BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersebarnya beberapa pelanggan tenaga listrik di wilayah PLN Area Klaten menyebabkan adanya konstruksi saluran utama dan saluran percabangan. Meskipun demikian, peningkatkan mutu pelayanan dalam penyaluran tenaga listrik kepada konsumen tetap selalu diusahakan oleh perusahaan. Mutu pelayanan yang baik tidak terlepas dari keandalan sistem yang baik pula. Sistem yang handal membutuhkan suatu alat proteksi yang dipasang pada saluran utama maupun saluran percabangan yang mampu mengamankan sistem berikut peralatan serta mengisolir wilayah padam akibat gangguan. Gangguan arus hubung singkat merupakan kendala yang sering menimpa jaringan distribusi 20 kv, pada umumnya gangguan tersebut disebabkan oleh sentuhan pohon terhadap kawat saluran atau hewan yang menyentuh jaringan. Memang gangguan ini tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, akan tetapi dengan pemasangan alat proteksi pada jaringan akan meminimalisir dampak dari gangguan tersebut. Oleh karenanya perlu adanya pengaturan alat proteksi yang terpasang pada saluran utama dan alat proteksi yang terpasang pada saluran percabangan, sehingga ketika titik gangguan yang bersifat permanen terjadi pada saluran percabangan, maka alat proteksi saluran cabanglah yang harus dapat mengisolir wilayahnya dan tidak menyebabkan bekerjanya alat proteksi pada saluran utama sampai kondisi lockout. Dengan demikian, wilayah padam akibat gangguan menjadi sekecil mungkin. Dengan dasar hal tersebut, maka dalam laporan proyek akhir ini penulis ingin menganalisa kegagalan koordinasi dari kedua alat proteksi tersebut yaitu recloser PDN 6-85 dan Fuse Cut Out (FCO) K1-64/2 supaya nantinya tercipta koordinasi yang optimal dari kedua alat proteksi tersebut. Analisa koordinasi recloser PDN 6-85 dan FCO K1-64/2 dilakukan dengan cara memeriksa kurva kerja relai OCR dan kurva karakteristik fuse link yang dikaitkan dengan kemungkinan arus hubung singkat yang terjadi di titik K1-64/26. 1
2 B. Tujuan Proyek Akhir Adapun tujuan dari penulisan laporan proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran secara umum mengenai koordinasi antara fuse cut out dan recloser 2. Memberikan pengetahuan tentang cara perhitungan nilai setting relai OCR pada recloser PDN 06 3. Memberikan pengetahuan tentang cara pemilihan rating fuse link untuk pengaman saluran percabangan 4. Menganalisa kegagalan koordinasi antara recloser PDN 6-85 dan fuse cut out K1-64/2. C. Manfaat Proyek Akhir Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Pembaca dapat mengetahui tentang cara kerja, fungsi dan pengkoordinasian antara recloser dan fuse cut out sebagai alat proteksi sistem jaringan distribusi tenaga listrik 2. Pembaca dapat mengetahui cara perhitungan setting relai OCR pada recloser 3. Pembaca dapat mengetahui cara pemilihan fuse link yang akan dipasang pada saluran percabangan tegangan menengah 4. Dapat menemukan penyebab kegagalan koordinasi antara FCO K1-64/2 dan recloser PDN 6-85. D. Pembatasan Masalah Batasan masalah yang disajikan penulis dalam laporan proyek akhir ini meliputi: 1. Gangguan arus hubung singkat yang terjadi pada penyulang Pedan 06 yang menyebabkan fuse cut out K1-64/2 putus dan recloser PDN 6-85 lockout. 2. Gambaran umum Pen-setting-an OCR pada recloser agar dapat berkoordinasi dengan Fuse Cut Out saat terjadi gangguan.
3 3. Pemilihan fuse cut out dan fuse link yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan agar dapat mengamankan jaringan cabang yang sewaktu-waktu terjadi gangguan. E. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan Laporan Proyek Akhir ini digunakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Metode Observasi Penulis melakukan pengamatan pada peralatan recloser dan fuse cut out untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan. 2. Metode Wawancara dan Diskusi Penulis melakukan wawancara dan diskusi secara langsung dengan para pegawai perusahaan yang bersangkutan guna mendapatkan informasi tentang recloser dan fuse cut out atau informasi tentang ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan jaringan distribusi beserta peralatannya. 3. Metode Literatur Penulis membaca dan mempelajari gambaran, teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu koordinasi recloser dan fuse cut out. 4. Studi Pustaka Penulis mengumpulkan data berdasarkan literatur sebagai pembanding dan pelengkap data yang didapat. F. Sistematika Penulisan Penyusunan Laporan Proyek Akhir ini dikelompokkan menjadi 5 (lima) bab. Isi dari masing-masing bab secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian umum yang memuat latar belakang, tujuan penulisan Proyek Akhir, manfaat penulisan Proyek Akhir, pembatasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
4 2. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi penjelasan mengenai sistem jaringan tenaga listrik, sistem distribusi tenaga listrik, struktur jaringan distribusi tenaga listrik, kontinuitas pelayanan, sistem proteksi jaringan tenaga listrik, penutup balik otomatis (PBO), pengaman lebur (PL)/Fuse Cut Out (FCO), koordinasi recloser dan fuse cut out, relai proteksi, gangguan pada sistem distribusi dan perhitungan impedansi. 3. Bab III : Sistem Proteksi Penyulang PDN 06 Bab ini berisi penjelasan mengenai sistem penyulang PDN 06, recloser PDN 6-85, fuse cut out K1-64/2, langkah-langkah pengkoordinasian, flowchart koordinasi recloser PDN 6-85 4. Bab IV : Analisa dan Pembahasan Bab ini berisi penjelasan tentang analisa gangguan, menentukan impedansi, menentukan arus hubung singkat, analisa setting OCR recloser PDN 6-85, analisa karakteristik FCO K1-64/2, analisa koordinasi recloser PDN 6-85 dengan FCO K1-64/2, usulan perbaikan koordinasi recloser PDN 6-85 dan FCO k1-64/2, hasil analisa. 5. Bab V : Penutupan Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dianggap penting dan perlu ditekankan.
5