PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSSING BERBANTUAN SMARTPHONE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

RAHMAT FAUZI NIM. K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Economic Education Analysis Journal

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa. Untuk menghadapi era globalisasi yang telah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Sumargiyani Pendidikan Matematika FKIP Universitas Ahmad Dahlan JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal ISSN

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI I IMOGIRI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

Susilawati, Suarman, Rina Selva Johan . ( ),

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM POSING

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM ARTIKEL E-JOURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Chemical Education Study Program Teachers Training and Education Faculty University of Riau

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

NIA AMELIA NPM

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Surianti Ajriah 1, Edrizon 1, Ira Rahmayuni Jusar 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN KREATIVITAS, EFEKTIVITAS, DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Joyful Learning Journal

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS Dara Pusfita 1), Harina Fitriyani 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan email: darapusfita08@gmail.com 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan email: harina.fitriyani@pmat.uad.ac.id Abstract Students creativity in solving mathematical problems is lacking. When the teacher gives the problem, the students just doing as the teacher is example. So if the given problem is different from the already example, the students will have difficulty to solve it. This study aims to improve students creativity using problem posing model on the subject polyhedron. This study is classroom action research wich consistid of two cycles. The subject of this research is the students of class VIII C SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta in academic 2016/2017. The object of this research is the improvement of students creativity. Data collection techniques such as observation, creativity test, and interview. Technique of data analysis was descriptife qualitative. The result showed that the problem posing method can improve students creativity of class VIII C. This can be seen from the average percentage of student observation results 1 st cycle of 57,78% with sufficient criteria and in 2 nd cycle increased to 83,05% with very good criteria. the average percentage of the results of assessment of student tests on the 1 st cycle of 52,78% with sufficient criteria and in 2 nd cycle increased to 75,89 % with good criteria. Keywords: Improvement, Creativity, Problem Posing Model 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Untuk menghadapi era globalisasi yang telah berkembang saat ini, maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki kemampuan untuk memproses informasi sehingga bisa digunakan untuk mengembangkan IPTEK. Kreativitas merupakan salah satu keterampilan dari abad 21 yang harus dikuasai siswa. Komisi tentang Pendidikan Abad 21 UNESCO(Commision on Education for The 21 Century), merekomendasikan empat strategi dalam mensukseskan pendidikan; pertama, belajar untuk mengetahui (learn to know), aktifitas belajar merupakan kegiatan untuk mencari dan mengetahui sesuatu bermanfaat bagi individu. Berarti belajar itu mencakup seluruh aktivitas dalam rangka mencari dan menggali ilmu pengetahuan guna memperluas wawasan pemikiran. Pilar ini bertolak pada pemberdayaan aspek intelektual (kognitif); kedua, belajar untuk mengerjakan (learn to do), untuk dapat mengerjakan sesuatu dengan baik, orang harus memiliki keterampilan dan kecakapan dalam hidup. Ilmu pengetahuan tidak selalu bersifat teoritis namun ada pula yang memerlukan keterampilan untuk menerapkannya. Kuncinya adalah orang selalu berusaha untuk berlatih melakukan sesuatu agar mahir dan terampil; ketiga, belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), pilar ini mendorong manusia untuk belajar mengembangkan diri. Pendidikan yang dijalani harus mampu memperkukuh jati diri individu sebagai umat beragama, berbangsa dan bernegara. Dapat menumbuhkan karakter yang baik pada individu; dan keempat, belajar untuk hidup bermasyarakat (learn together), manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Prinsip kerja sama dan gotong royong 71

menjadi satu aset berharga untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang mempunyai rasa sosial yang tingi. Disinilah pentingnya pendidikan berwawasan sosial dan lingkungan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2016 saat proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta, selama ini guru telah berupaya untuk memancing siswanya bertanya dengan cara di setiap berlangsungnya pembelajaran guru memanggil beberapa orang siswa untuk menghadap, kemudian guru bertanya kepada siswa tersebut tentang pelajaran yang sudah diterangkan. Dari permasalahan tersebut dapat diperoleh dua permasalahan yaitu: (1) siswa masih mengerjakan soal dengan cara yang sama saat diberikan contoh. ; (2) metode pembelajaran yang dilaksanakan kurang melibatkan siswa, siswa hanya mencatat dan mendengarkan serta melakukan kegiatan sesuai perintah guru, sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan. Menanggapi permasalahan di atas, maka guru dituntut untuk dapat memilih model yang lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika. Sehingga siswa yang kurang atau tidak mengerti mau bertanya kepada guru atau teman. Salah satu model yang akan dicoba untuk dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika adalah melalui pendekatan pengajuan masalah (problem posing). Model ini menekankan kemampuan membuat soal sendiri dan menyelesaikannya. Menurut Shoimin Aris (2013 ; 134) Dalam problem posing, siswa tidak hanya diminta untuk membuat soal atau mengajukan suatu pertanyaan, tetapi mencari penyelesaiannya. Penyelesaian dari soal yang mereka buat bisa dikerjakan sendiri, meminta tolong teman, atau dikerjakan secara berkelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar melalui model pembelajaran kooperatif dengan problem posing. 2. KAJIAN LITERATUR Salah satu kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal matematika yaitu kreativitas. Menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Menurut Warli (2010;8) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide atau gagasangagasan baru untuk memecahkan masalah secara fasih, dan fleksibel. Dikatakan sebagai kreativitas, jika memenuhi sifat : 1) Kebaruan dalam memecahkan masalah diartikan jika siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai betul atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu (siswa) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya, 2) Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda-beda; siswa mampu mengubah suatu pemecahan masalah menjadi pemecahan lain yang berbeda, 3) Kefasihan merupakan ciri kreativitas yang menekankan pada pemikiran divergen. Dalam pemecahan masalah mengacu pada keragaman (bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan betul. Menurut Shoimin Aris (2013 ; 134) Dalam problem posing, siswa tidak hanya diminta untuk membuat soal atau mengajukan suatu pertanyaan, tetapi mencari penyelesaiannya. Penyelesaian dari soal yang mereka buat bisa dikerjakan sendiri, meminta tolong teman, atau dikerjakan secara berkelompok. Dengan mengerjakan secara kooperatif akan memudahkan pekerjaan karena dipikirkan secara bersama-sama. Selain itu dengan berkelompok akan timbul kerja sama di antara siswa yang dapat memacu kreativitas siswa dalam mengajukan soal serta akan bisa saling melengkapi kekurangan mereka, sebagaimana pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu sengaja peneliti menggabungkan model pembelajaran kooperatif dengan problem posing, karena model pembelajaran kooperatif mempunyai sintak khusus yang dapat dengan mudah dipahami dibandingkan dengan problem posing. Menurut Thobroni, M dalam Silver dan Cai (2011; 353) pengajuan soal mandiri dapat di aplikasikan dalam tiga 72

bentuk aktivitas kognitif Matematika, yakni sebagai berikut : 1) Pre-solution Posing jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi, guru diharapkan mampu membuat pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya; 2) Within Solution Posing jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaianya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya. Jadi, diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan. ; 3) Postsolution Posing jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru dan sejenis. Adapun langkah-langkah pembelajaran Problem Posing (Syahrul, 2015) adalah : 1) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, 2) Guru memberikan latihan soal secukupnya, 3) Siswa diminta untuk mengajukan 1 atau 2 buah soal dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya, 4) Guru menyuruh siswa secara acak untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas, 5) Guru memberikan tugas rumah secara individual. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Arikunto, Suharsimi dkk (2007: 16) Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta, dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika dikelas tersebut, yaitu pada hari Senin dan Jumat pukul 07.10 dan 08.30. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 dengan kemampuan yang heterogen, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kreativitas siswa menggunakan model problem posing. Prosedur penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut : 1. Siklus 1 a.perencanaan Tahap perencanaan penelitian dimulai dengan menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun dan menyiapkan lembar observasi kreativitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, menyusun pedoman wawancara bagi guru dan siswa, serta menyiapkan soal tes akhir siklus untuk siswa. b. Pelaksanaan (tindakan) Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti berperan sebagai guru matematika di kelas VIII C dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu dengam pembelajaran model problem posing. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru matematika bertindak sebagai pengamat / observer terhadap proses berlangsungnya tindakan. 73

Selama pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. c. Pengamatan (observasi) Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung, yaitu dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana kreativitas siswa dalam membuat soal. Dalam penelitian ini pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran berdasarkan pada lembar observasi yang telah dipersiapkan yaitu lembar observasi kreativitas untuk siswa yang diisi oleh observer yaitu teman dari peneliti. Selain melakukan pengamatan dan pencatatan di akhir pertemuan, peneliti memberikan tes akhir siklus kepada siswa yang digunakan untuk mengukur kreativitas siswa. d. Refleksi Refleksi merupakan tahap penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, serta segala yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan segala data yang diperoleh selama pembelajaran. Pelaksanaan refleksi ini adalah melalui diskusi dari pihak yang terkait dalam penelitian yaitu peneliti dan guru matematika yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan tindakan berikutnya kemampuan atau prestasi siswa atau sudah meningkatkan tetapi belum maksimal, maka dapat melanjutkan ke siklus II. 2. Siklus II Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dan penyempurnaan siklus I. Kegiatan dalam siklus II berdasarkan refleksi tindakan dari siklus I. Langkah-langkah tindakan dalam siklus II adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Pada tahap ini direncanakan kembali tindakan pembelajaran yang mengacu pada hasil siklus I dengan tujuan memperbaiki kekurangan kekurangan dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I. b. Pelaksanaan (tindakan) Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan tindakan pada siklus I hanya saja diadakan beberapa revisi berdasarkan refleksi pada siklus I agar dapat lebih meningkatkan kreativitas belajar matematika. c. Pengamatan (observasi) Pada tahap ini tidak jauh berbeda dengan pengamatan siklus I hanya saja diadakan beberapa revisi berdasarkan refleksi pada siklus I agar dapat lebih meningkatkan kreativitas belajar matematika. Pada akhir pertemuan siswa diberi tes akhir siklus II. d. Refleksi Dalam tahap refleksi peneliti bersama guru mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan serta dirumuskan kesimpulan dan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem posing. Hasil refleksi ini akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kreativitas belajar matematika. Apabila tidak terjadi peningkatan kreativitas siswa, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus III. Penelitian akan diberhentikan pada siklus III apabila siswa tidak terjadi peningkatan kreativitas siswa. 74

4. HASIL PENELITIAN Berikut ini disajikan rangkuman hasil observasi dan hasil tes kreativitas siswa : Tabel 1. Hasil Observasi Kreativitas Siswa Indikator Siklus Siklu Ket I (%) s II (%) Kefasihan 55,83 82,5 Meningkat Fleksibilita 59,17 84,16 Meningkat s Kebaruan 58,33 82,5 Meningkat Rata-rata 57,78 83,05 Meningkat Pada siklus I kefasihan siswa masuk dalam kriteria cukup. Terdapat beberapa siswa masih belum bisa dalam menyelesaikan soal dengan bermacam-macam jawaban dan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri. Fleksibilitas siswa masuk dalam kriteria cukup. Terdapat siswa yang masih bingung dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan menyelesaikan soal yang bervariasi. Kebaruan siswa termasuk dalam kriteria cukup. Terdapat beberapa siswa yang bingung dalam memberikan cara-cara baru dalam menyelesaikan maslah dan cara menyelesaikan soal dengan caranya sendiri. Pada siklus II kefasihan siswa masuk dalam kriteria sangat baik. Siswa dapat menyelesaikan soal dengan bermacam-macam jawaban dan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri. Fleksibilitas siswa masuk dalam kriteria baik. Siswa telah mahir dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan menyelesaikan soal yang bervariasi walaupun dengan waktu yang cukup lama. Kebaruan siswa termasuk dalam sangat baik. Siswa dapat memberikan cara-cara baru dalam menyelesaikan maslah dan cara menyelesaikan soal dengan caranya sendiri. Tabel 2. Tes Kreativitas Siswa Indikator Tes Siklus I (%) Tes Siklus II (%) Ket Kefasihan 57,78 81,11 Meningkat Fleksibilita 61,11 85,56 Meningkat s Kebaruan 56,67 74,44 Meningkat Rata-rata 58,52 80,37 Meningkat 75

Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan TeknologiISBN : XX-XX Pada siklus I berdasarkan hasil tes kreativitas I dapat dilihat presentase untuk kefasihan 57,78%, fleksibilitas 61,11%, dan untuk kebaruan 56,67% sehingga rata-rata dari tes hasil kreativitas I adalah 58,52%. Masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas KKM yaitu 7 siswa dan yang telah tuntas adalah 23 siswa sehingga mendapat persentase ketuntasan adalah 23,33%. Pada siklus II berdasarkan hasil tes kreativitas II dapat dilihat presentase untuk kefasihan 81,11%, fleksibilitas 85,56%, dan untuk kebaruan 74,44% sehingga rata-rata darihasil tes hasil kreativitas II adalah 80,37%. Masih terdapat 5 orang siswa yang belum tuntas KKM dengan kata lain terdapat 25 siswa yang tuntas KKM dengan persentasen ketuntasan menjadi 83,33%. Dalam penelitian ini, selain menggunakan data observasi dan data tes, peneliti juga menggunakan data wawancara. Di setiap akhir siklus peneliti melakukan wawancara mengenai tanggapan mereka tentang penggunaan metode problem posing dengan perwakilan siswa dari kelas VIII C. Tanggapan mereka sangat baik dan positif, mereka senang dengan metode tersebut. Setelah melihat keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode problem posing dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Hal ini, sesuai dengan penelitian Juni Anisih (2013) yang menyatakan bahwa model problem posing dapat meningkatkan kreativitas siswa. Jadi hipotesis tind akan dalam penelitian ini diterima. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwaa dengan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran matematika pada kelas VIII C semester genap SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Hal ini dapat di lihat dari peningkatan hasil observasi kreativitas siswa dan penilaian hasil tes kreativitas setiap siklusnya. Untuk persentase hasil observasi kreativitas pada siklus I mencapai 57,78% dengan kriteria cukup dan persentase pada siklus II mencapai 83,05% dengan kriteria sangat baik. Sedangkan untuk persentase penilaian hasil tes kreativitas pada siklus I mencapai 58,52% dengan kriteria cukup dan persentase untuk siklus II mencapai 80,37% dengan kriteria sangat baik. Begitu pula dengan hasil wawancara dari siswa yang menunjukkan rspon baik dan positif. 6. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: bumi Aksara. Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan Keterbakatan Startegi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Syahrul. 2015. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Posing. http://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/pengertian-jenis-langkah- 76

Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan TeknologiISBN : XX-XX Langkan-dan-Kelebihan-Model-Pembelajaran-Problem-Posing.html. (Diakses : tanggal 12 Desember 2016). Thobroni, Muhammad. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Warli. 2010. Profil Kreativtas Siswa yang Bergaya Kognitif Reflektif dan Siswa yang Bergaya Kognitif Impulsif dalam Memecahkan Masalah Geometri. Surabaya : UNESA. 77