BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SATUAN PENDIDIKAN MUADALAH PADA PONDOK PESANTREN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH OLEH WARGA MASYARAKAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PERA TURAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR.13 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

BAB IV ANALISIS DATA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN DAN MAJELIS TAKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa keberadaan pondok pesantren dan majelis taklim di Kabupaten Pandeglang cukup banyak dan tersebar di masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan, yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis kemasyarakatan; b. bahwa untuk mencegah budaya negatif dan menciptakan kemandirian perlu melaksanakan pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim; c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010); 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 1

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG dan BUPATI PANDEGLANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN DAN MAJELIS TAKLIM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 4. Bupati adalah Bupati Pandeglang. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang. 2

6. Pondok pesantren yang selanjutnya disebut Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menyelenggarakan satuan pendidikan pesantren dan/atau secara terpadu menyelenggarakan jenis pendidikan lainnya. 7. Majelis Taklim adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam di kalangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. 8. Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim adalah segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk membantu meningkatkan kemampuan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas melaluipengembangan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam (mutafaqqih fiddin) dan/atau menjadi muslim yang dapat mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari. 9. Pola pendidikan mu 'allimin adalah sistem pendidikan pesantren yang bersifat integratif dengan memadukan ilmu agama Islam dan ilmu umum dan bersifat komprehensif dengan memadukan intra dan ekstrakokurikuler. 10. SSatuan pendidikan muadalah adalah satuan pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada dilingkungan pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai kekhasan pesantren dengan basis kitab kuning atau dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan muallimin secara berjenjang dan terstruktur yang dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah dilingkungan Kementerian Agama. 11. Kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren. 12. Dirasah Islamiyah adalah kumpulan kajian tentang ilmu agama Islam yang tersusun secara sistematik, terstruktur, dan terorganisasi (madrasy). 13. Santriwan/santriwati adalah pelajar yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren. 14. Pendidik adalah seorang ustadz dan ustadzah yang mempunyai kompetensi tertentu sesuai dengan kekhususannya untuk membimbing, mengajar, dan/atau melatih para santriwan dan santriwati dalam bidang keagamaan. 15. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi non pemerintah, pengusaha, dan organisasi masyarakat yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Pasal 2 Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim berasaskan : a. Kedaulatan; b. Kemandirian; c. Kebersamaan; 3

d. Keterpaduan; e. Keterbukaan; f. Efisiensi-berkeadilan: dan g. Keberlanjutan. Pasal 3 Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim bertujuan untuk: a. Mewujudkan kedaulatan dan kemandirian Pondok Pesantren dan Majelis Taklim dalam rangka menghasilkan peserta didik yang mampu meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kehidupan yang lebih baik; b. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas serta kelembagaan pondok pesantren dan majelis taklim dalam menjalankan pendidikan keagamaan yang maju, modern dan berkelanjutan; c. Menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di pondok pesantren dan majelis taklim. d. Mengembangkan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam dan/atau menjadi muslim yang dapat mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari; e. Mengembangkan pribadi akhlakul karimah bagi peserta didik yang memiliki kesalehan individual dan sosial dengan menjunjung tinggi jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaran sesama umat Islam, rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, keteladanan, pola hidup sehat, dan cinta tanah air; f. Menanamkan nilai-nilai Islami untuk mencegah dampak negatif dari kebudayaan luar yang tidak Islami; dan g. Memajukan dan mengembangkan pola pikir santri dan jamaah majelis taklim untuk mengembangkan usaha, serta menumbuhkan dan menguatkan kelembagaan pondok pesantren dan majelis taklim agar mampu mandiri dan berdaya saing. BAB II PONDOK PESANTREN Bagian Kesatu Umum Pasal4 Pondok Pesantren di daerah wajib menjunjung tinggi dan mengembangkan nilai-nilai ke-islaman dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika,keadilan, toleransi, kemanusiaan, keikhlasan, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur lainnya. 4

Pasal5 Pondok Pesantren wajib memiliki unsur-unsur pesantren yang terdiri atas: a. kyai atau sebutan lain yang sejenis; b. santri; c. pondok atau asrama pesantren; d. masjid atau musholla, dan e. pengajian dan kajian kitab kuning atau dirasah Islamiyah dengan polapendidikan mu 'allimin. Pasal6 (1) Kyai atau sebutan lain yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5huruf a wajib berpendidikan pesantren dan memiliki kompetensi ilmu agamaislam yang bertugas membimbing, mengasuh, dan mengajar santri. (2) Kyai atau sebutan lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membimbing, mengasuh, dan mengajar santri. (3) Selain kyai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pesantren dapat memilikipendidik lain yang diperlukan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. (4) Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, pesantren dapat memiliki tenaga kependidikan yang meliputi kepala satuan pendidikan, tenaga administrasi,pengelola perpustakaan, dan tenaga lain yang diperlukan. Pasal 7 (1) Santri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah peserta didikdan wajib bermukim di pondok atau asrama pesantren. (2) Kewajiban bermukim di pondok atau asrama pesantren sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk lebih mengintensifkan proses pendidikan baik yang menyangkut pengamalan ibadah, pemahaman keagamaan, penguasaan bahasa asing, internalisasi nilai-nilai keagamaan dan akhlak karimah, serta peningkatan keterampilan. Pasal8 (1) Pondok atau asrama pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf cmerupakan tempat tinggal santri selama masa proses pendidikan. (2) Pondok atau asrama pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, dan kesehatan. Pasal9 (1) Masjid atau musholla sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d berfungsisebagai tempat ibadah dan/atau pembelajaran santri. (2) Masjid atau musholla sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat terbuka bagi masyarakat disekitar pesantren untuk melakukan ibadah dan/atauaktivitas keagamaan lainnya. 5

Pasal 10 (1) Pengajian dan kajian kitab kuning sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5huruf e dilakukan dengan menggunakan kitab kuning sebagai sumberbelajar sesuai tingkatan peserta didik. (2) Dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu'allimin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e dilakukan dengan pendekatan tematik sesuai dengankekhasan masing-masing pesantren. Bagian Kedua Penyelenggaraan Pendidikan di Pondok Pesantren Pasal 11 Dalam penyelenggaraan pendidikan, pesantren dapat berbentuk sebagai satuanpendidikan dan atau sebagai penyelenggara pendidikan. Paragraf 1 Pesantren Sebagai Satuan Pendidikan Pasal 12 (1) Pesantren sebagai satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 merupakan pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitabkuning atau dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu 'allimin. (2) Penyelenggaraan pengajian kitab kuning sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan dalam bentuk pengajian kitab kuning pada umumnyadan/atau program takhasus pada bidang ilmu keislaman tertentu sesuaidengan ciri khas dan keunggulan masing-masing pesantren. (3) Penyelenggaraan dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu'allimin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara integratif dengan memadukan ilmu agama Islam dan ilmu umum dan bersifat komprehensif dengan memadukan intra dan ekstra kokurikuler. Paragraf 2 Satuan Pendidikan Muadalah Pasal 13 (1) Jenis satuan pendidikan muadalah terdiri atas salafiyah dan mu allimin. (2) Jenis satuan pendidikan muadalah salafiyah sebagaimana dimksud pada ayat (1) adalah satuan pendidikan muadalah berbasis kitab kuning. (3) Jenis satuan pendidikan muadalah mu allimin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah satuan pendidikan muadalah berbasis dirosah Islamiyah dengan pola pendidikan mu allimin. Pasal 14 Penjenjangan satuan pendidikan mu adalah terdiri atas : a. satuan pendidikan muadalah setingkat pendidikan dasar terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS); b. satuan pendidikan muadalah setingkat pendidikan menengah adalah setingkat Madrasah Aliyah (MA). 6

Pasal 15 (1) Kurikulum satuan pendidikan muadalah terdiri atas kurikulum keagamaan Islam dan kurikulum pendidikan umum. (2) Kurikulum keagamaan Islam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan berdasarkan kekhasan masing-masing penyelenggara dengan berbasis pada kitab kuning atau dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu allimin. (3) Kurikulum pendidikan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit memuat : a. pendidikan kewarganegaraan; b. bahasa Indonesia; c. matematika; dan d. ilmu pengetahuan alam. Pasal 16 (1) Pembelajaran kitab kuning dapat dilakukan dengan menggunakan metode sorogan (individual), metode bandongan (massal), metode bahtsul masail, dan metode lainnya. (2) Pembelajaran dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu 'allimin dilakukan dengan metode kelasikal, terstruktur, dan berjenjang sesuai dengan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh pesantren. Paragraf 3 Pondok Pesantren Sebagai Penyelenggara Pendidikan Pasal 17 (1) Di samping sebagai satuan pendidikan, pesantren dapat menyelenggarakan satuan dan/atau program pendidikan lainnya. (2) Satuan dan/atau program pendidikan lainnya sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi: a. pendidikan diniyah formal; b. pendidikan diniyah nonformal; c. pendidikan umum; d. pendidikan umum berciri khas Islam; e. pendidikan kejuruan; f. pendidikan kesetaraan; g. pendidikan mu adalah; dan h. program pendidikan lainnya. (3) Penyelenggaraan satuan dan/atau program pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. 7

BAB III MAJELIS TAKLIM Pasal 18 (1) Majelis taklim dapat diselenggarakan oleh masyarakat, pesantren, pengurus masjid, organisasi kemasyarakatan Islam, dan lembaga sosial keagamaan Islam lainnya. (2) Majelis taklim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan di masjid, musholla, ruang kelas, atau ruang belajar lain yang memenuhi syarat. (3) Majelis taklim dapat mengembangkan kajian keislaman secara tematis dan terprogram dalam rangka peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. BAB IV PERAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 19 (1) Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang. (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melibatkan forum pondokpesantrendanmajelistaklimdi daerah. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati. Pasal 20 (1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan bantuan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepada Santri dan Pengajar Pondok Pesantren serta majelis taklim. (2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berupa: a. pengembangan program pelatihan dan pemagangan; b. pemberian beasiswa pendidikan; c. pengembangan pelatihan kewirausahaan; dan d. manajemen tata kelola pondok pesantren dan majelis taklim. Pasal 21 Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dimaksudkan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan Santri, pengajar pondok pesantren dan majelis taklim. Pasal 22 Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan bantuan berupa insentif untuk Pengajar pondok pesantren dan majelis taklim. 8

Pasal 23 Bantuan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 22 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 24 (1) Pembiayaan untuk kegiatan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. (2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk hibah dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Pasal 25 Pembiayaan untuk kegiatan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim dapat bersumber dari bantuan pihak swasta dan/atau pihak ketiga berdasarkan ketentuan perundang-undangan. BAB VI PENGAWASAN Pasal 26 (1) Untuk menjamin tercapainya tujuan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim, dilakukan pengawasan terhadap kinerja perencanaan dan pelaksanaan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemantauan, pelaporan, dan evaluasi. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang sesuai dengan kewenangannya. (4) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pemerintah Daerah dapat melibatkan masyarakat dalam pemantauan dan pelaporan dengan memberdayakan potensi yang ada. (5) Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus berbentuk dokumen tertulis dan disertai dokumen pendukung lainnya. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 27 Masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim. 9

Pasal 28 Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dapat dilakukan secara perseorangan dan/atau berkelompok. Pasal 29 Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dapat dilakukan terhadap: a. Pembiayaan; dan b. Pengawasan. Pasal30 Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dapat berupa: a. memelihara dan menyediakan prasarana; b. menyediakan bantuan sosial;dan c. melaporkan adanya pungutan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang. Diundangkan di Pandeglang pada tanggal 12 Nopember 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG, Cap/ttd AAH WAHID MAULANY Ditetapkan di Pandeglang pada tanggal 12 Nopember 2015 BUPATI PANDEGLANG, Cap/ttd ERWAN KURTUBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015 NOMOR 6 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN : (7 /2015) 10

PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN DAN MAJELIS TAKLIM I. PENJELASAN UMUM Pendidikan di Pondok pesantren (ponpes) dan majelis taklim mempunyai sejarah yang panjang, namun masih banyak orang yang beranggapan lembaga pendidikan ini hanya untuk belajar agama. Seiring dengan perkembangan zaman lembaga ini telah melakukan upaya penyesuaian. Lembaga pendidikan Ponpes dan majelis taklim pada hakikatnya adalah proses pembudayaan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan, yang memiliki sikap hidup yang Islami, dan keterampilan yang dapat menjamin kesejahteraan hidupnya. Pesantren dan majelis taklim wajib menjunjung tinggi dan mengembangkan nilai-nilai Islamrahmatan lil'alamin dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UndangUndang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, keadilan, toleransi, kemanusiaan, keikhlasan, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur lainnya. Keberadaan pondok pesantren dan majelis taklim di Kabupaten Pandeglang cukup banyak dan tersebar dimasing-masing kecamatan, sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islamberbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secaraterpadu dengan jenis pendidikan lainnya, sehingga diperlukan pemberdayaan secara terencana, terarah dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim Pemerintah Daerah memerlukan landasan hukum berupa Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan asas kedaulatan adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi kedaulatan Pondok Pesantren yang memiliki hak-hak dan kebebasan dalam rangka menyelenggarakan Pendidikan Keagamaan Islam. Yang dimaksud dengan asas kemandirian adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus dilaksanakan secara independen dengan mengutamakan kemampuan sumber daya dalam 11

Pondok Pesantren itu sendiri. Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Yang dimaksud dengan asas kebersamaan adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pondok Pesantren, dan masyarakat. Yang dimaksud dengan asas keterpaduan adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus memadukan dan menyerasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus dilaksanakan dengan memperhatikan aspirasi dari Pondok Pesantren dan pemangku kepentingan lainnya yang didukung dengan pelayanan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Yang dimaksud dengan asas efisiensi-berkeadilan adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus memberikan peluang dan kesempatan yang sama secara proporsional kepada semua warga 12negara sesuai dengan kemampuannya. Yang dimaksud dengan asas keberlanjutan adalah penyelenggaraan Pemberdayaan Pondok Pesantren dan Majelis Taklim harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan untuk menjamin peningkatan kesejahteraan di Pondok Pesantren. 12

Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Ayat (1) Ayat (2) Cukupjelas Huruf a Pendidikan diniyah formal adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pesantren secara terstruktur dan berjenjang pada jalur pendidikan formal. Huruf b Pendidikan diniyah nonformal adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan dalam bentuk Madrasah Diniyah Takmiliyah, Pendidikan AlQur'an, Majelis Taklim, atau bentuk lain yang sejenis baik di dalam maupun di luar pesantren pada jalur pendidikan nonformal. Huruf c Cukupjelas Huruf d Cukupjelas Huruf e Cukupjelas Huruf f Cukupjelas Huruf g Cukupjelas 13

Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Huruf h Cukupjelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 1 14