HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA DI PUSKESMAS TEGALREJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

Penyebab Terjadinya Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

HUBUNGAN BERAT LAHIR BAYI DENGAN RUPTURE PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Rupture Perineum pada Persalinan Normal

Hubungan Paritas Dengan Derajat Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Normal Di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI RSUD KEBUMEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PARITAS IBU DENGAN ROBEKAN PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN ATIAH

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

PERINEUM NORMAL TAHUN Disusun oleh : PROGRAM

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

1. Pendahuluan. STIKES Widyagama Husada Malang

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

GAMBARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERINEUM DI RB PANJAWI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSI IBNU SINA BUKITTINGGI TAHUN 2014.

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

HUBUNGAN BERAT LAHIR BAYI DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA DI PUSKESMAS TEGALREJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Futiatus Sholekhah 1610104371 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017 i

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA DI PUSKESMAS TEGALREJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : Futiatus Sholekhah 1610104371 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA DI PUSKESMAS TEGALREJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Futiatus Sholekhah 1610104371 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan Pada Program Studi Jenjang Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Oleh : Pembimbing : Mei Muhartati, S.SiT., M.Kes Tanggal : 21 Juli 2017 Tanda tangan : ii

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA DI PUSKESMAS TEGALREJO 1 Futiatus Sholekhah 2, Mei Muhartati 3 futiasholikhah@yahoo.co.id Intisari : Kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di dunia pada tahun 2015 terdapat 2,7 juta kasus, dimana angka ini diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat lahir bayi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal primipara. Jenis penelitian ini studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling total sampling sebanyak 60 sampel. Instrumen penelitian ini adalah data rekam medis dengan analisis data menggunakan Kendall Tau. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal primipara dengan nilai p value 0,006. Kata Kunci : Berat Badan Bayi Baru Lahir, Ruptur Perineum. Abstract : The scene of perineal rupture on the maternity in the world in 2015 were 2.7 million cases, which are estimated to reach 6.3 million in 2050, to examine the relationship between infant birth weight and perineal rupture occurrence in normal primiparous labor. This research used correlation study with cross sectional approach. Total samples were 60 with the total sampling technique. The instrument of this research is medical record data using Kendall s Tau. The results of statistical tests there is a correlation between weight a newborn baby and the incidence of perineal rupture in normal primiparous labors at Tegalrejo Public Health Center with p value 0,006. Keywords : Birth Weight, Perineal Rupture ¹ Judul Skripsi ² Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta ³ Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta iii

PENDAHULUAN Kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di dunia pada tahun 2015 terdapat 2,7 juta kasus, dimana angka ini diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Di Benua Asia sendiri 50% ibu bersalin mengalami ruptur perineum. Sedangkan hasil penelitian pada tahun 2009-2010 pada provinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum akan meninggal dunia. (Puslitbang Bandung). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Dalam survei yang sama, lima tahun lalu, angka kematian ibu hanya 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 263/100.000 angka kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus, sepanjang tahun 2014, angka kematian ibu mencapai 40 kasus sama seperti tahun 2012 tetapi lebih rendah dari sebelumnya 46 kasus di tahun 2013 (Dinas kesehatan DIY, 2014). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012), beberapa faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (42%), eklampsia/preeklamsia (13%), abortus (11%), infeks (10%), partus lama/persalinan macet (9%), dan penyebab lain (15%). Kematian karena perdarahan disebabkan oleh solusio plasenta (19%), koagulopati (14 %), plasenta previa (7%), plasenta akreta/inkreta dan perkreta (6%), atonia uteri (15%) dan ruptur jalan lahir seperti ruptur vagina, ruptur perineum dan ruptur uteri (16%). Ruptur jalan lahir tersebut merupakan penyebab pertama perdarahan setelah atonia uteri. Ruptur perineum merupakan robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua primipara (Wiknjosastro, 2008). Pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali melahirkan, ketika 1

melalui vagina biasanya tidak dapat meregang dengan kuat sehingga terjadi robekan pada pinggir depannya (perineum) (Prawirohardjo, 2010). Ruptur perineum dapat mengakibatkan perdarahan sesuai laserasi yang terjadi, pada laserasi derajat I dan II jarang terjadi perdarahan, namun pada laserasi ke III dan IV sering menyebabkan perdarahan pospartum (Varney, 2008). Persalinan dengan ruptur perineum apabila tidak ditangani secara efektif dapat berdampak terhadap terjadinya infeksi, disparenia (ketidaknyamanan ibu dalam hubungan seksual dan saat buang air besar) dan resiko komplikasi yang mungkin terjadi jika ruptur perineum tidak segera diatasi yaitu perdarahan. Robekan jalan lahir utamanya ruptur perineum merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Selain itu, adanya ruptur pada perineum juga dapat menimbulkan infeksi (Mohtar, 2008). Ruptur perineum terjadi karena beberapa faktor, salah satunya faktor janin penyebabnya adalah berat badan bayi lahir, posisi kepala abnormal, ekstraksi forceps yang sukar, distosia bahu, dan anomaly congenital seperti hydrocephalus. Bayi baru lahir yang terlalu besar akan meningkatkan risiko kemungkinan terjadi distosia bahu, bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadang bayi lahir dengan trauma leher, bahu atau saraf. Hal ini terjadi karena berat bayi yang besar sehingga sulit melewati panggul dan menyebabkan terjadinya ruptur perineum pada ibu bersalin. Pada bayi dengan berat badan lahir cukup besar, ruptur spontan pada perineum dapat terjadi pada saat kepala dan bahu dilahirkan. Pada saat melewati jalan lahir, berat badan bayi berpengaruh terhadap besarnya penekanan terhadap otot-otot yang berada disekitar perineum sehingga perineum menonjol dan meregang sampai kepala dan seluruh bagian tubuh bayi lahir. Program SDG s untuk penurunan angka kematian ibu menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup, neonatal 12 per 1000 kelahiran hidup, untuk jangka waktu sampai 2030 mendatang. Untuk pemerintah ini membangun kualitas infrastruktur yang handal, berkelanjutan, termasuk daerah dan infrastruktur lintas batas, unruk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses pelayanan kesehatan yang merata untuk semua. (Rakorkab, 2015). Salah satu upaya yang dapat dilakukan petugas untuk mencegah 2

terjadinya ruptur perineum adalah dengan melakukan penatalaksanaan persalinan yang sesuai dengan standart asuhan persalinan normal (60 langkah APN) untuk mengontrol lahirnya kepala, bahu, lengan dan kaki dan akan memberikan waktu bagi kulit untuk meregang sehingga mengurangi kemungkinan ruptur perineum. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan. P4K membuat perencanaan persalinan melalui penyiapan taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, dan transportasi/ambulance desa. (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Rofiasari Linda (2009), Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Derajat Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta, Hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan bermakna antara berat badan bayi baru lahir dengan ruptur perineum, pada berat badan bayi ini mayoritas dengan berat lahir 2500-4000 gram sebanyak 80 (87%) persalinan dengan berat badan bayi baru lahir yang normal dan mayoritas yang mengalami ruptur perineum sebanyak 92 (62,2%) dari 137 persalinan. Berdasarkan data di Puskesmas Tegalrejo jumlah persalinan normal pada bulan Januari-Desember tahun 2016 sebanyak 207 sehingga rata rata persalinan normal satu bulan sebanyak 17 persalinan. Persalinan normal primipara sebanyak 99 persalinan, yang mengalami ruptur perineum spontan sebanyak 60 pasien (60,6%), hasil ini lebih tinggi dibandingkan dari puskesma kota di Yogyakarta. Dalam klasifikasi derajat 1 terdapat 2 pasien (3,3%), derajat 2 terdapat 50 pasien (83,3%), derajat 3 terdapat 7 pasien (11,6%) dan derajat 4 terdapat 1 pasien (1,6%). Berat badan bayi baru lahir lebih dari 2500 sampai 4000 gram sebanyak 55 (91,6%) persalinan dan berat badan bayi baru lahir 1000 sampai 2500 gram sebanyak 5 (8,3%) persalinan. 3

METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui hubungan antara berat lahir bayi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo. Jenis penelitian ini studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling total sampling sebanyak 60 sampel. Instrumen penelitian adalah data rekam medis dengan analisis data menggunakan kendall tau. HASIL PENELITIAN 1. Data berat badan bayi baru lahir pada penelitian mengenai hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo tahun 2016. Table 4.1 Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir No BBL Frekuensi N (%) 1 Berat Badan 5 8,3 Lahir Rendah 2 Normal 55 91,7 Total 60 100,0 Berat badan bayi baru lahir pada penelitian mengenai hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum pada persalinan Tegalrejo pada tahun 2016, mayoritas pada kriteria berat lahir normal sebesar 55 dengan presentase (91,7%). 2. Data ruptur perineum pada No penelitian mengenai hubungan berat badan bayi baru lahir dengan keajadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo pada tahun 2016. Table 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Ruptur Perineum Ruptur Perineum Ruptur perineum pada penelitian mengenai hubungan berat badan bayi baru lahir dengan keajadian ruptur perineum pada persalinan normal primipara di Puskesmas Tegalrejo pada tahun 2016, mayoritas terjadi pada Derajat II sebesar 50 ibu dengan presentase (83,3%). Frekuensi N (%) 1 Derajat I 2 3,3 2 Derajat II 50 83,3 3 Derajat III 7 11,7 4 Derajat IV 1 1,7 Total 60 100,0 4

3. Hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo Tabel 4.3 Distribusi Silang Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Primipara di Puskesmas Tegalrejo BBL Ruptur Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV Total Tabel 4.3 tersebut menunjukan ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan normal sebanyak 58 ibu dengan ruptur perineum derajat I sebanyak 2 ibu, derajat II sebanyak 47 ibu, derajat III sebanyak 7 ibu, dan derajat IV sebanyak 1 ibu yang mengalami ruptur perineum. BBLR N % 2 3,3% 0 0% 0 0% 0 0% 2 3,3% Normal N % 3 5,0% 47 78,3% 7 11,7% 1 1,7% 58 96,7% P Value Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui uji Kendall s Tau dengan hasil perhitungan nilai sig. (2-tailed) CC,006 353 sebesar,006 sehingga p value <0,05 dan bisa dibaca Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal primipara di Puskesmas tegalrejo. Berdasarkan nilai koefesian korelasi adalah 0,353 diketahui nilai kekuatan hubungan adalah rendah. PEMBAHASAN 1. Berat badan bayi baru lahir pada persalinan normal primipara di Puskesmas Tegalrejo tahun 2016. Berdasarkan tabel 4.1 berat badan bayi baru lahir yang menjadi sampel mulai dari 1 Januari 31 Desember terbesar pada berat badan normal kriteria normal antara 2500-4000 gram dengan persentase 55 kasus (91,7%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Rofiasari (2009) di RSUD Kota Surakarta pada tahun 2009 tentang Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir Dengan Derajat Ruptur Perineum Pada persalinan Normal, yang menyatakan bahwa mayoritas berat lahir bayi pada kejadian ruptur perineum 2500 4000 gram sebanyak 80 (87%). Menurut Indrayanti (2008) faktor yang mempengaruhi berat lahir 5

bayi antara lain: umur ibu pada 20-35 tahun dimana masa yang baik untuk melakukan reproduksi sehat, dengan usia kawin yang terlalu muda sangat beresiko bagi ibu dan janinnya, demikian juga pada ibu yang kawin pada usia tua. Hasil penelitian ini usia ibu primipara berada pada antara usia sesuai dengan Indrayanti bahwa usia 20 30 terjadi ruptur perineum pada persalinan. Menurut Bobak (2010) faktor yang mempengaruhi berat lahir bayi yaitu masa gestasi (37 42 minggu) dimana bayi yang lahir sebelum aterm tidak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang dibutuhkan untuk penyesuain sederhana terhadap ekstrauterine dan kelangsungan hidup atau kesehatan yang baik bisa terancam. Hasil penelitian ini mendukung teori Bobak (2010) bahwa usia gestasi berpengaruh pada berat badan bayi baru lahir. Menurut Soetjiningsih 2008, faktor gizi pada ibu hamil ada hubungan yang kuat antara keadaan gizi ibu sebeum hamil dengan berat bayi yang dilahirkan. Ibu dengan kondisi kurang gizi tidak dapat membentuk plasenta sehat yang cukup menyimpan zat-zat gizi untuk janin selama pertumbuhannyan. Sebelum hamil gizi ibu yang kurang baik perlu diperhatikan, sedangkan yang obesitas diusahakan untuk mendapatkan bayi yang sehat dan monitoring berat badan. Kekurangan gizi juga dapat menimbulkan keguguran, bayi ahir mati, kematian janin, anemia pada bayi dan lahir dengan berat badan bayi rendah (BBLR). Pada penelitian yang didapatkan BBLR sebanyak 5 kasus (8,3%). 2. Jumlah kejadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo tahun 2016. Kejadian ruptur perineum pada persalinan norma primipara di Puskesmas Tegalrejo tahun 2016 yang menjadi sampel dimulai dari 1 januari 31 Desember sebanyak 60 kasus dan sebagian besar Derajat II sebanyak 50 kasus (83,3%). Hasil penelitian ini sesuai Enggar (2010) yang meneliti tentang hubungan berat badan bayi baru lahir dengan ruptur perineum pada persalinan normal primigravida di RB Harapan Bunda Surakarta menunjukan bahwa mayoritas ibu bersalin primigravida mengalami ruptur derajat II sebanyak 77%. Faktor yang menyebabkan ruptur perineum yaitu elastisitas perineum ibu dimana keadaan 6

perineum yang kaku atau tegang merupakan indikasi terjadinya ruptur perineum dan faktor pimpin persalinan yang salah merupakan penyebab terjadinya ruptur. Kerjasama antara ibu dan pengguna perasat manual yang tepat dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya ruptur dengan pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melalui introtus vagina dan perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ruptur perineum (Manuaba, 2010). Pada penelitian ini ibu primipara memiliki kemungkinan besar mengalami ruptur dikarenakan elastisitas pada perineum bisa karena tegang atau kaku, dan juga yang bisa memperberat derajat ruptur yaitu berat badan janin yang dikandung ibu primipara, ini bisa di ketahui taksiran berat janin dengan selalu rutin pemeriksaan ANC. Pada hasil penelitian ini ibu primipara pada saat melahirkan mengalami ruptur dengan derajat ruptur yang berbeda. 3. Hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo tahun 2016. Penelitian ini menunjukan ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum, diamana semakin besar berat badan bayi baru lahir semakin tinggi tingkat ruptur perineum pada ibu primipara. Hal ini sesuai dengan pendapat Varney (2008) menyatakan bahwa ruptur perineum disebabkan oleh berat badan bayi yang besar. Hasil dari penelitian yang saya lakukan sama dengan penelitian yang dilakukan Mayang (2010) tentang hubungan berat badan bayi dengan terjadinya laserasi perineum pada proses persainan primigravida di Puskesmas Srondol, menunjukan ada hubungan yang signifikan antara berat badan bayi baru lahir dengan terjadinya laserasi perineum pada proses persalinan primigravida. Menurut Sekartini (2007) ruptur perineum terjadi pada kelahiran dengan berat lahir yang besar. Hal ini terjadi karena semakin besar bayi yang dilahirkan akan meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum di karenakan berat badan bayi baru lahir berhubungan dengan besarnya janin yang dapat mengakibatkan perineum tidak kuat untuk menahan regangan kepala bayi dengan berat badan bayi baru lahir yang besar sehingga proses kelahiran bayi dengan berat badan bayi baru lahir yang besar memungkinkan terjadinya ruptur 7

perineum. Namun ada faktor lain yang juga mempengaruhi terjadinya ruptur perineum antara lain faktor maternal seperti Partus presipitatus, mengejan terlalu kuat, CPD (Cephalo Pelvic Disproportion), Kelenturan jalan lahir dan persalinan dengan tindakan, faktor janin Menurut Oxorn dan William (2010) faktor terjadinya ruptur yaitu presentasi defleksi, letak sungsang, distosia bahu dan kelainan kongenital, dan faktor penoong persalinan seperti Cara posisi persalinan, memimpin meneran, pimpin persalinan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan Tegalrejo. Ibu bersalin primipara diharapkan agar selalu rutin memeriksakan kehamilannya memantau kesejahteraan janinnya, dan bisa ikut melakukan senam hamil agar melatih otot perineum saat persalinan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. Bobak. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Depkes RI. (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Kemenkes: Jakarta..(2009). Profil Kesehatan Indonesia. Kemenkes: Jakarta. Dinkes DIY. 2014. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogayakarta Enggar, P, Y. (2010). Hubungan Antara Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Rumah Bersalin Harapan Bunda Surakarta. Jurnal Kesehatan Grip, Inger D, Anna Skarvad dan Annsofi Karisson. (2014). A Perineal Protection Device Designed To Protect The Perineum During Labor: A Multicenter Randomized Controlled Trial. European: Journal Of Obstetrics And Gynecology And Reproductive Biology. No : 10-14 Manuaba, (2010). Memahami Kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta: EGC Mayanng, Dwi. (2010). Tentang Hubungan Berat Badan Bayi Dengan Terjadinya Laserasi Perineum Pada Proses Persainan Primigravida Di Puskesmas Srondol. Jurnal Kesehatan Mikolajczyk, Rafael T, Jung zhang dan James Troendle. (2013). Risk Factors for Birth Canal Laseration in Primiparous 8

Women. California: Obstetrics And Gynecology Mochtar, Rustam. (2008). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. Oxorn, Harry dan William R. Forte. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka. Puslitbang Bandung. (2009). Penelitian Angka Kejadian Ruptur Perineum. Rakorkab. (2015). Program SDG s. Diakses 7 November 2016 Ruptur Perineum Spontan pada Penatalaksanaan Kala II Persalinan Normal di Bidan Praktik Swasta Patricia Sitilah Kamajaya Surodikraman Ponorogo. Jurnal Kesehatan Sugiyono. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidaan Kuantitatif- Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Varney, Helen. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol 2. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, Hanifah. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rofiasri. (2009). Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Derajat Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta. Jurnal Kesehatan Saifuddin, Abdul Bari. (2009). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sedarmayanti Dan Syarifudin Hidayat. 2010. Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju Sekartini. Rini. (2007). Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dan Pencegahan komplikasi. Shofiyani. (2013). Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan 9