BAB I PENDAHULUAN. hlm Ahmad Supriyadi, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Kudus, STAIN KUDUS, 2008,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Tabungan Wadi ah Terhadap Pembiayaan Pada PT. Bank

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada perkembangan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. namun perkembangannya mulai marak pada dekade 90-an. Ekonomi syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB IV ANALISIS PERAN STRATEGI MAINTENANCE DALAM MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH BNI SYARIAH SURABAYA DHARMAWANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. halnya bank syariah, koperasi syariah maupun lembaga keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Michael E. Porter, Competitif Strategy, Erlangga, Jakarta, 1993, hlm. 16

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan prinsip bunga melainkan berdasarkan prinsip syariah. 7

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari perkembangan perbankan di negara yang bersangkutan sebab

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syari ah merupakan badan hukum yang bergerak di bidang jasa keuangan sebagai perantara yang menghubungkan pihak pemilik dana dengan pihak kekurangan dana dan membutuhkan dana dengan teknik operasionalnya secara syari ah. Dengan demikian lembaga keuangan syari ah berperan sebagai perantara keuangan pemilik modal (financial intermediary). Posisi lembaga keuangan syari ah merupakan bentuk implementasi system islam. Islam tidak hanya sebagai agama tetapi juga sebagai way of life bagi kehidupan manusia khususnya umat islam. Karenanya islam memberikan bentuk lembaga keuangan syari ah sebagai wadah keinginan masyarakat yang ingin berinvestasi dan berusaha sesuai dengan kemampuan dan keinginan secara syar i. Hal ini sesuai dengan ajarannya yang diperuntukkan sekalian alam (rahmatan lil alamin). Perbankan sebagai lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan dewasa ini tidak hanya berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) namun juga sebagai industri penyedia jasa keuangan (financial industry) dan instrumen kebijakan moneter yang utama. Sistem lembaga keuangan syari ah ini mempunyai ciri yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional yaitu tidak menggunakan prinsip bunga. Sistem keuangan islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga. 1 Maraknya pemikiran, diskusi dan pengkajian tentang ekonomi Islam, telah berpengaruh besar terhadap pertumbuhan sistem bisnis berdasarkan hlm. 2-3. 1 Ahmad Supriyadi, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Kudus, STAIN KUDUS, 2008, 1

2 syari ah pada umumnya dan lembaga keuangan syari ah pada khususnya. Bank syari ah merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menegakkan aturan-aturan ekonomi islam. Sebagai bagian dari sistem ekonomi, lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Oleh karenanya, keberadaannya harus dipandang dalam konteks keseluruhan keberadaan masyarakat, serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Konsep dasar hubungan ekonomi berdasarkan syari ah islam dalam sistem ekonomi islam ternyata dapat diterapkan dalam operasional lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank. Penerapan atas konsep tersebut terwujud dengan munculnya lembaga keuangan islam di persada nusantara ini. Bank syari ah dan lembaga keuangan non bank secara kuantitatif tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan yang pesat secara kuantitatif tanpa diikuti dengan peningkatan kualitas ternyata telah menimbulkan dampak negatif yang tidak kecil. Di sana-sini ada saja keluhan tentang pelayanan yang tidak memuaskan dari lembaga keuangan syari ah. Menghadapi kenyataan ini ada sebagian umat islam yang mulai goyah keyakinannya akan kebenaran konsep lembaga keuangan syari ah. Namun, syukur Alhamdulillah masih banyak umat islam yang tetap percaya bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi lembaga keuangan syari ah bukanlah kesalahan konsep, tetapi semata-mata karena pada awalnya kurang istiqomah sehingga menimbulkan salah urus di kemudian hari. Mengelola lembaga keuangan syari ah memang harus berbeda dengan mengelola lembaga keuangan konvensional. Menyamakan begitu saja tentu akan menimbulkan kesulitan. Namun dapat pula dipahami bahwa sebagian besar pengelola lembaga keuangan syari ah berasal dari bank konvensional. Sebagian mereka sulit untuk melepaskan tradisi bank konvensional yang sudah mendarah daging. Lebih luas lagi, masyarakat kita memang sudah terbiasa dengan pelayanan bank konvensional. Munculnya lembaga keuangan syari ah seolah-olah merupakan kehadiran makhluk asing yang cara beroperasinya sulit diterima akal

3 mereka. Sikap masyarakat yang seperti ini juga ikut mempengaruhi perilaku pengelola lembaga keuangan syariah. Bagaimana caranya untuk melepaskan belenggu semacam itu? Kehendak untuk mensukseskan lembaga keuangan syariah harus dimulai dari pemahaman kita secara dalam tentang kemudharatan sistem bunga, falsafah lembaga keuangan syariah, kemudian tentang prinsip dasar operasional lembaga keuangan syariah, dan dampaknya secara luas terhadap kehidupan masyarakat dalam relevansinya dengan pembangunan ekonomi. Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung resiko usaha dan berbagi hasil usaha antara pemilik dana (shahibul mal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga selaku pengelola dana (mudharib), dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha. Pada sisi pengerahan dana masyarakat, shahibul mal berhak atas bagi hasil dari usaha lembaga keuangna sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama. Bagi hasil yang diterima shahibul mal akan naik turun secara wajar sesuai dengan keberhasilan usaha lembaga keuangan dalam mengelola dana yang dipercayakan kepadanya. Tidak ada biaya yang perlu digeserkan karena bagi hasil bukan konsep biaya. 2 Dengan adanya sistem bunga yang dapat menimbulkan eksploitasi dan kezaliman, menuntut intelektual Muslim untuk kembali menggali sumbersumber hukum yang ada guna melahirkan solusi atas problem yang ada. Saat ini, pengembangan sistem ekonomi islam adalah sebagai instrumen untuk menghilangkan transaksi ribawi dan menghadirkan nilai serta etika yang sesuai dengan syariah dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Perbankan syari ah adalah lembaga investasi dan perbankan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari ah. Sumber dana yang didapatkan harus sesuai dengan syariah, alokasi investasi yang dilakukan 2 Dwi Suwiknyo, Jasa-Jasa Perbankan Syariah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 1-6.

4 bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi dan sosial masyarakat, dan jasajasa perbankan yang dilakukan harus sesuai dengan nilai-nilai syariah. 3 Dalam konteks bank syari ah pengungkapan informasi kinerja yang komprehensif termasuk informasi yang memungkinkan nasabah menilai keuntungan dan resiko menabung di bank syari ah sangatlah penting mengingat pembagian keuntungan nasabah bank syari ah bukan atas dasar bunga melainkan atas pembagian hasil investasi (revenue sharing). Pengungkapan informasi kepada stakeholder bank syari ah, seharusnya tidak terbatas pada informasi keuangan semata, melainkan juga informasi non keuangan yang memungkinkan nasabah mengetahui tingkat kesesuaian operasional bank dengan prinsip syari ah. Kunci kesuksesan suatu bank syari ah sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap kesesuaian operasional bank dengan sistem syari ah. Berdasarkan hal tersebut, bank syari ah harus dapat meyakinkan para nasabah bahwa pelaksanaan operasional bank syari ah telah dijalankan sesuai dengan syari ah. Salah satu sumber untuk meraih kepercayaan publik atau nasabah adalah dengan memberikan atau menyampaikan informasi kepada publik bahwa bank syari ah menjalankan operasionalnya telah sesuai dengan prinsip syari ah. 4 Dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia perbankan dan agar tetap dapat bertahan menjadi nasabah permanen, maka bank harus berwawasan pelanggan. Salah satu diantaranya adalah nisbah bagi hasil yang adil. Minat menabung nasabah juga dipengaruhi oleh nisbah bagi hasil yang diberikan bank syariah itu sendiri. Diantaranya nisbah bagi hasil yang tinggi, keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil yang tinggi, dan keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil sesuai dengan syariat Islam. Artinya nasabah dihadapkan pada kemungkinan memperoleh keuntungan/ profit dan kerugian/ loss. Besarnya keuntungan atau kerugian tersebut 3 Said Sa ad Marthon, Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global, Jakarta, Zikrul Hakim, 2007, hlm. 141-144. 4 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syari ah, Jakarta, Kencana, 2009, hlm. 128.

5 sangat ditentukan oleh keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang ditanggung bank dan nisbah bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya oleh pihak bank dengan nasabah. 5 Nasabah penyimpan akan memiliki peluang yang lebih besar untuk menentukan opsi simpanan. Bagi masyarakat yang religius, pilihan simpanan pada bank syariah tentu akan lebih menarik. Selain didasarkan pada pertimbangan kepentingan ekonomi (mencari keuntungan), pilihan tersebut juga didorong oleh spirit menjalankan ketentuan syariat Islam yang mengharamkan bunga dan segala derivasinya, sekecil apapun jumlahnya. Berbeda dengan masyarakat (nasabah) muslim yang rasionalekonomi, pilihan simpanan dan investasi sangat ditentukan oleh keuntungan yang diperoleh dari simpanan tersebut, tanpa memperhatikan sumbernya dari bank syariah atau bank konvensional. 6 Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan dana atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak bank harus dapat memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada nasabah/ penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai 5 Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta, Fajar Media Press, 2014, hlm. 37. 6 Nurul Hak, Ekonomi Islam; Hukum Bisnis Syariah, Yogyakarta, Teras, 2011, hlm. 23.

6 rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat menanamkan dananya. 7 Secara umum, calon nasabah yang akan menabung tentu memilih bank yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan. Setiap nasabah akan memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan menabung. Nasabah akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencari kepuasan dalam menyimpan dananya di bank, karena bagaimanapun nasabah akan konsisten dalam menabung untuk memenuhi kebutuhannya secara maksimal. 8 Dalam dunia perbankan modern yang penuh dengan kompetisi, insentif semacam ini dapat dijadikan sebagai banking policy dalam upaya merangsang semangat masyarakat untuk menabung, sekaligus sebagai indikator kesehatan kepada penabung dalam bentuk bonus, semakin efisien pula pemanfaatan dana tersebut dalam investasi yang produktif dan menguntungkan. Dewasa ini, banyak bank islam di luar negeri yang telah berhasil mengombinasikan prinsip al-wadi ah dengan prinsip almudharabah. Dalam kombinasi ini, dewan direksi menentukan besarnya bonus dengan menetapkan persentase dari keuntungan yang dihasilkan oleh dana al-wadi ah tersebut dalam suatu periode tertentu. 9 Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-wadi ah yaitu akad antara pihak pertama (masyarakat/ nasabah) dengan pihak kedua (bank), di mana pihak pertama menitipkan dananya kepada bank., dan pihak bank menerima titipan untuk dapat memanfaatkan titipan pihak pertama dalam transaksi yang diperbolehkan dalam islam. Adanya perubahan situasi ekonomi ini sangat terasa sehingga sektor perbankan dituntut untuk memberikan kepada nasabah berbagai peningkatan pelayanan, perluasan berbagai peralatan 7 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT Rajagrapindo Persada, 2010, hlm. 26. 8 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta, Gema Insani, 2001, hlm. 27. 9 Ibid, hlm. 88.

7 baru yang memungkinkan. Untuk itu, diperlukan aparat perbankan yang kreatif dan inovatif, sistem administrasi dan pola manajemen yang dinamis. Layanan bank merupakan layanan jasa profesional, merupakan sifat yang hakiki apabila pelayanan nasabah dilaksanakan secara konsisten, berdaya guna, dan berhasil guna. Masyarakat atau calon nasabah akan terlebih dahulu melihat apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka sebelum melakukan kegiatan menabung. 10 Dalam melihat ke depan, individu tidaklah miopis. Mereka dipaksa untuk menabung karena masa depan tidak pasti dan dunia yang sepenuhnya dapat diperkirakan, yang diasumsikan dalam model ekonomi teoretis, tidak ada dalam wujud. Sesungguhnya tabungan tidak bergantung hanya pada tingkat penghasilan dan konsumsi saat ini, tetapi juga pada pendapatan masa depan yang diharapkan dan kebutuhan-kebutuhan konsumsi. Oleh karena tak seorang pun tahu masa depan dan kebutuhannya, ada kecenderungan untuk menabung karena hari hujan meskipun ada preferensi waktu. Tendensi alamiah seperti ini dapat diperkuat dengan nilai-nilai islam yang tidak menggalakkan konsumsi pamer. Jika nilai-nilai islam diaktualisasikan, akan ada tingkat korelasi yang tinggi antara pendapatan dan tabungan sesudah standar kehidupan nyaman telah direalisasikan dengan mengabaikan variasi dalam laju keuntungan. Jika individu menabung, mereka dipaksa untuk mencari tempat-tempat yang menguntungkan dalam menginvestasikan dananya untuk menggantikan preferensi waktu positif yang mereka miliki, efek erosif inflasi, dan ketidakpastian masa depan sehubungan dengan pendapatan dan kebutuhan konsumsi. Tak ada alasan untuk menduga efek negatif dari preferensi waktu yang positif dan inflasi pada tabungan. Sejauh hal itu ada tak dapat digantikan secara efektif oleh pendapatan dan apresiasi dalam investasi dengan penyertaan modal. 11 10 Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta, Prenada Media, 2011, hlm. 39-40. 11 M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, Jakarta, Gema Insani Press, 2000, hlm. 70.

8 Saat ini tugas dan kewajiban bank tidaklah ringan, mereka dihadapkan pada tuntutan tidak hanya membuat para konsumen tertarik, namun juga membuat nasabah menjadi sumber laba bagi bank tapi juga membuat nasabah setia. Loyalitas adalah sikap dari nasabah dalam menentukan pilhannya untuk tetap menggunakan produk atau jasa dari suatu perusahaan. Sikap menentukan pilihan tersebut juga untuk membuat komitmen dan melakukan pembelian ulang pada bank tersebut. Loyalitas nasabah akan melahirkan perilaku dan tindakan nasabah seperti perilaku nasabah yang bersifat memberikan rekomendasi untuk mengajak orang lain untuk menggunakan produk tersebut, nasabah akan melakukan aktivitas transaksi atau mempergunakan segala bentuk layanan yang ditawarkan oleh pihak perbankan, nasabah akan menjadikan perbankan tersebut sebagai pilihan pertama dalam mempergunakan jasa keuangan, dan perilaku nasabah untuk membicarakan hal-hal yang bagus terhadap produk dari bank tersebut ke orang lain. Membangun loyalitas nasabah merupakan kebijakan strategis bagi bank. Karena bank memandang loyalitas nasabah adalah bagian dari strategi bank dalam menghadapi pesaing dan menghubungkan bank dengan nasabah. Loyalitas nasabah sangat dibutuhkan sebagai elemen dalam strategi pemasaran yang kompetitif. Secara khusus, dalam menghadapai kondisi pasar yang makin kompetitif, bank seringkali menyandarkan masa depan mereka pada loyalitas nasabah. 12 Salah satu lembaga keuangan syariah yang menggunakan prinsip syariah adalah Bank Rakyat Indonesia atau BRI Syariah di Kabupaten Pati yang merupakan lembaga keuangan pola syariah dengan sistem bagi hasil. Baik pada kegiatan bank syariah (kegiatan ekonomi produktif) maupun pada kegiatan di bidang keuangan yaitu menghimpun dana masyarakat atau simpanan (tabungan) khususnya, nasabah akan memberikan timbal balik yang positif dalam menyimpan dananya di bank, yaitu kepuasan. Setelah nasabah merasa puas, maka akan muncul rasa loyal terhadap bank. 12 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, Bogor, Ghalia Indonesia, 2008, hlm. 103.

9 Karena bagaimanapun nasabah akan loyal dalam menabung untuk memenuhi kebutuhannya secara maksimal. Dari data tabungan BRI Syariah yang terdiri dari Tabungan Faedah BRISyariah ib, Tabungan Haji BRISyariah ib, TabunganKu BRISyariah ib, Tabungan Impian BRISyariah ib dan SimPel (Simpanan Pelajar). Pada akhir tahun 2015 produk tabungan BRI Syariah mengalami pertumbuhan yang baik yaitu sebesar 20,38%. Dan untuk prosentase nasabah yang loyal sebesar 70 %, sedangkan nasabah yang tidak loyal sebesar 30%. 13 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan melakukan pengkajian ilmiah yang berjudul Analisis Loyalitas Nasabah dalam Menabung di BRI Syariah KCP Pati. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini untuk mengetahui loyalitas nasabah dalam menabung di BRI Syariah KCP Pati. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Apa indikator loyalitas nasabah dalam menabung di BRI Syariah KCP Pati? 2. Bagaimana strategi membangun loyalitas nasabah dalam menabung di BRI Syariah KCP Pati? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis dan mengetahui indikator loyalitas nasabah dalam menabung di BRI Syariah KCP Pati. 13 Wawancara dengan Bapak Uki Wahyu Triyoga selaku BOS BRI Syariah KCP Pati pada 16 Juni 2017 pukul 15.00.

10 2. Untuk menganalisis dan mengetahui strategi membangun loyalitas nasabah dalam menabung di BRI Syariah KCP Pati. E. Manfaat Penelitian Bila tujuan penelitian dapat terwujud maka hasil penelitian maka akan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang loyalitas nasabah menabung. 2. Manfaat Praktis a. Bagi karyawan Membantu karyawan untuk dapat memberi pelayanan terbaik pada nasabah. Sehingga akan menciptakan persepsi baik dari nasabah kepada karyawan. b. Bagi perusahaan Untuk memberikan informasi mengenai keloyalitasan nasabah dalam menabung. c. Bagi nasabah/ masyarakat Perbaikan kualitas pelayanan yang akan menguntungkan nasabah dalam melakukan transaksi. Sehingga nantinya nasabah akan merasa puas dan loyal dengan pelayanan yang diberikan. d. Bagi peneliti selanjutnya Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, informasi, dan pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan konsistensi (loyalitas) nasabah menabung pada bank syariah. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Adapun sistematika penelitian adalah sebagai berikut:

11 1. Bagian Muka Berisi halaman sampul, nota persetujuan pembimbing, nota pengesahan, pernyataan asli, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, dan daftar isi. 2. Bagian Isi Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab I dengan bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Pada bab ini membahas tentang loyalitas, nasabah, tabungan, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada permulaan bab ini akan diuraikan tentang loyalitas nasabah menabung menggunakan pembahasan dan analisis. BAB V : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

12 3. Bagian akhir Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan, dan lampian-lampiran.