Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

dokumen-dokumen yang mirip
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium

Parasitoid Larva dan Pupa Tetrastichus brontispae

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

Pengorok Daun Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

PERKEMBANGAN SERANGAN BRONTISPA LONGISSIMA

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

KENDALIKAN PENGGULUNG DAUN TEH Homona coffearia DENGAN PARASITOID. Oleh : Ardiyanti Purwaningsih, SP. MP dan Umiati, SP.

Segera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati

setelah peletakan dan menetas pada umur hari. Dalam penelitian yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. Telur Brontispa longissima berwarna coklat, berbentuk pipih dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

Oleh : Irianto Budi Santosa, SP POPT KABUPATEN JOMBANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Bojer. (Lepidoptera: Crambidae) Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada dua baris secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

PEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa

TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan, tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

ANALISIS DATA SERANGAN OPT KELAPA TAHUN 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Ardiyanti Purwaningsih, SP dan Endang Hidayanti, SP

TINJAUAN PUSTAKA A. Parasitoid Brachymeria sp.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

PENDAHULUAN. ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

SERANGAN RHYNCOPHORUS FERRUGENIUS DI WILAYAH JAWA TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

TINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan

KERAGAMAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN PADA TANAMAN KELAPA DAN PENGENDALIANNYA.

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu

Jenis- jenis penggerek batang pada tanaman tebu Oleh Ayu Endah Anugrahini, SP

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

COCOPET SEBAGAI PREDATOR DAN POLINATOR PADA TANAMAN KELAPA

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

Hama Aggrek. Hama Anggrek

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

TINJAUAN PUSTAKA. beberapa hari berubah menjadi coklat muda. Satu atau dua hari menjelang

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

Transkripsi:

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus dari family palmae. Tanaman ini merupakan tanaman serba guna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun, dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Produkti!itas kelapa rakyat 0,5-1 ton kopra per hektar per tahun adalah rendah bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi sampai 2 ton kopra. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Untuk meningkatkan produktifitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relatif muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa (Nababan, 2017). Dalam pelaksanaan budidaya tanaman perkebunan ada salah satu hambatan yang cukup berarti yaitu dengan adanya gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), karena dapat mengakibatkan rendahnya kualitas dan poroduksi yang dihasilkan dan berimplikasi pada rendahnya pendapatan petani. Salah satu jenis OPT yang menyerang tanaman kelapa dan penyebarannya cukup luas adalah hama pucuk daun kelapa Brontispa longissima.

Gambar 1. Hama Brontispa longissima 1. Taksonomi dan Morfologi Sistematika kumbang pucuk daun (janur) menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Coleoptera Famili : Chrysomelidae Genus : Brontispa Spesies : Brontispa longissima 2. Siklus Hidup Siklus hidup mulai telur hingga imago membutuhkan waktu ± 1.5 bulan, umur imago 1.5 bulan. Jadi satu generasi umurnya ± 3 bulan, dengan siklus hidup yang relative pendek ini maka tidak mengherankan jika hama B. longissima terdapat sepanjang tahun dengan populasi tertinggi yang dijumpai pada musim kemarau. Stadia telur lamanya 4 hari. Seekor betina bertelur sebanyak ± 120 butir. Telur B. longissima berbentuk pipih jorong, panjang 1,4 mm dan lebar 0,5 mm. Biasanya berbaris 2-4 butir, dibungkus dengan kotoran bekas kunyahannya dan diletakkan pada anak daun bekas hasil gerekan. Stadia larva rata-rata selama 1 bulan, larva berbentuk pipih, panjang 10 mm, berwarna kuning. Sisi badan berbulu pendek dan ekornya berkait seperti huruf U. Pupa berbentuk pipih, panjangnya 10 mm, lebar 2 mm, warna kuning, ekornya juga berkait model huruf U seperti larvanya. Lama perkembangan masa pupa 4-7 hari. Kumbang dewasa (imago) bentuknya pipih, berukuran panjang 10 mm, lebar 2 mm, kepalanya berwarna kuning-coklat. Antenanya hitam, sedangkan thoraksnya

berwarna kuning. Kumbang dewasa dan juga larva sangat takut akan cahaya karena itu hama ini bergerak aktif pada malam hari (Setyamidjaya, 1984). 3. Gejala Serangan Hama ini dapat menyerang semua tingkat umur tanaman, akan tetapi kerusakan lebih banyak terdapat pada tanaman muda di pembibitan atau setelah 3 atau 5 tahun ditanam di lapangan, terutama pada daerah kering. Imago B. longissima dan larva tersebut menyerang daun muda (janur) yang belum membuka dengan cara mengorok lipatan anak daun sehingga setelah daun membuka terlihat gejala bercak-bercak memanjang dan anak daun menjadi keriput. Pada serangan berat daun menjadi kering bahkan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman. Ambang toleransi B. longissima adalah 20 stadia hidup (telur, larva, pupa, imago) per pucuk yang mulai membuka per pohon. Diperkirakan dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah serangan hama tersebut akan mengalami penurunan produksi kelapa secara drastis dan apabila tidak ada langkah penanggulangan dan upaya pengendalian yang serius akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar karena tanaman tidak menghasilkan (Setiawan, 2010). Gambar 2. Gejala Serangan B. longissima

Teknik Pengendalian Keberadaaan OPT perlu diwaspadai sejak dini agar tidak terjadi serangan yang cukup berat dan mengakibatkan kerusakan tanaman secara total atau tidak menghasilkan. Untuk mencegah tingginya tingkat serangan perlu dilakukan upaya pengendalian hama yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya seperti predator, parasit dan patogen (Sunarno, 2012). Di Indonesia pemanfaatan musuh alami yang berupa parasit, predator dan patogen telah lama dilakukan untuk pengendalian hama. Pengendalian ini sangat baik diterapkan di tingkat petani karena lebih murah dan dapat berlangsung dalam jangka waktu cukup lama. Disamping itu juga dapat memberikan keuntungan lain yaitu tidak menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap lingkungan. Beberapa musuh alami OPT tanaman kelapa : Ooencyrtus podontiae, parasitoid Tetrastichus brontispae, jamur entomopatogen Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami seperti parasitoid ternyata memberikan hasil yang menggembirakan. Tetrastichus brontispae merupakan agens hayati yang termasuk golongan parasitoid, yang menyerang stadium larva tua dan pupa muda dari hama kumbang janur kelapa B. longissima. Parasitoid ini merupakan musuh alami yang efektif karena daya parasitasinya yang tinggi. Pada kondisi laboratorium, parasitoid ini diketahui mampu memparasit 60-90% pupa B. longissima (Rismansyah, 2012). 1. Klasifikasi parasitoid (Kalshoven, 1981) : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hymenoptera Famili : Eulophidae Genus : Tetrastichus Spesies : Tetrastichus sp.

2. Siklus Hidup Parasitoid ini berwarna hitam, bertubuh kecil, panjang 1,5 2,00 mm. Stadia telur lamanya ± 2 hari, larva 5-8 hari dan pupa 7-11 hari. Parasitoid jantan ujung abdomennya tumpul, sedangkan yang betina abdomennya runcing. Umur imago betina 10-11 hari, dan jantan 3-4 hari. Imago betina meletakkan telur pada larva instar IV dan pupa yang baru berumur 1-2 hari. Setelah 4-6 hari, pupa yang terinfeksi akan menjadi tegang dan tidak bergerak kemudian pupa akan mengalami kematian. Dari dalam satu pupa terinfeksi dapat keluar 18-20 ekor parasitoid (Sihombing, 2009). Bila jumlah parasitoid yang muncul sedikit, biasanya tubuh parasitoid cenderung gemuk. Sebaliknya bila parasitoid yang muncul banyak maka tubuh parasitoid cenderung ramping dan kecil. Hal ini terkait dengan ketersediaan makanan selama di tubuh inangnya / pupa terparasit (Siahaan, 2007). A B Gambar 3. A). Parasitoid T. brontispae memparasit Pupa B. longissima (Sumber : Rismansyah, 2012) B). Pupa B. longissima yang terparasit T. brontispa 3. Daya Parasitasi Daya parasitasi Tetrastichus sp. terhadap pupa lebih tinggi dibandingkan pada larva. Hal ini disebabkan karena pupa tidak lagi aktif bergerak sehingga parasitoid ini lebih mudah untuk meletakkan telurnya. Pupa yang terinfeksi akan mengalami perubahan warna menjadi kehitaman, setelah 4-6 hari pupa yang terinfeksi akan menjadi tegang dan tidak bergerak kemudian pupa akan mengalami kematian. Sedangkan daya parasitasi Tetrastichus sp. terhadap larva berkisar antara 15 25

menit, lamanya waktu peletakan telur disebabkan larva aktif bergerak sehingga mengganggu parasitoid meletakkan telurnya. Apabila tetap ingin meletakkan telurnya, parasitoid ini harus berulang-ulang menusukkan ovipositornya pada tubuh larva. Hal ini jugalah yang menyebabkan daya parasitasi parasitoid ini terhadap larva sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian, persentase parasitasi T. brontispae pada pupa di laboratorium berkisar antara 30-80% dan 76.7-87.0%, sedangkan daya parasitasi di lapangan terhadap larva dan pupa berkisar antara 60-90% (Pulungan, 2012.

DAFTAR PUSTAKA Kalshoven, 1981. The Pest of Crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru, Van Hoeve, Jakarta. Nababan, M.F.A., 2017. Makalah Budidaya Perkebunan Kelapa. https://www.scribd.com/doc/262084369/makalah-budidaya-perkebunankelapa. Diakses tanggal 23 Pebruari 2017 Pulungan, S. R., 2012. Kemampuan Parasitasi Tetrastichus sp. (Hymenoptera: Eulophidae) Pada Beberapa Pupa Penggerek Batang Tebu Di Laboratorium. http://id.123dok.com/document/eqo5gg5y-kemampuan-parasitasi-tetrastichussp-hymenoptera-eulophidae-pada-beberapa-pupa-penggerek-batang-tebu-dilaboratorium.html. Diakses tanggal 27 Pebruari 2017. Rismansyah, E.A., 2012. Potensi Parasitasi Parasitoid Tetrastichus brontispae Terhadap Pupa Kumbang Janur Kelapa Di Laboratorium. http://erlanardianarismansyah.blogspot.co.id/2012/09/potensi-parasitasiparasitoid.html. Diakses tanggal 24 Pebruari 2017 Setiawan, A., 2010. Uji Predasi Cecopet (Forficula Auricularia) (Darmaptera : Forficulidae ) Terhadap Larva dan Imago Brontispa longissima Gestro. Coleoptera : Chrysomelidae) Di Laboratorium. http://text-id.123dok.com/document/rz3d7gey-uji-predasi-cecopet-forficulaauricularia-darmaptera-forficulidae-terhadap-larva-dan-imago-brontispalongissima-gestro-coleoptera-chrysomelidae-di-laboratorium.html. Diakses tanggal 24 Pebruari 2017. Setyamidijaya D, 1984. Bertanam Kelapa https://books.google.co.id/books?id=kwrk9tmm3kec&pg=pa68&lpg=pa68&dq=siklus +hidup+brontispa&source=bl&ots=wrsq7g24- H&sig=8bV8O_7fvUyfDrqSGCwTxz42PKM&hl=id&sa=X&ei=kKliUum_D4KYrgfb0ICQCw& redir_esc=y#v=onepage&q=siklus%20hidup%20brontispa&f=false. Diakses tanggal 23 Pebruari 2017. Siahaan, I. R. T. U., 2007. Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium. http://docplayer.info/38632639-uji-parasitasitetrastichus-brontispae-terhadap-pupa-brontispae-di-laboratorium.html. Diakses tanggal 27 Pebruari 2017 Sihombing, M. B., 2009. Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae Terhadap Kumbang Janur Kelapa Brontispa longissima di Laboratorium. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=r ja&uact=8&ved=0ahukewiml4sg1kdsahvbvy8khx8adogqfggsmai&url=h ttp%3a%2f%2frepository.usu.ac.id%2fbitstream%2f123456789%2f7734% 2F1%2F09E00569.pdf&usg=AFQjCNFNL- BEAB80qLLVb2nH5UjTKnsZFg&bvm=bv.147448319,d.c2I. Diakses tanggal 24 Pebruari 2017. Sunarno, 2012. Pengendalian Hayati ( Biologi Control ) Sebagai Salah Satu

Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). http://journal.uniera.ac.id/abst/31/pengendalian-hayati-(biologi-control)- sebagai-salah-satu-komponen-pengendalian-hama-terpadu-(pht) Diakses tanggal 24 Pebruari 2017. Penulis 1, Penulis 2, Jombang, Maret 2017 Irfan Chammami, SP Umiati, SP NIP. 19691205 2002121 001 NIP. 19731004 200212 2 001 Mengetahui, Koordinator Fungsional, Kasie Yantekinfo, Kabid. Proteksi BBPPTP Surabaya Erna Zahro in, SP NIP. 197604222006042 001 Warnoto NIP. 196002081983031003 Wahyu Irianto, SP NIP. 19608302002122001