai generasi mendatang. b. Aspek kebutuhan sosial. Aspek in mengutamakan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola usaha pertambangan berkelanjutan. c. Aspek kebutuhan lingkungan. Aspek ini mengutamakan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk mencegah dampak pencemaran serta pertumbuhan sektor ekonomi informal yang tidak terkendali. 4. Konsep Pertambangan Berkelanjutan Berikut adalah konsep pertambangan berkelanjutan. a. Mengutamakan keselamatan dan efisiensi sumber daya alam. b. Memaksimalkan manfaat kegiatan pertambangan dengan meningkatkan keberlanjutan lingkungan alam dan lingkungan sosial. c. Berwawasan ke depan. Artinya, menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang secara konsisten dan bersama-sama. 5. Tujuan Sosial Pertambangan Berkelanjutan Berikut adalah tujuan sosial dari pertambangan berkelanjutan. a. Memfasilitasi penciptaan kekayaan mineral dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam melakukan eksplorasi pertambangan. b. Memastikan penambangan mineral dilakukan secara efisien untuk memaksimalkan keuntungan bersih sehingga dapat menambah upah pekerja tambang, menyediakan klinik pengobatan, pembangunan jalan dan infrastruktur lain yang dibangun untuk tambang, dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. c. Mendistribusikan keuntungan ekonomi dari usaha pertambangan secara adil untuk pemilik dan pekerja perusahaan tambang, biaya perlindungan lingkungan, pemerintah daerah, pemerintah nasional, masyarakat lokal, dan organisasi lainnya. d. Mempertahankan manfaat pertambangan bahkan setelah menutup tambang. 3

6. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pertambangan Berkelanjutan Berikut adalah prinsip-prinsip pengelolaan pertambangan berkelanjutan. a. Melaksanakan praktik etika bisnis dan taat pada ketentuan hukum yang diatur oleh pemerintah. b. Mempertimbangkan pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi dalam proses pembuatan keputusan perusahaan. c. Menegakkan hak asasi serta menghormati budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai yang dianut oleh pekerja yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. d. Melaksanakan strategi manajemen risiko berdasarkan data yang sah. e. Melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap kinerja lingkungan. f. Melaksanakan perbaikan biodiversitas terhadap rencana tata guna lahan. g. Memfasilitasi penggunaan kembali, mengolah ulang, dan pembuangan produk yang dapat dipertanggungjawabkan. h. Menyumbang pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan kelembagaan kepada masyarakat di sekitar pertambangan. i. Melaksanakan perjanjian secara efektif dan transparan. 7. Ciri-Ciri Kegiatan Pertambangan Berikut adalah ciri-ciri dari kegiatan pertambangan. a. Nonrenewable (tidak dapat diperbarui). Oleh karena tidak dapat diperbarui, pengusaha pertambangan harus selalu mencari cadangan atau persediaan baru melalui penemuan. b. Memiliki risiko relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi ekonomi lainnya. c. Pengusahaannya memiliki dampak lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lainnya. 8. Dampak Kegiatan Pertambangan Berikut adalah dampak kegiatan pertambangan. a. Terjadinya longsoran, runtuhan tambang, gempa runtuhan, dan ledakan tambang. b. Emisi udara dan debu meningkat. c. Konsumsi energi meningkat. d. Perubahan dan kontaminasi air tanah. e. Keselamatan dan kesehatan pekerja terganggu. 4

f. Racun dan pencemaran logam berat. g. Situs arkeologi terganggu. h. Kesehatan masyarakat sekitar tambang terganggu. i. Kerusakan lingkungan hidup di sekitar lokasi pertambangan. j. Pengelolaan bahan kimia di pertambangan k. Kebisingan dan radiasi meningkat. l. Perubahan penggunaan lahan. m. Menghasilkan limbah. n. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai. o. Buangan air limbah. p. Bentuk topografi berubah. 5