Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

STUDI TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA 1 PEKANBARU. Suharni 1, Wilson 2,Nurlita 3. Abstract

PENGARUH KEGIATANMEWARNAI GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B2 TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH III PALU

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

MEWARNAI GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BERGOLO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

METODE PENELITIAN. untuk umum dan generalisasi (Sugiyono, 2012:199).

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOZAIK ANAK KELOMPOK B POS PAUD HARAPAN BUNDA GIRIWONDO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK KELOMPOK B KELURAHAN BALECATUR

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Memeras Pada Anak Usia 3-4 Tahun di Paud Lestari Tambaksari Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

2014/2015. Disusun oleh : A

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Pasir Pada Anak Usia 3-4 Tahun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

IMPROVING FINE MOTOR ABILITY BY THROUGH AIRBRUSH ACTIVITIES IN CHILDREN AGE 5-6 YEARS IN TK ISLAMIC AKRAMUNNAS PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Asturo Pada Anak Kelompok A Tk Dewi Sartika

Mahlan Asmar dan Aulia

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK DALAM BERBAGAI KEGIATAN MAIN DI KELOMPOK B ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN ORIGAMI VARIATIF PADA KELOMPOK A USIA 4-5 TAHUN DI KB-TK DAQU SCHOOL SEMARANG

STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK B DI TK SISWA BUDI I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Maimunah Ayu, Wusono Indarto, Devi Risma

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB III METODE PENELITIAN

NAMA : ELNI NIM : :

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5 6 TAHUN DI TK PUTRA HARAPAN JOMBANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PKK 51 TERONG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

JURNAL PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD PUTRI MUTIARA CERIA KOTA PEKANBARU

IMPROVING FINE MOTOR SKILLS CHILDREN PLAYING THROUGH MOZAIK 5-6 YEAR IN TK PKBM MELATI MUKTIJAYA DISTRICT ROKAN DOWNSTREAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AR-RAHMA MUARA BADAK PADA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan 1-10 Melalui Media biji-bijian Pada Kelompok A Di TK Darul Hikmah 2 Karangan Bareng Jombang

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK TK KELOMPOK B GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KB

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA KEGIATAN MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK B SE-GUGUS XII KECAMATAN WONOSARI GUNUNGKIDUL

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN PAPAN PASAK KARET GELANG DI PAUD MAWADDAH KOTA PADANG PANJANG

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Transkripsi:

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool Dahlia Mahasiswa Program Doktoral PAUDI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. dahlia.jepara90@gmail.com Abstract The frequent use of media crayons in coloring activities cause boredom in this activity, so we need a new media that can make children interested in doing the coloring activity. This is the reason the author in formulating the research problem, namely how the coloring activity can improve fine motor skills children in group A2 Kindergarten Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool. This study used a qualitative descriptive approach. Collection techniques data used in this study is the observation, documentation, and administration tasks. Data were analyzed using qualitative and quantitative approaches, namely data obtained is converted into a percentage. The subjects were a group A2 Kindergarten Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool, amounting to 5 boys. Selection of the subject of research carried out in class because the fine motor skills a child does not develop optimally so that children have difficulty writing. Based on the above results, the authors conclude that the coloring activity with the media food coloring can improve fine motor skills children in of group A2 kindergarten Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool. An increase can be seen before and after carrying out the coloring activity with food coloring media. Using food coloring media, fine motor skills children increased by 25%. Keywords: Fine motor skills, coloring activities. A. PENDAHULUAN Berdasarkan Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 1 Karena itu baik dari pemerintah maupun masyarakat menyelenggarakan beberapa jenis layanan pendidikan untuk anak usia lahir sampai enam tahun untuk mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak. 1 Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, Pasal 1. 1

Layanan pendidikan yang maksud dapat berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). 2 Taman Kanakkanak termasuk salah satu layanan pendidikan untuk anak usia empat sampai enam tahun. Pada usia ini merupakan masa golden age, dimana aspek perkembangan anak dapat dimaksimalkan dengan pemberian stimulasi pendidikan yang tepat. Jika anak pada usia ini mendapatkan stimulasi yang baik, maka akan memudahkan anak dalam proses pendidikan selanjutnya. 3 Aspek-aspek perkembangan tersebut meliputi aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. 4 Perkembangan fisik motorik, baik motorik kasar maupun halus sangat penting untuk dipelajari karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup anak sehari-hari. 5 Motorik kasar berkaitan dengan gerakan-gerakan dasar seperti melompat dan berlari, sedangkan motorik halus lebih pada penggunaan gerak jari-jari tangan seperti menulis dan menggambar. 6 Dengan kata lain, motorik halus memiliki gerakan yang lebih spesifik dibandingkan motorik kasar, karena menggunakan keterampilan gerakan otot dan fungsinya. Memberikan stimulasi perkembangan motorik halus sangat penting bagi anak, karena pemberian stimulasi ini dapat melatih keterampilan jari-jemari anak untuk persiapan menulis seperti menggunting, menjiplak, memotong, menggambar, mewarnai, menempel, meremas, dan meronce. Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana mengembangkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool khususnya anak kelompok A2 pada usia 4-5 tahun. 2 Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pasal 1. 3 Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoretik & Praktik (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 5. 4 Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pasal 10. 5 Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD..., 38. 6 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), 24. 2

halus. 9 Subjek penelitian ini adalah kelompok A2 TK Khasanah Islamic B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana kegiatan mewarnai dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompk A2 TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool? C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan pemberian tugas. Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan keterangan atau informasi tentang sesuatu dengan cara melihat, mendengarkan dan mengamati semua peristiwa mencatatnya secara cermat dan teliti dilakukan oleh pengamat terhadap objek yang diamati. 7 Observasi dilakukan dengan mengamati keterampilan jari-jemari, kelenturan pergelangan tangan serta kemampuan koordinasi mata dan tangan anak ketika berlangsungnya kegiatan mewarnai. Menurut Sukmadinata, dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. 8 Dokumentasi dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), foto hasil karya anak, foto ketika kegiatan mewarnai berlangsung. Sedangkan pemberian tugas merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar yang cocok untuk mengembangkan keterampilan motorik, baik motorik kasar maupun Entrepreneur Preschool yang berjumlah 5 anak laki-laki. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dikelas tersebut karena kemampuan motorik halus anak tidak berkembang secara maksimal sehingga anak mengalami kesulitan menulis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan dokumentasi. Berikut adalah kisi-kisi observasi: Tabel 1. Kisi-kisi Observasi 7 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), 12.27 8 Nana S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 221. 9 Moeslichatoen R. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak (Bandung: PT Rineka Cipta, 2004), 187-188. 3

Variabel Sub Variabel Indikator 1. Keterampilan jarijemari Anak bisa memegang alat yang digunakan untuk mewarnai Motorik 2. Kelenturan Anak bisa menggerakkan Halus pergelangan tangan pergelangan tangan 3. Koordinasi mata Anak bisa mewarnai gambar dan tangan dengan rapi Tabel 2. Kisi-kisi Dokumentasi No Komponen Aspek yang didokumentasi Keterangan 1 Perencanaan/ Rencana Pelaksanaan persiapan Pembelajaran Harian (RPPH) 2 Pelaksanaan Kegiatan awal, inti, akhir Deskripsi kemampuan, foto 3 Evaluasi Harian Foto Teknik analisis data menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yaitu data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase. Analisis data yang menggunakan teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar melalui tindakan yang diberikan dan merujuk pada data kualitas objek penelitian, seperti Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan Berkembang Sangat Baik (BSB). Sedangkan analisis data yang menggunakan teknik deskriptif kuantitatif memanfaatkan persentase yang merupakan langkah awal dari keseluruhan proses analisis. 10 Selanjutnya penghitungan terhadap data yang telah diperoleh dilakukan menggunakan rumus: Persentase = Skor keseluruhan yang diperoleh kelompok x 100% Jumlah kelompok skor maksimum Hasil data observasi tersebut dianalisis dan disesuaikan dengan kriteria yang diterapkan di Taman Kanak-kanak dengan pedoman sebagai berikut: 1. Kriteria 75% - 100% Berkembang Sangat Baik (BSB) 2. Kriteria 50% - 74,99% Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 10 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Aditya Media, 2010), 269. 4

3. Kriteria 25% - 49,99% Mulai Berkembang (MB) 4. Kriteria 0% - 24,99% Belum Berkembang (BB) Indikator keberhasilan dapat terpenuhi apabila anak sudah mencapai perkembangan Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 75% dari total jumlah anak. Jumlah anak dalam satu kelas yang diteliti sebanyak 5 anak, keberhasilan 75% dari 5 anak sebanyak 3-4 anak. D. KERANGKA TEORITIK 1. Kemampuan Motorik Halus Menurut Sujiono, motorik adalah semua gerakan-gerakan yang mungkin didapatkan oleh seluruh tubuh. 11 Perkembangan motorik berhubungan dengan kemampuan gerak anak. Gerak adalah unsur yang paling utama dalam pengembangan motorik anak. Karena itu, perkembangan motorik anak dapat terlihat melalui berbagai gerakan dan permainan yang dilakukan. Perkembangan fisik motorik terbagi menjadi dua yaitu perkembangan motorik kasar dan halus. Motorik kasar (gross motor skill), adalah segala keterampilan anak dalam menggerakkan dan menyeimbangkan tubuhnya. Gerakan-gerakan ini masih sangat sederhana, misalnya melompat dan berlari. Sedangkan motorik halus (fine motor skill) merupakan suatu keterampilan menggerakkan otot dan fungsinya. Motorik halus ini gerakannya lebih spesifik dibandingkan motorik kasar, seperti menulis, melipat, dan menggunting. 12 Selain itu, motorik kasar melibatkan gerakan otot-otot besar dalam tubuh seperti otot tangan dan kaki, 13 sedangkan motorik halus gerakannya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. 14 Sumantri mengungkapkan bahwa pembelajaran yang mengembangkan motorik halus anak perlu memperhatikan prinsip-prinsip 11 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik...,1.3. 12 Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD..., 38. 13 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik..., 1.13. 14 Ibid., hlm. 1.14. 5

pengembangan motorik halus. Adapun prinsip-prinsip tersebut yaitu: 15 Berorientasi pada kebutuhan anak; Belajar sambil bermain; Kreatif dan inovatif; Lingkungan kondusif; Tema disesuaikan dengan lingkungan anak; Mengembangkan keterampilan hidup; Menggunakan kegiatan terpadu; Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak, yaitu anak dapat belajar dengan baik ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, aman, dan tentram secara psikologis. Tujuan pengembangan motorik halus pada anak usia empat sampai enam tahun adalah dapat menunjukkan kemamuan menggerakkan anggota tubuh dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis. 16 Mengembangkan motorik halus berfungsi untuk mendukung perkembangan aspek lain, yaitu bahasa, kognitif dan sosial emosioanl karena satu aspek dengan aspek perkembangan lain saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. 17 Kemampuan motrik halus anak dapat berkembangan meskipun tanpa memperoleh stimulus, tetapi perkembangan yang dicapai anak tidak maksimal atau hanya mencapai batas minimal yang ada. Sehingga diperlukan beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak, yaitu mencetak, menjahit, menggunting, melipat, menjiplak, bermain playdough, membangun menara, mewarnai, dan menggambar. 18 2. Mewarnai Mewarnai merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kreativitas yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini adalah adanya kebebasan untuk memilih dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek yang diwarnainya sesuai keinginan anak. 19 Tujuan kegiatan ini adalah melatih gerakan pergelangan tangan. 20 Kegiatan mewarnai dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media, seperti krayon, spidol, pensil warna, 15 MS Sumantri, Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini (Jakarta: Dinas Pendidikan, 2005), 147-148. 16 Ibid., 146. 17 Ibid., 18 Ibid., 121. 19 Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), 65. 20 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik..., 2.12. 6

dan pewarna makanan. Dalam penelitian ini, media yang digunakan adalah pewarna makanan. Gambar yang digunakan disesuaikan dengan tema yang digunakan saat itu. E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi awal sebelum dilakukan kegiatan mewarnai Pada dasarnya, proses pembelajaran yang dilakukan di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool sudah baik dan terstruktur, hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang cukup bervariasi dan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan tema yang telah disusun. Namun kegiatan mewarnai yang digunakan kurang bervariasi (hanya menggunkan krayon) dan terlalu sering digunakan sehingga anak-anak cepat bosan. Hal ini kemudian berdampak pada kemampuan motorik halus anak yang tidak berkembang secara maksimal sehingga anak mengalami kesulitan menulis. Sehingga penulis berinisiatif menggunakan media lain selain krayon, yaitu dengan menggunakan media pewarna makanan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok TK A2. Tabel 3. Rekapitulasi Data Kemampuan Motorik Halus Anak Indikator Kemampuan Motorik Halus Memegang Alat Mewarnai Menggerakkan Pergelangan Tangan Mewarnai Dengan Rapi Sebelum Dilakukan Kegiatan Mewarnai Kriteria 75%- 100% 50%- 74,99% 25%- 49,99% 0%- 24,99% Jumlah Anak Persentase Keterangan 3 66,7% BSH 2 41,7% MB Rata-rata 56,7% BSH Dari tabel hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa kriteria 50%- 74,99% ada 3 anak dengan persentase 66,7% dan berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan, sedangkan sisanya 2 anak pada kriteria 25%- 49.99% dengan persentase 41,7% dan berada pada kriteria Mulai 7

Berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak berkembang kurang maksimal dikarenakan terlalu seringnya menggunakan kegiatan mewarnai dengan krayon. Pada observasi selanjutnya, penulis akan menggunakan kegiatan mewarnai dengan menggunakan media pewarna makanan, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Kondisi setelah dilakukan kegiatan mewarnai Dalam observasi kedua ini, penulis menggunakan kegiatan mewarnai dengan media pewarna makanan. Pertama-tama penulis menyiapkan kertas gambar kereta api yang sudah disesuaikan dengan tema pada hari itu, yaitu Rekreasi/Kereta Api. Selanjutnya penulis juga menyiapkan kuas sejumlah anak dan mewarna makanan (merah, hijau, biru) ke dalam tiga tempat yang berbeda. Anak diminta mewarnai kertas gambar kereta api itu menggunakan pewarna makanan yang sudah disiapkan. Tabel 4. Rekapitulasi Data Kemampuan Motorik Halus Anak Indikator Kemampuan Motorik Halus Memegang Alat Mewarnai Menggerakkan Pergelangan Tangan Mewarnai Dengan Rapi Sebelum Dilakukan Kegiatan Mewarnai Kriteria 75%- 100% 50%- 74,99% 25%- 49,99% 0%- 24,99% Jumlah Anak Persentase Keterangan 3 91,7% BSB 2 66,7% BSH Rata-rata 81,7% BSB Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan motorik halus anak setelah dilakukan kegiatan mewarnai dengan menggunakan pewarna makanan. Dalam kriteria 75%-100% terdapat tiga anak dengan persentase 91,7% dan berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik. Pada kriteria ini, anak dapat memegang alat mewarnai menggunakan 8

dua jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi jari berada ditengah-tengah serta cara memegang yang sudah terampil, dan mampu menggerakkan pergelangan tangan ke kanan dan kekiri, keatas dan kebawah. Anak juga mampu mewarnai dengan tidak keluar garis dan penuh. Anak dengan kriteria tersebut ditemukan penulis sebanyak tiga anak dengan nama, Asyam, Naufal, dan Suta. Sedangkan dalam kriteria 50%-74 terdapat dua anak dengan persentase 66,7% dan berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan. Kriteria kedua anak ini, yaitu Dastan dan Shidqi memiliki persentse yang sama, hanya saja pada kriteria memegang alat mewarnai dan mewarnai dengan rapi berbeda satu sama lain. Untuk Dastan, ia sudah dapat memegang alat yang digunakan untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk serta ibu jari dengan posisi memegang berada di tengah-tengah, ia juga sudah dapat menggerakkan pergelangan tangannya ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mewarnai gambar. Berbeda dengan Shidqi, ia agak lemah dalam memegang alat mewarnai. Ia sudah dapat memegang alat yang digunakan untuk mewarnai menggunakan dua jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi memegang yang kurang baik, yaitu terlalu ke atas dan terlalu ke bawah. Namun dalam hal mewarnai ia lebih unggul dari Dastan. Dalam hal mewarnai, Shidqi sudah dapat mewarnai dengan tidak keluar garis dan penuh. Sedangkan dalam kemampuan menggerakkan pergelangan tangan, mereka memiliki kesamaan, yaitu menggerakkan pergelangan tangannya ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mewarnai gambar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah menggunakan kegiatan mewarnai dengan media pewarna makanan sebesar 25%. F. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan mewarnai dengan media pewarna makanan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A2 TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool. Peningkatan dapat dilihat sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan mewarnai dengan media pewarna makanan. Dengan 9

menggunakan media pewarna makanan, kemampuan motorik halus anak meningkat sebanyak 25%. Keberhasilan itu tidak terlepas dari adanya persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum kegiatan belajar dimulai, mulai dari penyusunan tema, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), sampai pada media dan alat pembelajaran yang digunakan. 10

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media, 2010. Fadlillah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoretik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Moeslichatoen R. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Bandung: PT Rineka Cipta, 2004. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2010. Sujati. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2000. Sujiono, Bambang. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Sukmadinata, Nana S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Sumanto. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Sumantri, M.S. Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan, 2005. Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012. 11

No Nama Anak 1 Asyam 2 Dastan 3 Naufal 4 Shidqi 5 Suta Lembar Observasi Kriteria Penilaian Memegang Menggerakkan Mewarnai Alat Pergelangan Dengan Mewarnai Tangan Rapi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Keterangan Rubrik Penilaian Memegang Alat Mewarnai No Kriteria Deskripsi Skor 1 BSB Anak dapat memegang alat yang digunakan untuk 4 mewarnai menggunakan dua jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi berada di tengah-tengah dan cara memgang yang sudah terampil 2 BSH Anak dapat memegang alat yang digunakan untuk 3 mewarnai menggunakan dua jari telunjuk serta ibu jari dengan posisi memegang berada di tengahtengah 3 MB Anak dapat memegang alat yang digunakan untuk 2 mewarnai menggunakan dua jari telunjuk serta ibu jari dengan posisi memegang terlalu ke atas atau ke bawah 4 BB Anak memegang alat yang digunakan untuk mewarnai dengan menggunakan ibu jari dan satu telunjuk saja 1 12

Rubrik Penilaian Menggerakkan Pergelangan Tangan No Kriteria Deskripsi Skor 1 BSB Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah serta 4 menggerakkannya secara memutar untuk mewarnai gambar 2 BSH Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke 3 kanan dan ke kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mewarnai gambar 3 MB Anak menggerakkan pergelangan tangannya ke kanan dan ke kiri atau ke atas dan ke bawah untuk mewarnai gambar 2 4 BB Anak menggerakkan pergelangan tangannya 1 dengan cara mengetuk-ngetukkan alat mewarnai pada obyek gambar yang diwarnai Rubrik Penilaian Mewarnai Dengan Rapi No Kriteria Deskripsi Skor 1 BSB Anak dapat mewarnai dengan tidak keluar garis 4 dan penuh serta rapi 2 BSH Anak dapat mewarnai dengan tidak keluar garis 3 dan penuh 3 MB Anak dapat mewarnai dengan tidak keluar garis 2 atau dengan penuh 4 BB Anak mewarnai gambar dengan keluar garis serta tidak penuh 1 13

Foto Hasil Karya Anak Saat Kegiatan Mewarnai Gambar 1. Hasil Mewarnai Asyam Gambar 2. Hasil Mewarnai Dastan 14

Gambar 3. Hasil Mewarnai Naufal Gambar 4. Hasil Mewarnai Shidqi 15

Gambar 5. Hasil Mewarnai Suta 16

Data Observasi Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Kegiatan Mewarnai Kriteria Penilaian Memegang Menggerakkan Mewarnai Skor No Nama Anak Alat Pergelangan Dengan Total Skor Persentase Keterangan Maksimum Mewarnai Tangan Rapi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Asyam v v v 8 12 66,7% BSH 2 Dastan v v v 5 12 41,7% MB 3 Naufal v v v 8 12 66,7% BSH 4 Shidqi v v v 5 12 41,7% MB 5 Suta v v v 8 12 66,7% BSH Jumlah 34 60 283,5% Rata-rata 56,7% BSH Keterangan: Rata-rata Kemampuan Motorik Halus Anak = Total Skor x 100% BSB : Berkembang Sangat Baik (75% - 100%) Skor Maksimum BSH : Berkembang Sesuai Harapan (50% - 74,99%) = 34 x 100% MB : Mulai Berkembang (25% - 49,99%) 60 BB : Belum Berkembang (0% - 24,99%) = 56,7% 17

Data Observasi Kondisi Awal Setelah Dilakukan Kegiatan Mewarnai Kriteria Penilaian Memegang Menggerakkan Mewarnai Skor No Nama Anak Alat Pergelangan Dengan Total Skor Persentase Keterangan Maksimum Mewarnai Tangan Rapi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Asyam v v v 11 12 91,7% BSB 2 Dastan v v v 8 12 66,7% BSH 3 Naufal v v v 11 12 91,7% BSB 4 Shidqi v v v 8 12 66,7% BSH 5 Suta v v v 11 12 91,7% BSB Jumlah 49 60 408,5% Rata-rata 81,7% BSB Keterangan: Rata-rata Kemampuan Motorik Halus Anak = Total Skor x 100% BSB : Berkembang Sangat Baik (75% - 100%) Skor Maksimum BSH : Berkembang Sesuai Harapan (50% - 74,99%) = 49 x 100% MB : Mulai Berkembang (25% - 49,99%) 60 BB : Belum Berkembang (0% - 24,99%) = 81,7% 18