BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia yang berada di masing masing Provinsi dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

SKRIPSI. Oleh : DEWI DJUKENI NIM: A

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

STUDI TENTANG MINAT SEKOLAH DI TIGA DESA KABUPATEN KARANGANYAR TESIS

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.salah satu wahana untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pendidikan menempati peran sangat strategi dalam pembangunan Nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah dalam menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka kecerdasan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan Nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan serta pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan meningkatkan mutu, relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera. Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan, dan melalui pendidikan akan diperoleh perubahan sikap masyarakat yang tidak hanya terbatas pada pembangunan di bidang pendidikan formal saja, tetapi juga mencakup pendidikan Nonformal. Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014. Dalam hal ini disebutkan bahwa pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pendidikan diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. Terkait upaya mendukung pembangunan ekonomi, pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi memainkan peran penting untuk meningkatkan daya saing regional. Hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk memiliki keterampilan teknis (hard skill), dan kemampuan untuk berpikir 1

analitis, berkomunikasi, serta bekerjasama dalam tim yang dirangkum sebagai keterampilan lunak (soft skill). Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Apabila melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan terutama untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah. Mahalnya biaya pendidikan menjadi faktor utama bagi masyarakat sehingga mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan bahkan sampai sekolah dasar sekalipun. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan mengakibatkan semakinmeningkatnya angka kemiskinan dan kebodohan. Tidak jarang masyarakat yang mengalami buta huruf sebagai konsekuensi dari kurangnya pendidikan bagi mereka. Untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya layanan pendidikan yang dapat menyentuh masyarakat hingga lapisan bawah, dimana pendidikan tidak hanya memusatkan pada jalur pendidikan formal saja, melainkan melalui jalur pendidikan lain yaitu pendidikan non formal dan pendidikan informal. Dalam pendidikan nonformal, unsur-unsur pendidikan tersebut dituntut disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, potensi, dan permasalahan kehidupan masyarakat yang ada di lingkungannya. Pendidikan berbasis masyarakat (Community Based Education) merupakan mekanisme yang memberi peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup. Program Pendidikan nonformal ini ditujukan bagi peserta didik berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak sekolah, dan putus sekolah serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup, dan warga masyarakat lain yang memerlukan layanan khusus dalam memenuhi kebutuhan belajarnya sebagai dampak dari perubahan peningkatan taraf hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu program pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan Paket B. Program Paket B Setara SMP/MTs. berfungsi untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun. 2

Pendidikan bagi warga masyarakat yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan nonformal memiliki konsep yang lebih menyentuh dengan ketidak terpisahan aktivitas pendidikan dan kehidupan. Konsekuensi lebih jauh terhadap konsep tersebut terkait dengan penyusunan tujuan, pengembangan program, warga belajar, penggunaan fasilitas belajar dan penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan,memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan formal. Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pendidikan lebih khusus Pendidikan Nonformal di Indonesia, maka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu Lembaga Pendidikan Nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat, dan juga sebagai satuan pendidikan nonformal yang turut bertanggung jawab untuk mengambil posisi dan peran nyata secara dinamis, proaktif dan berorientasi ke masa depan dalam mengemban tugas dalam menghantar masyarakat menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan mandiri. Salah satu lembaga yang bergerak pada Pendidikan Nonformal dan Informal atau yang dikenal dengan Pendidikan Luar Sekolah dalam upaya melaksanakan program kesetaraan yang diminati oleh masyarakat adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Hal ini memiliki alasan bahwa selain dapat menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, juga dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan masyarakat itu sendiri. Dengan melembagakan PKBM akan banyak potensi yang selama ini tidak tergali akan dapat digali, ditumbuhkan, dimanfaatkan dan didayagunakan. Oleh sebab itu PKBM hendaknya menjadi pemicu dan penyulut motivasi dan kreasi masyarakat. Pengelola program PLS sendiri berasal dari, oleh dan untuk masyarakat. Dari sini diharapkan pengelola PKBM mampu mengembangkan dirinya secara maksimal dalam melayani dan mengembangkan program pemberdayaan di masyarakat (Sihombing, 2007:23). Seperti halnya PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. Sejak berdiri tahun 2008 telah menyelenggarakan program Paket B setara SMP. Dari observasi awal yang peneliti lakukan di PKBM tersebut, pencapaian hasil pembelajaran program Paket B yang diselenggarakan PKBM Tunas Harapan dari tahun ke tahun menunjukan 3

adanya pencapaian warga belajar dalam penilaian hasil belajar tahap akhir nasional, namun pencapaian ini masih kurang memuaskan. Fakta menunjukan bahwa rata-rata nilai hasil belajar tahap akhir nasional warga belajar paket B setara SMP di PKBM Tunas Harapan ditahun terakhir yaitu pada tahun 2013 adalah PKn = 6,05, Bahasa Indonesia = 6,70, Matematika = 5,45, Bahasa Inggris =5,54, IPA = 5,75 dan IPS = 6,65. (Sumber: Profil PKBM Tunas Harapan, 2013). Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar warga belajar Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur. Masalah utama yang paling menonjol adalah kesukaran-kesukaran belajar yang dihadapi oleh warga belajar pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh kesiapan awal warga belajar dalam menerima materi pembelajaran tidak maksimal. Kesiapan awal warga belajar erat kaitannya dengan pengetahuan awal yang dimiliki setiap warga belajar. Pada hakikatnya, pengetahuan awal adalah kemampuan akademik yang menjadi modal dasar untuk menguasai materi ajar. Kompetensi awal sangat berpengaruh pada laju belajar, persepsi terhadap topik dan pencapaian tujuan pembelajaran (Prawira Dilaga, 2007:61). Pengetahuan awal untuk setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan warga belajar. Kurangnya pengetahuan awal bagi warga belajar berimplikasi pada penerimaan warga belajar pada materi pelajaran yang diberikan, sehingga sebagian besar warga belajar menganggap semua mata pelajaran dianggap sulit dan membosankan. Kondisi seperti ini mengakibatkan warga belajar kurang menyadari pentingnya penguasaan kompetensi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan mereka tidak tertarik untuk mempelajarinya secara mendalam. Belajar merupakan proses yang membuat warga belajar harus aktif. Belajar pada umumnya memang mudah dilakukan oleh setiap orang, namun belajar yang sunguh-sungguh dengan tehnik-tehnik tertentu, sehingga membawa hasil yang maksimal tidak semua orang bisa dan biasa melakukannya. 4

Berbagai upaya yang telah dilakukan tutor di PKBM Tunas Harapan untuk mengukur serta mengatasi rendahnya hasil belajar yakni dengan memberikan tes awal, interview, atau cara-cara lain yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada warga belajar dengan distribusi perwakilan warga belajar yang representatif. Selain itu metode pembelajaran yang diterapkan tutor diusahakan agar seirama dengan karakteristik dan kemampuan warga belajar. Dalam hal ini sesuai dengan kemampuan warga belajar, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Namun dari usaha tersebut belum memberikan hasil yang optimal dalam peningkatan hasil belajar warga paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur. Fakta menunjukan bahwa warga belajar yang hasil belajarnya rendah, kurang mempunyai motivasi untuk belajar serta mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami materi pelajaran. Kemampuan belajar merupakan pemahaman warga belajar dalam memahami dan mempelajari materi-materi selanjutnya. Oleh sebab itu upaya mencapai kemampuan dalam belajar merupakan kebutuhan pokok bagi warga belajar yang ingin sukses dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar yang maksimal merupakan jalan yang dapat memudahkan proses kelanjutan studi dan pencapaian cita-cita. Akan tetapi usaha untuk itu tidak selalu mudah (Thursan Hakim, 2002:5). Usaha apapun yang dilakukan guru/tutor Paket B pada hakikatnya diarahkan kepada pemberian motivasi serta pengalaman kepada para warga belajar sehingga secara kultural dan pribadi akan terjadi kegiatan belajar yang relevan (Krajcik, 1999:12). Olehnya motivasi belajar ini oleh tutor harus ditumbuhkan pada diri setiap warga belajar. Menurut Muhibin Syah (2006: 130) bahwa motivasi belajar merupakan kunci pokok keberhasilan dan juga sebagai motor atau pendorong bagi warga belajar dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal. Tanpa adanya semangat untuk belajar kegiatan belajar tidak akan menyenangkan dan warga belajar akan cepat jenuh. Semakin tinggi tingkat kejenuhan, semakin rendah hasil belajar yang dicapai warga belajar. 5

Bertitik tolak dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hasil belajar yang diformulasikan dengan judul: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar warga Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar warga Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara sebagai berikut: a. Bagaimana proses pembelajaran Program Paket B yang dilaksanakan oleh PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur? b. Apakah faktor-faktor yang mendukung proses hasil belajar terhadap Warga Belajar dalam mengikuti pembelajaran di PKBM? c. Apakah Warga Belajar mengalami kendala dalam mengikuti pembelajaran pada program kesetaraan paket B di PKBM Tunas Harapan? d. Apakah Warga Belajar mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran? e. Apakah Warga Belajar mampu mengimplementasikan bahan ajar sehingga hasil belajar dapat berpengaruh terhadap kehidupannya sehari-hari? 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar warga Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar warga Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. 6

1.5 Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis: a) Merupakan kontribusi bagi pengembangan Ilmu pengetahuan khususnya pada Ilmu Pendidikan Luar Sekolah dalam meningkatkan hasil belajar warga Paket B di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. b) Bagi peneliti sebagai bahan referensi untuk lebih memperbaiki sistem/program yang ada di PKBM Tunas Harapan Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara 2. Secara Praktis: Adapun manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah: a) Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Warga Belajar yang mengikuti program Paket B di PKBM Desa Bulontio Timur Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara, agar dapat meningkatkan hasil belajar dalam rangka mencapai mutu pendidikan nonformal yang berkualitas. b) Sebagai bahan informasi kepada lembaga/instansi terkait lainnya, dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. c) Bagi peneliti dapat melatih untuk berfikir secara ilmiah dan mengembangkan ilmu Pendidikan Luar Sekolah secara luas. 7