BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. matematika, diperlukan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa. diperlukannya kemampuan pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dana yang cukup besar. Hal ini diakui semua orang atau suatu bangsa demi

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

belajarmengajar, misalnya menyediakan Infocus, peta konsep, laboratorium, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB 1 PENDAHULUAN. tergilas oleh perkembangan pendidikan yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutama sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga formal pendidikan merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar membina intelektual, emosional dan sosial dalam rangka pembentukan manusia yang seutuhnya. Berbicara tentang sekolah, tidak akan pernah lepas dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu semaksimal mungkin untuk mempersiapkan masa depannya. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan, karena didalam proses pembelajaran melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep dari materi yang dipelajari. Untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna tersebut, seorang guru harus mampu merancang suatu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan demikian keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Namun, karena kurangnya kemampuan dalam mengembangkan model pembelajaran yang masih bertitik tolak kepada model pembelajaran konvensional berimplikasi terhadap siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, jarang mengajukan pertanyaan, dan siswa tidak termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Seiring dengan itu peranan guru masih mendominasi selama proses belajar mengajar sehingga siswa disuruh menerima, mengingat, dan menghafal informasi. 1

2 Akibatnya hasil belajar siswa tergolong masih rendah sehingga tidak sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Materi ekonomi merupakan salah satu materi yang tergabung dalam IPS terpadu yang ada di SMP. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran pokok yang diajarkan dan sangat potensial digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Namun seringkali mata pelajaran ini dinilai kurang menarik oleh siswa. Dari hasil wawancara peneliti dan data data yang diperoleh dari guru bidang studi IPS Terpadu, diketahui nilai Ulangan Harian kelas VIII adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas VIII Kelas Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas VIII-1 40 20 20 VIII-2 40 25 15 VIII-3 40 25 15 VIII-4 40 20 20 VIII-5 40 24 16 VIII-6 40 22 18 VIII-7 40 18 22 VIII-8 40 25 15 VIII-9 40 20 20 VIII-10 40 24 18 Sumber: Daftar Kumpulan Nilai IPS Kelas VIII SMP Negeri 1 Kabanjahe

3 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata rata hasil belajar IPS Ekonomi kelas VIII SMP Negeri 1 Kabanjahe secara keseluruhan masih tergolong rendah. Dimana hampir setengah dari jumlah siswa kelas VIII tidak mencapai kriteria kelulusan minimum. Hal inilah yang menjadi alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS dengan materi Ekonomi di kelas VIII-7 SMP Negeri 1 Kabanjahe yang memiliki nilai ulangan harian yang paling rendah bila dibandingkan dengan kelas lainnya. Dimana kelas VIII-7 SMP Negeri 1 Kabanjahe, yang terdiri dari 40 siswa, dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 79 yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu sekitar 55 % dari jumlah siswa atau 22 orang siswa. Serta nilai ulangan harian dengan nilai KKM 79 yang berada di atas nilai KKM mencapai 45% atau 18 orang siswa. Hal tersebut terjadi karena minimnya jumlah siswa yang mau bertanya dan memberikan pendapatnya kepada guru dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Serta hanya siswa tertentu saja yang mau menjawab setiap kali pertanyaan diberikan oleh guru. Sehingga pada saat ujian, banyak sekali siswa yang kesulitan untuk menjawab soal ujian yang diberikan oleh guru. Banyak faktor faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah sehingga mengakibatkan hasil belajarnya pun menjadi rendah, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Dari sumber yang saya baca, ada beberapa faktor internal yang mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah antara lain : 1. Minat belajar siswa (dipengaruhi oleh suasana hati, misalnya sedih, marah, kecewa, tertekan, dan sakit) 2. Kemampuan daya intelektual rendah

4 3. Motivasi belajar rendah Dan faktor eksternal yang menyebabkan aktivitas rendah antara lain : 1. Kondisi guru 2. Kondisi keluarga yang kurang harmonis 3. Keadaan ekonomi yang sangat rendah 4. Lingkungan 5. Fasilitas belajar yang kurang memadai Dari faktor faktor diatas, masih banyak lagi faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah, namun penulis membatasi fokus masalah atau faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah dengan melihat keadaan selama proses belajar mengajar berlangsung. Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa tersebut kurang suka dengan pelajaran ekonomi karena menurutnya pelajaran ekonomi cukup membosankan dan kurang menarik sehingga siswa cenderung merasa malas di dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diduga terjadi karena model mengajar yang dipakai guru cenderung monoton dan kurang bervariasi yakni pengajaran konvensional yang sering hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan tugas yang menyebabkan siswa kurang mandiri, sehingga daya kreativitas siswa tidak berkembang. Pada pengajaran konvensional guru lebih banyak mendominasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siswa hanya sebagai objek pasif yang hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Jika keadaan seperti ini terus berlanjut, maka akan berdampak pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPS Terpadu terutama pada materi ekonomi.

5 Menyikapi masalah itu, diperlukan adanya perbaikan strategi dalam proses belajar mengajar dengan penggunaan model pembelajaran yang dapat menyajikan materi produksi, distribusi, dan konsumsi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi masalah tersebut dan sudah banyak yang berhasil. Contohnya saja pada penelitian Sembiring (2012), dengan kesimpulan terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tiganderket Tahun Ajaran 2012/2013 dengan diterapkannya kolaborasi Model Pembelajaran Word Square dan Talking Stick. Untuk itu salah satu cara yang penulis angkat untuk mengatasi masalah diatas dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick. Kolaborasi Model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick diharapkan mampu mencapai keberhasilan dalam pembelajaran dan dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penerapan model Word Square atau mencari kata diawali dengan guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai lalu guru mempersiapkan soal dan jawaban dalam bentuk susunan huruf acak di sebuah tabel dari materi yang dipelajari. Kemudian guru membagikan soal dan jawaban, dimana tiap siswa mendapat satu lembar kertas yang berisi soal dan jawaban. Selanjutnya guru menyuruh siswa membaca soal dan mencari jawabannya di dalam table yang berisi huruf acak dengan mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal. Selanjutnya model pembelajaran Word Square ini dikolaborasikan dengan Talking Stick atau tongkat bergilir. Setiap siswa yang mendapat tongkat ini akan membacakan soal dan

6 selanjutnya mencari jawabannya dalam tabel yang berisi huruf acak lalu mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal. Dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick ini diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPS dan lebih memahami materi ekonomi yang disampaikan oleh guru. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan ingin membuktikan apakah cara tersebut juga dapat berhasil jika diterapkan di SMP Negeri 1 Kabanjahe, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Word Square dengan Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kabanjahe Tahun Pembelajaran 2014/2015 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengapa aktivitas dan hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kabanjahe masih rendah? 2. Mengapa guru yang mengajar IPS Ekonomi kelas VIII di SMP Negeri 1 Kabanjahe masih menggunakan metode konvensional? 3. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabanjahe?

7 4. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabanjahe? 5. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Kabanjahe? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII-7 SMP Negeri 1 Kabanjahe? 2. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII-7 SMP Negeri 1 Kabanjahe? 1.4 Pemecahan Masalah Suatu masalah dikaji untuk mencari dan menemukan solusi pemecahannya. Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, bahwa kenyataannya hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan, maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan lagi. Dalam hal ini guru harus merancang pembelajaran yang aktif, inovatif,

8 kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satunya yaitu dengan penerapan model pembelajaran yang baik. Cara yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dikelas yaitu dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick. Penerapan model pembelajaran Word Square ini, siswa dituntut untuk berpikir secara cepat, dan sangat dituntut kejelian karena harus mencari jawaban pada tabel huruf acak yang sudah berisi jawaban dari soal yang dipegangnya dengan benar lalu mengarsir jawabannya secara vertikal, horizontal, dan diagonal sesuai dengan batasan waktu yang disediakan untuk mendapatkan poin. Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan bantuan sebuah tongkat. Setiap siswa yang mendapatkan tongkat harus menjawab pertanyaan yang disediakan oleh guru. Didalam model pembelajaran ini siswa diarahkan untuk lebih fokus, mampu berbicara atau mengungkapkan gagasannya dan mampu berkomunikasi dengan teman ataupun guru. Kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick ini merupakan penggabungan antara dua model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mengungkapkan pendapatnya dan menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Penerapan kolaborasi Model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick diawali dengan guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai, lalu menyiapkan soal yang sesuai dengan materi yang dipelajari dan huruf acak di dalam tabel yang berisi jawaban dari soal-soal tersebut. Selanjutnya

9 masing-masing siswa diberi soal dan jawaban yang harus dicari dalam tabel yang berisi huruf acak. Kemudian siswa diberi waktu beberapa menit untuk mencari jawaban dari soal tersebut dengan mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal, dan diagonal. Setelah itu, guru menyiapkan tongkat dan menghidupkan musik. Saat musik berputar tongkat pun dijalankan secara bergilir dari satu siswa ke siswa yang lain. Ketika musik berhenti maka siswa yang memegang tongkat tersebut mencari jawaban dari soal yang didapatnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, apabila siswa berhasil menjawab dengan benar maka akan diberi poin. Penerapan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengungkapkan gagasan. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar IPS Ekonomi siswa dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick di kelas VIII-7 SMP Negeri 1 Kabanjahe. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS Ekonomi siswa dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick di kelas VIII-7 SMP Negeri 1 Kabanjahe.

10 1.6 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu : 1. Untuk menambah pengetahuan serta memperoleh pengalaman bagi penulis dalam menerapkan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Sebagai bahan masukan untuk pihak sekolah, khususnya guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu untuk mengetahui sejauh mana penerapan kolaborasi model pembelajaran Word Square dengan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS ekonomi siswa. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi akademik maupun pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.