I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan jasd ni menurut Djamil (1995:1) ialah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

I. PENDAHULUAN. stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GULING BELAKANG SENAM LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING. Thoif

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP. Identitas Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya untuk menghasilkan out put (siswa) yang berdaya saing tinggi, memiliki skill sehingga mampu untuk berkompetisi dalam perkembangan IPTEK. Kondisi pendidikan indonesia semakin hari semakin terpuruk, juga semakin kehilangan tujuannya yang mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini, liberalisasi dalam berbagai sisi kehidupan bangsa, termasuk didalamnya dunia pendidikan sehingga apa yang paling diharapkan dari pendidikan untuk dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas dan mencerdaskan serta memiliki motivasi untuk terus berprestsi bagi diri dan bangsanya. Proses pendidikan merupakan suatu bentuk pengembangan kepribadian yang dilakuakan oleh setiap orang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sengaja dilakukan karena seseoramg dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dimana ia tinggal. Pendidikan disekolah

2 diartikan sebagai proses kegiatan terencana dan terorganisir yang terdiri atas kegiatan belajar, kegiatan ini bertujuan menghasilkan perubahan yang positif. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Senam dapat dilakukan untuk semua tingkatan usia khususnya pada anakanak. Melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan, akan membeerikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap pertumbuhan si anak. Melalui gerakan akan menimbulkan rangsangan yang mengakibatkan terjadinya proses adaptasi menurut Letzerter dalam Sayuti Sahara (2004:1.45). kecuali daya tahan, semua komponen fisik dapat dilatih dan dikembangkan seperti kekuatan,

3 kelentukan, kecepatan, dan koordinasi. Dengan konstruksi alat maupun lahan yang ada, kegiatan tersebut akan mampu melibatkan ssejumlah baggian tubuh secara terpisah maupun perkembangan yang lebih menyeluruh, sejauh susunan alat dapat disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat usia yang berbeda. Dengan kegiatan yang dilakukan, si anak sudah melakukan pengamatan dan memiliki pengalaman secara fissik maupun teknik. Pada gerakan dasar si anak sudah mulai mampu mengamati maupun mengalami, bagaimana matras lunak sangat sulit digunakan sebagai landasan tolak, tetapi disisi lain dia akan merasakan suatu pendaratan yang lembut dan aman apabila dia melompat dan mendarat diatas matras tadi, seorang anak akan belajar bagaimana tidak mampu mengakhhiri gerakan mengguling kedepan sampai berdiri, seandainya pada saat itu dia bergerak kedua kakinya tetap diluruskan. Tampa adanya kemampuan ini, maka akan banyak gerakan (walaupun mudah) tidak dapat diselesaikan dengan baik. Melalui senam mereka akan diberikan pelajaran dan pemahaman tentang bagaimana mereka mengamati sesuatu melalui badannya sendiri. Bagaimana sikap yang tepat terhadap alat maupun gerakan, bagaimana dia merasakan beratnya bagian-bagian tubuh sewaktu digerakan. Tanpa semua kemampuan pengamatan, akan banyak gerakan senam menjadi sukar dipelajari. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu senam juga berpotensi

4 mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya. Ada beberapa macam jenis senam seperti, senam aerobic, senam pembentukan dan senam lantai. Roll belakang merupakan salah satu jenis senam lantai yang dilakukan berguling belakang dengan menggunakan bagian belakang badan ( tengkuk, punggung, piggang, dan panggul bagian belakang). Guling belakang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu guling belakang dengan sikap awal jongkok dan guling belakang dengan sikap berdiri. Gerak dasar guling belakang bukan merupakan gerakan yang mudah. Hal ini disebabkan karena pada waktu melakukan gerakan tersebut siswa harus mempunyai penguasan teknik dasar guling belakang dengan baik. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar guling belakang maka perlu dilatih secara baik dan benar baik secara teori maupun praktek agar anak didik dapat memahami rangkaian gerak dasar guling belakang dengan maksimal. Ini tidak hanya akan mendorong terhadap peningkatan hasil belajar tetapi juga akan mempermudah terhadap gerakan pengembangan roll tersebut. Berdasarkan kenyataan bahwa aspek-aspek yang menopang pencapaian keberhasilan dalam melakukan gerak dasar guling belakang perlu ditingkatkan secara optimal tidak hanya gerakan khususnya itu sendiri melainkan juga proses pengajaran gerakan guling tersebut. Aspek yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan adalah aspek gerak dasar guling belakang dan model

5 pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus balajar secara baik dan teratur dengan menggunakan Reciprocal Teaching dan Command Styles. Dengan penerapan kedua model pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan gerak dasar guling belakang. Kenyataan di lapangan, pada saat guru memberikan materi guling belakang, siswa kelas X TKJ Widya Widya Yahya Gadingrejo terlihat masih kurang memahami tentang rangkaian serta teknik gerak dasar guling belakang yang benar itu terlihat saat siswa melakukan gerakan masih banyak yang melakukan kesalahan seperti sikap awalan yang tidak dilakukan dengan serius, posisi tangan yang tidak tepat, teknik memindahkan berat badan yang tidak benar sehingga gerakan guling belakang tersebut tidak maksimal dilakukan, gerakan tangan mendorong badan saat sudah berguling tidak maksimal sehingga siswa tidak berbalik pada posisi yang benar cenderung kekiri atau kekanan. Itu juga disebabkan karena minimnya pemahaman guru pada bentuk atau model pembelajaran yang tepat dan sesuai sehingga hasil belajar gerak dasar guling belakang siswa kurang. Faktor lainnya adalah kurang ketersediannya sarana dan prasarana yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Yang biasa dilakukan guru hanya menjelaskan tentang teknik guling belakang, kemudian guru memberikan contoh satu atau dua kali tentang kelangsungan gerak dasar guling belakang dari awalan sampai akhiran saja kemudian memerintahkan anak untuk mempraktekan gerakan tersebut. Hal tersebut mengakibatnya siswa kurang memahami tentang materi guling belakang dengan benar.

6 Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar Reciprocal Teaching Dan Command Styles terhadap Hasil Belajar Gerak Dasar Guling Belakang Pada Siswa Kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya pengembangan gaya mengajar yang dipakai oleh guru sehingga membuat siswa kesulitan dlm menangkap materi guling belakang baik dalam sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhiran. 2. Kurangnya referensi gaya mengajar yang perlu dikembangkan dalam proses pengajaran guling belakang. 3. Banyak Gaya pengajaran dalam pendidikan jasmani yang perlu dipertimbangkan guru penjas di sekolah agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar guling belakang. 4. Rendahnya keterampilan gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo. C. Batasan Masalah Oleh karena luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan hanya dibatasi pada, Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar Reciprocal

7 Teaching Dan Command Styles Terhadap Hasil Belajar Gerak Dasar Guling belakang Pada Siswa Kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan identifisikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah perbedaan yang sigsnifikan antara Reciprocal Teaching dan Command Styles terhadap hasil belajar gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo? 2. Apakah Reciprocal Teaching memiliki pengaruh yang signifika terhadap hasil belajar gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo? 3. Apakah Command Styles memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh antara Reciprocal Teaching dan Command Styles terhadap hasil belajar gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo.

8 b. Untuk memperoleh data dan fakta mana yang lebih besar pengaruhnya antara Reciprocal Teaching dan Command Styles terhadap hasil belajar gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya Gadingrejo. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis Untuk mengetahui gaya mengajar manakah yang lebih besar pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar gerak dasar guling belakang pada siswa kelas X TKJ di SMK Widya Yahya. 2. Siswa Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar guling belakang dan dapat menambah wawasan yang dimiliki oleh siswa. 3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar, bahwa banyak alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam berbagai pembelajaran keterampilan gerak pada materi pendidikan jasmani lainnya. 4. Peneliti Lainnya Dapat menambah wawasan tentang pembelajaran gerak dasar guling belakang serta dapat juga dijadikan sebagai sebuah referensi dalam tulisan. 5. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA. Sebagai alternatif pilihan untuk menerapkan berbagai model pembelajaran pada mata kuliah lain.

9 G. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Widya Yahya Gadingrejo. 2. Objek penelitian yang diamati adalah Reciprocal Teaching dan Command Styles terhadap hasil belajar gerak dasar guling belakang. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X TKJ Widya Widya Yahya Gadingrejo.