BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan mental yang meliputi perkembangan inteligensi, kepribadian dan tingkah laku sosial berlangsung cepat pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan hidup yang semakin tinggi. Tanpa pendidikan sama sekali

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat 14 menegaskan bahwa, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menyikapi perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan yang didisain sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Aisyiyah, 2007:1). Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengar, seolah-olah tak berhenti belajar. Anak juga bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahkluk sosial, 1

2 unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa potensial untuk belajar. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikiran, emosional dan sosial yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur, 2007 : 88). Salah satu aspek yang perlu dikembangkan sejak dini adalah psikomotorik halus. Anak usia dini merupakan masa emas atau paling ideal untuk belajar. Selain itu otak anak masih plastis dan lentur, sehingga proses penyerapannya lebih mulus. Lagi pula daya penyerapan pada anak berfungsi secara otomatis. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi orang tua yang menghendaki anaknya cepat bisa belajar. Mengajarkan menggambar kepada anak usia dini di PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecanatan Wonosari Kabupaten Boalemo tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan kegiatan menggambar mempunyai beberapa komponen, antara lain bentuk gambar, jenis gambar, dan pewarnaan gambar. Komponen-komponen tersebut harus diajarkan kepada anak secara menyeluruh. Mengingat karakteristik anak usia dini yang masih mempunyai rentang konsentrasi rendah, komponen-komponen gambar tersebut tidak mudah diserap oleh anak sehingga kemampuan menggambar anak menjadi tidak sempurna. Adapun kemampuan mengisi pola gambar anak PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecanatan Wonosari Kabupaten Boalemo juga masih rendah, hal ini bisa diketahui dengan melihat kegiatan anak sehari-hari. Peneliti sering mendapati membuat gambar, akan tetapi tidak mengerti gambar yang digambar,

3 bahkan ada beberapa anak yang masih sulit mengisi pola dengan imajinasinya. Keaktifan anak dalam proses pembelajaran menggambarpun juga masih rendah, anak-anak kurang merespon apa yang diterangkan oleh guru, keinginan untuk bertanya anak juga masih rendah. Rendahnya kemampuan mengisi pola gambar pada anak usia dini di PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecanatan Wonosari Kabupaten Boalemo disebabkan karena kurangnya fasilitas guna mendukung pembelajaran menggambar, pendekatan pembelajaran yang kurang menarik, pemilihan bahan ajar menggambar yang kurang tepat disekolah, komunikasi yang kurang hangat antara guru dengan anak, serta bahan yang digunakan yang kurang variatif dalam pembelajaran mengisi pola gambar pada anak usia dini. Metode yang digunakan di PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecanatan Wonosari Kabupaten Boalemo tersebut masih menggunakan metode monoton yang membuat anak menjadi bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran. Guru juga kurang mengajarkan komponen gambar secara menyeluruh, guru terkesan hanya mengajarkan nama dan bentuk gambar saja tetapi mengabaikan maknanya. Melihat kendala-kendala tersebut dan fenomena yang ada di lapangan, maka penulis mencoba mencari berbagai macam teknik dan strategi untuk membantu meningkatkan kemampuan mengisi pola gambar di PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecanatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan teknik yang tepat agar nantinya anak usia dini dapat menguasai cara mengisi pola gambar yang tepat dan benar tentunya tidak melupakan unsur kegembiraan sehingga konsep

4 bermain sambil belajar dapat berjalan dengan baik. Salah satu tekniknya adalah dengan menggunakan serbuk kayu/gergaji, misalkan pada proses pembelajaran mengisi pola gambar tanaman, anak-anak mengisi pola gambar tersebut serbuk kayu yang sudak disipakan oleh guru. Dalam mengajarkan mengisi pola gambar tersebut, guru dapat mengajarkan cara mengisi pola maupun mewarnai yang benar. Dengan mengisi pola pola dengan serbuk kayu tersebut anak akan lebih mudah dan memahami cara mengisi pola gambar, dan tentunya kemampuan menggambar bagi anak usia dini akan lebih mudah dan dipahami oleh anak. Guru anak usia dini, perlu menyusun bentuk kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan mengisi pola gambar yang sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis anak PAUD, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan mengisi pola gambar pada anak usia dini adalah dengan menggunakan serbuk kayu. Mengisi pola gambar bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Apa berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan Melalui mengisi pola gambar menyediakan tempat bagi anak-anak untuk melepaskan diri dari permasalahan yang belum dapat terselesaikan. Gambar dengan tema fantasi relialistis membantu anak berimajinasitentang hal-hal yang berada diluar lingkungannya sehingga perkembangan pemikiran dan kreativitas anak tidak terbatas pada hal tertentu. Mengisi pola gambar membuat anak

5 berimajinasi tentang sebuah karakter, pemandangan bentuk gambar, serta alasan terjadinya sebuah hasil gambar yang baik. Lembaga PAUD melaksanakan pendidikan dalam kegiatan bermain, yaitu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Permainan yang relevan bagi anak usia dini akan dapat mempelancar pencapaian tujuan proses pendidikan di PAUD, Perencanaan permainan untuk sarana bermain anak dapat berbentuk bermain melalui mengisi pola gambar, permainan ini merupakan krgiatan belajar yang dilakukan anak. Anak-anak mudah dan cepat belajar, mereka masih lentur sehingga dapat dibentuk dengan baik. Melalui gambar atau pola gambar dijadikan sebagai wadah segala jenis pendidikan anak usia dini. Hal ini muncul secara alami yang menjadi kebutuhan anak usia dini. Pendidikan di PAUD, anak belajar melalui mengisi pola gambar sambil bermain, karena sifatnya yang ingin bergerak. Mungkin itulah sebabnya kegiatan menggambar telah menjadi suatu tradisi dalam program kegiatan di PAUD. Menggambar di PAUD melalui mengisi pola gambar merupakan aktivitas yang sangat populer dan dilakukan anak usia dini dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan kegiatan ini dilakukan dalam berbagai event misalnya kegiatan hari-hari besar dan kegiatan akhir tahun PAUD. Memperoleh pemahaman yang bermakna, unsur-unsur melukis itu haruslah diberikan melalui kegiatan utamanya adalah mengisi pola gambar. Guru dapat memilih gambar yang sudah dikenal anak, atau gambar baru yang mudah untuk diajarkan, gambar itu disebut sebagai pola model, dan digunakan sebagai sumber pembahasan unsur-unsur menggambar yang terkandung didalamnya. Aspek itu diterima dan dipengaruhi

6 oleh berbagi pengalaman yang bersifat natural atau alami dalam proses kehidupannya. Sehingga sebuah gambar atau pola gambar itu dapat berdampak kedalam diri seseorang. Bagi anak pola gambar akan mempengaruhi tumbuh dan kembang tentang nilai-nilai yang dapat merubah sikap perilaku menuju kedewasaan. Selain itu pola gambar juga dapat memberikan motivasi, minat, dan bakat seseorang dalam menggambar. Mengisi pola gambar tidak hanya dapat memperkaya kehidupan kerohanian, tetapi juga dapat memberikan keseimbangan hidup. menggambar merupakan sarana hiburan. Melalui mengisi pola gambar manusia tidak saja mengungkapkan pikiran dan perasaan, tetapi juga dapat mengendalikan aspek emosionalnya. Hampir semua atau boleh dikatakan bahwa pendidikan membutuhkan keterampilan. Oleh karena itu anak didik harus dibiasakan mengisi pola gambar, bentuk gambar yang dilihat dalam dimensi waktu sambil mengikuti bentuk gambar. Cara mengisi pola gambar yang diajarkan pada subyek didik adalah untuk memupuk rasa keindahan dan memberi pengetahuan, juga pemahaman tentang unsur-unsur gambar. Hal ini menjadikan menggambar melalui mengisi pola gambar dengan serbuk kayu sangat penting diketahui oleh guru PAUD Karena itu penulis mengambil judul Meningkatkan Kemampuan Anak Mengisi Pola Gambar dengan Memanfaatkan Serbuk Kayu di Kelas BPAUD Cempaka Desa Pangeya Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.

7 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya kemampuan mengisi pola gambar pada anak usia dini di PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecanatan Wonosari Kabupaten Boalemo disebabkan karena kurangnya fasilitas guna mendukung pembelajaran menggambar, pendekatan pembelajaran yang kurang menarik, 2. Keaktifan anak dalam proses pembelajaran menggambarpun juga masih rendah, anak-anak kurang merespon apa yang diterangkan oleh guru, keinginan untuk bertanya anak juga masih rendah. 3. Guru anak usia dini, perlu menyusun bentuk kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan mengisi pola gambar yang sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologis anak PAUD, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan serbuk kayu (serbuk gergaji) dapat meningkatkan kemampuan anak mengisi pola gambar di Kelas B PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo?

8 1.4. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, kamampuan anak Kelas B PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam mengisi pola gambar dapat ditingkatkan melalui penggunaan serbuk kayu. Dengan langkah-langakah : a. Guru menyiapkan bahan yang akan dijadikan sebagai sarana pembelajaran. b. Guru menjelaskan cara mengisi pola gambar dengan menggunakan srbuk kayu (serbuka gergaji). c. Anak dilatih percaya diri dalam mengisi pola gambar d. Anak dibimbing apabila diperlukan. e. Guru memberikan penguatan dalam bentuk pujian kepada anak. 1.5. TujuanPenelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan anak dalam mengisi pola gambar melalui penggunaan serbuk kayu di Kelas B PAUD Cempaka Desa Pangeya Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo 1.6. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini secara umum untuk melanjutkan dan mengembangkan kesanggupan berkarya maupun pengetahuan mengisi pola gambar yang telah dimiliki anak sebelum memasuki TK.

9 b. Manfaat Praktis 1. Bagi Penulis Akan menambah wawasan serta informasi yang berguna bagi media pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. 2. Bagi Guru Mengetahui perkembangan mengisi pola gambar pada anak didiknya sehingga guru mampu mengetahui dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam perkembangan anak dan mudah membimbing serta membina minat anak. 3. Bagi Orang Tua Mempermudah dalam membesarkan dan mendidik anaknya sesuai dengan perkembangan anak dan dapat memberikan bantuan berupa alternatif pemecahan masalah tentang bagaimana cara mengajarkan mengisi pola gambar berdasarklan sketsa yang telah diberikan oleh guru serta menghasilkan gambar yang baik.