RAGAM BAHASA PENAWARAN PEDAGANG ASONGAN DI PANTAI PANGANDARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

Proceeding IICLLTLC

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tugas bahasa indonesia

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam setiap pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang erat sehingga keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Peran bahasa mencakup segala bidang kehidupan karena segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

Daftar Isi. Abstrak Kata Pengantar Ucapan Terima Kasih. Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat digunakan manusia dalam menyampaikan ide, gagasan,

PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran

CAMPUR KODE DAN INTERFERENSI BERBAHASA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA IKIP PGRI PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

REGISTER JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL FLAMBOYAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

ETNOGRAFI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif. Data yang dianalisis dan hasil analisisnya berupa

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

S C E ( R!TI ( FI < KAT

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

urnal Pesona, Volume 3 No. 1, anuari 2017 Hlm. 66-73 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 RAGAM AHASA PENAWARAN PEDAGANG ASONGAN DI PANTAI PANGANDARAN Desti Fatin Fauziyyah Pendidikan ahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pasundan destifatin@gmail.com Abstract This study was conducted to assess various languages trader deals in Pangandaran each in terms of perspektik sociolinguistics. The aim of research to find out the deals utterances used by hawkers at Pangandaran each, knowing offers a variety of language used by hawkers at Pangandaran each, and knowing use of vocabulary that deals used by hawkers at Pangandaran each. This study used a qualitative approach. The method used in this research is descriptive and analytical. The data used in this research is data in the form of a variety of language associated with language diversity offers Pangandaran beach hawkers. The results of the study deals buying and selling a variety of language, which is rarely done because of language preservation demands an understanding of the other person. Keywords: language diversity, merchant, sociolinguistic 1. PENDAHULUAN ahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan bahasa, akan terjalin interaksi antara sesama manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dll. Interaksi akan terjalin ketika manusia berkomunikasi dengan bahasa yang saling dimengerti, sehingga terjadi proses saling mendukung pada pembicaraan. ahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar (Kusno udi Santoso, 1990:1). Menurut Finocchiaro dalam Mulyono 2004:34) mengatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang memungkinkan semua orang yang berada di sebuah budaya yang diwariskan atau orang lain telah mempelajari sistem budaya tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. ahasa pada dasarnya merupakan sesuatu yang khas dimiliki manusia (Aminuddin, 2003: 17). ahasa itu bukan sesuatu yang monolitik, yang tunggal; jadi bahasa mesti mengandung keragaman. (Sumarsono, 2010: 17). Oleh sebab itu, manusia lahir dari budaya yang berbeda-beda yang membuat bahasa menjadi bagian dari kebudayaan manusia, misalnya bahasa daerah (bahasa ibu). Hal tersebut yang melatarbelakangi bahasa menjadi bervariasi. Selain itu, variasi bahasa juga dapat terjadi karena Received 18 October 2016, Published 30 anuari 2017 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-erbagiSerupa 4.0 Internasional. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Pesona : urnal Kajian ahasa dan Sastra

Ragam ahasa Penawaran Pedagang Asongan adanya kegiatan interaksi sosial manusia yang berbeda. Mata pencaharian manusia yang berbeda-beda juga menyebabkan bahasa menjadi bervariasi. Misalnya, bahasa yang digunakan oleh pedagang, pejabat, polisi, pendidik, dan dokter. Mulai dari segi leksikon maupun fungsi penyampaian maupun penggunaan bahasanya berbeda. ahkan dalam suatu profesi yang sama pun terkadang terjadi variasi bahasa yang berbeda. Variasi bahasa yang berbeda ini dipengaruhi oleh penutur bahasa itu sendiri yang bertindak sebagai suatu individu atau disebut idiolek. Misalnya, warna suara, pemilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat dan ekspresi. Hal ini juga terjadi pada profesi pedagang. Untuk menarik perhatian pembeli, para pedagang biasanya menggunakan bahasa yang berbeda-beda, unik, dan menarik perhatian. Mereka menggunakan pilihan kata, gaya bahasa, dan ekspresi yang berbeda. agi pedagang, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat esensial. Agar sebuah pembicaraan yang akan dilakukan berhasil dengan baik. Pedagang perlu terlebih dahulu memikirkan isi atau maksud pembicaraan maka seorang pedagang yang baik harus mengerti benar tentang seni menjual yang tepat. erdasarkan hal itu lahir variasi bahasa di kalangan pedagang yang dimaksudkan untuk memengaruhi pembeli agar terjadi penawaran. Latar belakang suku bangsa, daerah, sosial, dan produk yang didagangkan juga memengaruhi pedagang dalam aktivitas berbahasa saat menawarkan barang dagangannya kepada pembeli. Oleh sebab itu, untuk memahaminya penulis harus mengkajinya dengan sosiolinguistik. Dalam sosiolinguistik bahasa tidak dipandang sebagai alat komunikasi, melainkan sebagai tingkah laku sosial yang dipakai dalam komunikasi. Ragam bahasa penawaran pedagang, misalnya pedagang asongan di Pantai Pangandaran akan menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dikaji. Peneliti akan menganalisis ragam bahasa menggunakan teori Hymes (1972) yang tercakup dalam akronim SPEAKING. Kepanjangan SPEAKING adalah setting atau scene (latar), participants (peserta tutur), ends (hasil), act sequences (urutan tindak), key (cara), Instrumentalities (sarana), norms (norma), dan genre (jenis). erdasakan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah perlu diadakan kajian untuk ragam bahasa penawaran pedagang di Pantai Pangandaran dengan tujuan penelitian untuk mengetahui tuturan 67

Desti Fatin Fauziyyah penawaran yang digunakan oleh pedagang asongan di Pantai Pangandaran. Mengetahui ragam bahasa penawaran yang digunakan oleh pedagang asongan di Pantai Pangandaran. Mengetahui pemakaian kosakata penawaran yang digunakan oleh pedagang asongan di Pantai Pangandaran. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti katakata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Deskriptif analitik adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono: 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto: 2005). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa ragam bahasa yang berhubungan dengan ragam bahasa penawaran pedagang asongan di Pantai Pangandaran. Sumber data yang digunakan berupa data bahasa lisan penawaran pedagang asongan di Pantai Pangandaran. Penentuan sumber data dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas data yang diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam yang digunakan untuk merekam bahasa lisan partisipan pada situasi non formal yang berupa tuturan penawaran pedagang asongan di Pantai Pangandaran dan catatan lapangan digunakan untuk mencatat konteks tuturan. Dalam penelitian kualitatif, para ahli mengemukakan pendapatnya bahwa yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri, atau dengan bantuan orang lain yang merupakan alat pengumpul data utama (Guba dan Lincoln, 1981 dalam Moleong, 1995). Hal ini dikarenakan peneliti dalam penelitian kualitatif dipandang sebagai pencari tahu alami dalam pengumpulan data. Peneliti 68

Ragam ahasa Penawaran Pedagang Asongan sebagai instrumen, ada beberapa prasyarat yang harus diperhatikan, yaitu: (1) peneliti ada jarak dengan objek terteliti, (2) tetap objektif, (3) berorientasi pada tujuan penelitian, (4) tetap setia pada data penelitian, dan (5) menyelesaikan sesuai dengan disiplin ilmu serta paradigma. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, teknik rekam, teknik catat, dan wawancara tidak berstruktur terhadap responden. Pada observasi ini, peneliti akan turun langsung ke lapangan untuk mencari data. Peneliti melakukan kontak langsung dengan para pedagang. Peneliti akan melakukan observasi di Pantai Pangandaran. Teknik rekam dilakukan untuk memperoleh data, berupa ragam bahasa tutur pedagang asongan di Pantai Pangandaran dengan menggunakan alat rekam. Teknik catat dilakukan untuk mencatat tuturan yang diucapkan oleh penutur untuk mendapatkan data berupa kosakata. Wawancara yang dilakukan, yaitu wawancara tidak berstruktur. Peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dalam situasi yang santai sehingga responden tidak kaku dalam memberikan data. Setelah melakukan observasi, teknik rekam, teknik catat, dan wawancara, peneliti menganalisis datadata tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu mentranskrip data hasil rekaman. Setelah penulis memperoleh data bentuk lingual ragam bahasa penawaran pedagang asongan Pantai Pangandaran, maka langkah selanjutnya ialah mentranskrip data sesuai dengan apa yang didapat dari hasil teknik rekam dan wawancara. Data yang telah ditranskrip selanjutnya diidentifikasi. Proses identifikasi adalah menganalisis bahasa penawaran yang diucapkan pedagang asongan dalam menawarkan dagangannya untuk mendapatkan makna kosakata tersebut. Dari hasil identifikasi, kemudian data yang telah ditemukan diklasifikasikan. Klasifikasi data berdasarkan bentuk lingual, makna, karakteristik, dan penggunaan kosakata berdasarkan teori SPEAKING menurut Dell Hymes. Data hasil transkripsi, identifikasi, dan klasifikasi kemudian dianalisis dengan menggunakan kartu data. Hasil data yang diperoleh menjawab dari rumusan masalah pada bagian analisis data. 3. HASIL DAN PEMAHASAN agi pedagang, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat esensial agar sebuah pembicaraan yang akan dilakukan berhasil dengan baik. Pedagang perlu terlebih dahulu memikirkan isi atau 69

Desti Fatin Fauziyyah maksud pembicaraan. Seorang pedagang yang baik harus mengerti benar tentang seni menjual yang tepat. erdasarkan hal itu akan lahir variasi bahasa di kalangan pedagang yang dimaksudkan untuk mempengaruhi dan memberikan pertimbangan pada pembeli agar terjadi penawaran. Latar belakang sosial,suku bangsa, daerah, dan produk yang didagangkan juga mempengaruhi pedagang dalam aktivitas berbahasa saat menawarkan barang dagangannya kepada pembeli. Oleh sebab itu, untuk memahaminya penulis harus mengkajinya dengan sosiolinguistik. Dalam sosiolinguistik bahasa tidak dipandang sebagai alat komunikasi, melainkan sebagai tingkah laku sosial (social behavior) yang dipakai dalam komunikasi. Ragam bahasa yang terdapat pada bahasa penawaran pedagang di Pantai Pangandaran merupakan peristiwa tutur yang di dalamnya terdapat unsur kata yang dominan berasal dari bahasa Indonesia, awa, dan Sunda. Akan tetapi, dalam berkomunikasi untuk menjajakan dagangan sering kali dalam bahasa penawaran terjadi alih kode dan campur kode. Penggunaan dialek para pedagang khususnya yang bersuku Sunda dan awa. Dialek sunda ciamis dan tasik sedikit berbeda, ciamis lebih halus dan tasik pelafalannya sering kali digoyangkan nada di akhir kalimat. egitu juga dialek jawa tegal dan jawa solo, sangat terlihat jelas saat melakukan penawaran dan kedua kelompok tersebut dapat saling memahami. Tabel 1 Transkripsi 1 Percakapan Penawaran Pedagang Asongan Cenderamata di Pesisir Pantai Pangandaran Pedagang () Pembeli () Oleh-oleh na neng geulis? (Oleh-olehnya cantik?) Apa bu? Ada pigura, ada gelang, ada kalung. Sok Neng, sawios hijina sabelas rebuan, hoyong dibungkus tiasa. (Tidak apa-apa satunya sebelas ribu, mau dibungkus boleh) Ini pas bu sebelas ribu? Ya Tidak bisa kurang lagi? Seribunya untuk jajan ibu neng. Masa ibu jajan juga? Iya harus ada lebihnya seribu rupiah. Pada ekstrak percakapan di atas, ada dua peserta percakapan. Satu pedagang (), dan satu pembeli (). Awalnya () menggunakan bahasa Sunda oleh-olehnya neng geulis. Di sini pedagang/pedagang menggunakan gaya penawaran memuji, membuat hati pembeli bahagia. Saat pembeli () menawar, pedagang () dengan cepat memberikan alasan yang 70

Ragam ahasa Penawaran Pedagang Asongan menyangkut sosialnya seribunya untuk jajan ibu, Neng sehingga ada timbal balik dari pembeli () yang membuat suasana menjadi lebih akrab dan menumbuhkan kekhasan dalam bahasa penawaran agar harga tidak diturunkan lagi. Alih kode pada mulanya pedagang menggunakan bahasa Sunda karena melihat pembeli berwajah Sunda namun pembeli terus mempertahankan bahasa Indonesia, sehingga pedagang pun sempat beberapa kali menggunakan bahasa Indonesia dalam menjawab pertanyaan dan pernyataan pedagang. Campur kode (code mixing): peristiwa ini terjadi dalam domain percakapan ketika pedagang menawarkan dagangannya. Pada awalnya menawarkan dengan bahasa Sunda, tetapi kemudian beralih ke bahasa Indonesia yang dicampur dengan beberapa kosa kata dalam bahasa Sunda. Dari kekhasan data bahasa tersebut dapat mencerminkan faktor sosial penggunanya, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, maupun status sosial. Data kekhasan yang mencerminkan faktor sosial penggunanya dari segi usia Tabel 2 Pedagang ambal roti, Neng, Kaseup? Pembeli Sabaraha eta, u? iasanya pedagang asongan menawarkan dengan kaat-kata sapaan yang lebih muda kepada yang di bawahnya. Untuk menawarkan kepada yang terlihat seusianya atau di atasnya, mereka menggunakan kata Ibu atau apak. Sehingga faktor sosial penggunaan bahasa berdasarkan usia dapat terlihat. Data kekhasan yang mencerminkan faktor sosial penggunanya dari segi pendidikan, pekerjaan, dan status sosial sangat terlihat jelas dalam transkrip data Tabel 3 Ooo, tapi ibu pinter ya bahasa Sundanya. Udah lama neng di sini, lima tahun, walau bahasa Sundanya medok gini, kan kalau di rumah pakai bahasa awa sama suami dan anak, kalau ngobrol di luar kadang bahasa Sunda, kadang awa, seinginnya aja. Wah, hebat ya u, bisa banyak bahasa. Hebat apa neng, kalau hebat mah ga ngasong kerjanya. Inisial yang berarti pedagang dan inisial yang berarti pembeli. Dari kata kalau hebat mah ga ngasong kerjanya terlihat ada rasa rendah diri dalam pendidikan, pekerjaan, status sosial serta pekerjaan ngasong yang sedang dijalani. Pemertahanan bahasa dalam lingkup sosial biasanya kurang dipertahankan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari 71

Desti Fatin Fauziyyah petikan percakapan dengan para pedagang, sebagai berikut: Pedagang Pembeli Tabel 4 Udah lama neng di sini, lima tahun, walau bahasa Sundanya medok gini, kan kalau di rumah pakai bahasa awa sama suami dan anak, kalau ngobrol di luar kadang bahasa Sunda, kadang awa, seinginnya aja. Wah, hebat ya u, bisa banyak bahasa. Dapat dikatakan bila dalam penawaran jual beli pemertahanan bahasa jarang dilakukan karena tuntutan pemahaman dari lawan bicara, sedangkan dalam keluarga ada pemertahanan bahasa yang digunakan misalnya bahasa awa dengan cara digunakan di dalam lingkup keluarga. erdasarkan data tersebut kita dapat mengetahui adanya alih kode yang terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu alih kode situasional dan alih kode metaforikal. Yang terjadi dalam percakapan antar pembeli dan pedagang/pedagang penawaran asongan di Pantai Pangandaran ini adalah alih kode Situasional, yaitu alih kode untuk mencapai tujuan sesaat sesuai dengan setting sosial percakapan, dalam hal ini tujuannya adalah berjual beli dengan setting di pesisir Pantai Pangandaran dengan situasi informal. Tingkat formalitas semakin menurun bila pedagang bertemu dengan pelanggan. 4. SIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan terdapat beberapa simpulan yang dapat dirumuskan seperti berikut: (1) Tuturan yang digunakan dalam penawaran pedagang asongan di Pantai Pangandaran adalah tutran informal sehingga dapat lebih santai dalam bersosialisasi menjajakan barang asongannya. (2) Ragam bahasa yang sering digunakan dalam penawaran pedagang asongan di Pantai Pangandaran adalah ragam bahasa Indonesia, Sunda, dan awa. (3) Alih kode dan campur kode serta interferensi terjadi bila percakapan penawaran terjadi antar pedagang dan pembeli. ila bertemu dengan penutur beda etnis, mereka menggunakan bahasa Indonesia, tetapi bila bertemu dengan penutur etnis yang sama, kode beralih ke bahasa Sunda atau awa. Namun, pedagang lebih cepat melakukan alih kode dan campur kode mengikuti bahasa yang digunakan oleh pembeli agar sepemahaman dalam menjalin komunikasi. 5. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. andung: Penerbit Sinar aru. Creswell,. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California. 72

Ragam ahasa Penawaran Pedagang Asongan Hymes, D. 1972. Models of the Interactions of Language and Social Life. Dalam hon. G. dan Dell Hymes (Ed.), Direction in Sociolinguitics (hlm. 35-71). New York: Holt, Ricehart and Winstton Inc. Iyo Mulyono. 2004. Dasar-Dasar elajar ahasa. andung: Universitas pendidikan Indonesia. Kusno udi Santoso. 1990. Problematika ahasa Indonesia. andung: Angkasa. Moleong, L.. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. andung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. andung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2005. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. akarta: PT Asdi Mahasatya. Sumarsono. 2010. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 73