SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PERMOHONAN, PERPANJANGAN, PENGALIHAN/BALIK NAMA SURAT IJIN HAK PAKAI, DAN PROSEDUR TATA CARA SEWA KIOS/BEDAK/LAPAK/LOS, PELAYANAN ADMINISTRASI, PENYEDIAAN LAHAN PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PASAR PADA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa sebagai upaya memenuhi prosedur dan tata cara Permohonan Surat Ijin Hak Pakai (SIHP), perpanjangan Surat Ijin Hak Pakai, Pengalihan Surat Ijin Hak Pakai/balik nama, sewa kios/bedak/lapak/los, dan pelayanan administrasi serta penyediaan fasilitas pasar berupa lahan parkir kendaraan bermotor, perlu diatur prosedur dan tata cara permohonannya, perpanjangan, dan pengalihan/balik nama; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Prosedur dan Tata Cara Permohonan, Perpanjangan, Pengalihan/Balik Nama Surat Ijin Hak Pakai, dan Prosedur Tata Cara Sewa Kios/Bedak/Lapak/Los, Pelayanan Administrasi, Penyediaan Lahan Parkir Kendaraan Bermotor di Unit Pelaksana Teknis Pasar Pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Nomor 4118); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Nomor 5049); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Nomor 5601);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Nomor 4049); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 11. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 16 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Pasar; 17. Peraturan Walikota Batu Nomor 5 Tahun 2011 tentang Penataan Perijinan Pemakaian Hak atas Toko/Bedak/Los Pasar di Lingkungan Pasar Besar Kota Batu; 18. Peraturan Walikota Batu Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Penjabaran Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Pasar pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu;
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PERMOHONAN, PERPANJANGAN, PENGALIHAN/BALIK NAMA SURAT IJIN HAK PAKAI, DAN PROSEDUR DAN TATA CARA SEWA KIOS/BEDAK/LAPAK/LOS, PELAYANAN ADMINISTRASI, PENYEDIAAN LAHAN PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PASAR DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Batu. 4. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu. 5. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kota Batu. 6. Bendahara Penerimaan adalah Bendahara Penerimaan pada Dinas Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu. 7. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP Kota Batu adalah penegak Peraturan Daerah. 8. Surat Ijin Hak Pakai yang selanjutnya disingkat SIHP adalah Surat pemberian ijin hak pemakaian obyek retribusi pasar selama kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. 9. Surat Sewa adalah Surat ijin hak pemakaian obyek retribusi pasar selama kurun waktu 1 (satu) tahun atau 2 (dua) tahun. 10. Zonasi adalah penataan ruang pasar sesuai penggolongan jenis dagangan barang atau jasa. 11. Grading adalah penataan kelas dalam 1 (satu) jenis dagangan barang atau jasa. 12. Golongan Pasar adalah klasifikasi pemakaian kios/bedak yang ada pada setiap kelas pasar yang dikualifikasikan pemakaian, bedak/los dan
pelataran. 13. Pasar adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan perdagangan yang dibuat, diselenggarakan, dan dikelola oleh Pemerintah Daerah pada lahan atau tanah yang dikuasai dan/atau dimiliki Pemerintah Daerah. 14. Pasar Daerah adalah Pasar Umum yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah. 15. Retribusi Pasar yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas pemberian dan pemanfaatan fasilitas pasar. 16. Pelataran adalah suatu tempat yang disediakan atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang bersifat terbuka seperti halaman, jalan, gang, dan lain-lain di dalam lingkungan pasar yang dipergunakan untuk memasarkan barang dan jasa. 17. Kios/Toko/Bedak adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha barang dan jasa. 18. Los adalah bangunan tetap dalam lingkungan pasar yang berbentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi dinding. 19. Kelas Pasar adalah klasifikasi pasar mempunyai kriteria tertentu yang meliputi bangunanbangunan, jumlah pedagang, luas areal pasar, dan sistem arus barang dan orang, baik di dalam maupun di luar dan melayani tingkat wilayah. 20. Pedagang Tidak Tetap adalah seseorang yang melakukan kegiatan perdagangan tetapi tidak memiliki tempat yang tetap untuk memasarkan barang/jasa pada tempat-tempat seperti pelataran, jalan, gang, dan lain-lain di dalam lingkungan pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. 21. Sewa Tempat Usaha adalah pembayaran sewa atas penggunaan tempat usaha seperti kios, lapak, bedak, los dan parkir di dalam kawasan pasar yang menjadi aset Pemerintah Daerah. 22. Pejabat/Petugas Pasar adalah Pejabat yang ditunjuk dan/atau ditugaskan oleh Kepala Daerah. 23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang. 24. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan/atau Sanksi Administrasi berupa bunga dan/atau denda. 25. Surat Ijin Sewa Penyediaan Lahan Parkir Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat SIS-PLPKB adalah ijin sewa penyediaan lahan parkir kendaraan bermotor bagi pemohon lahan parkir. BAB II PROSEDUR DAN TATA CARA SIHP Pasal 2 Prosedur dan tata cara SIHP adalah rangkaian kegiatan administrasi dan verifikasi obyek retribusi oleh penerbit SIHP untuk masa ijin pakai selama 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya SIHP. Bagian Kesatu Tata Cara Permohonan, Perpanjangan, dan Pengalihan/Balik Nama SIHP Pasal 3 (1) Pedagang yang mengajukan permohonan, SIHP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mengisi form SIHP bermaterai cukup yang ditujukan kepada Walikota Batu c.q Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu; b. menyerahkan KTP asli; c. menyerahkan Foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 (empat) lembar; d. materai Rp6.000,00 sebanyak 4 (empat) lembar; e. biaya administrasi dan verifikasi obyek retribusi tidak dipungut biaya; f. proses administrasi dan verifikasi obyek retribusi ditetapkan maksimal 5 (lima) hari kerja setelah permohonan disetujui; dan g. permohonan SIHP dapat ditolak jika pemohon tidak melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f. (2) Pemohon perpanjangan dan/atau pengalihan balik nama SIHP ditolak apabila: a. pemegang SIHP memiliki piutang retribusi dan denda yang belum terbayar; atau b. pemegang SIHP melanggar ketentuan zonasi atau grading jenis dagangan yang ditetapkan oleh Peraturan Kepala Dinas.
BAB III PROSEDUR DAN TATA CARA SURAT IJIN SEWA KIOS/BEDAK/LAPAK/LOS Pasal 4 Prosedur dan tata cara ijin sewa Kios/Bedak/Lapak/ Los yang merupakan rangkaian kegiatan administrasi dan verifikasi obyek retribusi oleh penerbit ijin sewa Kios/Bedak/Lapak/Los untuk masa ijin sewa selama 1 (satu) tahun sejak ditandatanganinya SIS. Bagian Kesatu Tata Cara Permohonan Sewa, Perpanjangan, Pengalihan/Balik Nama Sewa Kios/Bedak/Lapak/Los Pasal 5 (1) Pedagang yang mengajukan permohonan sewa, Perpanjangan, Pengalihan/Balik Nama Sewa Kios/Bedak/Lapak/Los harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mengisi form SIS bermaterai cukup, yang ditujukan kepada Walikota c.q Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu; b. menyerahkan KTP asli; c. menyerahkan foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 (empat)lembar; d. materai Rp6.000,00 sebanyak 4 (empat) lembar; e. biaya administrasi dan verifikasi obyek retribusi tidak dipungut biaya; f. proses administrasi dan verifikasi obyek retribusi ditetapkan maksimal 5 (lima) hari kerja setelah surat permohonan disetujui; g. permohonan SIS dapat ditolak jika pemohon tidak melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f. (2) Perpanjangan Surat Ijin Sewa dapat ditolak apabila: a. pemegang SIS tidak menaati ketentuan dan Peraturan Kepala Dinas; dan b. pemegang SIS melanggar ketentuan zonasi atau grading jenis dagangan yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas. (3) Pengalihan/Balik Nama Surat Ijin Sewa dapat ditolak apabila:
a. pemegang SIS memiliki piutang retribusi berikut denda yang belum terbayar; dan b. Pemegang SIS melanggar ketentuan zonasi atau grading jenis dagangan yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas. BAB III PROSEDUR DAN TATA CARA SIS-PLPKB Pasal 6 Prosedur dan tata cara Ijin SIS-PLPKB adalah rangkaian kegiatan administrasi dan verifikasi obyek retribusi oleh penerbit Ijin Sewa Penyediaan Lahan Parkir Kendaraan Bermotor untuk masa ijin sewa selama 1 (Satu Tahun) sejak di tandatanganinya SIS- PLPKB. Bagian Kesatu Tata Cara Permohonan, Perpanjangan, Pengalihan/Balik Nama Sewa SIS-PLPKB Pasal 7 (1) Pemohon yang mengajukan SIS-PLPKB, perpanjangan, pengalihan/balik Nama harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mengisi form SIS-PLPKB bermaterai cukup, yang ditujukan kepada Walikota c.q Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu; b. menyerahkan KTP asli; c. menyerahkan foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 (empat) lembar; d. materai Rp6.000,00 sebanyak 4 (empat) lembar; e. biaya administrasi dan verifikasi obyek retribusi tidak dipungut biaya; f. proses administrasi dan verifikasi obyek retribusi ditetapkan maksimal 5 (lima) hari kerja setelah surat permohonan disetujui; g. permohonan SIS-PLPKB dapat ditolak jika pemohon tidak melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f. (2) Perpanjangan, dan Pengalihan/Balik Nama SIS- PLPKB dapat ditolak bila: a. pemegang SIS-PLPKB tidak menaati ketentuan
dan Peraturan Kepala Dinas; dan b. pemegang SIS-PLPKB melanggar ketentuan zonasi parkir yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Dinas. BAB IV SANKSI ADMINISTRASI DAN PENCABUTAN Pasal 8 (1) Sanksi administrasi diberikan kepada pemegang SIHP, SIS dan SIS-PLPKB bilamana tidak menaati ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh UPT. Pasar dengan sanksi berupa: a. denda 2% dari tagihan retribusi terutang bagi pemegang SIHP yang tidak melaksanakan ketentuan sesuai Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 16 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Pasar; dan b. penutupan sementara (segel) oleh Satpol PP atas permintaan tertulis dari Kepala UPT. Pasar untuk pemegang SIHP, SIS bila: - tidak melaksanakan ketentuan sesuai Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 16 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Pasar; atau - melakukan pengalihan ijin hak pakai/ijin sewa kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Kepala UPT. Pasar. c. penutupan sementara (segel) oleh Satpol PP atas permintaan tertulis dari Kepala UPT. Pasar untuk pemegang SIS-PLPKB yang melanggar ketentuan dan peraturan Kepala Dinas perihal zonasi, tarif parkir dan/atau menggunakan karcis tidak resmi atau yang tidak terporporasi dari Dinas Pendapatan; d. merusak tanda penutupan sementara (segel) secara sengaja akan dikenakan tindakan hukum sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan e. pembukaan penutupan sementara (segel) hanya dapat dilakukan Satpol PP dengan permintaan tertulis dari Kepala UPT. Pasar. (2) Pencabutan Ijin Hak Pakai, Ijin Sewa, Ijin Penyedian Lahan Parkir Kendaraan Bermotor dapat dilakukan terhadap pemegang SIHP, SIS, dan SIS- PLPKB bilamana: a. Pemegang SIHP, SIS:
1. tidak melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Pasar; 2. melanggar ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Kepala Dinas terkait zonasi maupun grading; atau 3. tidak melakukan aktifitas perdagangan atau jasa selama 3 (tiga) bulan secara akumulatif selama 1 (satu) tahun. b. Pemegang SIS-PLPKB: 1. melanggar ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Kepala Dinas terkait zonasi dan/atau tarif parkir; atau 2. terbukti menggunakan karcis parkir tidak resmi/tidak terporporasi yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 8 April 2016 Diundangkan di Batu pada tanggal 8 April 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2016 NOMOR 21/E SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA BATU MUJI DWI LEKSONO,SH.MM Pembina TK.I (IV/b) NIP.19641010 198503 1 017