TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-586/PJ

II. PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH SKB PPN ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU

TATA CARA PERMOHONAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PPN ATAS IMPOR BKP TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 1 HURUF

Nama Pembeli/ Pengimpor :... Alamat :... N.P.W.P. :... Nama Pengurus/Penanggung :...

PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH SKB PPN ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU

Nilai Impor (CIF+Bea Masuk) /Harga Jual (Rp)

Lampiran V; 5. Sebagai Pengusaha Kena Pajak, importir wajib menyampaikan laporan PPN yang dibebaskan melalui SPT Masa PPN.

TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 348/KMK.04/1999 tanggal 24 Juni 1999, dengan ini kami :

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.03/2014 TENTANG

Lampiran 1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-13/PJ.51/1998 Tanggal : 22 Juni 1998

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 329/KMK.04/1999 tanggal 18 Juni 1999, dengan ini kami :

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahin 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 478/KMK.04/1998 tanggal 5 Nopember 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P.

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

, No.2066 Pertambahan Nilai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 247, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5750);

PENATAUSAHAAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAI{ PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-02/BC/2008 TENTANG

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK.03/2014 TENTANG

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F )

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

FAKTUR PAJAK STANDAR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG

Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 233/PJ/2003 TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor adalah surat yang menyatakan Wajib

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 569/KMK.04/2000 TENTANG JENIS KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/PMK.011/2014 TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Nomor Telepon : Nomor Faksimile : Nomor Telepon Baru Kegiatan Usaha :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Faktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 460/KMK.03/2001 TANGGAL 28 AGUSTUS 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

Lembar ke 1 : untuk Pembeli BKP/Penerima JKP sebagai bukti Pajak Masukan FAKTUR PAJAK

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 02/PJ.32/1999 TENTANG PERLAKUAN PERPAJAKAN UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) SABANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

KEP-540/PJ/2000 PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS KENDARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA KEP-1288/LK/2000 NOMOR KEP-68/PJ/2000 TENTANG

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, M E M U T U S K A N :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.03/2012 TENTANG

KOP PERUSAHAAN. Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan atau Bahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK

6. Uraian Pembayaran Diisi dengan "Pembayaran kembali PPN atau PPnBM atas SKB/SKPLB PPN atau PPN dan PPnBM Nomor... tanggal... "

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT DAN DOKUMEN YANG DIPERLUKAN DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN STIKER LUNAS PPN PRODUK REKAMAN GAMBAR. No. Jenis surat/dokumen Keterangan

PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR

TATA CARA ENDORSEMENT ATAS PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK BERWUJUD DAR TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE KAWASAN BEBAS

1 dari 4 11/07/ :43

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003

Soal UAS Lab PPN & PPnBM

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PPh. Penjualan. Barang. Jasa. Pembayaran. Daerah Pabean. Perubahan.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

Pajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Pajak Pertambahan Nilai. yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

SURAT EDARAN Nomor SE-17/BC/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 129/KMK.04/2003 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.03/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-21/BC/1997 TENTANG PERSETUJUAN PEMBERITAHUAN NILAI PABEAN SEBELUM PENGAJUAN PIB

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

Transkripsi:

LAMPIRAN I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR A. UMUM 1. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM) yang terutang atas impor atau penyerahan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dapat dibebaskan setelah Surat Keterangan Bebas Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (SKB PPn BM) diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak untuk setiap impor atau setiap penyerahan. 2. SKB PPn BM tidak dapat diberikan apabila permohonan SKB diajukan setelah impor atau setelah penyerahan kendaraan bermotor. 3. Permohonan untuk memperoleh SKB PPn BM diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat pemohon terdaftar dengan menggunakan formulir permohonan sebagaimana contoh pada Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. Permohonan dibuat 2 (dua) rangkap, lembar ke-1 untuk KPP dan lembar ke-2 untuk pemohon. 4. Pemohonan SKB PPn BM dapat ditindak lanjuti apabila Orang Pribadi atau Badan tersebut tidak mempunyai tunggakan hutang pajak yang telah jatuh tempo, kecuali yang telah mendapatkan izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. 5. SKB PPn BM harus sudah diterbitkan oleh Kepala KPP paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. 6. SKB PPn BM atas pembelian/perolehan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM sebagaimana contoh pada Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini diterbitkan oleh Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak dalam 4 (empat) rangkap dengan peruntukan sebagai berikut: - Lembar Ke-1 : untuk PKP penjual kendaraan bermotor; - Lembar Ke-2 : untuk KPP dimana PKP penjual kendaraan bermotor terdaftar; - Lembar Ke-3 : untuk Wajib Pajak pemohon SKB PPn BM; - Lembar Ke-4 : untuk KPP penerbit SKB PPn BM. 7. SKB PPn BM atas impor kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM sebagaimana contoh pada Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini diterbitkan oleh Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak dalam 3 (tiga) rangkap dengan peruntukan sebagai berikut : - Lembar Ke-1 : untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai..., - Lembar Ke-2 : untuk Wajib Pajak pemohon SKB PPn BM; - Lembar Ke-3 : untuk KPP penerbit SKB PPn BM. 8. Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM, wajib menerbitkan Faktur Pajak dan membubuhkan Cap "PPn BM DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 145 TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 43 TAHUN 2003" sebagaimana contoh pada Lampiran VI Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini, serta mencantumkan nomor dan tanggal SKB PPn BM pada setiap lembar Faktur Pajak dimaksud. 9. Direktur Jenderal Bea dan Cukai setelah menerima SKB PPn BM atas impor kendaraan bemotor wajib membubuhkan cap "PPn BM DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 145 TAHUN

2000 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 43 TAHUN 2003" sebagaimana contoh pada Lampiran VI Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini, serta mencantumkan nomor dan tanggal SKB PPn BM pada setiap lembar PIB pada saat penyelesaian dokumen impor. 10. Dalam hal permohonan SKB ditolak seluruhnya, maka surat penolakan diterbitkan dengan menggunakan format surat dinas biasa, dengan menyebutkan alasan penolakan secara jelas. B. TATACARA PEMBEBASAN PPn BM ATAS IMPOR ATAU PEYERAHAN KENDARAAN AMBULAN, KENDARAAN JENAZAH, KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN, KENDARAAN TAHANAN, DAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM 1. Permohonan SKB PPn BM diajukan oleh Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan umum kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan bermotor terdaftar. 2. Permohonan dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Fotokopi kartu NPWP; b. Surat Kuasa Khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPn BM; c. Surat Keterangan atau dokumen lain yang menunjukkan pengunaan kendaraan dimaksud; d. Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi dengan ketentuan yang berlaku; e. Perjanjian jual-beli kendaraan bermotor yang memuat keterangan-keterangan antara lain: (1) Nama penjual; (2) Nama pembeli; (3) Jenis dan spesifikasi kendaraan yang dibeli; f. Ijin Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi); g. Khusus untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : - Invoice; - Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); - Dokumen Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; - Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut. C. TATACARA PEMBEBASAN PPn BM ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN PROTOLER KENEGARAAN, KENDARAAN DINAS ATAU KENDARAAN PATROLI TNI/POLRI 1. Permohonan SKB PPn BM diajukan oleh TNI/POLRI untuk impor atau perolehan kendaraan dinas atau kendaraan patroli TNI/POLRI dan oleh Sekretariat Negara untuk impor atau perolehan kendaraan protokoler kenegaraan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak ditempat Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan Sekretariat Negara terdaftar. 2. Permohonan dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Fotokopi kartu NPWP; b. Surat Kuasa Khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPn BM; c. Surat Keterangan atau dokumen lain yang menunjukkan penggunaan kendaraan dimaksud; d. Surat pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e. Kontrak atau Surat Perintah Kerja untuk pengadaan kendaraan dimaksud; f. Khusus untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: - Invoice; - Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); - Dokumen Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; - Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut.

TATA CARA PENGEMBALIAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR LAMPIRAN II Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 A. UMUM 1. Permohonan pengembalian PPn BM yang telah dipungut atas impor atau penyerahan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM dapat dilakukan oleh : a. Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan bermotor, yaitu: - Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan ambulan, kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan; - Pengusaha Angkutan Umum; - Sekretariat Negara; atau - TNI/POLRI. b. Importir, distributor, dealer, agen, penyalur, showroom, atau pihak ketiga lainnya selain yang dimaksud pada buktir a diatas. 2. Permohonan pengembalian PPn BM diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP ditempat pemohon terdaftar. 3. Pengajuan permohonan pengembalian PPn BM harus dilakukan paling lambat 12 (dua belas) bulan setelah bulan terjadinya impor atau penyerahan kendaraan bermotor. Untuk menentukan saat terjadinya impor berpedoman pada tanggal PIB, sedangkan saat terjadinya penyerahan berpedoman pada Bukti Tanda Terima penyerahan kendaraan bermotor. 4. Atas permohonan pengembalian PPn BM tersebut harus diterbitkan Surat Ketetapan Pajak paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan secara lengkap. B. PENGEMBALIAN PPn BM YANG TELAH DIBAYAR ATAU DIPUNGUT ATAS IMPOR ATAU PEROLEHAN KENDARAAN AMBULAN, KENDARAAN JENAZAH, KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN, DAN KENDARAAN TAHANAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MELAKUKAN IMPOR ATAU YANG MENERIMA PENYERAHAN 1. Permohonan pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP ditempat Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan kendaraan bermotor terdaftar. 2. Permohonan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Fotofopi kartu NPWP; b. Fotokopi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKP) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) kendaraan ambulan, kendaraan janazah, kendaraan pemadam kebakaran, atau kendaraan tahanan; c. Asli dan Fotokopi Faktur Pajak dari penjual; d. Fotokopi Faktur Pajak dari Pabrikan kepada Distributor/ Dealer/ Agen/ Penyalur/ Showroom yang didalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; e. Khusus untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU, dilengkapi dengan Surat Ketarangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor yang dimaksud;

f. Surat pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; g. Khusus atas impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh pemakai kendaran bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: - Pemberitahuan Impor Barang dan Surat Setoran Pajak; - Invoice; - Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); - Dokumen Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yaang dapat dipersamakan; - Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya yang berkaitan dengan Pembayaran tersebut. C. PENGEMBALIAN PPn BM YANG TELAH DIBAYAR ATAU DIPUNGUT ATAS IMPOR ATAU PEROLEHAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN UMUM 1. Permohonan pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP di tempat Pengusaha Angkutan Umum terdaftar. 2. Permohonan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Fotokopi kartu NPWP; b. Fotocopy BPKP dan STNK kendaraan angkutan umum (plat dasar kuning) dan atau Surat Tanda Uji Kendaraan dari DLLAJR; c. Asli dan Fotokopi Faktur Pajak Standar dari penjual; d. Fotokopi Faktur Pajak Standar dari Pabrikan kepada Distributor/ Dealer/ Ager/ Penyalur/ Showroom yang didalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; e. Khusus untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU dilengkapi dengan Surat Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud; f. Ijin Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi); g. Surat pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; h. Khusus atas impor kendaraan angkutan umum yang dilakukan sendiri oleh pengusaha angkutan umum, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : - Pemberitahuan Impor Barang dan Surat Setoran Pajak; - Invoice; - Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); - Dokumen Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; - Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. D. PENGEMBALAN PPn BM YANG TELAH DIBAYAR ATAU DIPUNGUT ATAS IMPOR ATAU PEROLEHAN KENDARAN PROTOKOLER KENEGARAAN OLEH SEKRETARIAT NEGARA ATAU KENDARAAN DINAS ATAU KENDARAAN PATROLI TNI/POLRI 1. Permohonan pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP dimana Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan Sekretariat Negara tardaftar.

2. Permohonan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Fotokopi kartu NPWP bendaharawan TNI/POLRI atau bendaharawan Sekretariat Negara; b. Fotokopi BPKP dan STNK kendaraan dinas atau patroli TNI/POLRI atau kendaraan protokoler kenegaraan; c. Asli dan fotokopi Faktur Pajak dari penjual; d. Fotokopi Faktur Pajak dari Pabrikan kepada Distributor/ Dealer/ Agen/ Penyalur/ Showroom yang di dalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; e. Khusus untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU dilengkapi dengan Surat Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yan diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud; f. Surat pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; g. Khusus atas impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh TNI/POLRI atau Sekretariat Negara, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: - Pemberitahuan Impor Barang dan Surat Setoran Pajak; - Invoice; - Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); - Dokumen Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yaang dapat dipersamakan; - Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. E. PENGEMBALIAN PPn bm OLEH IMPORTIR/ DISTRIBUTOR/ DEALER/ AGEN/ PENYALUR/ SHOWROOM. 1. Permohonan pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP ditempat Importir/ Distributor/ Agen/ Penyalur/ Showroom terdaftar. 2. Permohonan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut: a. Fotokopi kartu NPWP; b. SKB PPn BM atas nama pembeli atau pihak yang menerima penyerahan kendaraan bermotor dimaksud; c. Khusus untuk selain importir dilengkapi dengan dokumen berupa: - Fotokopi Faktur Pajak dari Pabrikan kepada distributor/ dealer/ agen/ penyalur/ showroom yang didalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; - Khusus untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU dilengkapi dengan Surat Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud; d. Khusus untuk importir (termasuk Pabrikan/ Distributor/ Dealer/ Agen/ Penyalur/ Showroom serta pihak lain yang bertindak sebagai importir) dilengkapi dengan dokumen impor berupa: - PIB dan SSP; - Invoice; - Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); - Dokumen Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; - Dokumen pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut.

F. KONFIRMASI PEMBAYARAN PPn BM 1. PPnBM yang telah dibayar atas impor kendaraan CBU. Untuk memperoleh kepastian bahwa PPnBM telah disetor ke Kas Negara, maka : - Kepala KPP yang memproses permohonan pengembalian harus melakukan konfirmasi kepada Kepala KPP ditempat importir terdaftar dengan mengirimkan informasi tentang spesifikasi kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU yang dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. - Kepala KPP yang menerima permintaan konfirmasi diwajibkan untuk menjawab permintaan konfirmasi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permintaan konfirmasi. - Untuk dapat menjawab permintaan konfirmasi dimaksud, Kepala KPP agar melakukan penelitian terhadap SPT Masa PPN importir dimaksud dan dokumen impor (PIB dan Lembar Lanjutan PIB serta SSP lembar ke-tiga) yang dilampirkan dalam SPT Masa PPN tersebut. 2. PPn BM yang telah dipungut atas penyerahan kendaraan bermotor hasil perakitan/produksi atau pengubahan. Untuk memperoleh kepastian bahwa PPn BM telah disetor ke Kas Negara, maka : - Kepala KPP yang memproses permohonan pengembalian harus melakukan konfirmasi kepada Kepala KPP dimana pihak yang memungut PPn BM terdaftar dengan mengirimkan foto kopi Faktur Pajak Standar yang diterbitkan oleh Pabrikan Kendaraan Bermotor paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. - Kepala KPP yang menerima permintaan konfirmasi diwajibkan untuk menjawab permintaan konfirmasi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permintaan konfirmasi. - Untuk dapat menjawab permintaan konfirmasi dimaksud, Kepala KPP agar melakukan penelitian antara lain dengan membandingkan fotokopi Faktur Pajak Standar yang dikirim dengan Daftar Rincian Kendaraan Bermotor yang merupakan lampiran SPT Masa PPN untuk Masa Pajak yang bersangkutan.

Contoh Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM Atas Impor atau Penyerahan Kendaraaan Bermotor LAMPIRAN III Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 Nomor Surat : Lampiran : Hal : Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM Atas Impor/Penyerahan *) Kendaraan Bermotor Yth. Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak......... Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 355/KMK.03/2003 tanggal 11 Agustus 2003. dengan ini kami : Nama :... Alamat :... NPWP :... mengajukan permohonan untuk diberikan SKB PPnBM atas impor/penyerahan *) : Kendaraan Dinas TNI/POLRI Kendaraan Patroli TNI/POLRI Kendaraan Protokoler Kenegaraan Kendaraan Ambulan dengan uraian sebagai berikut : No. Uraian Kendaraan Unit Kendaraan Tahanan Kendaraan Pemadam Kebakaran Kendaraan Jenazah Kendaraan Angkutan Umum Nilai Impor/ Harga Jual *) Nilai PPnBM (1) (2) (3) (4) (5) (6) Ket Kendaraan tersebut diperoleh dari : 1. Nama :... 2. Alamat :... 3. NPWP :... (khusus Impor, NPWP tidak perlu diisi ) Terlampir disampaikan dokumen-dokumen : 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... 6....

UNTUK DINAS Diterima tanggal... Petugas,...,... Pemohon,... *) Coret yang tidak perlu

Petunjuk pengisian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM Atas Impor /Penyerahan Kendaraan Bermotor LAMPIRAN III Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN BEBAS PPnBM (SKB PPn BM) ATAS IMPOR /PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR 1. Nomor, Lampiran, dan Hal Nomor : Cukup Jelas Lampiran : Diisi sesuai banyaknya lampiran contoh : 1 set, 2set dsb Hal : Cukup jelas 2. Alamat surat permohonan ditujukan Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar. 3. Nama, Alamat, NPWP, dan Nama Pengurus Nama : Cukup Jelas Alamat : Cukup Jelas NPWP : Cukup Jelas 4. Tabel Jenis Kendaraan Bermotor yang diimpor/diserahkan Diisi dengan memberi tanda silang (X) pada kotak tersedia 5. Tabel Permohonan SKB PPn BM Kolom (1) : Diisi dengan Nomor Urut Kolom (2) : Diisi dengan data kendaraan berupa : - Merk, - Type, - Jenis, - Model, - Tahun Pembuatan, - Tahun Perakitan, - Isi silinder, - Nomor Rangka/NIK - Nomor Mesin Dalam hal rincian kendaraan tidak tertampung dalam kolom uraian kendaraan, maka dapat dibuat lampiran dalam suatu rincian yang terpisah secara lengkap (dapat juga dibuat dalam bentuk tabel) Khusus untuk data Nomor Rangka dan Nomor Mesin, apabila pada saat pengajuan permohonan belum dapat diketahui secara pasti, maka data tersebut tidak perlu dicantumkan. Namun demikian, pemohon SKB wajib menyampaikan kembali data kendaraan bermotor tersebut, termasuk Nomor Rangka dan Nomor Mesin, setelah impor atau penyerahan terjadi atau setelah Nomor Rangka dan Nomor Mesin dapat diketahui dengan pasti. Kolom (3) : Diisi dengan jumlah/unit kendaraan yang diimpor atau diperoleh Kolom (4) : Diisi dengan Nilai Impor atau Harga Jual dalam satuan rupiah Nilai Impor atau Harga Jual dalam valuta asing, agar dikonversi dengan kurs sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat permohonan

Kolom (5) Kolom (6) dibuat. Nilai Impor dan Harga Jual dalam Valuta Asing tersebut agar dicantumkan juga dalam kolom ini. : Diisi dengan PPnBM yang terutang dalam satuan rupiah Apabila menggunakan valuta asing, agar kurs disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam kolom (4) serta mencantumkan pula nilai PPnBM yang terutang dalam valuta asing tersebut. : Diisi dengan; kurs yang digunakan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan yang - berlaku, - hal-hal lain yang perlu dijelaskan lebih lanjut Contoh : No. Uraian Kendaraan Unit Nilai Impor Nilai PPnBM Ket 1 Kendaraan Ambulan Merk : XYZ Type : XL Jenis Kendaraan Khusus Model : Mobil Ambulance Tahun Pembuatan : 2000 Tahun Perakitan : 2000 Isi silinder : 2000 CC Nomor Rangka :... Nomor Mesin :... 1 Rp. 120.000.000 (USD 12.000) Rp. 48.000.000 (USD 4,800) USD = Rp. 10.000 *) *) Keputusan Menteri Keuangan Nomor :.../KMK/2003 tgl... 6. Asal kendaraan diperoleh Contoh : Nama : X Corporation Alamat : Tokyo, Jepang NPWP : - 7. Daftar Lampiran Diisi sesuai lampiran dokumen yang dipersyaratkan. 8. Tempat dan tanggal permohonan Diisi tempat dan tanggal diajukan Contoh : Jakarta, 20 Agustus 2003 9. Tanda tangan, Nama, dan Jabatan Pemohon Cukup Jelas 10. Untuk Dinas - Diisi tanggal, bulan dan tahun diterima oleh Petugas KPP - Dibubuhi tanda tangan /paraf petugas disertai nama dan NIP petugas yang menerima.

Contoh Surat Keterangan Bebas (SKB) PPnBM Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor LAMPIRAN IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 Lembar ke-... : Untuk... DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH... KANTOR PELAYANAN PAJAK... SURAT KETERANGAN BEBAS (SKB) PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Nomor : KET -... Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak dengan ini menerangkan bahwa : Nama :... Alamat :... NPWP :... Sesuai dengan surat permohonan Nomor :...tanggal...dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomr 355/KMK.03/2003 tanggal 11 Agustus 2003, maka diberikan pembebasan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang atas penyerahan kendaraan dinas TNI/POLRI/ patroli TNI/ POLRI/ Protokoler Kenegaraan/ambulan/tahanan/pemadam kebakaran/jenazah/angkutan umum *) tersebut di bawah ini : No. Uraian Kendaraan Unit Harga Jual Nilai PPnBM Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6) Surat Keterangan ini agar diserahkan kepada : Nama Pengusaha Kena Pajak :... Alamat :... NPWP :... Demikian untuk dipergunakan seperlunya....,... a.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor Pelayanan Pajak,...... NIP... *) Coret yang tidak perlu

Petunjuk pengisian Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM Atas penyerahan Kendaraan Bermotor LAMPIRAN IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 PETUNJUK PENGISIAN SURAT KETERANGAN BEBAS PPn BM (SKB PPn BM) ATAS PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR 1. Lembar dan Peruntukan Cukup jelas 2. Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Pajak dan Nomor SKB Cukup jelas 3. Nama, Alamat dan NPWP Nama : Cukup jelas Alamat : Cukup jelas NPWP : Cukup jelas 4. Tabel Jenis Kendaraan Bermotor yang atas penyerahannya dibebaskan PPn BM Kolom (1) : Diisi dengan Nomor Urut Kolom (2) : Diisi dengan data kendaraan berupa : - Merk, - Type, - Jenis, - Model, - Tahun Pembuatan, - Tahun Perakitan, - Isi silinder, - Nomor Rangka, - Nomor Mesin. Dalam hal rincian kendaraan tidak tertampung dalam kolom uraian kendaraan, maka dapat dibuat lampiran dalam suatu rincian yang terpisah secara lengkap (dapat juga dibuat dalam bentuk tabel), dan pada setiap lembar lampiran ditanda tangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Khusus mengenai data Nomor Rangka dan Nomor Mesin, apabila sampai dengan saat penerbitan SKB belum dapat diketahui secara pasti, maka data tersebut tidak perlu dicantumkan. Namun demikian, pemohon SKB wajib menyampaikan kembali data kendaraan bermotor tersebut, termasuk Nomor Rangka dan Nomor Mesin, setelah penyerahan terjadi atau setelah Nomor Rangka dan Nomor Mesin dapat diketahui dengan pasti. Kolom (3) : Diisi dengan jumlah/unit kendaraan yang diserahkan Kolom (4) : Diisi dengan Harga Jual dalam satuan rupiah. Dalam hal Harga Jual dalam valuta asing, agar dikonversi dengan kurs sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat SKB diterbitkan dan Harga Jual dalam valuta asing tersebut dicantumkan juga dalam kolom ini. Kolom (5) : Diisi dengan PPnBM yang terutang dalam satuan rupiah Apabila menggunakan valuta asing, agar kurs disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam kolom (4) serta mencantumkan pula nilai PPnBM yang terutang dalam valuta asing tersebut.

Kolom (6) : Diisi dengan : - kurs sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku, dalam hal transaksi dilakukan dengan valuta asing. - penjelasan bahwa kurs tersebut dapat disesuaikan dengan kurs sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat penerbitan Faktur Pajak. - Nomor dan tanggal Kontrak Pembelian atau dokumen sejenis - hal-hal lain yang diperlukan Contoh : No. Uraian Kendaraan Unit Harga Jual Nilai PPnBM Ket 1 Kendaraan Ambulan Merk : XYZ Type : XL Jenis Kendaraan Khusus Model : Mobil Ambulance Tahun Pembuatan : 2000 Tahun Perakitan : 2000 Isi silinder : 2000 CC Nomor Rangka :... Nomor Mesin :... 1 Rp. 120.000.000 (USD 12.000) Rp. 48.000.000 (USD 4,800) USD = Rp. 10.000 *) *) Keputusan Menteri Keuangan Nomor :.../KMK/2003 tgl... Kurs dapat disesuaikan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak. Sesuai Kontrak Pembelian : Nomor : Tanggal : 5. Penyerahan Surat Keterangan Nama Pengusaha Kena Pajak : Diisi dengan Nama PKP yang menyerahkan Kendaraan Bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM. Alamat : Cukup jelas NPWP : Cukup jelas 6 Tempat dan tanggal SKB PPn BM Diisi tempat dan tanggal diajukan Contoh : Jakarta, 20 Agustus 2003 7 Pengesahan SKB PPn BM Pada setiap lembar SKB PPn BM ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan dibubuhi cap Kantor Pelayanan Pajak, disertai Nama dan NIP.

Contoh Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM Atas impor Kendaraan Bermotor LAMPIRAN V Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 Lembar ke... : Untuk... DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH... KANTOR PELAYANAN PAJAK... SURAT KETERANGAN BEBAS (SKB) PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Nomor : KET -... Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak dengan ini menerangkan bahwa : Nama :... Alamat :... NPWP :... Sesuai dengan surat permohonan Nomor :...tanggal...dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 355/KMK.03/2003 tanggal 11 Agustus 2003, maka diberikan pembebasan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang atas impor kendaraan dinas TNI/POLRI/patroli TNI/POLRI/Protokoler Kenegaraan/ambulan/tahanan/pemadam kebakaran/jenazah/angkutan umum *) tersebut di bawah ini : No. Uraian Kendaraan Unit Nilai Impor Nilai PPnBM Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6) Surat Keterangan ini agar diserahkan kepada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai..., bersama dengan PIB. Demikian untuk dipergunakan seperlunya....,... a.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala Kantor Pelayanan Pajak,...... NIP... *) Coret yang tidak perlu

Petunjuk pengisian Surat Keterangan Bebas (SKB) PPn BM Atas impor Kendaraan Bermotor LAMPIRAN V Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN BEBAS PPn BM (SKB PPn BM) ATAS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR 1. Lembar dan Peruntukan Cukup jelas 2. Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Pajak dan Nomor SKB Cukup jelas 3. Nama, Alamat, dan NPWP Nama : Cukup jelas Alamat : Cukup jelas NPWP : Cukup jelas 4. Tabel Jenis Kendaraan Bermotor yang atas impornya dibebaskan PPnBM Kolom (1) : Diisi dengan Nomor Urut Kolom (2) : Diisi dengan data kendaraan berupa; - Merk, - Type, - Jenis, - Model, - Tahun Pembuatan, - Tahun Perakitan, - Isi silinder, - Nomor Rangka/NIK, - Nomor Mesin. Dalam hal rincian kendaraan tidak tertampung dalam kolom uraian kendaraan, maka dapat dibuat lampiran dalam suatu rincian yang terpisah secara lengkap (dapat juga dibuat dalam bentuk tabel), dan pada setiap lembar lampiran ditanda tangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Khusus mengenai data Nomor Rangka dan Nomor Mesin, apabila sampai dengan saat penerbitan SKB belum dapat diketahui secara pasti, maka data tersebut tidak perlu dicantumkan. Namun demikian, pemohon SKB wajib menyampaikan kembali data kendaraan bermotor tersebut, termasuk Nomor Rangka dan Nomor Mesin, setelah impor dilakukan atau setelah Nomor Rangka dan Nomor Mesin dapat diketahui dengan pasti. Kolom (3) : Diisi dengan jumlah kendaraan yang diserahkan. Kolom (4) : Diisi dengan Nilai Impor dalam satuan rupiah. Nilai Impor dalam valuta asing, agar dikonversi dengan kurs sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat permohonan dibuat. Nilai Impor dalam valuta asing agar dicantumkan juga dalam kolom ini. Kolom (5) : Diisi dengan PPnBM yang terutang dalam satuan rupiah Apabila menggunakan valuta asing, agar kurs disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam kolom (4) serta mencantumkan pula nilai PPn BM yang terutang dalam valuta asing tersebut

Kolom (6) : Diisi dengan : - kurs sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku dan penjelasan bahwa kurs tersebut dapat disesuaikan dengan kurs sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat penyelesaian PIB. mencantumkan nomor dan tanggal invoice dan dokumen pengiriman. berupa B/L atau AWB. Hal-hal lain yang diperlukan Contoh : No. Uraian Kendaraan Unit Nilai Impor Nilai PPnBM Ket 1 Kendaraan Ambulan Merk : XYZ Type : XL Jenis : Kendaraan Khusus Model : Mobil Ambulance Tahun Pembuatan : 2000 Tahun Perakitan : 2000 Isi silinder : 2000 CC Nomor Rangka :... Nomor Mesin :... 1 Rp. 120.000.000 (USD 12.000) Rp. 48.000.000 (USD 4,800) USD = Rp. 10.000 *) *) Keputusan Menteri Keuangan Nomor :.../KMK/2003 tgl.... Kurs dapat disesuaikan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat penyelesaian PIB Sesuai : Invoice No. :... tgl.... B/L No. :... tgl... 5. Penyerahan Surat Keterangan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat dimana dokumen impor diselesaikan. Contoh : Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok 6. Tempat dan tanggal SKB PPn BM Diisi tempat dan tanggal diajukan Contoh : Jakarta, 20 Agustus 2003 7 Pengesahan SKB PPn BM Pada setiap SKB PPn BM ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan dibubuhi cap Kantor Pelayanan Pajak, disertai Nama dan NIP.

CONTOH : LAMPIRAN VI Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-229/PJ/2003 Tanggal : 12 Agustus 2003 CAP PPn BM YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR DAN ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR. PPn BM DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 145 TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 43 TAHUN 2003 SURAT KETERANGAN BEBAS PPn BM Nomor :... Tanggal :...