BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja, sertifikasi, disiplin,

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik.sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang kita hadapi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bukunya Heidjrachman (2002) kompensasi adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam sistem operasi organisasi atau perusahaan, suatu potensi Sumber. Daya Manusia pada hakekatnya adalah salah satu modal dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan organisasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam organisasi, sumber daya manusia memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN. Amitai Etzioni (1885:12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unitunit

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dasar 2.1.1 Kinerja 2.1.1.1 Pengertian kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Perfomance atau actual Perfomance (Pretasi keja atau prestasi sesungguhnya yang di capai oleh seseorang). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya (mangkunegara 2013:67). Kinerja yang sering kali dipikirkan sebagai pencapaian tugas dimana istilah tugas sendiri berasal dari pemikiran aktivitas yang di butuhkan oleh pekerja karena menurut Sudarmayanti (2011:202) kinerja adalah cara mendapatkan hasil lebih baik bagi organisasi, kelompok dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai target yang di rencanakan, standar dan persyaratan kopetensi di tentukan. Berdasarkan pengertian di atas dapat di kemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang di capai oleh sesorag pegawai sesuai dengan setandar dan kriteria yang yang telah yang di tetapkan dalam kurun waktu tertentu. Ada beberapa indikator yang di tetapkan guna menentukan kinerja seseorang karyawan, seperti yang di kemukakan oleh Mangkunegara (2007:75) yaitu: 1

2 a) Kualitas kerja Dalam hal ini menyangkut ketetapan, ketelitian,keterampilan dan juga kebersihan. b) Kuantitas kerja Dalam hal ini out put juga perlu diperhatikan, bukan hanya output rutin, tetapi juga seberapa cepat bisa menyelesaikan kerja extra. c) Tanggung jawab Dalam hal ini dapat mengikuti instruksi, inisiatif, hatihati, dan juga kerajinannya d) Sikap karyawan Dalam hal ini sikap dalam perusahaan, pegawai lain dan pekerjaan serta kerja sama 2.1.1.2 Faktor yang mempengaruhi kinerja Kinerja merupakan satu konstruk multidimendional yang mencangkup banyak faktor yang mempengaruhinya kinerja (Mahmudi,2005:142) adalah sebagai berikut: a) Faktor personal individual, meliputi pengetahuan,skill, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki setiap individu. b) Faktor kepemimpinan meliputi kualitas dalam memberi dorongan semangat, arahan dan dukungan yang di berikan manajer kepada team leader. c) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang di berikan oleh rekan satu tim, kepercayaan oleh angota satu tim. d) Faktor sistem, meliputi sistem kinerja, fasilitas kerja yang di berikan organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

3 e) Faktor external meliputi, tekanan dan perubahan lingkungan external dan internal. 2.1.1.3 Penilaian Kinerja Penilaian kerja merupakan suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. (Schuler & Jackson, 1996:3) Penilaian yang dilakukan pada kinerja karyawan suatu lembaga koperasi akan memberikan dukungan bagi lembaga koperasi untuk dapat mengembangkan pegawai agar bisa meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.penilaian kinerja sangat perlu dilakukan karena dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap karyawan untuk mengetahui sejauhmana kekurangan dan kelebihan pegawai. Penilaian kerja sediri juga dapat menjadi motivasi bagi pegawai untuk bekerja yang lebih baik penilaian kerja pegawai secara umum memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Peningkatan kinerja kerja 2. Meningkatkan efisiensi 3. Mengurangi kesalahan 4. Meningkatkan kemampuan 5. Meningkatkan semangat kerja Adapun manfaat penelitian kinerja pegawai dalam satu organisasi :

4 1. Peningkatan prestasi kerja 2. Kesepakatan kerja yang adil 3. Untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan 4. Mengorganisir kesalahan-kesalahan kinerja 5. Digunakan untuk membuat keputusan dalam promosi dan mutasi 6. Menghindari penyimpangan dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan 2.2. Kepemimpinan a. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situas Wahjosumidjo (1987:11) Melalui sistem kepemimpinan yang tepat akan mengangkat perusahaan yang sedang kolaps atau menunggu waktu untuk berheti beroprasi menjadi kembali pulih dan meningkatkan kinerjanya. Dalam suatu oganisasi, kepemimpinan memang berperan yang penting karena pemimpin itulah yang mengerakan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah, tidakmudah karena harus memahami setiap perliaku bawahan yang berbeda beda. Mengingat beda yang digerakan bukan benda mati, tetapi manusia yang mempunyai perasaan dan akal serta beraneka ragam jenis dan sifatnya, maka masalah kepemimpinan tidak dapat

5 dipandang mudah. Kemampuan seorng pemimpin merupakan satu sarana untuk mencapai tujuan. Hal ini berati bawahan dalam memenuhi kebutuhan tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengen baik dan mencapai tujuan. Menurut Makmuri Muchlas (2008:320), kepemimpinan di ukur melalui: 1) Keteladanan Pimpinan memberikan contoh baik terhadap karyawan 2) Kecakapan Pemimpin mampu mengajarkan segala sesuatu lebih baik dari karyawan 3) Koordinasi dengan bawahan Pemimpin mampu memberikan arahan dan memimpin bawahan 4) Pengambilan keputusan Pemimpin mampu mengambil keputusan yang tepat kepemimpinan efektif sering dievaluasi dalam adaptasi organisasi dengan perubahan lingkungan. Sejumlah posisi kekuasaan untuk kepemimpinan yang efektif bergantung pada sifat alami organisasi, tugas, dan bawahan. French dan Raven dalam Yukl (1989) mengajukan lima basis kekuasaan yaitu: 1) Kekuasaan Legitimasi: kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. 2) Kekuasaan Imbalan: kekuasaan yang didasarkan atas kemampuan seseorang untuk memberi imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. 3) Kekuasaan Paksaan: kekuasaan hukuman. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan \tidak menyenangkan bagi

6 orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. 4) Kekuasaan Ahli: Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. 5) Kekuasaan Panutan. Banyak individu yang menyatukan diri atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. 2.3. Motivasi 2.3.1. Pengertian motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa/ feeling yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan tinggkah-laku manusia, Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. a. Tujuan motivasi kerja

7 Pada hakekatnya pemberian motivasi pada pegawai tersebut mempunyai tujuan yang dapat meningkatkan berbagai hal, menurut hasibuan (2008:146) tujuan pembeian motivasi kepada karyawan adalah untuk : 1) Meningkatkan moral dan kinerja karyawan. 2) Meningkatkan produktifitas karyawan 3) Mempertahankan kesetabilan karyawan perusahaan. 4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan. 5) Mengefektifkan keadaan karyawan. 6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja. 7) Meningkatkan loyalitas, kreatifitasdan partisipasi. 8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Anonim (2010), motivasi dibedakan atas 3 macam berdasarkan sifatnya: a. Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan suatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takun akan mendapatkan hukuman dan sebagainya. b. Motivasi insentif atau insentive motivation, yaitu individu melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan suatu insentif, bentuk insentif bermacam-macam seperti mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain. c. Motivasi sikap atau attitude motivation atau self motivation merupakan suatu motivasi karena menunjukan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap suatu objek, motivasi ini lebih bersifat intrinsic, muncul dari dalam individu, berbeda dengan kedua

8 motivasi sebelumnya yang lebih bersifat extrinsic yang dating dari luar diri individu. 2.4. Disiplin Kerja 2.4.1 Pengertian disiplin kerja Disiplin merupakan tindakan manajer untuk mendorong anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan kata lain, pendisiplinan karyawan adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya menurut Siagian (2008). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku. (Malayu, 2007). Adapun indikator yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan (Dharma, 2003) adalah: 1). Kehadiran karyawan setiap hari Karyawan wajib hadir di perusahaannya sebelum jam kerja, dan pada biasanya digunakan sarana kartu kehadiran pada mesin absensi. 2) Ketepatan jam kerja Penetapan hari kerja dan jam kerja diatur atau ditentukan oleh perusahaan. Karyawan diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat dan jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, dan wajib mengikuti aturan jam kerja perhari. 3) Mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal

9 Seluruh karyawan wajib memakai pakaian yg rapi dan sopan, dan mengenakan tanda pengenal selama menjalankan tugas kedinasan. Bagi sebahagian besar perusahaan biasanya menyediakan pakaian seragam yang sama untuk semua karyawannya sebagai bentuk simbol dari kebersamaan dan keakraban di sebuah perusahaan. Ketaatan karyawan terhadap peraturan. Adakalanya karyawan secara terang terangan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Jika tingkah laku karyawan menimbulkan dampak atas kinerjanya, para pemimpin harus siap melakukan tindakan pendisiplinan. 2.5. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang di ajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: KEPEMIMPINAN MOTIVASI KINERJA DISIPLIN KERJA Gambar II.1 Kerangka pemikiran Sumber : Marpaung (2014), Alfizah (2013), Untari (2015), Mangkunegara(2007), Dewi dan Lars (2014), Hapid dan Sunawar(2014), Yuli suwati(2013), Evi yuningsih(2013), Yanti Komala Sari(2014), Sutrisno(2009)

10 Kerangka pemikiran diatas menjelaskan bahwa penelitian ini melihat pengaruh variabel kepemimpinan (X1), Motivasi (X2), Disiplin kerja (X3) sebagai variabel independen terhadap kinerja (Y) sebagai variabel dependen. 2.6. HIPOTESIS PENELITIAN Menurut kelinger (2006:30), hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Dari penjelasan tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sbagai beikut: H1: Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Koperasi Serba Usaha PANDAWA domas H2: motivasi berpengaruh signifikan terhaap kinerja pegawai Koperasi Serba Usaha PANDAWA domas H3: disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Koperasi Seraba Usaha PANDAWA domas

19