HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 004 TELUK NILAP KECAMATAN KUBU BABUSSLAM JURNAL. Oleh JUNI RAFIANTO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA SD NEGERI 006 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU JURNAL. Oleh AL AMIN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SDN 004 PULAU BIRANDANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR JURNAL OLEH : ROSNAH

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PUTRASD 039 AIR TERBIT KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR JURNAL. Oleh AYU HERIZON

KONTRIBUSI STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA PUTERA KELAS V SD NEGERI002 KINALI KECAMATAN KUANTAN MUDIK JURNAL

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJR PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS IV SDN 008 TERATAK AIR HITAM KECAMATAN SENTAJO RAYA JURNAL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS V SDN 007 PILAU BIRANDANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR KABUPATEN KAMPAR JURNAL

JURNAL. Oleh YON MARYONO

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA DI SD NEGERI 015 PASAR BARU PANGEAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL.

MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA SMAN 1 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

PERBADNINGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SDN 012 HARAPAN JAYA DENGAN SISWA SDN 010 KARYA MUKTI KABUPATEN ROKAN HILIR JURNAL

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SMASH

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH ATLET BOLAVOLI MINI DI SDN 34 PENEBAL KECAMATAN BENGKALIS JURNAL. Oleh AGUSRIZAL

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 40 M DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh AKMAL

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA KELAS VII SMPN 05 TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

JURNAL. Oleh JOKO RIANTO

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN TERHADAPKEMAMPUAN CHEST PASS TIM BASKET SMAN 1 KUBU KECAMATAN KUBU JURNAL. Oleh JUNAIDI

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU

JURNAL. Oleh MARIA LESTARI

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

TINJAUAN STATUS GIZI SISWA/ SISWI SD NEGERI 34 TANAH SIRAH KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KELENTURAN DENGAN KEMAPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA TIM SMAN 1 SEDINGINAN KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YUSNITA

THE CONTRIBUTION OF WRIST AND SERVICE ACCURACY COORDINATION IN VOLLEY BALL FOR FEMALE TEAM OF ANJUNGAN JUNIOR PEKANBARU

KONTRIBUSI KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA SEPAKBOLA DI SMAN 1 KECAMATAN INUMAN JURNAL. Oleh SUPRIADI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TEMBAKAN 30 M PADA ATLET PANAHAN PPLP DISPORA RIAU TAHUN 2016 JURNAL. Oleh MUSLIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

JURNAL. Oleh SIMAI ASPERA

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh IRWANYSAH

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

JURNAL. Oleh ONY MARSAH

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

CORRELATION ENDURANCE AND SPEED WITH THE RESULTS IN THE 800M MAN S ATHLETE ATHLETICS PASI RIAU

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 BENGKALIS JURNAL. Oleh RANIANTI

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL PUKULAN FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMAN 1 SIMPANG KANAN JURNAL

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SEPAK SILA PADA ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KAMPAR

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 3 INUMAN KUANTAN SINGINGI

THE POWER ARM MUSCLES AND SHOULDES WITH THE RESULTS IN THE DISK ON THE STUDENT S CLASS IX OF THE AMERICAN JUNIOR DISTRICT 27 PEKANBAR

MHD. ARIF

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

KONTRIBUSI STATUS GIZI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PORKES UNJA

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN 009 BANGKINANG JURNAL

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

JURNAL. Oleh MASRIZAL

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING

RELATIONSHIP OF AGILITY TO THE ABILITY OF DRIBBLE ON THE GIRL S BASKETBALL TEAM SMAN 3 MANDAU

PENGARUH KONSUMSI MAKAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN KOORDINASI MATA DAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN PASSING PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA SMPN 1 TELUK KUANTAN JURNAL

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

JURNAL. Oleh IRMA SURYANI

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

Abstract

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

PENGARUH MODEL CIRCUIT TRAINING DAN FARTLEK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI. (Jurnal) Oleh IRAWAN SAPUTRA

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

THE CORRELATION BEETWEEN EXPLOSIVE POWER OF LEGS AND REACTION SPEED WITH RUN OF 100 YARD AT ATHLETIC S ATHLETE PPLP RIAU

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 004 TELUK NILAP KECAMATAN KUBU BABUSSLAM JURNAL Oleh JUNI RAFIANTO 1405166533 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2016

1 NUTRITION STATUS CORELATION WITH PHYSICAL FITNESS STUDENTS SD NEGEI 004 TELUK NILAP KUBU BABUSSALAM DISTRICT Juni Rafianto 1, Drs. Ramadi, S.Pd, M.Kes AIFO 2, Aref Vai., S,Pd., M.Pd 3 anto_olahraga@yahoo.com 1, mr.ramadi59@gmail.com 2, arifnisa@ymail.com 3 PHYSICAL EDUCATION HEALT AND RECREATION FACULTY OF TEACHER TRAINNING AND EDUCATION RIAU UNIVERSITY ABSTRACT, Background problem in this research is the lack of physical fitness that is owned by students SDN 004 Teluk Nilap. Of the school activity seen many students are lazy and some sickly. This problem can be seen from the observation of researchers during learning procces in school, it is suspected because of the nutritional status held by students. Therefore, the purpose of this study was to determine the corelation between nutritional status and physical fitness of students of SD Negeri 004 Teluk Nilap Kubu Babussalam District. This type of research is correlational comparing the measurement results of two different variables in order to determine the degree of correlation between these variables. As the independent variable (X) is the nutrition status, while the dependent variable (Y) is physical fitness. The research data was obtained from measurements of height and weight of students and tests TKJI. The sample in this study were male students keals IV and V which totaled 33 people (total sampling). Based on the research results can be concluded as follows: there is a significant corelation between nutritional status and physical fitness of students of SD Negeri 004 Teluk Nilap Kubu Babussalam district where rhit (0.51)> rtab (0.334). Keywords : Nutrition Status, Physical Fitness

2 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 004 TELUK NILAP KECAMATAN KUBU BABUSSALAM Juni Rafianto 1, Drs. Ramadi., S.Pd., M.Kes AIFO 2, Aref Vai, M.Pd 3 anto_olahraga@yahoo.com 1, mr.ramadi59 @gamil.com 2, arifnisa@ymail.com 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK, Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kesegaran jasmani yang dimilki oleh ssiwa SDN 004 Teluk Nilap. Dari aktivitas disekolah terlihat banyak siswa yang malas-malasan dan juga beberapa sering sakit-sakitan. Permasalahan ini terlihat dari observasi peneliti pada saat pemebalajaran disekolah, hal ini diduga karena faktor status gizi yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam. Jenis penelitian ini adalah korelasional membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. Sebagai variabel bebas (X) adalah status gizi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah kesegaran jasmani. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa serta tes TKJI. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putera keals IV dan V yang berjumlah 33 orang (total sampling). Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : terdapat hubungan yang berarti antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam dimana r hit (0,51) > r tab (0,334). Kata kunci: Status Gizi, Kesegaran Jasmani

3 PENDAHULUAN Proses pembelajaran di segala jenjang pendidikan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia di berbagai aspek. Hal ini dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam meningkatkan mutu Pendidikan atau terciptanya tujuan dari Pendidikan Nasional, Pemerintah telah melakukan berbagai usaha antaranya menjadikan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada lembaga-lembaga Pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Penguruan Tinggi, baik secara formal maupun non formal. Sebagaimana yang tercatum dalam Pasal 18 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem Keolahragaan Nasional, bahwa Olahraga Pendidikan di selenggarakan sebagai bagian proses pendidikan dan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal melalui kegiatan intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Mengingat pentingnya aktifitas olahraga untuk meningkatkan kesegaran jasmani, maka perlu memberdayakan olahraga sedini mungkin baik di sekolah maupun kepada masyarakat luas. Dapat dikatakan bahwa Penjaskes bertujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kesegaran jasmani melalui pengenalan dan menanamkan sikap positif serta kemampuan gerak dari aktifitas jasmani. Selain itu, kesegaran jasmani juga sangat dibutuhkan dalam memperoleh pembentukan gerak, pembentukan prestasi, pembentukan sosial dan pertumbuhan badan. Kesegaran jasmani merupakan kondisi yang sangat berharga bagi setiap siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Terutama dalam mengikuti pelajaran sehingga akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa tersebut. Kesegaran fisik bukan hanya salah satu kunci penting untuk memiliki tubuh yang sehat, tapi juga dasar aktifitas intelektual yang dinamis dan kreatif, Cooper (1993 : 311). Siswa yang akan melakukan pembelajaran penjaskes di sekolah perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi, sebelum pergi sekolah. Kesehatan yang terbaik untuk anak adalah makan makanan yang banyak mengandung zat-zat gizi seperti karbonhidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air dan yang paling penting diperhatikan yaitu keseimbangan zat gizi tersebut. Karena, apabila tidak seimbang akan dapat menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk dapat menghambat motivasi, kesungguhan dan kesanggupan belajar, bahkan dapat menyebabkan anak bersifat apatif, kelelahan fisik serta mental, Wedya (1991: 3) Gizi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi pada anak. Keadaan gizi yang dikatakan baik atau normal apabila terdapat keseimbangan antara kebutuhan hidup terhadap zat-zat gizi dengan makanan yang dikonsumsinya. Tubuh manusia juga sangat memerlukan zat gizi untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari, memulihkan proses

tubuh dan untuk tumbuh kembang khususnya bagi yang masih dalam pertumbuhan. Saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan gizi ganda, yaitu masalah kekurangan gizi dan masalah kelebihan gizi. Kekurangan dan kelebihan gizi akan mempunyai dampak yang negatif, untuk itu diperlukan pengetahuan tentang gizi yang sesuai dengan kebutuhkan tubuh. Hal ini merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia sehat, kreatif dan produktif. Sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar 9 tahun yang mempersiapkan peserta didiknya dari sejak dini untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Gusril (2006: 1) mengatakan bahwa Sekolah Dasar adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan bekal kepada siswa untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai lembaga pendidikan berupaya agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional secara optimal dengan melakukan pembenahan disegala sisi. Diantaranya dapat dilihat dari Proses Belajar Mengajar pada mata pelajaran penjaskesorkes yang mengalami penambahan waktu dari 2 jam menjadi 4 jam pertemuan. Seharusnya dengan adanya penambahan waktu pembelajaran penjasorkes dan pemberian makanan tambahan anak sekolah, maka kadar gizi dan kesegaran jasmani anak meningkat. Namun kenyataannya di lapangan terhadap siswa SDN 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam, masih terlihat kesegaran jasmani siswa yang rendah, indikatornya adalah pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) penjasorkes siswa tidak semangat dalam beraktifitas, lalu baru beberapa menit sudah kelihatan sangat lelah, dan setelah pelajaran olahraga siswa banyak yang mengantuk dan tertidur dikelas.hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti: cara belajar anak, pengaruh pergaulan, lingkungan tempat tinggal siswa, sosial ekonomi orang tua siswa, cara hidup, pola makan, status gizi, motivasi siswa, latar belakang pendidikan orang tua, sarana prasarana, sehingga dapat berakibat negatif terhadap hasil belajarnya. Dari sekian banyak faktor penyebab permasalahan diatas peneliti tertarik pada faktor gizi, dimana gizi juga mempengaruhi hal tersebut. Namun belum adanya kepastian tentang permasalahan ini membuat penulis tertarik untuk membuktikan sendiri melalui penelitian ilmiah yang berjudul Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SDN 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, status gizi terdiri dari kata status dan gizi, dapat diartikan sebagai keadaan dan kedudukan zat makan pokok dalam tubuh seseorang yang diperlukan bagi tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan, menurut Syafrizar (2006 : 78) Status gizi adalah suatu keadaan yang menyatakan tingkat kecukupan gizi seseorang, sedangkan Nasoetion (1955 : 60) menyatakan bahwa, Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh sekelompok orang yang diakibatkan oleh komsumsi penyerapan, dan pengunaan zat gizi makanan. Keadaan gizi sehat terletak pada selang angka yang mengambarkan 3 macam penampilan fisik yaitu gemuk ideal dan kurus, lebih tinggi dari batas gemuk, ideal dan kurus, tidak termasuk status gizi sehat dan digolongkan sebagai status gizi lebih (obesitas). Khumadi (1994: 5) menambahkan bahwa fungsi 4

umum gizi yang diperlukan oleh seseorang yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama mereka yang masih dalam pertumbuhan dan juga untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Suharjo dan Clara (2003: 3) bahwa Energi diperlukan manusia untuk bergerak atau melakukan pekerjaan fisik dan juga menggerakan proses-proses dalam tubuh, seperti sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, pencernaan dan proses fisiologis lainnya. Adapun makanan yang mengandung gizi yang dianjurkan, yaitu: (a) karbohidrat, (b) lemak, (c) protein, (d) vitamin, (e) mineral, dan (f) air. Latief dalam Gusril (2004: 32) mengelompokan makanan yang mengandung gizi kedalam beberapa bagian, yaitu: (a) makanan pokok; (b) lauk pauk yang terdiri dari sumber protein dan hewani; (c) buah-buahan, sumber vitamin C dan vitamin A. Adapun faktor-faktor status gizi, sangat tergantung dari kebiasaan makan sehari-hari yang berdampak terhadap tinggi/rendahnya status gizi seseorang. Asmi (1991: 3) mengatakan bahwa: Faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang seperti: (1) keadaan ekonomi; (2) jenis makanan yang disukai maupun yang tidak disukai; (3) daerah dan kebangsaan, karena pola makanan pokoknya berbeda; (4) agama; (5) keadaan lingkungan, terutama daerah yang memiliki berbagai musim; (6) kebiasan makan, maksudnya kebiasaan makan bersama-sama atau sendiri-sendiri; (7) keadaan gizi penderita; (8) penderita penyakit kronis dan tidak ada nafsu makan. Pengetahuan gizi adalah segenap yang diketahui oleh seseorang tentang gizi yang mencakup: (a) unsur segenap yang diketahui yang diperoleh dari makanan yang dikomsumsi; (b) makanan terdiri berbagai unsure gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan; (c) semua individu sepanjang hidupnya membutuhkan unsur-unsur gizi yang sama dengan jumlah yang berfariasi; (d) cara penangganan makanan yang mempengaruhi jumlah unsurunsur gizi dalam makanan, keselamatan penampilan dalam kerja. Status gizi pada anak juga dapat menyebabkan berbagai permasalahan yang dapat mengganggu pertumbuhan tulang dan otot, hal ini dapat terlihat dari bentuk fisik, kemampuan gerak yang kurang dan mudah terserang penyakit. Suniar (2002) mengatakan bahwa, kekurangan zat-zat gizi dapat menyebabkan berat badan menurun, kemampuan kerja menurun, mudah sakit dan jika kelebihan zat-zat gizi akan mengakibatkan kegemukan dan pergerakan menjadi lamban. Kekurangan dan kelebihan gizi dapat mengakibatkan gangguan dari dalam diri anak, seperti masalah psikologis dan mental sehingga anak bersifat malas dan tidak fokus dalam belajar. Robert (1978: 8) mengatakan bahwa, Gizi yang salah dapat menghambat motivasi, kesungguhan berkonsentrasi dan kesanggupan belajar, bahkan menyebabkan anak bersifat apatis, kelelahan fisik serta mental. Sehingga gizi yang belum normal akan mengakibatkan gangguan dari bentuk fisik maupun dari dalam diri yang dapat menghambat motivasi anak. Muthoir (1999:40) sebagai ahli pendidikan jasmani mengatakan kesegaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan yang berarti. Menurut Sudarno (1992:1) kesegaran jasmani adalah kapasitas faal/kapasitas fungsional yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan. 5

6 Ahli faal menyatakan bahwa kesegaran jasmani merupakan ekspresi kuantitatif dari kondisi fisik seseorang. Kesegaran jasmani dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan tugas khas memerlukan kerja muskuler dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sementara Engkos Kosasih (1984:10) mengatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki kesegaran jasmani apabila organ tubuh tersebut memiliki kekuatan, kemampuan, kesanggupan dan daya tahan umtuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti yaitu sehabis kerja/melakukan aktifitas masih mempunyai cadangan tenaga serta masih dapat menikmati waktu yang baik. Selanjutnya Arsil (1999:9) mengatakan bahwa kesegaran jasmani merupakan cermin dari kemampuan fungsi sistim-sistim dalam tubuh yang dapat mewujudkan suatu peningkatan kualitas hidup dalam setiap aktifitas fisik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik pengertian bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sehari-hari dalam waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan berarti dan orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Seseorang dengan kesegaran jasmani yang baik maka tidak akan mengalami gangguan fungsi tubuh dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja yang baik. METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SDN 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam. Korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk meningkatkan hubungan variable-variable yang berbeda dalam suatu populasi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontriibusi antara variable bebas dan variable terikat (Arikunto, 2006 : 131). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada SDN 004 Teluk Nilap, sedangkan waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa puter keals VI dan V yang berjumlah 33 orang menggunakan teknik total sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran tinggi dan berat badan serta tes TKJI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Status gizi siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam Pengukuran status gizi diperoleh dengan menggunakan baku WHO- HCHS terhadap 33 orang sampel, didapat skor tertinggi 104,3, skor terendah 62,1, rata-rata (mean) 81,21, median 79,3, simpangan baku (standar deviasi) 11,09. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

7 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Status gizi (X) No Kelas interval Frekuensi absolute (Fa) Frekuensi relative (Fr) 1 62,1-70,54 6 18,18 2 70,55-78,99 10 30,30 3 79,0-87,44 9 27,27 4 87,55-95,99 5 15,15 5 96,0-104,44 3 9,09 Jumlah 33 100 Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 33 sampel, 6 orang (18,18%) memiliki hasil status gizi dengan rentangan 62,1-70,54, 10 orang (30,30%) memiliki hasil status gizi dengan rentangan 70,55-78,99, 9 orang (27,27%) memiliki hasil status gizi dengan rentangan 79,0-87,44, 5 orang (15,15%) memiliki hasil status gizi dengan rentangan 87,55-95,99, 3 orang (9,09%) memiliki hasil status gizi dengan rentangan 96,0-104,44. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut. 30.3 27.27 40 18.18 30 20 10 0 15.15 9.09 Gambar 1. Histogram Status gizi 2. Kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam Data kesegaran jasmani siswa diperoleh dari hasil tes TKJI terhadap 33 orang sampel, didapat skor tertinggi 14, skor terendah 10, rata-rata (mean) 12,21, median 12, simpangan baku (standar deviasi) 1,22. Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel berikut:

8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel kesegaran jasmani (Y) No Kelas interval Frekuensi absolute (Fa) Frekuensi relative (Fr) 1 9,1-10 3 9,09 2 10,1-11 7 21,21 3 11,1-12 8 24,24 4 12,1-13 10 30,30 5 13,1-14 5 15,15 Jumlah 33 100 Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 33 sampel, 3 orang (9,09%) memiliki hasil kesegaran jasmani dengan rentangan 9,1-10, 7 orang (21,21%) memiliki hasil kesegaran jasmani dengan rentangan 10,1-11, 8 orang (24,24%) memiliki hasil kesegaran jasmani dengan rentangan 11,1-12, 10 orang (30,30%) memiliki hasil kesegaran jasmani dengan rentangan 12,1-13, 5 orang (15,15%) memiliki kesegaran jasmani dengan rentangan 13,1-14, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram: 35 30 25 20 15 10 5 0 30.3 21.21 24.24 15.15 9.09 9,1-10 10,1-11 11,1-12 12,1-13 13,1-14 Gambar 2. Histogram Kesegaran jasmani

9 B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Analisis uji normalilas data dilakukan dengan uji lilliefors. Hasil analisis uji normalitas masing-masing variabel di sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini, dan perhitungan legkapnya dapat dilihat pada lampiran 3-6 Tabel 3. Uji normalitas data tes status gizi dengan kesegaran jasmani melalui uji lilliefors Variabel Lo Lt Keterangan Status gizi 0,1099 0,150 Normal Kesegaran jasmani 0,0510 0,150 Normal Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Lo variabel status gizi dengan kesegaran jasmani lebih kecil dari Lt, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. C. Analisis data Untuk membuktikan apakah status gizi sebagai variabel bebas mempunyai hubungan signifikan terhadap kesegaran jasmani, diperlukan serangkaian proses (analisis) data yang dapat dipertanggung jawabkan secara empiris. Sebagai pembuktian yang dipmaksud, dapat dilihat perhitungan dengan menggunakan formulasi produck moment, dapat dilihat pada lampiran 6. Pengujian hipotesis yaitu terdapat hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka didapat rata-rata status gizi sebesar 81,21 dengan simpangan baku 11,09. Untuk skor rata-rata kesegaran jasmani didapat 12,21 dengan simpangan baku 1,22. Dari keterangan di atas diperoleh analisis korelasi antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa yaitu r tab pada taraf signifikan α (0,05) = 0,334 berarti r hitung (0,51) > r tab (0,334), artinya hipotesis diterima dan terdapat hubungan yang berarti antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam. D. Pembahasan Khumadi (1994:6) status gizi adalah keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, penyerapan dan penggunaa zat gizi dari makanan dalam waktu yang lama. Konsumsi zat makanan yang dimaksud adalah untuk mendapatkan energi atau gizi yang seimbang, maka kualitas yang yang terdapat dalam makanan juga harus seimbang atau cukup. Dengan demikian kebutuhan akan zat makanan yang mengandung zat gizi sangant diperlukan untuk mendapatkan energi yang cukup dan seimbang bagi tubuh.

10 Status gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang individu dalam suatu variabel (hadi,2003). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan zat-zat gizi yang masuk kedalam tubuh. Hairy (2002:35) mengatakan bahwa: kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan cukup intensif dan kesiagaan penuh tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dengan energi yang cukup, baik untuk menikmati waktu luang dan menjalani situasi-situasi yang tidak terduga. Kesegaran jasmani lebih bertitik berat pada phykological fitness. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, tentang hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam dapat dilihat dari hasil analisis data penelitian status gizi siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam dari 33 orang sampel, 8 orang (24,24%) memiliki status gizi dengan rentangan > 90 termasuk pada kategori gizi baik, 8 orang (24,24%) memiliki atatus gizi dengan rentangan 81-90 termasuk kategori gizi sedang, 11 orang (33,33%) memiliki status gizi dengan rentangan 71-80 termasuk kategori gizi kurang, 6 orang (18,18%) memiliki status gizi dengan rentangan < 60 termasuk kategori gizi buruk, Dari hasil analisis data penelitian kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam dari 33 orang sampel, 5 orang (15,15%) memiliki hasil kesegaran jasmani dengan rentangan 14-17 termasuk pada kategori sedang, 28 orang (84,85%) memiliki hasil kesegaran jasmani dengan rentangan 10-13 termasuk kategori kurang. Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam memilliki gizi kurang sedangkan hasil kesegaran jasmaninya juga kurang, artinya kurang gizi siswa maka kesegaran jasmaninya juga kurang, terutama SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa SD Negeri 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam dimana r hit (0,51) > r tab (0,334). Rekomendasi

11 Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : Kepada pihak sekolah dan instansi terkait agar dapat meningkatkan kemampuan dan profesional guru untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Kepada guru untuk dapat membina siswa kearah yang lebih baik agar dimasa mendatang kesegaran jasmani dapat ditingkatkan lagi. Para siswa agar memperhatikan faktor status gizi masing-masing agar dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Bagi para peneliti lain disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kesegaran jasmani. Untuk mendapatkan hasil yang optimal khususnya kesegaran jasmani, kepada para siswa untuk memperhatikan makanan yang bergizi supaya kesegaran jasmani menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Aip Sarifudin. 1979. Evaluasi Olahraga untuk SPG. Jakarta: Depdikbud. Arsil. 2009. Tes Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Padang: FIK UNP Asmira Sutarto. 1980. Ilmu Gizi SGO. Jakarta: Depdikbud. Rieka Cipta. Cooper, Kenneth.1982. Aerobik. Jakarta.PT.Gramedia. Depdikbud. 1971. Penilaian Kesegaran Jasmani dengan Tes ACFSPT. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD. Jakarta: Depdiknas. Engkos Kosasih. 1984. Hubungan Kesehatan Dengan Olahraga. Jakarta. PT. Karya UNIPRESS Gusril. 2005. Model Pengembangan Motorik Siswa Sekolah Dasar. Padang: FIK- UNP. Mutohir, T Cholik & Gusril. Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak. Jakarta: PPKKO, Dirjen Olahraga, Depdiknas. Sumarsardjono Sudoso. 1990. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudarno SP. 1992. Pendidikan Kesehatan Jasmani. Depdikbud. Syafrizar. 2009. Gizi Olahraga. Padang. FIK: UNP.